"A..apa itu, Ma?!" Cicit Dion ketakutan.
"Mereka adalah harpy, Diy.." jawab Anna dengan nada suara yang tak kalah kalut.
Kini, Dion dan Anna pun dibuat genting dengan keberadaan dua harpy yang menatap mereka dengan mata merah nya yang garang.
Dion pun bergumam tanpa suara, 'Apa ini akan menjadi akhir dari hidup ku?'
Tak lama kemudian, terdengar suara Anna berbicara.
"Biasanya para harpy selalu dalam bentuk kawanan ganjil. Dan sepertinya dua harpy ini lolos dari penjagaan Papa mu," imbuh Anna menebak situasi yang terjadi.
Tebakan Anna memang sangat tepat.
Dua harpy tersebut memang tadi bersembunyi di bawah tebing dari pandangan Yan Chen. Setelah Yan Chen berada jauh dari pintu gua, kedua harpy itu lalu menyusup masuk ke dalam gua tersebut.
"Aakk!! Kau urus wanita itu. Aaakkk!! Aku akan bawa si Golden! Aaakkkk!" Tiba-tiba salah satu harpy berbicara.
Dion terperangah kaget. Ia tak mengira kalau ternyata makhluk di depan nya itu bisa bicara dalam bahasa manusia.
'Tapi tunggu dulu! Apa kata nya tadi? Dia akan membawa si Golden? Apa itu maksud nya aku??!' gumam Dion dalam hati.
"Jangan harap kau bisa mendekati anak ku! Lawan dulu aku, harpy buruk!" Kecam Anna dengan pandangan tajam.
Tak lama kemudian, Anna mengeluarkan dua kayu kecil dari saku baju nya. Masing-masing dipegang nya pada setiap tangan Anna.
Lalu dari ujung kayu seukuran genggaman tangan tersebut keluar selarik cahaya panjang yang kemudian berbentuk menyerupai cemeti cahaya.
Akhirnya kini Anna pun memegang dua cemeti cahaya berwarna biru.
"Aakkk!! Itu cemeti Langit! Aaakkk!! Dari mana wanita itu mendapatkan pusaka tua itu?! Aaakkk!!"pekik salah satu harpy di depan pintu gua.
"Sudah! Aaakkk! Jangan banyak bicara!! Aakkk! Kita serang saja wanita itu bersamaan. Aaakkk!! Nanti kalau ada kesempatan, aaakkk!! aku akan membawa pergi si Golden. Aakkk!!" Sahut harpy ke dua.
Selanjutnya, Dion melihat dengan hati yang gentar, saat ibu sambung nya, yakni Mama Anna melecutkan kedua cemeti nya ke arah kedua harpy tersebut.
Dengan gerakan meliuk-liuk, Anna melesatkan cemeti cahaya nya ke tubuh, wajah dan juga kaki para harpy.
Dan kedua harpy tersebut mengaduh kesakitan setiap kali tubuh mereka tersentuh oleh cemeti Langit tersebut.
"Aakkk!! Sakit! Aaakkkk!! Wanita ini sangat kuat! Aakkk!!" Pekik salah satu harpy yang kini menepi ke pinggir gua.
Anna tak terlihat kesulitan saat ia melawan serangan cakar tangan dan cakar kaki dari satu harpy yang masih gencar melawan nya.
Malah Dion menilai, kalau Anna tampak seperti sedang menari balet saja, dibandingkan sedang bertarung.
"He.. hebat!! Mama hebat!" Seru Dion memuji Anna.
Anna tak membalas pujian Dion. Pikiran nya maaih fokus untuk menyerang kedua harpy tersebut.
'Aku harus menjaga Dion!' benak Anna hanya memikirkan satu hal itu saja.
"Aaakk!! Dia kuat! Aakkk!!" Pekik harpy kedua yang terjatuh membentur dinding dalam gua. Beberapa sayap nya seperti habis terkena luka bakar usai dilibas oleh cemeti cahaya biru milik Anna.
"Mama hebat sekali! Aku tak tahu kalau Mama ternyata bisa bertarung?" Seru Dion memuji Anna.
