Bab 002: Ini Bukan Sinetron atau Kisah Novel

"Om Frits, di mana Tiarnan?" tanya Violacea kepada calon ayah mertuanya. "Acara akan dimulai sebentar lagi." Model papan atas itu mengerucutkan bibir saat tidak menemukan keberadaan calon suaminya. Memang sedari awal, dia tahu Tiarnan menolak pertunangan ini, enggan menjalin komitmen. Namun, karena desakan orang tua barulah menerima.

"Tadi pamit ke toilet, sebentar lagi juga datang,” jawab Frits, kemudian menyesap sedikit cairan kuning jernih.

Kilatan lampu kamera beberapa awak media menyilaukan mata ketika seorang pria jangkung melangkah santai menuju ke tengah-tengah ruangan. Dia adalah Dave produser sukses yang telah berhasil memproduksi jutaan film kelas dunia, dan sekaligus pemilik agensi modeling ternama.

Roman wajah Violacea terlihat tegang, kegugupan seolah-olah menjalari sumsum tulang. Dia mengulas senyum kaku, lidahnya terasa kelu.

“Apa kabar, Pak Frits?” Dave menjabat tangan pria paruh baya itu.

Telapak tangan Frits menggenggam dengan mantap, sedangkan tangan satunya konstan menepuk pundak Dave. “Amat baik, silakan menikmati acaranya, maaf, saya tinggal dulu.” Lalu menghampiri salah seorang tamu.

"Sayang, kenapa mengabaikan teleponku?" Dave berbisik di telinga Violacea setelah kepergian pria paruh baya itu, kemudian mundur selangkah. "Kamu kira bisa kabur dariku?" Dia sendiri tahu bahwa setelah menikah dengan Tiarnan—Violacea tidak perlu lagi menjadi model. Sudah tak lagi membutuhkan dirinya, ibarat kata habis manis sepah dibuang.

"Memang, sebentar lagi kontrak kerjaku sudah habis," tegas Violacea sambil melirik sekitar, takut kalau-kalau ada yang dengar.

Senyum Dave tersungging miring, ada banyak cara untuk memasukkan burung ke dalam sangkar. “Coba saja, dan jangan salahkan aku kalau rekaman kemesraan kita jadi gosip terpanas sepanjang masa!”

“Siapa yang percaya, itu hanya editan,” bantah Violacea, kendati ketakutan menerjang, dia tidak menampik kedekatan mereka yang jauh dari kata biasa-biasa saja. Demi meraih puncak karir, Violacea rela mempertaruhkan segalanya.

“Kita lihat saja, Sayang, cepat atau lambat kamu akan kembali kepadaku.” Dave mengambil gelas dari nampan pelayan yang baru lewat. “Tunggu sampai uang berbicara.”

“Tiarnan lebih kaya darimu, Dave!” Violacea hendak pergi setelah mengecam, tetapi dengan gerakan cepat Dave berhasil mencengkeram lengannya. Hangat telapak tangan pria itu meremangkan bulu roma. “Lepaskan, banyak kamera di sini.”

Dave melepas genggaman begitu melihat manajer Violacea berjalan tergesa-gesa, dia pun pergi dari sana. Menyelinap di antara para tamu.

"Violacea, beberapa wartawan ingin bertemu," ujar Arysha manajer sekaligus sahabat baik Violacea. Napasnya terlihat putus-putus karena terburu-buru, peluh membasahi kening. Wajah tampak sedikit merah, menyimpan sesuatu yang salah.

"Apa lagi? Urus, dong, Ar. Aku enggak mau diganggu dulu. Nanti juga aku menemui mereka bareng Tiarnan," sahut Violacea sembari menelisik seluruh ruangan, tetapi di antara para tamu tidak ada sosok yang dicari-cari. “Aku lagi males, kenapa juga turuti semua mau mereka. Kan, aku artisnya.”

“Ini penting—”

“Iya, memang acara ini penting, kalau mereka gak sabar ya udah suruh pulang aja,” potong Violacea, dia saat ini sedang pusing memikirkan ancaman Dave, sekarang ditambah rengekan reporter yang ingin wawancara.

“Menyebalkan! Bersikap baiklah, Violacea, atau kamu mau diganyang netizen? Dan, masalah ini tentang Tiarnan, dia—” Belum rampung menjelaskan, Arysha di serobot salah satu reporter.

“Kak Violacea, apa benar pertunangan Kakak dibatalkan?”

“Hah?” Wajah merona Violacea pucat pasi, pertanyaan macam apa ini? Apa Dave sudah bertindak lebih jauh? Dia menoleh cepat ke kanan-kiri, Dave mengulas senyum simpul sembari menaikan gelas tanda bersulang. Sumpah serapah bercokol di dalam hatinya, mengapa menjadi serumit ini.

