[Fa, kita bolos aja ya hari ini!] -Seruni-
Seruni mengirimkan pesan kepada sahabatnya. Tak berselang lama, balasan pesan dari Faya pun masuk.
[Kenapa?] -Faya-
[Aku semalam mimpi nyai] -Seruni-
[Hah, nyai? Nyai ronggeng? 😂] -Faya-
[Entar aku ceritain. Sekarang tunggu aku di rumah mu. Kita ke tempat ki Parto sekarang saja. Sekarang aku meluncur] -Seruni-
Seruni segera memasukkan ponselnya ke dalam tas, lalu bergegas keluar dari kamar.
"Ma, mama!" Panggil Seruni celingak-celinguk mencari keberadaan mamanya.
"Mama di dapur Run!" Seru Mama Amara. Seruni pun langsung menghampiri mamanya di dapur.
"Ma!"
"Tumben masih pagi sudah rapi?" Mama Amara memperhatikan penampilan anaknya.
"Hehe, ada kelas pagi ma. Aku berangkat dulu ya?" Seruni meraih tangan mamanya lalu menciumnya.
"Eh, nggak sarapan dulu sayang?" Mama Amara keheranan karena melihat anaknya terburu-buru.
"Nanti aja di rumah Faya ma. Ada tugas yang harus aku selesaikan buat dikumpulkan nanti. Semalam aku ketiduran, jadi nggak sempat belajar." Jelas Seruni langsung ngacir keluar dari rumah menuju garasi.
*****
Tin.. tin..
Seruni membunyikan klakson dua kali agar Faya segera membukakan pintu pagar rumahnya.
"Woy, ini masih pagi jangan berisik!" Teriak Faya keluar dari rumah untuk membukakan pagar. Seruni pun langsung memasukkan mobilnya ke halaman rumah Faya.
"Ayo, kita langsung ke kamar mu saja!" Seruni menarik tangan sahabatnya itu setelah keluar dari mobil, untuk segera masuk ke dalam rumah. Lebih tepatnya masuk ke dalam kamar sahabatnya.
"Eh, tunggu dulu. Aku mau bantuin Mama masak di dapur dulu." Cegah Faya menahan tangan Seruni.
"Halah, gaya mu, palingan cuma jadi tukang icip."
"Lah, kan itu memang keahlian ku yang memiliki lidah tajam setajam silet, dan kuat dengan segala macam jenis rasa. Termasuk rasa sayange rasa sayang-sayange." Canda Faya bernyanyi lagu yang sering dinyanyikannya dulu saat Pramuka untuk mencairkan aura ketegangan yang nampak jelas di wajah Seruni. Sedangkan Seruni hanya memutar bola matanya malas.
"Ma! Anak orang mau numpang sarapan." Teriak Faya keras yang langsung mendapat cubitan keras pula di pinggangnya. "Aduh, aduh, aduh!" Faya mengaduh kesakitan karena mendapat cubitan beruntun dari Seruni. "Ma! Anak Mama dianiaya in- eemb!"
"Bisa diam nggak!" Seruni membungkam mulut Faya dengan tangannya dan langsung menyeretnya masuk ke dalam kamar Faya.
"Hah, hah, hah, gila! Kenapa hidung ku ikut dibungkam sih, kalau aku mampus gimana?" Sungut Faya kesal.
"Biarin!" Ketus Seruni seraya bersedekap dada.
"Mau cerita apa?" Tanya Faya setelah mereka berdua duduk di tepi ranjang.
"Semalam aku mimpiin nyai." Ucap Seruni ragu.
"Dari tadi nyoa-nyai terus, nyai siapa?"
"Entahlah, aku sendiri juga nggak tahu." Seruni menunduk sedih.
"Ck! Apa yang nyai-nyai itu katakan?" Faya mulai menanggapi serius mimpi Seruni.
"Samar-samar aku ingat, dia pakai kebaya hitam, selendang merah, terus rambutnya disanggul. Kalau nggak salah dia sempat nyebut nyai gitu." Jelas Seruni memaparkan mimpinya semalam. "Dan saat aku cuci muka, aku sekilas melihat bayangannya di belakang ku. Tapi pas aku berbalik, tidak ada siapa-siapa."
"Kok aku jadi merinding gini Run?" Faya langsung meraba tengkuknya karena merasa bulu kuduknya berdiri saat Seruni menceritakan tentang mimpinya semalam.
"Makanya itu, kita harus cepat ke tempat Ki Parto Fa!"
"Ya-ya sudah, kamu tunggu sebentar. Aku mau mandi dulu habis itu kita sarapan, kemudian langsung berangkat." Faya langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membanting pintunya dengan keras hingga membuat Seruni terlonjak kaget.
Braakk!!
"Eh, sialan nih bocah! Udah tegang dari tadi malah dikagetin." Seruni mengelus dadanya pelan lalu meraih gelas yang ada di meja dan langsung meneguk isinya. Saat ini pikirannya sedang kacau, hingga tak dapat lagi berpikir jernih, selain mencari dukun atau orang pintar yang dapat membantunya. Apapun akan ia lakukan, yang penting ia segera terbebas dengan nyai-nyai semalam yang hadir di mimpinya. Karena Seruni memiliki firasat kalau nyai itulah yang mengikat jiwanya. Seruni berharap semoga saja Ki Parto adalah orang yang tepat yang dapat membantunya. Walaupun sebenarnya ia masih ragu dengan kehebatan Ki Parto. Seruni bahkan lebih tertarik untuk mendatangi Mbah Suro daripada Ki Parto. Entah mengapa ia sendiri juga tidak tahu.
*****
*****
*****
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕☕🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Zahra🌼
semangat Run 💪 kamu pasti bisa sembuh 🤗
2023-02-22
4
Zahra🌼
Kamu membuatku merinding Run 😩😩😩
2023-02-22
4
Zahra🌼
Wah, keterlaluan Seruni 🤭 kalau sampai Faya mampus dia nggak bakalan punya teman lagi 😂😂😂
2023-02-22
4