9. Tidak Sabar

Ami memasukkan motornya ke pekarangan rumah. Gadis periang yang mengenakan outfit sporty favoritnya, celana sport hitam dan kaos putih. Baru pulang dari Padepokan dengan menggendong tas ransel berisi baju silat yang sudah basah oleh keringat. Mendengar ibunya sedang berbicara saat ia masuk rumah dengan berucap salam.

"Bu, siapa?" Ami bertanya pelan dari jarak dua meter. Karena rupanya sang ibu sedang. melakukan panggilan video.

"Aa, lihat ada siapa nih?" Ibu Sekar bukannya menjawab pertanyaan Ami. Tapi mengarahkan layar ponsel ke anak bungsunya itu.

"ATE!" Teriak anak kecil di dalam layar. Melambaikan tangan dengan wajah riang.

"Weh-weh Aa Ucul ternyata. Kirain siapa." Ami tak kalah memekik riang. Bergegas duduk di samping ibunya.

Bocah lucu yang memenuhi layar ponsel itu menggembungkan pipi dan memanyunkan bibirnya. "Bukan Aa Ucul. Ate nakal!" Kemudian bocah berumur tiga tahun itu menoleh ke sebelah kiri dan berteriak, "UMMA....ATE NAKAL!"

Ami tertawa terpingkal-pingkal. Senang sekali menjahili keponakannya yang ingin dipanggil Aa karena mau punya adik. "Hihihi, maaf Ate lupa. Aa siapa ya namanya?" ujarnya sengaja menggoda.

"Aa Lasya." Ucap Rasya, yang merupakan anak dari pasangan Rama dan Puput.

"Oh iya, sekarang Ate ingat. Aa Rasya. Kalau Ate namanya siapa?" Ami masih mengambil alih percakapan. Ibu Sekar menjadi pendengar.

"Ate Ami Syelimut." Rasya menjawab yakin. Wajahnya sudah kembali riang.

"Hihihi. Ini baru keponakan Ate. Tos dulu." Ami mendekatkan telapak tangan ke layar ponsel. Yang dibalas oleh Rasya dengan terkikik riang.

"Mi, ujian kapan?" Puput mulai bergabung dengan duduk di samping Rasya.

"Seminggu lagi, Teh." Ami mencomot anggur yang ada di meja.

"Belajar yang serius, Mi. Stop dulu kegiatan di luar sekolah. Fokus belajar." Puput meskipun berjauhan dengan keluarga, selalu tetap memperhatikan dengan rajin berkomunikasi.

"Iya, Ummaaaa." Ami menirukan gaya bicara Rara dalam serial kartun Nussa. "Jangan lupa hadiahnya kalau Ami ranking satu lagi ya, Ummaaaa."

Ibu terkekeh dengan kelakuan Ami. Puput mencebikkan bibir yang sebenarnya untuk menahan senyum geli.

Sementara Rasya cekikikan dan berkomentar, "Ate ucul."

"Idih. Giliran dipanggil Aa ucul ngambek dah." Ami memeletkan lidah. Ia sangat dekat dengan keponakannya itu. Dengan rajin berkomunikasi lewat video call.

Percakapan santai jarak jauh itu sudah berakhir. Ami menaiki tangga menuju kamarnya. Waktunya mandi, mengingat Akbar yang mengirimkan pesan. Bahwa akan datang sebelum magrib. Ia akan menyurvei gazebo yang nyaman, yang tidak terganggu lalu lalang para pengunjung.

"Mi, Kak Akbar sama Kak Leo jadi makan ke sini lagi, nggak?" Ibu Sekar menyapa Ami yang baru turun. Terlihat segar dan wangi aroma sabun.

"Jadi, Bu. Ini juga aku mau cek dulu gazebo yang cocok. Biar Kak Akbar dan Kak Leo nyaman." Ami bersiap menuju Dapoer Ibu lewat jalan belakang.

