Cinta Gila Sang Aktor
Tahun 2019
“Bagian mana yang kurang menurutmu?” Sang artis itu bertanya.
“Aku pikir semua sudah sesuai, teknik pencahayaan, lokasi, emosi dan penempatan karakter, sudah pas.” Penulis itu menjawab.
Bukunya memang selalu best seller, tapi ini adalah pengalaman pertamanya memasuki dunia perfilman, dia memberi syarat yang cukup berat kepada Produser, jika bukunya ingin difilmkan, maka dia berhak ikut campur dalam proses pembuatan film dan pemilihan pemain.
Kala itu Produser sebenarnya keberatan dengan syarat dari Penulis itu, tapi bukunya begitu bagus dan terjual ribuan eksemplar hanya dalam waktu seminggu, karena begitu banyak penggemarnya.
Tentu membuat Produser merasa kepanasan jika tidak segera memfilmkan ladang uang tersebut. Maka syarat Gadis Penulis itu akhirnya dia penuhi.
“Kau yang meminta Produser dan Sutradara untuk menjadikanku Peran Utama?” Aktor tampan itu bertanya, mereka sedang istirahat dari pengambilan gambar.
“Iya.” Gadis itu menjawab singkat sembari tersenyum, dia sedang berkutik pada artikel tentang teknik pengambilan cahaya pada proses filming, jadi dia tidak terlalu memperhatikan bahwa Aktor tampan itu duduk begitu dekat.
“Kenapa?” Aktor itu bertanya lagi.
“Kenapa apa?” Gadis itu tidak terlalu mendengar apa yang Aktor itu katakan sebenarnya, karena jika sudah fokus, dia tidak bisa melakukan hal lain.
“Kenapa kau memilihku menjadi peran utama?” Aktor itu bertanya dengan santai, tapi entah kenapa pertanyaannya terasa sangat serius di telinga gadis itu, hingga dia akhirnya menutup laptop dan mulai fokus pada pertanyaan Aktor tampan itu.
“Pertama, kau Aktor besar, kedua, kau menjadi besar karena karya, ketiga ….“
“Aku tampan.” Aktor itu memotong perkataannya.
“Tidak, karena wajah dan karaktermu dekat dengan peran utama pada bukuku.”
“Jadi, menurutmu, aku tidak tampan?”
“Maksudku, tidak hanya ketampanan yang menjadi pertimbangannya.” Penulis itu berusaha memberitahu alasan yang benar, bukan yang Aktor itu harapkan.
“Kau sudah tahu gosip tentangku di luar sana?” Aktor itu bertanya lagi.
“Yang mana?”
“Gosip tentangku banyak? tentang itu, yang orang paling banyak percaya, tapi tetap menonton filmku.” Aktor itu enggan menyebutnya, karena jijik.
“Tentang … kau penyuka sesama jenis?” Gadis Penulis itu bertanya dengan hati-hati.
“Kau percaya?”
“Lebih kepada tidak peduli sih, itu urusanmu dan Tuhanmu, aku tidak berhak menghakimi.”
“Ayolah, kasih tahu aku, menurut prespektifmu saja, aku benar-benar ingin tahu.” Aktor itu memaksa.
“Kita tidak sedekat itu, hingga pendapatku penting, bukan?”
“Penting, penting sekali, untukku, penilaianmu yang paling penting.”
“Kita baru bertemu beberapa kali, lalu kau bilang seperti ini? aku jadi tidak percaya dengan gosip itu.”
“Berarti sebelumnya kau percaya dong?” Aktor itu terlihat kecewa.
“Kenapa pendapatku sepertinya penting sekali untukmu?”
Aktor itu terdiam, dia yang tadinya duduk tegak, sekarang bersandar pada bangku istirahat yang tertulis namanya, dia sangat profesional jika sedang bekerja, tidak pernah meninggalkan lokasi syuting ketika istirahat, karena dia tidak ingin terlambat, jadi dia selalu duduk di dekat set pengambilan gambar.
