"dua garis biru"
"andra aku gamau hamil, aku gamau putus sekolah, aku gamau nikah muda dan jadi ibu aku gamau ndra, pokoknya kamu jangan bilang ke siapapun tentang ini semua, dan kamu harus cari cara gimana caranya aku gugurin anak ini" kata renata tegas menahan sedihnya
"apa kamu udah gila apa, ini anak aku dan kamu suruh aku bunuh anak aku sendiri, dari awal kan kita udah omongin kita juga udah sepakat apapun yang terjadi gak boleh ada yang berbuat hal yang buruk" lalu andra berlutut memegang tangan renata meyakinkannya
"tapi andra ini gak mungkin, aku masih sekolak aku masih 16 tahun andra, aku gatau apapun untuk jadi ibu , dan sekolah aku pasti bakal kacau kalo kaya gini aku gamau andra aku gamau aku mau sekolah" renata menangis tersendu2 sekuat kuatnya
lalu andra memeluk renata dengan eratnya hati kecilnya tah tahan melihat rena menangis seperti itu tapi di sisi lain inu adalah kemenanganya dia tidak mungkin mengorrbankan segala perjuanganya sia sia begitu saja
"kita bicarain baik baik ya sayang, kamu tenangin pikiran kamu dulu baru kita bahas lagi okey, sekarang kamu tidur istirahat ya aku gamau kamu masuk rumah sakit, tidur aku temenin disini" lalu andra menarik renata yg sedang menangis ke pelukanya
benar saja tak butuh waktu lama renata terlelap tidur dengan pulasnya
andra dengan hati hati dan pelan pelan meninggalkan renata di kamar
"ayah , renata hamil dia benar benar terpukul , dia bahkan berfikir hal buruk , aku harus bagaimana"
"akhirnya, ayah dan ibu akan segera pulang, kamu tinggu di rumah jagain renata biar ayah yg selesaikan"
lalu ayah dan ibu andra bergegas pulang kerumah dengan terburu buru
raut wajah ayah. andra begitu riang dan gembira , namun raut wajah ibunya justru terlihat kecewa dan marah
benar saja sesampainya di rumah
*Plakkkkkkkkkkkk*
"kurang ajar kamu, gak tau diri kamu jadi anak, ibu kecewa sama kamu ini hasil didikan ayahmu yang kamu ikuti baik lihat saja nak suatu hari nanti kamu akan menyesali segalanya" teriak sang ibu lalu pergi dengan air matanya ke kamar andra
"sudah tidak usah di pikirkan ibumu, dia memang terlalu baik hati, ayok kita ke atas kita selesaikan sekarang juga"
lalu ayah dan andra berjalan ke kamar andra di lantai atas
sesampainya disana renata sedang menangis tersendu di pelukan ibu andra
"rena apa benar kamu hamil, kenapa kamu membuat kecewa kami, siapa ayah anak itu" kata ayah andra berpura2
seketika ibunya andra dan andra terkejut, tak kalah terkejutnya renata sampai air matanya berhenti begitu saja dan menatap tajam pada andra
"semua orang tau kalo kamu itu tunangan andra, jika sudah begini bagaimana kami bicara pada semua orang, bagaimana juga harga diri keluargamu apa kamu tidak pernah memikirkannya"
"ayah ini... ayah aku.."
"iya ayah andra tau kamu tidak mungkin melakukanya, kamu anak yg baik ayah tau itu, tapi untuk bertanggung jawab apakah kamu yakin, apa kamu mau menikahi perempuan yg mengandung anak orang lain"
ayah memegang bahu andra seraya menekan sedikit dan memberi kode
"hanya aku yg akan bertanggung jawab dan hanya aku yang akan menikah dengan rena ayah" kata andra sambil menatap rena
"tapi paham ini semua salah paham"
"apa maksud kamu, rena pikirkanlah andra kurang apa lagi dia mau bertanggung jawab dan memikul beban kamu apa itu masih kurang"
"tapi pam"
"sudahlah sekarang juga kita kerumahmu bersiap siaplah"
lalu ayah andra menarik andra dan ibunya
"jika kalian ada yg buka mulut lihat saja akan aku buat menderita hidup rena dan kamu andra, kalian harus dengar ini untuk masa depan andra" ancam ayah andra
lalu andra berlalu begitu saja menuju kamar rena, disana rena termenung di tepi jendela
"maafkan aku , aku tidak punya pilihan, jika ayah tau maka kepalaku akan di penggal hidup hidup, dan jika kita tidak menikah ayah akan berbuat ulah dan membuat keluargamu malu, kali ini saja dengarkan aku menurutlah" kata andra sambil memeluk rena.
"aku tau ini berat, kita akan melaluinya bersama oke"
renata hanya terdiam membisu
ada seribu pertanyaan dan angan angan di kepalanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments