Bagian 3

“Jadi, kapan ketemu nyokap, bokap?”Juna bertanya dengan ragu.

“Jun, kok balik ke situ lagi sih? Kan lu tahu, gue tidak akan pergi sejauh itu, ini tentang hubungan kita Jun.”

“Paling enggak, temuin orang tua gue dulu, mereka cuma ingin ketemu sama lu Syil.”

“Sebagai apa Jun? anak angkat?” Syila tertawa, tapi itu bukan lelucon bagi Juna.

“Sebagai seseorang yang membuat anaknya, nggak bisa pergi kemana pun, selain tetap bertahan dan menunggu.”

“Jun .... “ Syila menatap dengan mata khawatir, dia takut bahwa perkataan Juna bisa saja menjadi beban untuknya, sejahat itu kah dia?

“Gue kasih waktu ya, gue bakal cuma tungguin lu setahun ini, kalau lu masih aja nggak bisa kasih jawaban, YA, gue terpaksa melupakan janji gue, untuk menunggu lu.”

Syila bukannya tidak memberi jawaban, Syila selalu menolak, tapi tidak tegas, ketidaktegasan ini dianggap sebagai celah oleh Juna, dia merasa Syila ragu atas penolakannya itu.

Ini kesalahan Syila karena terlalu sayang pada Juna, rasa sayangnya itu sebagai keluarga, karena sepanjang SMA sampai sekarang, Juna adalah seseorang yang selalu ada di masa sulit dan senang, sejak Syila memutuskan menjadi penulis, ditolak banyak penerbit, sampai seperti sekarang ini, Juna tidak pernah meninggalkannya sama sekali, Juna juga terkadang menjadi seseorang yang menolong secara diam-diam.

“Jun, gue fokus ke kontrak dulu ya, sorry.” Syila memelas, Juna hanya terdiam dengan wajah kecewa, cintanya tidak pernah dianggap serius oleh Syila.

“Kali ini gue serius Syil.” Juna meminum kopinya lalu pergi. Syila pura-pura tidak mendengar dan tetap fokus pada pekerjaannya, setelah Juna pergi, dia menghembuskan nafas, dia ingin bertanya pada Andi atau keluarganya, tapi mereka pasti suruh Syila untuk menerima Juna, karena menurut keluarga Syila, Juna adalah Calon Menantu terbaik.

Di tengah kegalauan ini, Syila melihat sesosok yang dia kenal, sebenarnya hanya dia yang kenal, sosok itu tentu tidak benar-benar mengenalnya. Ya, dia adalah Izraa Erdhana, artis yang menjadi inspirasi atas buku best sellernya dan sekarang, lelaki itu menjadi incaran Syila, untuk menjadi peran utama dalam film dari buku tersebut, tujuan Syila memang bertemu dengannya, tapi tidak seperti Juna yang memakai cara kasar untuk bisa bertemu Syila, yaitu memaksa salah satu pegawai menjadi informan, Syila lebih cerdas, dia datang satu minggu penuh ke kafe tersebut dan mencatat pola dari jadwal kedatangan Izraa, ternyata Izraa orang yang sangat struktural, dia selalu datang pada hari minggu jam 8 malam, hari rabu jam 10 pagi dan hari jumat jam 11 malam, kafe ini memang buka 24 jam.

Karena itulah, di waktu-waktu tersebut, Syila datang dan melihat incarannya. Tidak, Syila tidak naksir lelaki itu, sama sekali tidak. Dia fokus pada wajah, karakter dan kemampuan actingnya saja, dia sangat memuja cara Izraa mendalami karakter, ditambah, Syila memang membuat buku ini sembari memvisualisasikan karakter utamanya sebagai Izraa, memasukkan gesture, sikap dan prilaku Izraa yang ditangkap netranya saat bertemu diam-diam, tepatnya bertemu dalam diam, pura-pura menulis, padahal memperhatikan Izraa, itulah bagusnya Syila, selalu tepat memilih karekter, tidak heran dia disebut bertangan dingin.