“Violacea,” bisik Arysha.

“Apa Dave mengatakan sesuatu kepada para reporter waktu sampai tadi?” Violacea ikut mengecilkan suara, sebab segerombolan awak media mulai berdatangan.

“Dave? Apa hubungannya?” Alis Arysha mengerut. “Ada wanita yang mengaku hamil.”

“Hamil?” Tanpa sadar Violacea berbicara keras, kaget.

“Jadi benar ya, Kak Violacea, bahwa pertunangan batal karena wanita itu hamil anak Tiarnan?” celetuk salah satu reporter. “Apa, Kak Violacea, sudah tau sebelumnya?”

“Maaf, ya, teman-teman, sepertinya ini salah paham. Mana mungkin Tiarnan menghamili seseorang? Pasti wanita itu terlalu terobsesi sama Tiarnan, ini jebakan. Sekian dulu, ya, kita akan klarifikasi, permisi.” Bersama Arysha, Violacea menghindar dari sorotan kamera, menembus kerumunan orang-orang yang ingin tahu kebenarannya.

“Di mana Tiarnan?” Perut Violacea serasa melilit, mual tidak karuan, kepalanya pun berdenyut-denyut seperti balon yang sebentar lagi pecah.

“Aku enggak tau.”

Bak menghilang di telan bumi, tidak ada yang tahu Tiarnan berada di mana. Memisahkan diri dari huru-hara, menjelma makhluk tak kasatmata. Membaur dalam kegelapan, kegelisahan, dan rasa kecewa terhadap diri sendiri. Bahkan wanita yang saat ini bersamanya, diam membisu di sudut sofa.

Tiarnan sedang merenung, menatap tajam ke kejauhan. Akan tetapi, tidak benar-benar melihat panorama matahari terbenam yang membiaskan cahaya kuning kemerah-merahan, dua burung liar terbang melintasi awan, menukik tajam seolah-olah menantang ombak yang bergelung-gelung membentur karang. Momen paling Tanya suka semasa hidupnya.

Sungguh pahit ketika mengingat kembali kenangan akan Tanya, mestinya tidak pergi secepat ini. Untuk sesaat Tiarnan menutup kelopak mata, semoga adik perempuannya tenang di alam sana. Oh, astaga. Berani sekali meminta demikian, sedangkan dendam Tanya belum terbalaskan. Malah diperparah oleh kecerobohan Tiarnan, menghabiskan malam bersama wanita yang mestinya dibuat sengsara. Dan, anehnya, detik ini juga, dia ingin mereguk kembali pengalaman itu. Merasakan aroma segar Likta, ketika saling mengeratkan rengkuhan.

Tiarnan berbalik badan, menatap lekat-lekat wajah muram Likta. Dia masih bisa mengingat jelas semua kenangan bersamanya, beruntung kamar hotel yang keduanya gunakan tidak terbakar oleh gelora asmara kala itu.

“Maaf, memang gak seharusnya aku kemari,” ucap Likta lirih, dia mendongak ke arah Tiarnan. Memberanikan diri memulai obrolan. “Sebelum berangkat temanku sudah siapkan tiket pulang juga, jadi kamu enggak perlu khawatir—”

“Enggak perlu khawatir, katamu? Setelah kekacauan terjadi.” Tiarnan menggeleng, lalu menghindari sorot mata lembut Likta, berputar cepat ke arah pantai. Dia tidak sanggup menolak daya pikat wanita itu, siang-malam membayangi tanpa tahu kapan menghilang. “Apa ini hanya sandiwara?”

“Untuk apa aku bersandiwara? Enggak ada untungnya.” Nurani Likta begitu tertusuk tajamnya tuduhan Tiarnan. “Penilaian mu terhadapku sangat buruk, seandainya saudaramu yang diperlakukan seperti ini gimana? Coba pikirkan!”

“Dia sudah tidak ada di dunia ini dan itu karena—” Tidak sekarang, belum saatnya Likta tahu kenapa sampai terjebak sekandal dengannya, Tiarnan mengusap wajah kasar.

“Aku turut berdukacita, maaf telah menyinggung hal itu. ” Perkataan Likta terdengar tulus. “Sekarang apa yang bisa aku lakukan? Apa mengklarifikasi semua melalui media sosial membantu?”

“Terlambat, semua sudah terjadi, Violacea wanita terhormat, dia tentunya kecewa.” Tiarnan diam setelah mengatakan demikian, bermeditasi selama setengah jam hingga menemukan titik terang. “Kita menikah, tapi—membuat perjanjian hitam di atas putih.”