Senja menyapa diiringi semburat jingga menghiasi cakrawala. Gazebo yang dipilih Ami sudah terisi dua pria yang berpenampilan santai. Akbar melarang Ami menyiapkan menu makan sekarang. Ia dan Leo melanjutkan diskusi pekerjaan yang belum tuntas usai meeting tadi di hotelnya. Sebuah Tab di simpan di tengah meja berkaki pendek, tempat sajian makanan.

"Kalau gitu aku tinggal dulu ya, Kak. Biar nggak mengganggu." Ami menurunkan kedua kakinya bersiap pergi. Ia yang ditugaskan Ibu Sekar menemani Akbar dan Leo sebagai tamu keluarga. Aul tidak bisa bergabung karena sedang ada tamu dua orang temannya.

"Eh, jangan Mi. Ini nggak akan lama. Tungguin lima belas menitan ya!" Akbar spontan meraih tangan Ami. Menariknya agar duduk lagi di tempat semula.

Ami menurut. Kembali duduk sila di samping Leo. Yang berarti duduk segaris dengan Akbar yang terhalang oleh meja. Mau tidak mau ia menjadi menopang dagu dan memperhatikan gestur sang CEO yang sedang bicara serius. Karena jika bermain ponsel rasanya tidak sopan.

Wuah, gaya bicara Kak Akbar keren banget. Makin ganteng deh.

Tanpa sadar, Ami senyum-senyum sendiri. Ia menjadi teringat lagi saat Akbar berbicara di depan kelasnya. Tenang dan berwibawa.

Kenapa ya aku berani gombalin Kak Akbar. Di kelas lagi.

Ah dasar emang ini bibir nggak bisa dikondisikan.

Eh tapi orangnya fine aja. Nggak marah. Malah kelihatan baper.

Diskusi sudah berakhir. Leo turun dari gazebo karena istrinya menelepon. Meninggalkan Akbar dan Ami berduaan. Ia beralih duduk di bangku panjang menghadap taman bunga mawar yang sedang kuncup.

Poci teh berikut tiga buah gelas sudah tersedia di sisi meja. Akbar mengisi satu gelas untuknya. Sambil meneguk teh yang panasnya pas, ia memperhatikan Ami yang sedang senyum-senyum dengan tatapan kosong. "Melamun nih anak," ucap batinnya. Sudut bibirnya tertarik.

"Mi....Ami." Akbar menepuk lengan Ami yang dipakai menopang dagu. Tak lama Ami tersadar, mengerjap-ngerjapkan mata. Membuat Akbar terkekeh. "Kata orang tua nggak boleh ngelamun menjelang magrib. Nanti bisa kesambet makhluk halus," sambungnya diiringi seringai jahil.

Ami meringiskan wajah. Tersipu malu. "Nggak ada lawan bicara jadinya nggak sadar bengong," ucapnya jujur. "Kalo makhluk halusnya kayak Kak Akbar mah, nggak apa-apa kesambet juga. Hihihi."

Akbar tertawa. "Bisa aja kamu Mi, bikin orang baper. Kan Kak Akbar jadi pengen jadi makhluk halus deh. Biar bisa masuk ke pikiran Ami." Bergaul dengan Ami membuatnya terpengaruh untuk balas menggombal.

"Wah, jangan jadi makhluk halus ah nanti bisa seperti peribahasa An jing menggonggong kafilah berlalu."

"Artinya?" Akbar menaikkan satu alisnya. Yakin, makna versi Ami tidak sesuai arti sesungguhnya.

"An jing menggonggong kafilah berlalu. Aku bisa bengong mikirin kamu selalu." Ami mengerjap-ngerjapkan mata dengan ekspresi wajah jenaka.

"Astaga." Akbar geleng-geleng kepala di akhir tawanya yang lepas. Tengah hari tadi ia dibuat meradang dalam meeting, karena dua orang penting di jajaran manajemen hotel terlambat datang sepuluh menit. Kini ia dibuat terhibur oleh kekonyolan Ami.

Adzan magrib terdengar berkumandang. Ami bersiap kembali ke rumah untuk menunaikan kewajiban.

