...🍁🍁🍁...
Setelah bicara dengan kakaknya, Xander melihat beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab dari Tessa. Nama wanita itu didalam ponselnya adalah My love, belum sempat Xander menggantinya.
Pesan itu sendiri, berisi permohonan maaf pada Xander dan dia mengatakan akan menjelaskan semuanya bila mereka bertemu. Xander acuh dan tidak menjawab pesan, jujur ia masih sangat mencintai Tessa tapi wanita itu sudah menghancurkan hatinya dengan perselingkuhan.
Tidak! Sekarang ia tak boleh memikirkan tentang Tessa, tapi ia harus memikirkan tentang Zeevana lebih dulu. Bagaimana mental dan perasaan anak itu yang perawannya telah ia ambil.
"Zee...uncle akan bicara pada Daddymu, bahwa uncle..." lirih Xander dengan terpaksa. Misal ia harus menikahi Zeevana, ia akan melakukannya dengan terpaksa. Bagaimana pun juga ia harus bertanggungjawab.
"No uncle, jangan katakan apapun pada Daddy. Ki-kita lupakan semuanya uncle, anggap saja semuanya tidak pernah terjadi." kata gadis itu dengan suara gemetar, begitu pula dengan tubuhnya.
"Zee... uncle--tidak bisa melupakan apa yang sudah uncle lakukan padamu. Perbuatan nista ini, uncle aku bertanggungjawab!" kedua tangan Xander memegang bahu Zeevana yang polos. Ia menatap gadis itu penuh rasa bersalah.
"Uncle, apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan kekasih uncle kak Tessa? Semalaman dia terus menelpon uncle, dia pasti mencemaskan uncle." ucap Zeevana merasa bersalah. Semalaman ia tidak tidur dan melihat panggilan dari Tessa ke ponsel unclenya. Zeevana tentu saja tidak berani mengangkat, namanya tidak sopan. Walaupun ia dekat dengan Xander. Tapi setelah ini hubungan mereka akan berubah, pasti.
"Baiklah Zee, anggaplah semua ini tidak terjadi dan rahasiakan dari mommy Daddymu. Tapi jika kau merasakan sesuatu, cepat katakan pada uncle ya." balas Xander seraya mengusap lembut rambut Zeevana.
"Merasakan sesuatu apa uncle?" tanya Zeevana polos.
"Aku hanya takut....aku takut kau hamil anak uncle." jawab Xander dengan menggigit bibir bawahnya. Ia takut dengan kemungkinan yang terjadi.
Zeevana syok mendengarnya. Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak uncle, tidak mungkin! Sekali melakukan tidak mungkin langsung hamil."
"Zee, ini hanya perkiraan uncle. Semalam kita melakukannya tanpa pengaman. Tapi uncle berharap kau tidak sedang dalam masa suburmu." jelas Xander yang banyak tau tentang ilmu medis sebab ia adalah dokter. Dokter genius spesial bedah dan syaraf.
"A-aku belum lama selesai datang bulan." cicit Zeevana pelan dan wajahnya tampak ketakutan.
"Kau bilang apa Zee?" tanya Xander yang tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Zeevana.
"Tidak apa-apa uncle, aku tidak bicara apa-apa."
Kemudian Xander melihat banyaknya mahakarya bernama kissmark di leher dan dada Zeevana. Sontak saja Zeevana menutup tubuhnya dengan selimut karena malu. "Uncle akan siapkan salep untuk luka-lukamu dan sekarang uncle akan siapkan air hangat untukmu kucing kecilku."
Xander beranjak dari ranjang itu dengan mengenakan boxer saja. Ia pergi ke kamar mandi dan menyiapkan air hangat untuk Zeevana. Xander tegaskan pada dirinya, jika Zeevana sampai hamil. Maka ia akan bertanggungjawab dan menikahi Zeevana.
Setelah selesai membersihkan diri, Xander menggendong keponakannya itu. Sebab Zeevana kesulitan berjalan. Meski enggan, tapi Zeevana juga tak punya pilihan lain.
"Ini makanan untukmu, uncle akan pergi mandi dulu ya." ucap Xander seraya menyerahkan nampan yang diatasnya ada piring berisi omelette dan segelas susu disampingnya.
Zeevana tidak menjawab, tapi menganggukkan kepalanya. Dia masih canggung dan takut saat berhadapan dengan pamannya itu. Apalagi semalam, Xander dalam mode seram dan berbeda dengan sikap Xander yang lembut sebelumnya.
****
Usai berganti baju dan sarapan pagi bersama, Xander dan Zeevana terlihat canggung.Tidak ada canda gurau yang biasa mereka lakukan sebelumnya. Zeevana yang cerewet juga jadi lebih pendiam. Hingga akhirnya Xander membuka pembicaraan lebih dulu ketika Zeevana sedang berada di ruang tengah.
"Zee, sebenarnya uncle dan Tessa sedang ada dalam masalah."
"Masalah apa?"
"Ya,Tessa dia--"
Ting tong!
🎶🎶🎶
Belum sempat Xander bicara lebih banyak, suara bel apartemen sudah mengganggunya. Zeevana pun beranjak dari tempat duduknya, namun Xander menahannya.