“Hmm, kau tau penyakit mental yang bernama aseksual?” Tiba-tiba Aktor itu masih menyambung obrolannya, padahal Gadis Penulis sudah terpekur lagi dengan artikel tentang teknik pencahayaan filming yang tadi sempat dia tinggalkan.
“Apa itu? Seperti Unsocial? anti sosial?” Gadis itu hanya asal menseragamkan, karena jujur obrolan ini tidak menarik sama sekali.
“Gosip itu benar, aku tidak suka wanita … dan juga lelaki, jadi gosip itu benar tapi tidak lengkap, aku bukan hanya tidak suka wanita, tapi juga tidak suka lelaki, aku tidak memiliki hasrat pada dua jenis kelamin itu.”
Seketika Gadis Penulis tertawa terbahak-bahak, hingga beberapa orang melihat ke arahnya, dia lalu menutup mulut dan mengendalikan rasa yang menggelitik pada hati dan pikirannya, kata-kata itu terasa seperti lelucon tingkat tinggi baginya.
“Kau pikir mungkin ini lucu, tapi untukku, itu penyakit. Kalau kau mau sedikit repot, kau bisa membuktikan ucapanku, di Negara ini, hanya ada 5 orang penderita, karena penyakit ini memang langka dan di dunia, tercatat hanya 30 orang penderitanya. Memang, memang sangat langka, parahnya lagi, tidak seperti HIV yang bisa ditekan penyakitnya, hingga memperpanjang hidup penderita, penyakit mentalku bahkan tidak punya obat semacam itu.”
Penulis itu berhenti tertawa, senyumnya saja berubah menjadi murung, dia merasa pusing, karena dia menertawakan orang yang benar-benar sakit.
“Maafkan aku.”
“Hanya dua orang yang tahu penyakitku, pertama, Dokterku, kedua, kamu.” Gadis Penulis itu, berusaha melihat kesungguhan dalam mata Aktor ini, maklum dia seorang Aktor, berakting tentu bukan hal yang sulit untuknya, bahkan sang penulis sempat berpikir, apakah dia sedang dikerjai, lalu tiba-tiba akan ada kamera yang keluar dan mengatakan, ‘kamu kena prankkk’. Tapi tentu saja, ini bukan lelucon.
“Aku tidak pernah merasakan hasrat kepada jenis kelamin apapun, ketika aku remaja, saat pria seusiaku gairahnya menggebu, aku bahkan tidak tahu apa itu rasanya jatuh cinta dengan penuh hasrat seorang ABG dan ketika semakin lama, aku semakin dewasa, bahkan penyakitku semakin parah, dalam otakku, kalian semua sama, laki-laki dan perempuan.
Itu semua karena otakku tidak dapat mengidentifikasi hasrat, akhirnya seluruh tubuhku tumpul, aku tidak tau apa rasanya mimpi basah, aku tidak tahu apa rasanya berdebar saat orang yang kita sukai itu ada di dekat kita dan aku tidak tahu, apa itu rasanya bergairah.”
Gadis Penulis yang tadinya tidak terlalu peduli, menjadi tertarik, ini hal baru dalam hidupnya, seseorang yang tidak mampu merasakan gairah pada jenis kelamin apa pun, itu sebuah ide cerita yang luar biasa, tapi, daripada itu, satu hal yang membuat gadis itu penasaran.
“Ok, lalu kenapa kau cerita ini padaku, seseorang yang baru saja kau kenal?” Gadis itu memberanikan diri bertanya.
“Karena, tadi aku melihatmu membuka sepatu, untuk solat, kita satu agama, tapi aku hampir tidak pernah solat, sama sekali tidak pernah, satu waktu pun, tidak subuh ataupun Isya.”
“Itu juga urusanmu dengan Tuhan, bukan urusanku, bukan itu yang aku tanyakan.”
