14. Siapa Panda?

"Teteh tau nggak, siapa owner Pulangpergi?" Ami menatap Aul dari pantulan cermin. Selepas isya, ia bersantai di kamar kakak keduanya itu. Baru sekarang peduli dan ingin tahu deretan alat kecantikan yang ada di meja rias sang kakak yang selalu glowing tiap harinya. Dan ia ingin mencoba. Karena di kamarnya hanya punya pelembab, bedak, lotion, dan lip serum.

"Punya Kak Akbar. Emang kenapa?" Aul mendongak dari fokusnya menatap layar ponsel. Menunggu balasan Panji yang sedang mengetikkan pesan. Dari atas ranjang bisa melihat jelas Ami yang menilik satu persatu skin care miliknya.

Ami memutar badan dengan raut kaget. "Teteh tau dari siapa? Sejak kapan? Kenapa aku nggak tau?" cecarnya dengan tatapan protes dan kecewa.

"Tau udah lama dari Kak Panji. Waktu tahun lalu kita liburan keluarga ke Bali, kan booking tiket sama hotel lewat aplikasi itu. Waktu kita nganter Zaky ke Singapura juga sama. Kan kata Papi Krisna dahulukan saling memajukan usaha keluarga." Jelas Aul. Ia kembali menunduk melihat ponsel begitu ada pesan lagi dari Panji. Senyuman terbit di bibirnya.

Ami memberengut melihat Aul senyum-senyum sendiri. Tentunya sudah bisa menebak itu chat dari siapa. "Teh, attention please! Nanti dulu atuh chat sama Ayangnya. Jawab dulu sampe beres."

Aul menyimpan ponsel di samping kanannya. "Mau nanya apa lagi?"

"Tadi belum dijawab. Kenapa aku gak tau? Kenapa nggak dikasih tau?" tanya Ami dengan sorot mata menuntut jawaban yang memuaskan.

"Ami kan sehari-hari di pesantren. Lagian kamu kan cuek urusan akomodasi. Tahunya tinggal duduk manis, sibuknya cuma nyiapin sesajen buat di jalan." Aul mencebikkan bibir.

Ami berubah cengengesan. Ucapan Aul tidak salah. Ia tidak lagi memperpanjang pembahasan soal Akbar. Sudah cukup rasa penasarannya terobati. Memilih kembali memutar badan menghadap deretan skin care dan alat kosmetik.

"Teh, foundation yang mana sih? Aku mau nyoba praktek. Tadi udah liat tutorial make up untuk pemula." Ami masih belum menemukan nama yang dicari di setiap botol kecil yang dibacanya.

Aul menghela nafas. Kalau belum dituruti, adiknya itu akan terus mengganggunya. Ia pun turun dari atas ranjang.

"Nggak ada foundation. Teteh nggak pernah make up berat, nggak nyaman. Mending minimalis aja biar keliatan cantiknya natural. Nih langsung pake cushion aja. Cushion itu bedak yang udah ada foundation nya. Teksturnya ringan, bisa dipakai sehari-hari. Udah pakai itu, finishing pakai bedak tabur biar gak berminyak dan tahan lama." Aul menunjukkan jenis-jenis bedak di meja riasnya itu.

"Baeklah, Neneng imut akan nyoba. Apa hasilnya makin imut atau malah amit-amit. Udah Teteh sana lanjutin chatnya," ujar Ami mengusir dengan mengibaskan tangan.

Aul kembali ke ranjang sambil tersenyum tipis. Tingkah Ami mengingatkan masa remajanya dulu. Ia pun di usia SMA mulai senang dandan. Dan alat kecantikan milik Puput suka dipinjam dan dipakainya.

"Besok Teteh mau facial. Mau ikutan gak, Mi? Biasanya suka bareng Ibu. Tapi Ibu pulangnya seminggu lagi nunggu Aqiqah Rayyan dulu." Aul menata bantal untuk menjadi sandaran punggung. Ia bersiap membalas lagi chat dari Panji.

"Mau-mau, Teh. Mau dibayarin juga sekalian. Aku gak boleh kalah cantik dong. Sebagai anak Ibu Sekar, aku tidak boleh kucel bin kumal." Narsis Ami kembali muncul. Ia sudah selesai mengaplikasikan bedak, beralih mengoleskan lip cream warna rose chic. Lalu melentikkan bulu mata dan menyisir bulu alis yang sudah hitam. Ia pun tersenyum lebar sehingga menampakkan dua lesung pipinya. Tiba-tiba kedua pipinya menjadi merona teringat pujian Akbar yang bilang makin cantik saat VC tadi.