Saat melihatnya, Syila sibuk membayangkan adegan peradegan dari film yang akan dibuat, sungguh lelaki ini benar-benar masuk kategori lelaki yang sempurna di mata Syila, tentu sempurna sebagai tokoh dari karyanya.

“Mbak Syila, ini kue baru, kata Ibu, dicobain aja, nggak usah review di sosmed, cuma buat tester.” Seorang pelayang memberi Syila cookies coklat.

“Oh, ok, terima kasih ya.” Syila lalu memakannya, enak sekali, saat Syila makan, matanya dan mata Izraa berpandangan secara tak sengaja, cara mereka menyupa mirip sekali, Syila kaget dan tersedak, sementara Izraa terlihat tenang, mungkin karena dia seorang Artis, sehingga dia bisa mengendalikan sikapnya.

Syila langsung minum air mineral di dalam gelas yang memang dia minta tadi, membereskan semua barangnya, lalu pergi begitu saja, dia berharap semoga lelaki itu tidak memperhatikannya.

Syila masuk ke mobil, dari kaca kafe dia mencoba melihat Izraa, memastikan bahwa dirinya tidak terlalu terlihat gugup, tapi ternyata Syila salah, Izraa masih memperhatikannya, memperhatikan mobil Syila tepatnya.

“Mati gue! Keliatan nggak sih gue merhatiin dia? Nggak bisa ke kafe ini lagi dong, ah, sudahlah.” Syila akhirnya pulang ke apartemennya.

...

Kontrak sudah ditanda tangani dua hari lalu, tapi Produser terlihat marah, karena Syila mengajukan nama yang akan menjadi peran utama, saat ini mereka sedang meeting.

“Aku kan bilang, untuk pemeran wanita terserah, mau casting silahkan, mau pilih silahkan, tapi untuk pemeran pria, tidak boleh yang lain, harus, kudu, mesti, wajib, Izraa Erdhana, titik.” Lagi-lagi Syila keras kepala.

“Syil, kamu boleh deh masukin nama tu orang, tapi casting Syil, lihat dulu beberapa orang yang kami ajukan, jangan main sikat aja.” Bos Ammar terlihat kesal.

“Ya silahkan, lakukan pada pemeran lain, tapi tidak pada peran utama, harus Izraa Erdhana.” Syila mengatakan dengan tenang, sementara Andi sudah menunduk saja, dia terintimidasi saat tadi Bos Ammar sempat membanting skrip, sementara Syila sama sekali tidak bergeming, mentalnya cukup kuat.

“Syil, bukan apa-apa ya, saya tahu actingnya bagus, wajahnya tampan, tubuhnya juga pas, tapi kamu tahukan gosip itu? film kamu bakal anjlok! Kita bakal gulung tikar, ingat saya menginvestasikan dana yang tidak sedikit pada film ini.” Bos Ammar mulai masuk ke ranah profesional.

“Pada pasal pertama jelas, Syila ikut memilih pemeran dalam film ini, jangan melanggar kontrak dong Bos, Syila nggak akan mundur untuk yang ini, diantara semua pemain, Syila cuma ikut campur untuk yang satu ini, yang lain Bos pilih sendiri, Syila janji.”

“Syil! Masalahnya, itu gosip udah ancurin namanya yang lagi gemilang, kita tuh kayak ambil kotoran di tempat sampah, trus mau dibersihin juga percuma, kotoran tetaplah kotoran, bakal tetap bau walau dibersihkan dengan cara apa pun!” sebuah korelasi yang cukup kasar untuk Syila.

“Syila jaminannya, kalau film ini bermasalah, Syila akan kembalikan semua dana yang sudah kalian transfer, termasuk membayar pinaltinya, tapi jika film ini sukses, kalian harus membayarku 2 kali lipat, bagaimana? Mau gambling?” Syila yang keras kepala ini memang tidak ada tandingannya, Produser kawakan ditantangin.