“Ini bukan sinetron atau kisah novel, aku enggak mau!”

“Keras kepala, terserah kalau mau hamil tanpa suami dan anak itu lahir tanpa ayah.” Tiarnan beranjak dari ruangan.

Terpopuler

Comments

Mega

Mega

😁

2024-04-30

0

litaacchikocchi

litaacchikocchi

Komen judul: tpi ini novel /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Grin//Grin//Grin/

2024-04-30

0

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

bakal banyak sandiwara ini 🤣🤣🤭

2023-03-16

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 001: Menemukan Ayah si Jabang Bayi
2 Bab 002: Ini Bukan Sinetron atau Kisah Novel
3 Bab 003: Nyaris Saja Luluh Lantak
4 Bab 004: Sinting!
5 Bab 005: Hampir
6 Bab 006: Ssttt
7 Bab 007: Kamu Percaya Sihir?
8 Bab 008: Ironi Pernikahan Tanpa Cinta
9 Bab 009: Sama Datarnya
10 Bab 010: Cukup
11 Bab 011: Menderita
12 Bab 012: Dipuja-puja
13 Bab 013: Istri Mas Tiarnan
14 Bab 014: Afair
15 Bab 015: Waaow
16 Bab 016: Rivalnya
17 Bab 017: Sudah Puas?
18 Bab 018: Tidak Boleh Dibiarkan
19 Bab 019: Sejak Kapan?
20 Bab 020: Bersikaplah Dewasa
21 Bab 021: Menunggu
22 Bab 022: Dia, kan, istrimu
23 Bab 023: Stres Memicu Kram Perut
24 Bab 024: Dama benar
25 Bab 025: Ibu Pengganti
26 Bab 026: Di antara Tanya, Arfid, dan Likta
27 Bab 027: Ingin Memercayaimu
28 Bab 028: Emosi Menurun
29 Bab 029: Segera Diresmikan
30 Bab 030: Penaklukan Hati Sang Pertapa
31 Bab 031: Loh, Kok, Marah?
32 Bab 032: Kecewa Berat
33 Bab 033: Ada Apa Ini?
34 Bab 034: Sampai Ajal Nanti
35 Bab 035: Perasaan Lega
36 Bab 036: Sudah Tidak Sayang 'kah, Mama Arima?
37 Bab 037: Mama Mengkhianatimu Kita
38 Bab 038: Ikhlas
39 Bab 039: Jumlah Segitu Dapat Dari Mana?
40 Bab 040: Aku Udah Kenyang, deh, Bri
41 Bab 041: Kehilangan Dirimu Terlalu Cepat
42 Bab 042: Sentimental Sekali
43 Bab 043: Membingungkan
44 Bab 044: Sekeping Hati Tidak Berarti
45 Bab 045: Hidangan Penutup
46 Bab 046: Kecemburuan
47 Bab 047: Ini Tidak gratis
48 Bab 048: Munafik!
49 Bab 049: No Debat!
50 Bab 50: Belajar dari Pengalaman
51 Bab 51: Berantakan
52 Bab 52: Berdampak Besar
53 Bab 53: Bukankah Cinta Memang Gila?
54 Bab 54: Dia Telah Mengambil Alih Dirimu
55 Bab 55: Menjagamu Kebahagiaan Terbesar
56 Bab 56: Aku Harus Kembali ke Indonesia
57 Bab 57: Zein dan Seysan
58 Bab 58: Menyusul Tiarnan ke Swedia
59 Bab 59: Menguntungkan Baginya
60 Bab 60: Pernikahan Ganda
61 Bab 61: Berita Buruk!
62 Bab 62: Terancam Dipecat
63 Bab 63: Versi Lebih Muda
64 Bab 64: Sepercik Sesal
65 Bab 65: Orang yang Salah
66 Bab 66: Menyenangkan
67 Bab 67: Ini Beresiko Likta!
68 Bab 68: Mana Buktinya?
69 Bab 69: Bagian Tersulit
70 Bab 70: Penderitaan
71 Bab 71: Menempati Posisi Likta
72 Bab 72: Seandainya Lebih Kuat
73 Bab 73: Belum Siap Melihat Dunia
74 Bab 74: Aroma Manis Likta
75 Bab 75: Semua Telah Berakhir
76 Bab 76: Ceraikan Aku!
77 Bab 77: Berkalang Dosa
78 Bab 78: Sudah Final
79 Bab 79: Pribadi Lebih Lurus
80 Bab 80: Siapa dan Ke mana kira-kira Tiarnan?