"Kak, pilih dulu menunya apa. Biar nanti abis sholat, hidangan udah siap di meja." Ami memberikan daftar menu juga kertas dan pulpen.

Akbar mengangguk. Ia ingin menu yang berbeda dengan kemarin.

***

Di dalam Cafe sudah ramai oleh pengunjung yang rata-rata adalah pasangan muda yang sedang malam mingguan. Salah satu meja terisi sepasang muda mudi, yaitu Aul dan Anggara yang sudah duduk sejak sepuluh menit yang lalu.

"Kak Angga, semua hadiah dari Kak Angga sejak awal sampai terakhir kemarin, aku simpan dengan baik. Masih tersimpan rapi dalam paper bagnya." Aul mulai masuk pada pembicaraan serius setelah beberapa saat menjadi pendengar cerita kegiatan Anggara.

"Kenapa? Kamu nggak suka ya?" Anggara menegakkan punggungnya dengan raut wajah kaget.

"Bukan tidak suka. Tapi aku tuh bisa dibilang tipe wanita yang perasa. Yang tidak enakan. Pengen jelas dulu maksud Kak Angga ngasih itu semua karena apa? Ini tujuan aku pengen bicara empat mata gini, Kak." Aul berkata lancar dan lugas.

Anggara tidak langsung menjawab. Terjeda oleh kedatangan pelayan yang mengantar pesanan. Ia menatap Aul dengan pikiran yang berkecamuk dan mempertimbangkan kalimat yang tepat untuk diucapkan.

"Aul, kita udah kenal lama, berteman dekat, kita juga sudah saling akrab dengan masing-masing orang tua. Bolehkah aku berharap lebih. Tidak perlu pacaran karena kita udah saling kenal. Aku ingin kamu jadi calon istriku." Anggara tahu, peluangnya bisa dibilang tipis. Mengingat komunikasi yang terjalin selama ini tersirat adanya perbedaan komitmen. Tapi siapa tahu, sekarang Aul berubah pikiran.

Aul mengatupkan bibir. Pandangannya menelisik wajah tampan dengan potongan rambut baru yang lebih cepak. Menilai kesungguhan ucapan sang polisi. Sudah jelas sekarang maksud dari hadiah yang selalu dikirimkan.

"Jika untuk menilai jatuh cinta dengan merasakan adanya getaran, itu aku tidak merasakannya saat bersama Kak Angga. Tapi aku merasakan nyaman sebagai teman, sebagai sahabat. Dan lagi, kita punya mimpi yang berbeda. Aku dengan passionku di dunia kuliner, tidak bisa meninggalkan Ciamis. Karena lagi merintis. Sementara Kak Angga dengan kecintaannya sebagai abdi negara, harus berpindah-pindah kota sesuai tugas. Ah, Kak Angga udah tau kan dengan mimpiku itu?" Aul memperjelas semuanya.

Anggara menghela nafas. Tidak terkejut dengan penjelasan Aul yang sudah diprediksi. "Aku kini jadi pemeran utama novel cinta tak harus memiliki, ya?" ujarnya diiringi tertawa sumbang. Kecewa, jelas ada. Manusiawi. Tapi ia menyikapi dengan sikap dewasa.

Aul tersenyum miring. "Aku do'akan Kak Angga mendapatkan jodoh terbaik. Yang akan selalu mendampingi langkah Kak Angga dimanapun berada," ucapnya tulus.

Anggara menghembuskan nafas panjang. Tidak mengaminkan. Bukan berarti tidak suka. Tapi butuh waktu untuk menyembuhkan kecewa karena kasih tak sampai. "Besok aku ke Semarang lagi. Aku dapat tugas baru jadi ajudan kapolres. Kita tetap berteman kan, Aul?"

Aul mengangguk. "Tentu saja. Kita adalah teman baik. Akan jadi teman baik sampai kapan pun. Selamat bertugas. Semoga nanti dapat kabar lagi, Kak Angga lah yang menjadi Kapolres. Next dapat kabar lagi udah jadi Kapolda," ujarnya diiringi senyum simpul dan mata berbinar.

