19. Balonku Ada Lima

"Akbar, Ibu tinggal dulu ya mau ganti baju. Ami, buatin minum buat Kak Akbar!" Dua kalimat secara berurutan disampaikan Ibu Sekar kepada sang tamu yang baru duduk dan kepada anak bungsunya yang masih berdiri di ambang pintu.

"Iya, Bu." Ami dan Akbar kompak menjawab. Spontan saling pandang saat Ibu Sekar berlalu menuju kamar. Sama-sama terkekeh. Dan wajah Ami nampak merona malu.

Ami duduk berhadapan dan bertanya, "Kak, mau minum apa?"

"Mau teh yang waktu itu Ami bilang langka di Ciamis." Akbar tersenyum mesem. Pelan-pelan akan memulai serangan balik.

"Teh apa ya? Aku lupa." Ami mengetuk-ngetuk pelipis dengan telunjuknya. Tidak benar-benar lupa. Malah sengaja memancing, ingin mendengar jawaban Akbar.

Akbar berpindah duduk di single sofa sehingga jaraknya lebih dekat dengan Ami. Ia menatap dengan lembut dan berucap dengan suara pelan, "Tehlanjur jatuh cinta padamu."

"Ahahaha, Kak Akbar nggak kreatif. Itu kan gombalan aku. Dilarang copas." Ami nampak puas mentertawakan.

Akbar menggaruk-garuk tengkuk yang tidak gatal. Di luar ekspektasi. Dikira Ami akan salah tingkah. Kadang sikap gadis itu tidak bisa ditebak.

"Itu bukan gombalan, Mi. Itu serius." Akbar tersenyum meringis sambil menatap wajah Ami yang cerah ceria. Belum waktunya diutarakan . Biar monolog dalam hati saja dulu.

"Jadi mau minum apa nih, Kak?" tanya Ami yang sudah berhenti tertawa. Menatap serius.

"Terserah Ami aja deh," sahut Akbar memilih pasrah.

"Gimana kalau aku buatin minuman. Es jeruk Ketapang mau gak, Kak? Cocok sama cuaca nih." Ami pun berdiri dengan semangat. Bersiap pergi ke dapur.

"Wah, baru dengar. Bedanya sama es jeruk biasa apa, Mi?" Akbar menatap dengan sorot penasaran.

"Jelas beda. Es jeruk Ketapang mah minuman spesial. Karena Ketapang itu kedipan dan tatapanmu bikin aku sayang. Eee...aaa." Ami terkikik dan segera berlari pergi dari ruang tamu.

Akbar tertawa lepas seorang diri. Hasrat hati ingin sekali mengejar Ami yang berlari ke arah dapur karena ingin menjitak gemas. Namun tahu diri, ia hanya tamu di rumah itu. Bahkan tak lama kemudian Ibu Sekar datang menghampirinya bersama Aul. Beruntung pas sudah berhenti tertawa.

"Kak Akbar makasih ya udah nganterin Ibu pulang. Jadi direpotin deh." Ucap Aul diiringi senyum tulus.

"Santai aja, Aul. Kan sama-sama searah." Akbar beralasan. Ia beralih menatap kedatangan Ami yang membawa nampan berisi segelas tinggi es jeruk.

"Silakan diminum, Kak." Ami tersenyum ramah menatap Akbar. Ia duduk di single sofa.

"Makasih, Ami." Akbar mengangguk dan tersenyum.

"Akbar mau pulang ke Jakarta lagi kapan?" Tanya Ibu Sekar.

"Besok setelah Duhur, Bu." Tentu saja tidak bisa berlama-lama tinggal di hotelnya di Tasik karena senin memiliki agenda kerja yang padat di Jakarta.

"Kalau Akbar tidak keberatan, besok makan siang dulu di sini sebelum pulang. Sebagai ucapan terima kasih Ibu udah diantar pulang, ditraktir makan. Gimana bisa?" Pinta Ibu Sekar dengan penuh kesungguhan.