"Segini juga udah cukup ya, Teh. Make up sesuai usia." Ami memutar tubuh menghadap Aul. Meminta penilaian.

Aul menatap wajah Ami. "Cakep. Tapi kalau ke sekolah udah cukup pake yang biasanya. Jangan lupa hapus lagi sebelum tidur!"

"Asiap, Ayangnya Pinokio." Ami kembali memutar tubuh menghadap cermin. Akan menghapus lagi riasannya. Lemparan guling dari Aul yang mengenai punggung, membuatnya tertawa saja.

***

Hari sabtu siang menjadi Me Time Aul dan Ami dengan melakukan facial di klinik skin care langganan Aul. Biasanya rutin mengajak ibunya setiap awal bulan. Kali ini Ibu Sekar absen dulu karena sedang di Jakarta.

Perawatan wajah selama dua jam pun berakhir dengan kembali melajukan mobil menuju arah pulang. Mampir dulu di toko roti atas permintaan Ami. Ponsel di dalam tas Aul terdengar berdering saat baru saja keluar dari parkiran toko roti.

"Mi, liat siapa yang nelpon!" Aul tetap fokus menyetir karena sedang berada di jalur padat merayap.

Ami menunda memakan roti yang baru disobek kemasannya. Merogoh ponsel dari dalam tas sang kakak. "Telepon dari Shahrukh Khan, Teh. Angkat jangan?" ujarnya sambil memegang ponsel yang masih berdering di tangannya.

"Serius, Ami! Dari siapa?" Aul menoleh sekilas. Kemudian dering ponsel berhenti.

"Yaah, masa gak tahu sama yang punya hidung mirip Shahrukh Khan. Tapi kalo dibilang dari Pinokio pasti kenal." Ami meledek Aul yang kini terlihat mengulum senyum.

"Udah simpan aja hapenya. Nanti teteh telepon balik." Aul tidak menanggapi ledekan Ami. Pikiran menduga-duga mungkinkah Panji akan mengajak keluar untuk malam mingguan.

Aul menghentikan mobil di bahu jalan di depan rumah. "Mi, giliran Ami masukin mobil ke garasi. Belajar parkir, ya!" Ia menyerahkan kunci mobil dan turun lebih dulu dengan menenteng tas. Mengabaikan Ami yang protes karena hanya kebagian menyetir untuk parkir.

Panji memelankan laju mobilnya begitu nama Aul tampil di layar ponselnya. Mengaktifkan headset Bluetooth dengan wajah semringah.

"Lagi dimana, Yang?" Ucap Panji usai salamnya dijawab Aul.

"Di rumah. Baru pulang abis ada keperluan bareng Ami. Tadi gak diangkat, lagi nyetir."

Panji tersenyum. Ia tak sengaja melihat Aul dan Ami keluar dari toko roti saat mobilnya melintas di jalur yang sama. Makanya tadi berinisiatif menghubungi kekasihnya itu.

Panji memutuskan menepikan mobil ke bahu jalan agar lebih fokus bertelepon. "Nanti abis magrib aku ke rumah ya!"

"Boleh, tapi harus ajak Padma. Soalnya di rumah gak ada Ibu. Takut ah..."

Panji terkekeh. Ia sudah paham maksud Aul meski ucapannya menggantung. Malah semakin bangga dengan sikap kekasihnya itu. "Oke, Yang. Jam tujuh aku datang sama Padma. See you!"

Di rumahnya, Aul sedang senyum-senyum dengan wajah memerah. Itu karena efek panggilan mesra Panji yang baru kali ini didengarnya. Membuat dadanya menghangat dan berdesir. Ia masih mendekap ponsel di dada saking senangnya. Buru-buru bersikap biasa mendengar Ami masuk sambil bernyanyi lagu India.

"Mi, nanti Padma mau main ke sini sama Kak Panji, abis magrib." Aul mengkonfirmasi. Ia meminta roti yang ditenteng adiknya itu.

"Yes, Munaroh mau datang. Malam mingguan cooking or baking apa ya, Teh?" Ami terlihat antusias.

"Nanti aja liat sikon. Bisa jadi Kak Panji bawa makanan." Aul memanggil Bi Ela yang baru saja lewat ke ruang tengah. Ia memberikan satu roti untuk ART di rumahnya itu.

Ami naik ke kamarnya untuk mandi karena sebentar lagi waktu ashar. Sejenak merebahkan badan di kasur sambil memeriksa ponselnya. Sehari ini belum ada chat terbaru dari Akbar. Mungkin sedang sibuk, pikirnya.