“Kamu beneran bikin kepala saya pusing Syil, kamu udah pasti kalah deh, kita promosiin aja, pasti akan banyak yang hujat, banyak yang negativ, akhirnya nggak ada yang mau nonton.”

“Bapak lupa, saya punya fans fanatik, mereka bisa menjadi penyebar berita yang handal, tanpa diminta, percaya saya Pak, saya pasti menang, deal? Perlu buat kontraknya? Saya akan langsung tanda tangani.” Syila mengulurkan tangan, dia mempunyai percaya diri yang sangat tinggi, bahkan seperti melesat ke atas langit.

“Bikinin surat kontrak terpisah, kita tanda tangan sekarang juga.” Bos Ammar mengatakannya dengan cukup dingin, dia yakin Syila pasti kalah, dan proyek ini yang tadinnya dianggap proyek besar, sepertinya akan menjadi kehancuran dari Perusahaannya, tapi terlalu memalukan kalau dia membatalkan kontrak ini, karena sudah ada berita dari tim humas mereka yang menyebarkan bahwa Syila dan Perusahaannya sudah bekerja sama, hal ini disebar sebagai upaya untuk membuat proyek mereka lancar, tapi sekarang malah terasa seperti kalah sebelum bertarung, Penulis ini benar-benar membuat perusahaan seseorang terancam bangkrut, sementara dia hanya senyum-senyum saja karena merasa menang.

Bos Ammar keluar, sementara Asisten Produser sedang menyiapkan draft yang akan langsung diprint di tempat, Syila menunggu dengan tenang.

“Bos, nggak pernah loh selunak ini, cuma sama Mbak Syila dia bisa ngalah terus.” Asisten itu memuji atau sedang menyindir Syila tidak perduli.

“Emang penulis mana yang biasanya kalah sama Bos?” Andi iseng bertanya.

“Semua buku yang dijadiin film, kalah sama syarat Bos.” Asisten itu memberi informasi yang cukup mencengangkan, Syila berfikir, pantas saja rekor film mereka biasa saja, semua penulisnya diikat.

“Bisa jadi, aku karmanya.” Syila tertawa, yang lain juga.

Setelah kontrak selesai ditanda tangani mereka berdua, selaku pihak Perusahaan dan juga Syila, Andi dan Syila pamit pulang.

“Syil, nongkrong di tempat makan sini dulu yuk, mayan cuci mata.” Andi mengajak sepupunya untuk makan di sini, karena ini Production House pasti banyak Artis yang datang dan tidak sedikit yang makan di tempat ini juga.

“Ok, tapi sekalian nulis ya.” Yang Syila perdulikan memang hanya menulis.

Tidak lama kemudian mereka sampai di tempat makan gedung ini, lumayan besar, ada areal untuk karyawan, ada areal yang bebas untuk pengunjung, areal karyawan lebih tertutup, mereka memilih menu yang cukup aman, nasi goreng dan kopi hitam.

“Syil, liat deh, Artis baru.” Andi menyenggol kaki Syila, otomatis Syila menengok, Artis yang dimaksud Andi adalah wanita berumur 30 tahunan, namanya berkibar tahun ini, walau dia memulai karir dari umul belasan, tapi karir perfilmannya hanya datar saja, terakhir dia main film layar lebar, yang sedikit vulgar, lalu film itu membawa namanya semakin dikenal.

“Gila, kasar banget Syil, dia lempar gitu aja tuh tasnya ke asistennya, beda banget kalo di TV.” Andi mengoceh, Syila sempat kesal karena sedang menulis.

“Bukan Artis baru, tapi baru terkenal, wah bagus tuh buat jadi peran utama, gue mau minta Bos casting dia ah.”

“Eh gila! cewek begitu lu mau jadiin peran utama, udah tau kelakukannya begitu, lu nggak takut, kalau dia susah diajak kerjasama?” Andi protes.