"Aduh Ibu kenapa juga harus dibalas. Padahal Akbar ikhlas kok. Soal besok, hmm gimana ya?" Akbar seolah berpikir menimang-nimang. Padahal dalam hati senang bakalan bisa bertemu Ami lagi. Namun ia harus menjaga wibawa. Tidak boleh langsung semangat mengiyakan.

"Nggak suka ya sama menu disini? Memang menu di hotel nak Akbar beda dengan disini dan lebih enak, karena buatan chef." Ibu Sekar tersenyum simpul.

"Oh, bukan. Bukan begitu, Bu. Menu disini enak-enak dan nagih. Akbar tadinya sungkan karena bakalan makan gratis lagi. Tapi iya deh mau. Besok makan siang disini." Ucap Akbar pada akhirnya. Ia tidak mau Ibu Sekar salah paham.

Usai berbincang santai hingga hampir satu jam lamanya dengan tiga orang wanita beda generasi itu, Akbar berpamitan. Tidak ada alasan kuat untuknya tetap tinggal lama-lama. Ibu Sekar tentu butuh istirahat. Tidak ada pula alasan masuk akal untuk bermalam mingguan di rumah itu untuk sekarang ini. Tidak mengapa. Masih ada gantinya besok siang bertemu lagi dengan Ami.

***

Panji mematut diri di depan cermin. Memperhatikan hasil akhir penampilannya sebelum keluar kamar. Bersiap pergi malam mingguan ke rumah Aul. Ia berkacak pinggang dan tersenyum sendiri menatap pantulan wajahnya. Gadis pujaannya itu tidak mau diajak jalan-jalan malam mingguan ke luar. Cukup apel ke rumah saja.

"Nanti aja pacarannya kalau udah nikah. Biar bebas dan hati tenang."

Itulah alasan Aul yang membuat Panji ingin segera menghalalkan sang pujaan hati. Sudah tidak sabar bisa memiliki si jinak-jinak merpati itu.

Panji memarkirkan mobilnya di bahu jalan depan rumah Ibu Sekar. Ia melihat ada Ami di luar pagar sedang berbicara dengan dua orang yang berboncengan di motor.

"Teh Aul ada, Mi?" Tanya Panji usai yang berboncengan itu melajukan motor.

"Ada, Kak. Ayo masuk." Ami melangkah lebih dulu. "Duduk dulu ya, Kak. Aku panggilin dulu Teh Aul nya."

Panji menurut. Ia sudah tidak sungkan keluar masuk rumah itu sejak statusnya sebagai sahabat Aul. Penerimaan tuan rumah yang baik dan humble, menyenangkan siapapun yang bertamu. Ia sengaja menghampiri Ibu Sekar yang terlihat berada di ruang tengah sedang menonton tv.

"Panji mau makan? Ada gurame asam manis sama sop." Ibu Sekar menatap Panji yang duduk satu sofa dengannya.

"Sebelum kesini udah makan dulu. Lain waktu aja, Bu." Sahut Panji sambil mengusap-usap perutnya.

Ami masuk ke dalam kamar Aul usai mengetuk pintu. Nampak sang kakak sedang merapihkan jilbab di depan cermin. "Teh, tuh ada Shahrukh Khan." Ia pun menjatuhkan tubuh di kasur empuk sambil memeluk guling.

"Kak Panji ya?" Aul menatap Ami dari pantulan cermin untuk meyakinkan lagi ucapan sang adik.

"Euh, kudu bae nyebut Ayang Pinokio, baru yakin." Sahut Ami meledek. Menatap Aul yang sudah tampil cantik dan rapih.

Aul hanya menanggapi dengan memanyunkan bibirnya. "Gimana, Mi. Udah oke belum?" Ia meminta penilaian penampilan kepada sang adik.