***

"Assalamu'alaikum, Marimar!" Teriak Padma saat pintu dibuka oleh Ami.

"Wa'alaikum salam, Munaroh. I miss you." Teriak Ami. Keduanya berpelukan dan lalu beradu pinggul diiringi cekikikan.

"Astaga, duo rusuh." Aul geleng-geleng kepala. Sementara Panji mentertawakan kelakuan absurd Ami dan Padma yang kini masuk lebih dulu.

Aul mengajak duduk bersama di karpet ruang tengah karena Panji membawa pizza dan donat madu. Biar lebih santai.

"Waduh, padahal lagi diet. Gimana nih?" Ami memasang wajah nelangsa melihat Padma membuka dus pizza dan donat madu.

"Sebel deh ah, Marimar." Padma menoyor bahu Ami diiringi tawa. Ia tahu bestie nya itu sedang akting.

"Kak, mau minum apa?" Aul menatap Panji yang duduk di samping Padma.

"Terserah Ayang aja." Sahut Panji santai.

"WHAT?! AYANG?" Ami dan Padma kompak berteriak dengan mata melebar, mulut menganga.

Panji tertawa lepas. Sementara Aul wajahnya terlihat matang.

"Ish, kalian pada rese ya," ujar Aul yang memilih berlalu ke dapur. Tidak mau mendengar tawa cekikikan Ami dan Padma.

Ami menyusul Aul ke dapur dengan membawa keputusan minuman cukup teh tawar panas saja. Karena yang akan dimakan sudah mengandung banyak kalori. Ia kembali ke ruang tengah dengan membawa sepiring jeruk Medan.

Ami dan Aul duduk sila berhadapan dengan Panji dan Padma. Empat gelas sudah diisi teh yang masih mengepul. Masing-masing mulai mencicipi pizza.

Tidak suka dengan suasana yang mendadak hening, Ami mulai membuka percakapan. "Kak Panji, kata Teh Aul tadi di dapur, beli papan ke Myanmar."

"Cakep. Hihihi." Padma langsung terkikik. Padahal belum mendengar lanjutannya tapi sudah geli lebih dulu.

"Terus?" Panji menanggapi dengan menaikkan satu alisnya. Sementara Aul langsung menutup telinga.

"Kapan akan dilamar." Ami memasang wajah tanpa dosa. Anteng mengunyah pizza. Sementara Panji terkekeh dan Padma cekikikan.

"Kak, anggap aja radio butut." Aul sudah pasrah dan sudah biasa menjadi bulan-bulanan Ami.

"Eh tapi tadi Kakak udah bicara sama Bunda. Katanya, Iguana bermain di papan." Padma membalas pantun Ami.

"Cakep." Sahut Ami.

"Gimana kalau bulan depan?" Sambung Padma yang kemudian adu tos dengan Ami. Sama-sama tertawa.

"Tuh, Yang. Pertanyaan Padma jawab." Ucap Panji disela tawanya. Apel malam mingguan jadi rame oleh keabsurdan duo Ami Padma .

"Huuuuu Ayang lagi. Kipas mana kipas." Ami merobek tutup dus pizza. Mengipasi wajah Aul yang merah. Padma memegang perutnya karena terus-menerus tertawa.

Tanpa disadari Ami jika ponselnya berdering. Suara dering tertutupi kehebohan canda tawa.

Padma yang tidak sengaja melirik nakas dan ponsel Ami bergetar. Ia mengambilnya dan melihat nama penelepon. "Ami telepon dari Panda. Siapa Panda?"

Ami menerima uluran ponsel dengan raut kaget sekaligus matanya berbinar. "Sebentar ya!" Ia beranjak bangun. Setengah berlari menaiki tangga. Untung saja tadi sore iseng mengganti nama kontak 'Kak Akbar' menjadi 'Panda'.

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸIps

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸIps

Waaahhh "Panda" pasti itu someone kann..
Orang yang memberi Ami boneka Panda dan selalu ditunggu kabar dan sapaannya, entah kenapa kabarnya menjadi seperti angin segar yang meniup wajah, sapaan dan perhatiannya menjadi booster setiap harinya, selalu membuat wajah merona merah setiap pujiannya..
dan entah kenapa Ami selalu ingin tau setiap aktivitasnya, ada apakah gerangan? apa yang terjadi pada Ami? sehingga jadi malu ketahuan orang lain kalau orang itu Akbar 🤔🤔🤔🥰🤭🤭

2023-01-30

65

☠✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣꪶꫝ 𝐀⃝🥀

☠✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣꪶꫝ 𝐀⃝🥀

akbar jadi panda ya 🤣

2023-09-29

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ini toh panda yg di riques Ami buat hadia sweet seventeen nya...