"Kau tidak dapat poinnya Nona, aku melihatmu saat membuka sepatu hingga kau bertelanjang kaki untuk berwudhu, ketika melihat kakimu, aku jadi tahu, apa itu hasrat remaja, gairah dewasa dan nafsu dunia, aku baru tahu, apa itu rasanya, kepanasan bahkan ketika udara sedingin ini, kakimu, seketika, jauh lebih manjur dari semua obat itu, kakimu seketika membuat diagnose Dokterku menjadi salah dan terapi yang aku lakukan selama hampir 15 tahun ini, sia-sia.”
“Kau Gila!” Gadis itu memundurkan badannya, karena penasaran dia tadi sempat mencondongkan tubuhnya, agar bisa mendengar dengan jelas sang aktor berbicara tadi.
“Aku pikir juga begitu, kau yang membuatku gila.”
“Aku tidak ingin membicarakan hal menjijikan semacam ini lagi.”
“Tapi aku tidak bisa, karena sekarang, aku baru tahu satu hal, ternyata Tuhan tidak menciptakan hanya 2 jenis kelamin, Tuhan menciptakan 3 jenis kelamin, pertama lelaki, Lalu perempuan dan yang terakhir, Syila, kamu. Kamulah jenis kelamin yang membuatku tau apa itu gairah."
Gadis Penulis itu semakin ketakutan, ini hal baru untuknya, bertemu dengan orang yang memiliki sakit mental yang langka, lelaki ini pasti tidak akan melepaskannya begitu saja, karena dia merasa Syila adalah penawar penyakit langkanya, dia pasti mengejar Syila, apa pun yang terjadi.
“Aku harus pergi, maaf.” Syila pergi, kalau bisa dia ingin berlari.
“Aku akan mengejarmu, kemana pun kau pergi, percayalah, aku bukan seorang yang mudah menyerah!” Aktor itu berteriak, Syila akhirnya berlari, tanpa terasa air matanya jatuh, dia merasa telah dilecehkan secara verbal, dia tidak menyangka, Aktor yang dia bela mati-matian untuk menjadi peran utama dalam karyanya, akan mengatakan hal menjijikan seperti tadi. Syila benar-benar kalut, dia merasa menjadi gadis murahan, karena perkataan Aktor itu, dia kalut dan ingin segera pergi, sejauh mungkin.
…
6 Bulan Sebelumnya
Namanya Asyila Sabil, kalian bisa memanggilnya Syila, dia adalah penulis novel hebat, banyak novel best seller tercipta dari tangan dinginnya, orang bilang Syila adalah jenius, tapi Syila hanya gadis sederhana yang memiliki prinsip tinggi dalam hidupnya, dia tidak suka melakukan tindakan curang dan terkesan angkuh apabila itu menyangkut karyanya.
Syila menciptakan novel dengan berbagai genre, mulai dari genre romantis, horor, misteri, science bahkan komedi, hanya padanyalah, kelas pada penulis tidak berlaku, pengkotakan penulis hanya sekedar isu dan keahlian pada satu bidang seperti sebuah kenangan.
Karyanya menjadi primadona, semua pembacanya bukan hanya dari kalangan tua, muda, miskin kaya, sehat, sakit, berpendidikan dan tidak, semua orang mampu dijamah oleh karyanya, untuk itu, berbagai penerbit selalu menjadikannya anak emas.
Kelebihan Syila yang lain adalah, dia selalu bersikap adil, dia tidak pernah melakukan kontrak eksklusif hanya dengan 1 penerbit, dia akan berpindah dari satu penerbit ke penerbit lain, katanya, itu untuk berbagi rejeki, supaya penerbit kecil kebanjiran order. Dibanding mulia, orang mengatakan dia cerdas dan tulus dalam waktu bersamaan.
