Bab 3. Penyambutan Kecil

Kenneth hanya mengiyakan saja. Padahal kenyataannya setelah sampai di tempat parkir butik, dia ikut turun kemudian mengantarkan Rhiana sampai ke ruangannya.

"Terima kasih sudah mengantarkan aku sampai di sini. Lebih baik kau pulang sekarang!"

Kenneth merasa tidak suka saat Rhiana terus mengusirnya. Dia harus mencari alasan yang logis agar pengasuhnya itu tidak mengusirnya lagi, atau minimal Kenneth menahan waktu sampai benar-benar dirinya mau pergi dari sana.

"Aku baru mau pergi setelah beberapa permintaanku kau wujudkan," tolak Kenneth.

Rhiana yang sudah memegang kertas gambar dan beberapa alatnya untuk bekerja, terpaksa diletakkan lagi. Waktu yang dimiliki tidaklah banyak sehingga Rhiana harus memanfaatkannya dengan baik.

"Apa maumu?" Rhiana merasa kehidupannya akan dibayangi oleh Kenneth.

"Nomor ponselmu agar aku mudah membuat janji dengan pemilik butik ini."

Rhiana tanpa banyak bicara langsung mengambil satu lembar kartu nama. Dia menyerahkannya kepada Kenneth agar laki-laki muda itu lekas pergi. Nyatanya Rhiana salah lagi.

"Aku tidak mau kartu nama ini! Ini hanya untuk urusan pekerjaan. Sementara aku adalah anak yang pernah kau asuh. Sehingga hubunganmu denganku bukan sebagai klien, tetapi hubungan pribadi. Aku mau nomor pribadimu."

Anak nakal yang diasuhnya dulu walaupun sudah tumbuh menjadi laki-laki tampan, nyatanya sikapnya masih sama seperti dulu.

"Kalau kau menginginkan sesuatu, jangan hanya merengek. Berusahalah! Sekarang keluar dari ruanganku! Aku harus bekerja."

Membiarkan Kenneth berada di dalam akan sangat menggangu sekali. Walaupun Rhiana masih ingin berbincang dengannya, pekerjaan juga jauh lebih penting. Rhiana harus tegas.

Kenneth terpaksa keluar karena ponselnya berbunyi. Dia pun terpaksa mengambil kartu nama itu. Butuh atau tidak, Kenneth akan mencobanya.

"Ya, ma? Ada apa?" tanya Kenneth saat sambungan telepon terhubung.

"Kau ingat Samantha, kan? Dia datang ke mansion saat tahu kau sudah kembali. Dia juga menyiapkan pesta kecil-kecilan nanti malam. Jangan pulang terlambat!" pesan Stella.

Kenneth melihat jam tangannya. Masih ada waktu untuk sampai di mansion tepat waktu. Maka dari itu, dia pun menyetujui permintaan mamanya.

"Oke, mam. Aku akan datang tepat waktu. Sampai jumpa nanti malam."

"Ya. Hati-hati di jalan," pesan Stella sebelum menutup ponselnya.

Sebenarnya niat Kenneth hari ini adalah untuk mendapatkan semua informasi tentang Rhiana. Penolakan pengasuhnya itu membuat Kenneth semakin penasaran. Gara-gara Samantha, dia harus melepaskan niat yang sudah direncanakan dengan baik setelah keluar dari ruangan Rhiana.

Sebelum pergi, Kenneth setidaknya bisa berulah sejenak. Dia keluar sebentar untuk membeli satu buket bunga istimewa. Dia menuliskan permintaan maaf dengan meninggalkan nomor ponselnya agar Rhiana membaca. Dititipkan buket bunga itu pada pelayan butik untuk diserahkan kepada Rhiana.

Pelayan tersebut terkejut saat Kenneth menyerahkan buket bunga yang begitu indah. Ini pertama kalinya setelah penolakan Rhiana pada beberapa pria. Entah, kapan terakhir kalinya butik menerima buket bunga khusus untuk pemiliknya?

"Kenapa terkejut begitu?" tanya Kenneth penasaran.

"Ehm, ini buket bunga pertama yang kami terima setelah beberapa tahun Nona Rhiana melarang kami menerima hadiah-hadiah dari para pria yang mengejarnya," jelas pelayan.

"Apa bosmu akan menolak ini?" Kenneth berusaha meyakinkan.

"Entahlah, Tuan. Kalau begitu biar kuantar ke ruangannya."

"Terima kasih."

Kenneth lekas meninggalkan butik untuk kembali ke mansion. Semakin mengulur waktu, dia bisa sampai mansion dini hari. Makanya dia cepat-cepat meninggalkan butik tanpa tahu respon apa yang akan ditunjukkan Rhiana saat menerima buket bunga tersebut.

Rhiana selalu sibuk. Saat pelayan mengetuk pintu kemudian masuk membawa buket bunga, dia terkejut.

"Dari siapa?"

"Dari pria tampan yang datang mencari Anda, Nona. Sepertinya pria itu menyukai Anda," ucap pelayan untuk mencoba menggali informasi dari bosnya.