"Teko antik buatan Cina. Teteh udah cantik bikin Kak Panji terpesona." Ami mengedipkan sebelah mata. Menyatukan kedua tangan membentuk simbol hati.

Aul memasang wajah tersipu malu. Ia bersiap keluar kamar.

"Malam minggu aku sama siapa ya? Jadi pengen punya ayang." Ami menatap plafon kamar dengan tatapan menerawang.

Keluhan Ami membuat Aul memutar badan menatap Ami. "Belum waktunya punya ayang. Fokus sekolah!" tegasnya. Tanpa menunggu jawaban sang adik, segera membuka pintu kamar.

"Iya deh iya. Gak akan pacaran mending gombalin Panda aja lah. Lagi apa ya dia sekarang? Apa mungkin lagi apel juga? Eh tapi katanya jomblo. Orang sekeren gitu kenapa gak punya ayang ya? Kan Marimar jadi kepo." Ami berbicara sendiri sambil memeluk erat bantal guling. Tak lama langsung bangun sekaligus. Ia keluar kamar dan melangkah cepat menaiki tangga. Mau mojok di kamar.

Di ruang tamu, Aul duduk satu sofa dengan Panji. Dua gelas coklat panas baru saja ia sajikan di meja bersama sepiring kue pastry.

"Yang, gimana kalau malam besok dinner keluarga? Mumpung semua sedang ngumpul. Soalnya seninnya aku mau ke Jakarta, urusan pekerjaan." Panji menatap lembut wajah cantik Aul yang memakai pasmina dusty pink.

Aul mengangguk. "Aku ngikut ide Kak Panji aja. Tempatnya mau dimana?"

"Di hotelnya Mas Akbar aja. Udah pernah belum makan disana?" Tanya Panji.

"Belum pernah. Pernah kesana tuh waktu teman SMA nikah dua bulan yang lalu. Bagus ya ballroomnya. Ditambah dekorasinya waktu itu full bunga jadi nambah mewah." Aul membuka ponselnya. Memperlihatkan foto saat menghadiri sebuah pernikahan.

"Ini background bunga jadi indah tuh karena yang difotonya cantik banget."

"Bisa aja." Aul dengan wajah tersipu, memukul lengan Panji dengan bantal sofa.

Membuat Panji terkekeh mendapat pukulan manja itu. "Gimana kalau kita nikah disana aja, Yang? Nanti aku nego Mas Akbar minta diskon," ujarnya dengan wajah penuh senyum.

Sejenak Aul diam berpikir. "Kalau menurut aku sebaiknya kita minta pendapat orang tua juga. Apa untuk keluarga besar gak kejauhan kalau lokasi di Tasik."

"Besok ya, Yang. Sekalian dinner kita bahas acara engagement and wedding. Huft, jadi aku yang nggak sabar pengen segera halal." Panji berkata sejujurnya dengan ekspresi gemas.

"Sabar." Aul terkekeh. Ia mengulurkan gelas minuman coklat untuk Panji yang sudah pas untuk diseruput. Obrolan santai penuh canda tawa terus berlangsung.

Di kamarnya, Ami ragu untuk mengirim pesan atau tidak kepada Akbar. Ditambah bingung memikirkan basa basi apa agar terkesan natural. Sudah berada di room chatnya Panda, namun dua jempolnya malah bergoyang-goyang saja tanpa menyentuh keyboard.

***

Akbar menikmati malam mingguan ditemani Tommy di Coffee Shop hotelnya. Padahal ia tidak meminta didampingi karena tidak sedang kunjungan kerja. Sedang santai urusan keluarga, begitu alasan yang dibuatnya kepada sang GM.

Setiap malam minggu akan ada sajian live musik untuk menghibur pengunjung Coffee Shop yang kebanyakan hadir membawa pasangan. Akbar melihat sekilas tamu yang masuk hampir memenuhi semua meja

"Tom, tiap malam minggu ramai gini?" Akbar menyeruput capucino miliknya. Hanya dalam angan bisa mengajak Ami ke sini. Butuh waktu. Baru mau memulai pendekatan.