Anak lelaki itu tanpa sadar malah mendekat ke Anna. Bersamaan dengan kedua harpy yang ternyata kembali menyerang Anna secara bersamaan.
"Dion! Awas!" Cemeti Anna terlambat memberikan perlawanan. Saat salah satu harpy berhasil meraih bagian depan kaos yang dikenakan oleh Dion. Kemudian dengan gerakan cepat, sang harpy menarik tubuh Dion ke arah nya, menjauhi Anna.
"Aaahhh!! mama! Tolong Dion!" Pekik Dion memanggil ibu sambung nya.
Anna hendak menarik Dion kembali ke belakang nya, namun ia terganggu oleh serangan satu harpy lain yang tiba-tiba semakin gencar menyerang wanita tersebut.
Salah satu cemeti Anna berusaha dijulurkan ke arah kaki sang harpy yang telah berhasil menarik Dion. Namun usaha nya lagi-lagi digagalkan oleh kibasan angin kencang yang dibuat oleh harpy ke dua.
Dalam hitungan detik, harpy pertama pun akhirnya menyeret tubuh Dion keluar gua, lalu terbang menjauhi gua dan gunung batu tempat Anna berada. Dengan Dion yang terombang-ambing menjerit ketakutan dalam cengkeraman cakar tajam milik sang harpy.
"Aakkkk!! Aku dapat! Aku dapat!! Aakk!!" Snag Harpy memekikkan kegirangan nya.
Tak jauh dari pintu gua, Yan Chen dan sekitar tiga harpy yang sedang ia lawan pun mendengar kegaduhan yang dibuat oleh harpy yang telah menculik Dion.
Pandangan Yan Chen pun seketika menajam ke arah sang harpy. Dan ia akhirnya mengambil risiko untuk mengeluarkan naga Eduardo nya saat itu juga.
Padahal itu bisa membuatnya terjatuh ke lereng gunung. Akibat kibasan sayap dari sang naga bila letak kemunculan nya berada dekat dari posisi Yan Chen berdiri saat ini.
Tapi Yan Chen tak peduli. Yang utama baginya kini adalah ia berhasil menyelamatkan Dion nya kembali dari harpy tersebut.
"Eduardo! Keluar lah!" Panggil Yan Chen saat berseru ke arah bola kehijauan yang menjadi manik gelang di tangan kanan nya.
Dan seketika cahaya kehijauan pun melesat keluar dari dalam bola menuju langit-langit di antara dua gunung tempat salah satu nya Yan Chen dan juga Anma berada.
Dan, benar saja, kemunculan sang naga raksasa di celah yang sempit itu pun telah menciptakan hembusan angin yang sangat kencang. Dan ini berasal dari kepakan sayap nya yang terbentang lebar.
Yan Chen pun hampir saja terjatuh ke lereng gunung, jika saja ia tak sigap berpegangan pada sebatang pohon besar yang berada tak jauh dari nya.
Sementara itu, ketiga harpy yang tadi menyerang lelaki itu akhirnya menjadi korban sebenar nya dari hempasan angin kencang dari sayap naga Eduardo.
"Aakkk!! Naga! Aaakk!!" Pekik para harpy yang ketakutan saat melihat sang naga.
Ketiga harpy itu lalu bergegas terbang menjauhi Yan Chen dan juga naga Eduardo. Sayang nya, usaha mereka sangat terlambat. Yan Chen yang langsung sigap menaiki mahkota di kepala naga Eduardo pun lalu menitahkan sang naga untuk menyerang para harpy tersebut.
"Serang mereka, Ed! Dan kejar harpy di depan sana! Dia membawa Dion!" Titah Yan Chen begitu mendesak.
Sang naga hijau lalu menghembuskan api kecil dari lubang hidung nya. Dan itu adalah pertanda kalau ia akan melaksanakan titah pengendali nya itu.
Lalu naga Eduardo pun menghembuskan api besar ke arah tiga harpy yang kini tengah terbang tunggang langgang. Dua harpy berhasil terkena api sang naga. Dan mereka pun langsung gosong di temoat.
Sementara satu harpy lain yang telah terbang lebih dulu hanya terluka di bagian ekor nya saja.
Spontan bau daging yang terbakar pun memenuhi udara di sekitar gunung tersebut. Bau yang sungguh tak mengenakkan. Karena bercampur seperti bau busuk.
Hal ini mungkin disebabkan karena para harpy yang senang memakan makanan yang berbau busuk atau menyengat tajam.
"Yan! dion berhasil dibawa oleh seekor harpy! Tadi ada dua yang menyelinap ke dalam gua!" Pekik Anna kemudian, usai ia megalahkan seekor harpy yang menahan nya agar tetap di dalam gua dan tak mengejar harpy lain yang telah berhasil menculik Dion.
"Ya! Aku melihat nya, Anna! Aku akan mengejar harpy itu! Kau tunggu lah di sini dulu! Aku akan segera kembali!" Jawab Yan Chen sebelum akhirnya mengulang titah nya lagi kepada naga Eduardo yang ditunggangi nya.
"Biarkan harpy yang itu Ed! Kejar saja harpy yang di depan sana!" Titah Yan Chen dengan nada mendesak.
Sang naga kembali menghembuskan api kecil dari lubang hidung nya. Setelah itu, ia pun melesat terbang untuk mengejar harpy yang telah menculik Dion.
Jarak antara naga dan harpy tersebut terbilang cukup jauh. Mungkin sekitar lima ratus meter jauh nya. Akan tetapi, jangan bandingkan kepakan sayap sang naga dengan kepakan sayap seekor harpy yang ukuran tubuh nya hanya sebesar manusia saja.
Sudah jelas, dalam hitungan detik, naga Eduardo pun berhasil mendekati harpy yang telah menculik Dion.
Sang harpy yang mengetahui kalau dirinya dikejar oleh seekor naga pun berkoak-koak karena merasa takut.
"Aakkk!! Naga jelek!! Aaakkk!! Takut! Aaakk!!" Pekik snag harpy ketakutan setengah mati.
Dion yang hampir lima belas menit bergantungan di bawah cengkeraman cakar sang harpy pun merasa senang dengan kemunculan naga Eduardo dan juga papa nya. Ia pun berseru.
"Pa..papa!" Panggil Dion.
"Dion! Bertahan lah! Papa akan menyelamatkan mu!" Seru Yan Chen dengan berteriak pula.
Akan tetapi, di saat naga Eduardo hendak mencengkeram sayap harpy yang menahan Dion tersebut, mereka semua dikejutkan dengan kemunculan kawanan harpy dalam jumlah yang banyak.
Kawanan harpy tersebut agak nya tadi sudah mengintai dari daratan di bawah mereka. Jadi ketika mereka melihat rekan mereka dalam kesulitan, para harpy tersebut langsung berterbangan dan mengerumuni kepala sang naga.
Pandangan naga Eduardo pun jadi teralihkan dari melihat keberadaan Dion. Bahkan Yan Chen pun tak bisa melihat harpy yang tadi sedang membawa Dion pada cakar nya,karena pandangan nya ditutupi oleh kerumunan harpy tersebut.
"Roarrrrrr!!" Naga Eduardo merasa kesal. Ia pun menyemburkan api sedang dari moncong nya. Dan api itu langsung membakar sejumlah harpy yang berada pada jalur terbang nya.
Beberapa harpy langsung tewas di tempat dan terjatuh ke bawah. Sementara harpy yang lain terlihat ketakutan dan langsung menyebar menjauhi sang naga.
Begitu pandangan Yan Chen dan juga sang naga tak lagi terhalangi, sayang nya mereka tak lagi mendapati keberadaan Dion dan juga harpy yang tadi telah membawa nya pergi.
"Arghh! Sial! Sial sekali!!" Umpat Yan Chen begitu marah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
khey
ekspresi nya kek apa tu kak??
aakk
2023-01-28
1
khey
harap kk mel
2023-01-28
1
Lee
Lah kmana Dion sma Anna??
2023-01-19
0