“Kenapa susah?” Syila pura-pura tidak tahu.

“Ya, gitu deh, pantas aja baru setahun ini dia sukses, padahal dari umur belasan mulai karir, kelakuannya begitu, kebayang nggak kalau dia bakal gede kepala kayak apa kalau ikut syuting film kita.”

“Itu dia, biasanya orang kayak gitu, tingkat munafiknya tinggi dan dia akan bisa menjadi sebaik apapun, yang kadang orang susah lakuin karena nggak masuk akal, tapi karena sifat munafik itu, dia bisa memerankannya dengan lebih baik, dibanding yang baik hatinya.” Teori yang Syila yakini, tapi sebenarnya mungkin saja tidak benar.

“Au ah, serah lu.” Andi melanjutkan makan mereka.

“Syil, Juna kemaren dateng ke rumah Mami lu, gue sempet nguping sih.” Andi memang terkadang menginap beberapa hari di rumah Syila.

“Ngapain dia!” Syila kaget.

“Kayaknya bermaksud ngelamar lu deh.”

“Wah, Juna!!!” Syila kesal dia akan memarahi Juna karena sudah melakukan sesuatu yang keterlaluan.

___________________________________

Catatan Penulis :

Memaksa cintaku, sama saja, mencekikku dengan kalung emas yang dihiasi berlian, walau mewah, tapi rasanya sesak sekali.

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

teges bener tuh si syila

2024-09-03

0

Diankeren

Diankeren

bda tipis lah as 😁

2023-12-29

0

Nunuk Bunda Elma

Nunuk Bunda Elma

lepaskan berlian itu
lepaskan kemewahan nya
sehingga lehermu terasa bebas dan lega

2023-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
125 Bagian 125
126 Bagian 126
127 Bagian 127
128 Bagian 128
129 Bagian 129
130 Bagian 130
131 Bagian 131
132 Bagian 132
133 Bagian 133
134 Bagian 134
135 Bagian 135
136 Bagian 136
137 Bagian 137
138 Bagian 138
139 Bagian 139
140 Bagian 140
141 Bagian 141
142 Bagian 142
143 Bagian 143
144 Bagian 144
145 Bagian 145
146 Bagian 146
147 Bagian 147
148 Bagian 148
149 Bagian 149
150 Bagian 150
151 Bagian 151
152 Bagian 152
153 Bagian 153
154 Bagian 154
155 Bagian 155
156 Bagian 156
157 Bagian 157
158 Bagian 158
159 Bagian 159
160 Bagian 160
161 Bagian 161
162 Bagian 162
163 Bagian 163
164 Bagian 164
165 Bagian 165
166 Bagian 166
167 Bagian 167
168 Bagian 168
169 Bagian 169
170 Bagian 170
171 Bagian 171
172 Bagian 172
173 TAMAT
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124
125
Bagian 125
126
Bagian 126
127
Bagian 127
128
Bagian 128
129
Bagian 129
130
Bagian 130
131
Bagian 131
132
Bagian 132
133
Bagian 133
134
Bagian 134
135
Bagian 135
136
Bagian 136
137
Bagian 137
138
Bagian 138
139
Bagian 139
140
Bagian 140
141
Bagian 141
142
Bagian 142
143
Bagian 143
144
Bagian 144
145
Bagian 145
146
Bagian 146
147
Bagian 147
148
Bagian 148
149
Bagian 149
150
Bagian 150
151
Bagian 151
152
Bagian 152
153
Bagian 153
154
Bagian 154
155
Bagian 155
156
Bagian 156
157
Bagian 157
158
Bagian 158
159
Bagian 159
160
Bagian 160
161
Bagian 161
162
Bagian 162
163
Bagian 163
164
Bagian 164
165
Bagian 165
166
Bagian 166
167
Bagian 167
168
Bagian 168
169
Bagian 169
170
Bagian 170
171
Bagian 171
172
Bagian 172
173
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!