"Iya, Pak. Band musik Axel jadi salah satu daya tarik pengunjung juga. Banyak fans nya." Jelas Tommy.

Akbar manggut-manggut. "Dikontrak berapa lama?"

"Dua tahun, Pak. On going setahun."

Akbar menyaksikan aksi vokalis yang turun menyapa tiap meja dan mengajak bernyanyi bersama. Tercipta suasana hangat dan . Fokus menikmati lagu teralihkan oleh adanya notif pesan. Ia membukanya tapi lebih dulu pesan masuk itu dihapus lagi. Senyum samar terbit di bibirnya.

Akbar : [Kenapa dihapus, Mi?]

Ami : [Maaf Kak, salah kirim 🤭]

Akbar : [Ami lagi apa?]

Ami: [Lagi menatap langit dari jendela kamar. Kata orang, beribu-ribu bintang di langit, hanya satu yang bercahaya]

Ami : [Eh, ternyata malam ini gak ada bintang. Aku malah liat balon ada lima]

Akbar menahan senyum. Ia harus menjaga wibawa di hadapan Tommy. Ia penasaran apa kelanjutan chat Ami.

Akbar: [Balon punya siapa ya?🤔]

Ami : [Gak tau, Kak. Eh tau nggak, bedanya 5 balon itu sama Kak Akbar?]

Akbar membalas cepat. Ia menjadi ketagihan mendapat gombalan Ami. [Gak tau. Emang apa?]

Ami: [Kalau balonku ada 5 rupa-rupa warnanya. Kalau Kak Akbar ada satu, rupawan wajahnya 😁🤪]

Akbar bergegas bangkit dari duduknya. Pamit pada Tommy akan kembali ke kamarnya. Pamit mendadak yang mengagetkan sang GM yang sedang menikmati live musik.

Akbar mengirimkan pesan begitu masuk ke dalam lift. [Mi, 5 menit lagi vc ya!]

Terpopuler

Comments

lucky gril

lucky gril

modus kan panji keluarga papi krisna nurun ke keponakannya nih🤣🤣🤣

2024-04-13

0

Imas Sofya

Imas Sofya

aaaah othor meuni tiasaan kitu ih eta neng Ami...aku jadi jungkal jungkeul sendiri...

2023-08-29

1

🍁ⁿⁱᵉˡᵃ❣💋🆂🆄🅼🅰🆁🅽🅸👻ᴸᴷ

🍁ⁿⁱᵉˡᵃ❣💋🆂🆄🅼🅰🆁🅽🅸👻ᴸᴷ

kak akbar duh berasa ga kuat yah mengekspresikan diri kalo lagi kena gombalan ami didepan orang makanya pilih menyendiri🤣🤣🤣