Anggara tersenyum. "Makasih buat support nya, Aul."

Obrolan menjadi lebih rileks setelah saling mengungkapkan perasaan. Hidangan di atas meja mulai disentuh. Bisa tersenyum lebar tanpa ada beban lagi yang mengganjal.

"Kak, aku kembalikan semua hadiah ya? Aku nggak pantas menerimanya karena....."

"Kalau kamu kembalikan, berarti ucapanmu bohong nganggap aku sahabat." Anggara memotong ucapan Aul dengan cepat. Menghentikan memasukkan potongan steak ke mulut yang sudah ditusuk garpu.

"Ish, bukan begitu. Aku kan nggak enak." Aul meralat dengan cepat.

"Itu pemberian dari seorang sahabat. Please pake apa yang mesti dipake. Pajang, apa yang seharusnya dipajang!" Anggara berucap tegas layaknya seorang polisi.

"Siap, Pak." Aul memberi hormat dengan menyimpan telapak tangan di samping pelipis kanan.

Aul dan Anggara tertawa bersama. Namun keriaan keduanya diartikan lain oleh seorang pria bertopi yang mengamati dari meja paling sisi.

Panji. Ia yang gelisah jika hanya duduk diam di rumah, memutuskan mengikuti mobil yang terparkir di depan rumah Ibu Sekar. Mulai membuntuti saat melihat Anggara membukakan pintu mobil untuk Aul.

Panji yang tidak sabar menunggu waktu sehari, kini merasa menyesal sudah ikut masuk ke dalam cafe. Karena harus melihat dua wajah yang awalnya terlihat serius malah berakhir berbinar dan tertawa. Ia lebih dulu keluar dengan hati kecewa dan terluka.

...*****...

Bestie, maafkeun kemarin sore ada acara tak terduga. Jadinya jadwal up malam terpending karena ngedit tidak beres keburu ngantuk berat. 😁

Sekalian mau ralat dan revisi bab nih. Ultah Ami bukan Maret tapi Agustus ya. Kan Ami lagi semester dua bersiap ujian PAT. Ceritanya obrolan AmBar waktu itu di akhir bulan Mei. Fokus aku malah oleng ke kalender real 😁😁. Hah, maafkeun atas kesalahan ini. 😂

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸIps

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸIps

Njiiii.... jangan salah faham dulu jangan menyimpulkan sesuatu yang cuma terlihat tanpa mendengarkan penjelasan karena hanya akan membuat semuanya jadi salah faham karena kesimpulan sendiri.
Ingat!! mata kadang salah melihat tanpa bisa merasakan dan berakhir membuat luka dan berujung Ambyarr
Jadi tunggu Aul ya dengar penjelasannya, baru menyimpulkan dan ambil keputusan, karena Aul hanya denganmu merasakan getaran sesuatu yg tak pernah Ia rasakan dengan orang lain..
Jangan Childish oke, Cinta memang suka kekanakkan 🤭🤣🤣🤣🤣🤣