“Syil, ayo dong, jangan terlalu keras lah, lu nggak mau karya lu naik kelas?” Andi managernya yang juga sekaligus sepupunya itu berkata.
“Kalau gue lembek, lu pikir kita bisa makan, ingat karena sikap keras gue, banyak deal yang akhirnya selalu menguntungkan kita.” Syila masih saja sibuk dengan tulisannya.
“Trus mau sampai kapan lu tolak tawaran filming itu? tahun depan mana tahu masih ada yang tertarik film-in karya lu lagi.” Andi masih ngotot.
“Percaya sama sepupu lu yang cerdas ini, ok, tunggu 3 hari lagi, dia pasti hubungin kita.”
“Oh ini yang jelek dari lu Syil, elu tuh terlalu percaya diri.”
“Tapi kepercayaan diri gue itu, selalu nolong cash flow kita kan?” Syila masih saja keras kepala.
“Terserah elu dah Syil, gue sih nggak yakin.” Andi marah dengan tubuh maskulin tapi bergaya feminin, ternyata emansipasi berlaku untuknya juga.
Tidak lama dari perdebatan sengit antara sepupu yang sering satu hati, tapi beda dalam hal pemikiran, Andi selalu terlalu gegabah mengambil keputusan, padahal dia Manager, tidak seharusnya dia menjerumuskan orang yang di manajerinya, tapi Syila bukan wanita yang mudah dibujuk, dia selalu mempunyai pemikirannya sendiri. Tiba-tiba telepon genggam Andi bunyi, ada panggilan masuk.
“Syil, nelpon nih orang, gila, emang lu the best deh.”
[Ya, Sist, gimana?] Andi menjawab telepon dari Asisten Produser yang menawari memfilmkan novel Syila.
[Bapak ngundang Mbak Syila buat membicarakan revisi kontrak kerja sama, bapak bilang semua syarat akan dimasukan ke dalam kontrak, jadi bapak minta Mbak Syila untuk mereview bersama dan kalau memungkinkan, sekalian tanda tangan kontrak.]
[Ok, kapan? biar saya cek dulu jadwal Mbak Syilanya, soalnya dia sibuk minggu ini bertemu dengan beberapa Produser lain.] Andi menjadi lebih pintar dalam keadaan seperti ini.
[Besok pagi ya, bapak ingin bertemu secepatnya.] Asisten itu terdengar terburu-buru dan takut, jelas pihak mereka sudah kalah dalam bernegosiasi dengan Syila, perempuan yang teguh pada apa yang dia pegang.
“Syil! Gila! Gila! Syarat kita diterima, besok kita ketemu bapak, katanya semua syarat lu bakal udah ada di surat perjanjian kontrak, emang elu juara ya.”
“Kan gue udah bilang shay, yaudah, sana keluar, gue mau nulis lagi, berisik tau.”
“Iya Yang Mulia.” Andi keluar kamar Syila dengan jaya seperti Punggawa istana yang tidak membiarkan punggung terlihat oleh Rajanya.
Mereka berdua sedang di apartemen Syila, tempat kerjanya memang di sana, Syila memutuskan untuk membeli sebuah unit apartemen agar bisa bebas menulis tanpa gangguan, sementara keluarganya sudah dia belikan rumah di selatan kota ini.
________________________________
Catatan Penulis :
Aku tidak tahu bahwa sakitnya adalah gerbang menuju kehancuranku, aku tidak tahu bahwa, keinginannya adalah neraka bagiku, aku tidak tahu bahwa, pertemuan kita, akan menjadi sebuah bencana untukku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Ririn Santi
biasanya dikejar aktor ganteng cewek suka, yg ini malah ketakutan😄
2024-06-10
0
Diankeren
bgoosz.. syil
2023-12-29
0
Diankeren
kok kita sama, tor
otor mnjwb : qita..!! ? lu aja sono ama kluarga lu yg metal² 💥
🤦🏻♀️🤣
2023-12-28
0