2023-07-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ami Selimut
2 2. Menuju Tasik
3 3. Coach Akbar Speechless
4 4. Ya Salam
5 5. Dapoer Ibu
6 6. Boneka Panda
7 7. Nikah Yuk!
8 8. Sabar
9 9. Tidak Sabar
10 10. Seperti Dancow
11 11. Obrolan Minggu
12 12. Terngiang-ngiang
13 13. Tumben
14 14. Siapa Panda?
15 15. Malam Mingguan
16 16. I Miss You
17 17. Selamat Berjuang
18 18. Mobil Bikin Cemas
19 19. Balonku Ada Lima
20 20. Efek Pisang
21 21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22 22. Ibarat Nama Kota
23 23. Ketagihan
24 24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25 25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26 26. Ada Apa Dengan Ami
27 27. Room Sebelah
28 28. I Like You So Much
29 29. Virus MU
30 30. Mengkudu
31 31. Apapun Kulakukan
32 32. Berangkat Bareng
33 33. Hari Lamaran
34 34. Apa Aku Jatuh Cinta
35 35. Kado Panda
36 36. Sweet Seventeen
37 37. Dikira Calon, Ternyata?
38 38. Mind Mapping
39 39. Ternyata Mimpi
40 40. Step by Step
41 41. Resepsi Siang
42 42. Jebakan Sang Coach
43 43. Belum Waktunya Just Be Mine
44 44. Sarapan Pagi Kita
45 45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46 46. Be Calm, Babe
47 47. Kegelisahan Ami
48 48. Ami Melunak
49 49. Menuju Pertandingan Silat
50 50. Aku halusinasi?
51 51. Hadiah Pepaya
52 52. Undangan
53 53. Kiriman Paket
54 54. Resepsi Aiko
55 55. Resepsi Aiko (2)
56 56. Bismillah, Aku Siap
57 57. Reaksi Mama Mila
58 58. Menunggu Ibu
59 59. Sampai Bertemu Besok
60 60. Cerita Cinta Mekkah
61 61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62 62. Mikirin Mobil
63 63. Bakwan
64 64. Kartu Mengejutkan
65 65. Ada Paket
66 66. Hayuk Ke KUA
67 67. Masih Suasana Lebaran
68 68. Lebaran Kedua
69 69. Tentang Izin
70 70. Ambyar
71 71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72 72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73 73. Blasteran
74 74. Buah tangan
75 75. Jaga Hati
76 76. Kemesraan Ini
77 77. I Love You 3000
78 78. Apotek Tutup
79 79. Hari Yang Ditunggu
80 80. Happy Birthday To You
81 81. Sekuntum Mawar Merah
82 82. Rejeki Si Bungsu
83 83. Pernikahan Ibu
84 84. Pesta Usai
85 85. Usai Liburan
86 86. Awal Sekolah
87 87. Win Win Solution
88 88. Support System
89 89. Ayo Curhat
90 90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91 91. Gempar
92 92. Sikap Ami
93 93. Aku Datang
94 94. Panggil Ami!
95 95. Perjuangan Restu
96 96. Empat Mata
97 97. Deal
98 98. Mulai Menyebar
99 99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100 100. Salaman Lagi
101 101. Tantangan
102 102. Menjelang Pulang
103 103. Bersiap Pulang Kampung
104 104. Obrolan Adik Kakak
105 105. Undangan Panji
106 106. Jawaban Penantian
107 107. Ditunggu di Singapura
108 108. Tamu Rabu
109 109. Ciamis - KL
110 110. Deep Talk Singapura
111 111. Apel Pertama
112 112. Welcome Desember
113 113. Zaky Pulang
114 114. Hari Lamaran
115 115. Melamarmu
116 116. Alarm Bunyi
117 117. Kisah Malam Minggu
118 118. Dua Orang Yang Pergi
119 119. Akbar ke Sekolah
120 120. Paturay Tineung
121 121. Ponsel
122 122. Jiwa Yang Bersedih
123 123. Summer In München
124 124. Ungkap
125 125. Jiwa Yang Berontak
126 126. Hangatnya Summer in München
127 127. Maybe
128 128. Kisah Kasih AmBar
129 129. Akad Nikah
130 130. Aku Bagimu
131 131. Menempuh Hidup Baru
132 Pemenang Giveaway BAJC
133 Extra Part 1
134 Extra Part 2
135 Extra Part 3
136 Extra Part 4
Episodes