2023-01-23

75

lucky gril

lucky gril

sedih sih ngelepas anggara ,biar aul sm panji😌

semoga teh nia ngasih jodoh terbaik tuk anggara juga🙏🙏🙏

2024-04-13

0

lucky gril

lucky gril

Aamiin

2024-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ami Selimut
2 2. Menuju Tasik
3 3. Coach Akbar Speechless
4 4. Ya Salam
5 5. Dapoer Ibu
6 6. Boneka Panda
7 7. Nikah Yuk!
8 8. Sabar
9 9. Tidak Sabar
10 10. Seperti Dancow
11 11. Obrolan Minggu
12 12. Terngiang-ngiang
13 13. Tumben
14 14. Siapa Panda?
15 15. Malam Mingguan
16 16. I Miss You
17 17. Selamat Berjuang
18 18. Mobil Bikin Cemas
19 19. Balonku Ada Lima
20 20. Efek Pisang
21 21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22 22. Ibarat Nama Kota
23 23. Ketagihan
24 24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25 25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26 26. Ada Apa Dengan Ami
27 27. Room Sebelah
28 28. I Like You So Much
29 29. Virus MU
30 30. Mengkudu
31 31. Apapun Kulakukan
32 32. Berangkat Bareng
33 33. Hari Lamaran
34 34. Apa Aku Jatuh Cinta
35 35. Kado Panda
36 36. Sweet Seventeen
37 37. Dikira Calon, Ternyata?
38 38. Mind Mapping
39 39. Ternyata Mimpi
40 40. Step by Step
41 41. Resepsi Siang
42 42. Jebakan Sang Coach
43 43. Belum Waktunya Just Be Mine
44 44. Sarapan Pagi Kita
45 45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46 46. Be Calm, Babe
47 47. Kegelisahan Ami
48 48. Ami Melunak
49 49. Menuju Pertandingan Silat
50 50. Aku halusinasi?
51 51. Hadiah Pepaya
52 52. Undangan
53 53. Kiriman Paket
54 54. Resepsi Aiko
55 55. Resepsi Aiko (2)
56 56. Bismillah, Aku Siap
57 57. Reaksi Mama Mila
58 58. Menunggu Ibu
59 59. Sampai Bertemu Besok
60 60. Cerita Cinta Mekkah
61 61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62 62. Mikirin Mobil
63 63. Bakwan
64 64. Kartu Mengejutkan
65 65. Ada Paket
66 66. Hayuk Ke KUA
67 67. Masih Suasana Lebaran
68 68. Lebaran Kedua
69 69. Tentang Izin
70 70. Ambyar
71 71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72 72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73 73. Blasteran
74 74. Buah tangan
75 75. Jaga Hati
76 76. Kemesraan Ini
77 77. I Love You 3000
78 78. Apotek Tutup
79 79. Hari Yang Ditunggu
80 80. Happy Birthday To You
81 81. Sekuntum Mawar Merah
82 82. Rejeki Si Bungsu
83 83. Pernikahan Ibu
84 84. Pesta Usai
85 85. Usai Liburan
86 86. Awal Sekolah
87 87. Win Win Solution
88 88. Support System
89 89. Ayo Curhat
90 90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91 91. Gempar
92 92. Sikap Ami
93 93. Aku Datang
94 94. Panggil Ami!
95 95. Perjuangan Restu
96 96. Empat Mata
97 97. Deal
98 98. Mulai Menyebar
99 99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100 100. Salaman Lagi
101 101. Tantangan
102 102. Menjelang Pulang
103 103. Bersiap Pulang Kampung
104 104. Obrolan Adik Kakak
105 105. Undangan Panji
106 106. Jawaban Penantian
107 107. Ditunggu di Singapura
108 108. Tamu Rabu
109 109. Ciamis - KL
110 110. Deep Talk Singapura
111 111. Apel Pertama
112 112. Welcome Desember
113 113. Zaky Pulang
114 114. Hari Lamaran
115 115. Melamarmu
116 116. Alarm Bunyi
117 117. Kisah Malam Minggu
118 118. Dua Orang Yang Pergi
119 119. Akbar ke Sekolah
120 120. Paturay Tineung
121 121. Ponsel
122 122. Jiwa Yang Bersedih
123 123. Summer In München
124 124. Ungkap
125 125. Jiwa Yang Berontak
126 126. Hangatnya Summer in München
127 127. Maybe
128 128. Kisah Kasih AmBar
129 129. Akad Nikah
130 130. Aku Bagimu
131 131. Menempuh Hidup Baru
132 Pemenang Giveaway BAJC
133 Extra Part 1
134 Extra Part 2
135 Extra Part 3
136 Extra Part 4
Episodes