"Tentu saja. Dia masih keluargaku," jawab Rhiana sekenanya. Dia tidak mau ada kesalahpahaman antara dia dan karyawan butiknya.

Pelayan itu juga terkejut. Selama ini mereka tahu kalau Rhiana tidak memiliki keluarga. Dia hidup mandiri sejak lama. Makanya saat Rhiana mengatakan bahwa itu masih keluarga, rasa penasaran mereka semakin tinggi.

"Baik, Nona. Bunganya kuletakkan di sini, ya?"

Rhiana mengangguk. Buket bunga tepat berada di hadapannya. Setelah pelayan keluar, Rhiana meletakkan sejenak kertas-kertasnya yang menjadi pekerjaan sehari-hari. Dia beralih menatap buket bunga itu dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Dasar anak nakal!" seru Rhiana.

Rhiana mengambil buket bunga kemudian mengambil pesannya untuk dibaca. Dia tersenyum manis saat mengetahui apa yang diucapkan Kenneth untuknya, yaitu sebuah permintaan maaf dengan kata-kata manis.

"Aku minta maaf, Pengasuhku. Setidaknya aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi. Jangan lupa hubungi aku di nomor ini. Terima kasih." Rhiana tersenyum membacanya. Banyak sekali akal lelaki muda itu.

Rhiana memasukkan lembaran pesan itu ke lacinya. Untuk sementara waktu, dia akan mengabaikan Kenneth. Pekerjaan jauh lebih penting ketimbang harus bermain-main dengan Kenneth.

Kenneth sangat berharap Rhiana mengirimkan pesan padanya. Dia terlalu percaya diri untuk memberikan nomor ponselnya pada wanita itu. Sesampainya di mansion, berulang kali dia melihat pesan di ponselnya. Sama sekali tidak ada pesan masuk. Hal itulah yang membuat Kenneth semakin penasaran pada Rhiana.

"Ck, dasar pengasuh meresahkan. Kau pikir aku akan diam begitu saja? Tidak akan! Aku akan berjuang untuk bisa dekat lagi denganmu. Itu janjiku," lirih Kenneth saat memasuki mansion.

Sejujurnya di dalam diri Kenneth terdapat beberapa hal yang tidak bisa dimengerti. Dia merindukan Rhiana karena merasa berutang budi padanya. Namun, saat pertemuannya kembali, Rhiana memiliki beberapa kriteria wanita idaman Kenneth. Sejujurnya, ketertarikan Kenneth dimulai dari sana.

Suasana mansionnya berubah begitu cepat. Samantha tidak pernah main-main dengan rencananya. Kenneth bertemu dengan Stella kemudian pamit ke kamar untuk membersihkan diri.

"Lekaslah keluar! Samantha sudah menunggumu," pesan Stella.

"Ya, Mam."

Kenneth masuk ke kamar. Dia meletakkan ponselnya di atas nakas. Setelah itu, dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sebelum keluar kamar, dia memastikan ada pesan masuk dari Rhiana. Namun, Kenneth kecewa lagi. Wanita itu sama sekali tidak mengirimkannya pesan.

"Kau terlalu sibuk, Sayang," lirih Kenneth karena kesal. Entah, sejak kapan kekesalannya berubah menjadi ungkapan romantis seperti itu?

Kenneth membiarkan ponselnya berada di dalam kamar. Harapannya besar saat dirinya kembali, maka sebuah pesan dari nomor baru menyapanya.

Keyakinan langkahnya menuju ke ruang tengah yang sudah disulap sedemikian rupa. Samantha melihat kehadirannya sehingga gadis itu menghambur memberikan pelukan hangat kepada Kenneth, sahabatnya.

"Hai, Kenneth! Aku sangat merindukanmu!" serunya. Setelah memeluk, Samantha memegangi pipi kedua pipi Kenneth seolah gemas pada sahabatnya.

"Apakah aku seperti anak kecil?" tanya Kenneth pada Samantha.

"Tidak, Ken. Kau masih sama menggemaskannya seperti beberapa tahun yang lalu," jelas Samantha.

"Jadi, siapa yang mengabarimu?" selidik Kenneth.

"Aunty Stella meneleponku. Aku juga yang menyiapkan semua ini. Apa kau suka?"

Ruang tengah dihiasi beberapa balon, bunga, dan beberapa kelengkapannya. Selain itu, ada beberapa cup cake, kue kering, tart, dan beberapa pastry favorit Kenneth. Samantha melakukan semua ini untuk memberikan penyambutan kecil pada sahabatnya.

"Apa kau akan membuatku gendut, Nona?" canda Kenneth pada Samantha.

Samantha menggeleng. Justru kehadirannya malam ini adalah untuk melakukan hal yang sempat tertunda di masa lalu. Maka malam ini adalah kesempatan emas bagi Samantha.

Terpopuler

Comments

d'she wu

d'she wu

dia tipe wanita workaholic yg mengutamakan karier dibanding kesenangan pribadi jadi kau kudu bisa memberikan warna di hidupnya spy tdk monoton 😉

2023-02-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!