Sama-sama Sama Memainkan Peran

Setelah melewati perdebatan dengan orang tuanya, Dan juga harus sedikit menggunakan drama untuk bisa keluar dari mension kedua orang tuanya, Serta kembali ke Apartemen nya. Kini, Alex bisa bernafas dengan lega. Meskipun ia sendiri harus membawa ikut serta gadis yang ia nikahi beberapa jam yang lalu.

"Kamarmu ada di sebelah sana!. " Tutur Alex sambil menunjuk kearah samping kanan nya. Sementara ia sudah duduk di atas sofa sambil melonggarkan kerah kemejanya.

Gadis itu hanya diam sambil melirik kearah telunjuk Alex. Pria yang sudah menikahinya, Sekaligus pria yang telah dijodohkan dengannya. Meskipun ia sendiri menggantikan posisi kakak perempuan nya.

Lalu sambil menarik kopernya, Ia pun ingin melangkah kearah kamar tersebut. Karena dia juga sedang malas untuk memulai perdebatan dengan pria tidak tahu diri ini. Walaupun, Gadis itu juga jengah akan sikap suaminya. Sejak ia tahu kalau Alex sangat keras kepala. Dan maunya menang sendiri. Bahkan, Dengan orang tuanya saja ia terus berdebat.

"Hei, Mon Mon tunggu dulu!. " Seru Alex saat istri nya ingin melangkah masuk kearah kamarnya.

Meskipun Alex memanggil namanya dengan panggilan barunya, Nama yang sesuka hatinya ia sebut. Tak membuat Monica protes. Gadis itu seolah sengaja membiarkan Alex bertindak sesuka hatinya dalam kesan pertamanya mereka tinggal bersama.

"Duduk lah disini!. Kita perlu bicara!. " Titahnya sambil melirik sofa di hadapan nya.

Monica pun tetap menurut. Namun, Gadis itu malah memilih duduk di sofa tepat di samping Alex. Membuat pria itu langsung melotot akan sikap Monica.

"Kenapa harus duduk disini?. Masih banyak sofa kosong tidak harus duduk di dekatku begini. "

Bukannya menjawab, Monica malah hanya melempar senyum tipisnya saja. Dan menatap wajah Alex dengan tatapan yang tak biasa. Tatapan Monica langsung membuat Alex mulai tak nyaman. Meskipun Monica berpenampilan seperti culun saat ini. Dengan kaca mata tebal nya. Dan juga rambut yang ia kucir kuda. Wajahnya polos tanpa make up sedikit pun. Tetapi, Alex adalah pria yang normal. Bahkan, Ia sangat normal jika berhadapan dengan wanita.

"Kenapa?. Apa anda tidak bisa menahan diri, Jika berdekatan dengan saya?. " Monica malah menggoda suaminya.

"Hahaha... " Tawa Alex pecah. " Jangan mimpi kamu, Bisa tidur denganku!. Selera ku bukan wanita seperti kamu. " Ketus Alex dengan sombongnya.

"Baguslah." Sahut Monica dengan entengnya.

"Apa maksud kamu?. " Alex malah mengajukan pertanyaan balik, Saat Monica menjawab dengan santai kata-katanya tadi.

"Ya, Bagus kalau tipe anda bukan seperti saya. Karena saya juga sama. Tipe pria ku bukan lah pria seperti anda juga. "

"What?. " Alex membelalakkan matanya tak percaya. Baru kali ini ada seorang wanita yang tak menginginkan dirinya. Bahkan, Secara gamblang bilang jika ia bukanlah tipe pria yang ia inginkan. Padahal, Penampilan Monica sangat tidak masuk dalam Kriteria nya sama sekali.

Monica bangkit dari sofanya. Berniat untuk meninggalkan Alex. Karena ia sendiri pun sudah jengah akan sikap suaminya itu.

"Hei, Tunggu Mon!. Aku belum selesai bicara. " Teriak Alex saat istri nya pergi begitu saja dari hadapan nya.

"Nanti saja!. Saya lelah. " Sahut Monica dengan nada santainya. Sama sekali tak perduli jika Alex sedang geram saat ini.

"Kau harus menandatangani surat perjanjian dulu!. Jika, Ingin tinggal satu atap denganku!. " Seru Alex dengan nada tegasnya. Hingga mampu membuat Monica menghentikan langkah kakinya. Dan menoleh pada Alex, Dimana pria itu sudah berdiri dari sofanya.

Alex melangkah kearah meja di pojokan sana. Membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah map bewarna coklat. Lalu menunjukkan nya pada Monica.

"Tanda tangani ini dulu!. " Ujarnya sambil melemparkan map tersebut ke atas meja sana.

Monica menghela nafasnya pelan. Ingin sekali dia membenturkan kepala Alex ke tembok sana. Agar, Pria itu sadar jika usianya tidak muda lagi. Hanya untuk sekedar main-main dalam pernikahannya. Namun, Monica sepertinya mempunyai strategi sendiri, Untuk menyadarkan seorang cassanova sejati seperti Alex ini.

Gadis itu kembali melangkah ke arah sofa. Lalu meraih map yang tadi di lempar Alex. Membukanya dan membaca semua isi surat perjanjian itu satu persatu. Lalu. ia tersenyum sambil melirik Alex. Bukannya menandatangani surat tersebut. Monica malah kembali melemparkan nya keatas meja sana.

"Apa-apaan kau?. "

"Bukannya aturan di buat, Untuk di langgar?. " Sahut Monica dengan nada santainya. Sama sekali tidak takut ketika Alex menatapnya tajam.

Alex hanya bisa melotot tak percaya, Dengan jawaban yang kembali ke luar dari mulut mungil Monica. Karena itu kata -katanya tadi. Yang ia lontarkan kepada Daddy nya saat di mension. Dan kini, Ia malah di bantah juga oleh wanita yang telah sah ia nikahi.

Melihat Alex masih diam, Monica pun langsung beranjak pergi. Namun, Gadis itu bukanny pergi kearah kamar yang tadi di tunjuk oleh Alex. Tapi, Ia malah melangkah kearah kamar berbeda.

"Hei, Itu kamar ku. " Seru Alex yang ikut menyusul langkah Monica.

Sementara Monica sama sekali tak perduli. dengan teriakan Alex saat ini. Ia terus melangkah dan buru-buru masuk kekamar suaminya. Sambil menyeret kopernya kedalam kamar utama disana.

"Permainan baru akan di mulai. " Batin Monica dalam hatinya. Bahkan, Ia menarik sudut bibir nya penuh arti.

Alex sendiri belum tahu, Dengan siapa sekarang ini ia berhadapan. Karena Monica bukanlah tipe wanita yang gampang menyerah. Serta bukan juga wanita yang lemah. Saat ini Monica sedang memainkan drama nya juga. Mengikuti drama Alex, Yang lebih dulu Alex perankan di hadapan keluarga besarnya. Yaitu, Menikahinya hanya untuk di jadikan alat saja. Agar ia bisa lebih leluasa melakukan hal yang ia inginkan di luar sana.

Tapi, Sayangnya kali ini Alex tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?. Dan sama sekali tidak tahu juga, Siapa gadis yang ia nikahi ini.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***