Updated 136 Episodes

1
1. Ami Selimut
2
2. Menuju Tasik
3
3. Coach Akbar Speechless
4
4. Ya Salam
5
5. Dapoer Ibu
6
6. Boneka Panda
7
7. Nikah Yuk!
8
8. Sabar
9
9. Tidak Sabar
10
10. Seperti Dancow
11
11. Obrolan Minggu
12
12. Terngiang-ngiang
13
13. Tumben
14
14. Siapa Panda?
15
15. Malam Mingguan
16
16. I Miss You
17
17. Selamat Berjuang
18
18. Mobil Bikin Cemas
19
19. Balonku Ada Lima
20
20. Efek Pisang
21
21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22
22. Ibarat Nama Kota
23
23. Ketagihan
24
24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25
25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26
26. Ada Apa Dengan Ami
27
27. Room Sebelah
28
28. I Like You So Much
29
29. Virus MU
30
30. Mengkudu
31
31. Apapun Kulakukan
32
32. Berangkat Bareng
33
33. Hari Lamaran
34
34. Apa Aku Jatuh Cinta
35
35. Kado Panda
36
36. Sweet Seventeen
37
37. Dikira Calon, Ternyata?
38
38. Mind Mapping
39
39. Ternyata Mimpi
40
40. Step by Step
41
41. Resepsi Siang
42
42. Jebakan Sang Coach
43
43. Belum Waktunya Just Be Mine
44
44. Sarapan Pagi Kita
45
45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46
46. Be Calm, Babe
47
47. Kegelisahan Ami
48
48. Ami Melunak
49
49. Menuju Pertandingan Silat
50
50. Aku halusinasi?
51
51. Hadiah Pepaya
52
52. Undangan
53
53. Kiriman Paket
54
54. Resepsi Aiko
55
55. Resepsi Aiko (2)
56
56. Bismillah, Aku Siap
57
57. Reaksi Mama Mila
58
58. Menunggu Ibu
59
59. Sampai Bertemu Besok
60
60. Cerita Cinta Mekkah
61
61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62
62. Mikirin Mobil
63
63. Bakwan
64
64. Kartu Mengejutkan
65
65. Ada Paket
66
66. Hayuk Ke KUA
67
67. Masih Suasana Lebaran
68
68. Lebaran Kedua
69
69. Tentang Izin
70
70. Ambyar
71
71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72
72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73
73. Blasteran
74
74. Buah tangan
75
75. Jaga Hati
76
76. Kemesraan Ini
77
77. I Love You 3000
78
78. Apotek Tutup
79
79. Hari Yang Ditunggu
80
80. Happy Birthday To You
81
81. Sekuntum Mawar Merah
82
82. Rejeki Si Bungsu
83
83. Pernikahan Ibu
84
84. Pesta Usai
85
85. Usai Liburan
86
86. Awal Sekolah
87
87. Win Win Solution
88
88. Support System
89
89. Ayo Curhat
90
90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91
91. Gempar
92
92. Sikap Ami
93
93. Aku Datang
94
94. Panggil Ami!
95
95. Perjuangan Restu
96
96. Empat Mata
97
97. Deal
98
98. Mulai Menyebar
99
99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100
100. Salaman Lagi
101
101. Tantangan
102
102. Menjelang Pulang
103
103. Bersiap Pulang Kampung
104
104. Obrolan Adik Kakak
105
105. Undangan Panji
106
106. Jawaban Penantian
107
107. Ditunggu di Singapura
108
108. Tamu Rabu
109
109. Ciamis - KL
110
110. Deep Talk Singapura
111
111. Apel Pertama
112
112. Welcome Desember
113
113. Zaky Pulang
114
114. Hari Lamaran
115
115. Melamarmu
116
116. Alarm Bunyi
117
117. Kisah Malam Minggu
118
118. Dua Orang Yang Pergi
119
119. Akbar ke Sekolah
120
120. Paturay Tineung
121
121. Ponsel
122
122. Jiwa Yang Bersedih
123
123. Summer In München
124
124. Ungkap
125
125. Jiwa Yang Berontak
126
126. Hangatnya Summer in München
127
127. Maybe
128
128. Kisah Kasih AmBar
129
129. Akad Nikah
130
130. Aku Bagimu
131
131. Menempuh Hidup Baru
132
Pemenang Giveaway BAJC
133
Extra Part 1
134
Extra Part 2
135
Extra Part 3
136
Extra Part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!