Updated 136 Episodes

1
1. Ami Selimut
2
2. Menuju Tasik
3
3. Coach Akbar Speechless
4
4. Ya Salam
5
5. Dapoer Ibu
6
6. Boneka Panda
7
7. Nikah Yuk!
8
8. Sabar
9
9. Tidak Sabar
10
10. Seperti Dancow
11
11. Obrolan Minggu
12
12. Terngiang-ngiang
13
13. Tumben
14
14. Siapa Panda?
15
15. Malam Mingguan
16
16. I Miss You
17
17. Selamat Berjuang
18
18. Mobil Bikin Cemas
19
19. Balonku Ada Lima
20
20. Efek Pisang
21
21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22
22. Ibarat Nama Kota
23
23. Ketagihan
24
24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25
25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26
26. Ada Apa Dengan Ami
27
27. Room Sebelah
28
28. I Like You So Much
29
29. Virus MU
30
30. Mengkudu
31
31. Apapun Kulakukan
32
32. Berangkat Bareng
33
33. Hari Lamaran
34
34. Apa Aku Jatuh Cinta
35
35. Kado Panda
36
36. Sweet Seventeen
37
37. Dikira Calon, Ternyata?
38
38. Mind Mapping
39
39. Ternyata Mimpi
40
40. Step by Step
41
41. Resepsi Siang
42
42. Jebakan Sang Coach
43
43. Belum Waktunya Just Be Mine
44
44. Sarapan Pagi Kita
45
45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46
46. Be Calm, Babe
47
47. Kegelisahan Ami
48
48. Ami Melunak
49
49. Menuju Pertandingan Silat
50
50. Aku halusinasi?
51
51. Hadiah Pepaya
52
52. Undangan
53
53. Kiriman Paket
54
54. Resepsi Aiko
55
55. Resepsi Aiko (2)
56
56. Bismillah, Aku Siap
57
57. Reaksi Mama Mila
58
58. Menunggu Ibu
59
59. Sampai Bertemu Besok
60
60. Cerita Cinta Mekkah
61
61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62
62. Mikirin Mobil
63
63. Bakwan
64
64. Kartu Mengejutkan
65
65. Ada Paket
66
66. Hayuk Ke KUA
67
67. Masih Suasana Lebaran
68
68. Lebaran Kedua
69
69. Tentang Izin
70
70. Ambyar
71
71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72
72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73
73. Blasteran
74
74. Buah tangan
75
75. Jaga Hati
76
76. Kemesraan Ini
77
77. I Love You 3000
78
78. Apotek Tutup
79
79. Hari Yang Ditunggu
80
80. Happy Birthday To You
81
81. Sekuntum Mawar Merah
82
82. Rejeki Si Bungsu
83
83. Pernikahan Ibu
84
84. Pesta Usai
85
85. Usai Liburan
86
86. Awal Sekolah
87
87. Win Win Solution
88
88. Support System
89
89. Ayo Curhat
90
90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91
91. Gempar
92
92. Sikap Ami
93
93. Aku Datang
94
94. Panggil Ami!
95
95. Perjuangan Restu
96
96. Empat Mata
97
97. Deal
98
98. Mulai Menyebar
99
99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100
100. Salaman Lagi
101
101. Tantangan
102
102. Menjelang Pulang
103
103. Bersiap Pulang Kampung
104
104. Obrolan Adik Kakak
105
105. Undangan Panji
106
106. Jawaban Penantian
107
107. Ditunggu di Singapura
108
108. Tamu Rabu
109
109. Ciamis - KL
110
110. Deep Talk Singapura
111
111. Apel Pertama
112
112. Welcome Desember
113
113. Zaky Pulang
114
114. Hari Lamaran
115
115. Melamarmu
116
116. Alarm Bunyi
117
117. Kisah Malam Minggu
118
118. Dua Orang Yang Pergi
119
119. Akbar ke Sekolah
120
120. Paturay Tineung
121
121. Ponsel
122
122. Jiwa Yang Bersedih
123
123. Summer In München
124
124. Ungkap
125
125. Jiwa Yang Berontak
126
126. Hangatnya Summer in München
127
127. Maybe
128
128. Kisah Kasih AmBar
129
129. Akad Nikah
130
130. Aku Bagimu
131
131. Menempuh Hidup Baru
132
Pemenang Giveaway BAJC
133
Extra Part 1
134
Extra Part 2
135
Extra Part 3
136
Extra Part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!