2023-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ami Selimut
2 2. Menuju Tasik
3 3. Coach Akbar Speechless
4 4. Ya Salam
5 5. Dapoer Ibu
6 6. Boneka Panda
7 7. Nikah Yuk!
8 8. Sabar
9 9. Tidak Sabar
10 10. Seperti Dancow
11 11. Obrolan Minggu
12 12. Terngiang-ngiang
13 13. Tumben
14 14. Siapa Panda?
15 15. Malam Mingguan
16 16. I Miss You
17 17. Selamat Berjuang
18 18. Mobil Bikin Cemas
19 19. Balonku Ada Lima
20 20. Efek Pisang
21 21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22 22. Ibarat Nama Kota
23 23. Ketagihan
24 24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25 25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26 26. Ada Apa Dengan Ami
27 27. Room Sebelah
28 28. I Like You So Much
29 29. Virus MU
30 30. Mengkudu
31 31. Apapun Kulakukan
32 32. Berangkat Bareng
33 33. Hari Lamaran
34 34. Apa Aku Jatuh Cinta
35 35. Kado Panda
36 36. Sweet Seventeen
37 37. Dikira Calon, Ternyata?
38 38. Mind Mapping
39 39. Ternyata Mimpi
40 40. Step by Step
41 41. Resepsi Siang
42 42. Jebakan Sang Coach
43 43. Belum Waktunya Just Be Mine
44 44. Sarapan Pagi Kita
45 45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46 46. Be Calm, Babe
47 47. Kegelisahan Ami
48 48. Ami Melunak
49 49. Menuju Pertandingan Silat
50 50. Aku halusinasi?
51 51. Hadiah Pepaya
52 52. Undangan
53 53. Kiriman Paket
54 54. Resepsi Aiko
55 55. Resepsi Aiko (2)
56 56. Bismillah, Aku Siap
57 57. Reaksi Mama Mila
58 58. Menunggu Ibu
59 59. Sampai Bertemu Besok
60 60. Cerita Cinta Mekkah
61 61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62 62. Mikirin Mobil
63 63. Bakwan
64 64. Kartu Mengejutkan
65 65. Ada Paket
66 66. Hayuk Ke KUA
67 67. Masih Suasana Lebaran
68 68. Lebaran Kedua
69 69. Tentang Izin
70 70. Ambyar
71 71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72 72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73 73. Blasteran
74 74. Buah tangan
75 75. Jaga Hati
76 76. Kemesraan Ini
77 77. I Love You 3000
78 78. Apotek Tutup
79 79. Hari Yang Ditunggu
80 80. Happy Birthday To You
81 81. Sekuntum Mawar Merah
82 82. Rejeki Si Bungsu
83 83. Pernikahan Ibu
84 84. Pesta Usai
85 85. Usai Liburan
86 86. Awal Sekolah
87 87. Win Win Solution
88 88. Support System
89 89. Ayo Curhat
90 90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91 91. Gempar
92 92. Sikap Ami
93 93. Aku Datang
94 94. Panggil Ami!
95 95. Perjuangan Restu
96 96. Empat Mata
97 97. Deal
98 98. Mulai Menyebar
99 99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100 100. Salaman Lagi
101 101. Tantangan
102 102. Menjelang Pulang
103 103. Bersiap Pulang Kampung
104 104. Obrolan Adik Kakak
105 105. Undangan Panji
106 106. Jawaban Penantian
107 107. Ditunggu di Singapura
108 108. Tamu Rabu
109 109. Ciamis - KL
110 110. Deep Talk Singapura
111 111. Apel Pertama
112 112. Welcome Desember
113 113. Zaky Pulang
114 114. Hari Lamaran
115 115. Melamarmu
116 116. Alarm Bunyi
117 117. Kisah Malam Minggu
118 118. Dua Orang Yang Pergi
119 119. Akbar ke Sekolah
120 120. Paturay Tineung
121 121. Ponsel
122 122. Jiwa Yang Bersedih
123 123. Summer In München
124 124. Ungkap
125 125. Jiwa Yang Berontak
126 126. Hangatnya Summer in München
127 127. Maybe
128 128. Kisah Kasih AmBar
129 129. Akad Nikah
130 130. Aku Bagimu
131 131. Menempuh Hidup Baru
132 Pemenang Giveaway BAJC
133 Extra Part 1
134 Extra Part 2
135 Extra Part 3
136 Extra Part 4
Episodes