81 Bab 81: Sisi Lain
82 Bab 82: Memandang Sebelah Mata
83 Bab 83: Kemenangan Tiarnan
84 Bab 84: Memakanmu
85 Bab 85: Obsesimu
86 Bab 86
87 Bab 87: Tidak Tahan Melihat Likta
88 Bab 88: Semangat Juang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 001: Menemukan Ayah si Jabang Bayi
2
Bab 002: Ini Bukan Sinetron atau Kisah Novel
3
Bab 003: Nyaris Saja Luluh Lantak
4
Bab 004: Sinting!
5
Bab 005: Hampir
6
Bab 006: Ssttt
7
Bab 007: Kamu Percaya Sihir?
8
Bab 008: Ironi Pernikahan Tanpa Cinta
9
Bab 009: Sama Datarnya
10
Bab 010: Cukup
11
Bab 011: Menderita
12
Bab 012: Dipuja-puja
13
Bab 013: Istri Mas Tiarnan
14
Bab 014: Afair
15
Bab 015: Waaow
16
Bab 016: Rivalnya
17
Bab 017: Sudah Puas?
18
Bab 018: Tidak Boleh Dibiarkan
19
Bab 019: Sejak Kapan?
20
Bab 020: Bersikaplah Dewasa
21
Bab 021: Menunggu
22
Bab 022: Dia, kan, istrimu
23
Bab 023: Stres Memicu Kram Perut
24
Bab 024: Dama benar
25
Bab 025: Ibu Pengganti
26
Bab 026: Di antara Tanya, Arfid, dan Likta
27
Bab 027: Ingin Memercayaimu
28
Bab 028: Emosi Menurun
29
Bab 029: Segera Diresmikan
30
Bab 030: Penaklukan Hati Sang Pertapa
31
Bab 031: Loh, Kok, Marah?
32
Bab 032: Kecewa Berat
33
Bab 033: Ada Apa Ini?
34
Bab 034: Sampai Ajal Nanti
35
Bab 035: Perasaan Lega
36
Bab 036: Sudah Tidak Sayang 'kah, Mama Arima?
37
Bab 037: Mama Mengkhianatimu Kita
38
Bab 038: Ikhlas
39
Bab 039: Jumlah Segitu Dapat Dari Mana?
40
Bab 040: Aku Udah Kenyang, deh, Bri
41
Bab 041: Kehilangan Dirimu Terlalu Cepat
42
Bab 042: Sentimental Sekali
43
Bab 043: Membingungkan
44
Bab 044: Sekeping Hati Tidak Berarti
45
Bab 045: Hidangan Penutup
46
Bab 046: Kecemburuan
47
Bab 047: Ini Tidak gratis
48
Bab 048: Munafik!
49
Bab 049: No Debat!
50
Bab 50: Belajar dari Pengalaman
51
Bab 51: Berantakan
52
Bab 52: Berdampak Besar
53
Bab 53: Bukankah Cinta Memang Gila?
54
Bab 54: Dia Telah Mengambil Alih Dirimu
55
Bab 55: Menjagamu Kebahagiaan Terbesar
56
Bab 56: Aku Harus Kembali ke Indonesia
57
Bab 57: Zein dan Seysan
58
Bab 58: Menyusul Tiarnan ke Swedia
59
Bab 59: Menguntungkan Baginya
60
Bab 60: Pernikahan Ganda
61
Bab 61: Berita Buruk!
62
Bab 62: Terancam Dipecat
63
Bab 63: Versi Lebih Muda
64
Bab 64: Sepercik Sesal
65
Bab 65: Orang yang Salah
66
Bab 66: Menyenangkan
67
Bab 67: Ini Beresiko Likta!
68
Bab 68: Mana Buktinya?
69
Bab 69: Bagian Tersulit
70
Bab 70: Penderitaan
71
Bab 71: Menempati Posisi Likta
72
Bab 72: Seandainya Lebih Kuat
73
Bab 73: Belum Siap Melihat Dunia
74
Bab 74: Aroma Manis Likta
75
Bab 75: Semua Telah Berakhir
76
Bab 76: Ceraikan Aku!
77
Bab 77: Berkalang Dosa
78
Bab 78: Sudah Final
79
Bab 79: Pribadi Lebih Lurus
80
Bab 80: Siapa dan Ke mana kira-kira Tiarnan?
81
Bab 81: Sisi Lain
82
Bab 82: Memandang Sebelah Mata
83
Bab 83: Kemenangan Tiarnan
84
Bab 84: Memakanmu
85
Bab 85: Obsesimu
86
Bab 86
87
Bab 87: Tidak Tahan Melihat Likta
88
Bab 88: Semangat Juang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!