Updated 136 Episodes

1
1. Ami Selimut
2
2. Menuju Tasik
3
3. Coach Akbar Speechless
4
4. Ya Salam
5
5. Dapoer Ibu
6
6. Boneka Panda
7
7. Nikah Yuk!
8
8. Sabar
9
9. Tidak Sabar
10
10. Seperti Dancow
11
11. Obrolan Minggu
12
12. Terngiang-ngiang
13
13. Tumben
14
14. Siapa Panda?
15
15. Malam Mingguan
16
16. I Miss You
17
17. Selamat Berjuang
18
18. Mobil Bikin Cemas
19
19. Balonku Ada Lima
20
20. Efek Pisang
21
21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22
22. Ibarat Nama Kota
23
23. Ketagihan
24
24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25
25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26
26. Ada Apa Dengan Ami
27
27. Room Sebelah
28
28. I Like You So Much
29
29. Virus MU
30
30. Mengkudu
31
31. Apapun Kulakukan
32
32. Berangkat Bareng
33
33. Hari Lamaran
34
34. Apa Aku Jatuh Cinta
35
35. Kado Panda
36
36. Sweet Seventeen
37
37. Dikira Calon, Ternyata?
38
38. Mind Mapping
39
39. Ternyata Mimpi
40
40. Step by Step
41
41. Resepsi Siang
42
42. Jebakan Sang Coach
43
43. Belum Waktunya Just Be Mine
44
44. Sarapan Pagi Kita
45
45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46
46. Be Calm, Babe
47
47. Kegelisahan Ami
48
48. Ami Melunak
49
49. Menuju Pertandingan Silat
50
50. Aku halusinasi?
51
51. Hadiah Pepaya
52
52. Undangan
53
53. Kiriman Paket
54
54. Resepsi Aiko
55
55. Resepsi Aiko (2)
56
56. Bismillah, Aku Siap
57
57. Reaksi Mama Mila
58
58. Menunggu Ibu
59
59. Sampai Bertemu Besok
60
60. Cerita Cinta Mekkah
61
61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62
62. Mikirin Mobil
63
63. Bakwan
64
64. Kartu Mengejutkan
65
65. Ada Paket
66
66. Hayuk Ke KUA
67
67. Masih Suasana Lebaran
68
68. Lebaran Kedua
69
69. Tentang Izin
70
70. Ambyar
71
71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72
72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73
73. Blasteran
74
74. Buah tangan
75
75. Jaga Hati
76
76. Kemesraan Ini
77
77. I Love You 3000
78
78. Apotek Tutup
79
79. Hari Yang Ditunggu
80
80. Happy Birthday To You
81
81. Sekuntum Mawar Merah
82
82. Rejeki Si Bungsu
83
83. Pernikahan Ibu
84
84. Pesta Usai
85
85. Usai Liburan
86
86. Awal Sekolah
87
87. Win Win Solution
88
88. Support System
89
89. Ayo Curhat
90
90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91
91. Gempar
92
92. Sikap Ami
93
93. Aku Datang
94
94. Panggil Ami!
95
95. Perjuangan Restu
96
96. Empat Mata
97
97. Deal
98
98. Mulai Menyebar
99
99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100
100. Salaman Lagi
101
101. Tantangan
102
102. Menjelang Pulang
103
103. Bersiap Pulang Kampung
104
104. Obrolan Adik Kakak
105
105. Undangan Panji
106
106. Jawaban Penantian
107
107. Ditunggu di Singapura
108
108. Tamu Rabu
109
109. Ciamis - KL
110
110. Deep Talk Singapura
111
111. Apel Pertama
112
112. Welcome Desember
113
113. Zaky Pulang
114
114. Hari Lamaran
115
115. Melamarmu
116
116. Alarm Bunyi
117
117. Kisah Malam Minggu
118
118. Dua Orang Yang Pergi
119
119. Akbar ke Sekolah
120
120. Paturay Tineung
121
121. Ponsel
122
122. Jiwa Yang Bersedih
123
123. Summer In München
124
124. Ungkap
125
125. Jiwa Yang Berontak
126
126. Hangatnya Summer in München
127
127. Maybe
128
128. Kisah Kasih AmBar
129
129. Akad Nikah
130
130. Aku Bagimu
131
131. Menempuh Hidup Baru
132
Pemenang Giveaway BAJC
133
Extra Part 1
134
Extra Part 2
135
Extra Part 3
136
Extra Part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!