"Biar uncle saja yang buka! Kita tidak tahu siapa yang datang, bisa jadi itu seorang pria."
"Walaupun itu seorang pria, tapi pasti hanya temanku saja uncle..." ucap gadis itu polos.
"Kau ini...harus waspada pada laki-laki. Kau terlalu polos." tukas Xander pada keponakannya itu. Dari dulu sampai sekarang, Zeevana tidak menyadari bahwa banyak pria yang tergila-gila padanya dan Xander ditugaskan oleh Javier untuk menahan Zeevana dari pergaulan bebas. Tapi apa yang terjadi? Ia sendiri yang merusak Zeevana. Sungguh, ketenangan Xander terganggu.
Xander berjalan ke depan pintu apartemen itu, kemudian ia melihat siapa yang datang. Tessa, dia datang kesana.
****Ceklet****!
Dengan berat hati Xander membuka pintunya.
"Ternyata benar kau ada disini, sayang! Tolong, dengarkan dulu penjelasanku. Kita bicara, oke?" bujuk Tessa pada Xander, seraya memegang tangan pria itu. Ya, Tessa datang kesana setelah ia menelepon Savana dan menanyakan keberadaan Xander. Tessa cukup dekat dengan keluarga Mavericks, sebab Xander selalu membawanya ke acara-acara keluarga dan memperkenalkan Tessa sebagai calon istri, tapi Tessa saat itu cuek dan tak peduli pada Xander.
Xander menepis tangan Tessa dengan kasar. Ia enggan bicara dengan wanita itu, meski dalam hati ia masih cinta. Tak lama kemudian Zeevana berjalan mendekat ke arah sana.
"Uncle...ada siapa?" tanya Zeevana. Sesaat kemudian atensinya menatap Tessa ada disana, kekasih dari unclenya.
Tessa dengan tidak tahu malunya, masuk ke dalam apartemen itu dan memeluk Zeevana. "Zee, apa kabar? Kau semakin cantik saja ya." kata Tessa basa-basi. "Zee, apa kakak bisa minta tolong padamu? Tolong bujuk Xander agar dia mau bicara padaku. Aku dan pamanmu sedang ada masalah, kumohon Zee." Tessa memohon seraya mengatupkan kedua tangannya pada Zeevana. Ia rasa dengan membujuk keponakan kesayangan Xander, pasti bisa membuat Xander mau bicara dengannya.
"Kita bicara di luar Tessa!" ujar Xander seraya memegang tangan Tessa dengan kasar. Wajahnya tampak dingin dan datar. "Zee,uncle keluar dulu! Kau jangan lupa kunci pintunya. Uncle akan segara kembali." ucap pria itu pada Zeevana.
"Iya uncle."
*****
Satu jam kemudian, Xander kembali sambil membawakan makanan untuk Zeevana dan dirinya. Xander kembali dengan raut wajah yang sulit di artikan oleh Zeevana. "Uncle kenapa?"
"Zee, apakah salah bila uncle memberikan kesempatan untuk Tessa sekali lagi untuk hubungan kami?" desah Xander sambil duduk di sofa.
"Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua uncle, jadi menurutku tidak apa." kata Zeevana pada unclenya.
"Semoga saja dia tidak mengecewakan ku lagi." gumam Xander yang ternyata memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua pada Tessa.
"Iya uncle."
****
3 Minggu kemudian...
Setelah kejadian itu, semenjak Xander kembali ke Chicago, ia selalu menghubungi Zeevana dan menanyakan keadaannya. Namun tak satupun pesan ataupun telpon dibalas oleh Zeevana.
Xander pun gelisah dengan keadaan Zeevana, ia takut terjadi sesuatu padanya. Xander berniat terbang ke Paris untuk melihat keadaannya, namun sebelum Xander pergi kesana. Zeevana sudah pulang terlebih dahulu ke Chicago, ke rumah orang tuanya. Ia sampai ke Chicago pada sore hari.
"Zee sayang! Kau sudah pulang nak?" sambut Savana pada putrinya itu, ia bahagia sekali dengan kedatangan Zeevana yang mendadak.
"Iya mom, aku pulang." jawab Zeevana membalas pelukan ibunya.
"Kenapa kau tidak bilang kalau kau akan pulang nak?" tanya Javier pada putrinya. Ia tersenyum melihat Princessnya ini.
"Ini kan Suprise dad, hehe." Zeevana terkekeh, lalu beralih memeluk daddynya.
"Kakak, aku merindukanmu." ucap Darren, adik laki-laki Zeevana berusia 17 tahun dan baru lulus SMA. Hanya berbeda 2 tahun dengannya.
"Aku juga Dare," Zeevana tersenyum lebar melihat adik laki-lakinya itu. Tapi senyuman Zeevana berbeda, ia tidak ceria seperti dulu.
Savana, Javier dan Darren bisa melihat dan merasakan itu.Tapi mereka pikir itu karena Zeevana lelah setalah dari perjalanannya dari Paris ke Chicago. Dan buktinya, Zeevana langsung naik ke kamarnya di lantai atas. Bertepatan dengan itu, Xander baru saja pulang dari lemburnya di rumah sakit. Ia langsung pulang ke rumah saat Darren mengabarinya bahwa Zeevana pulang ke mansion.
"Kak, dimana Zee?" tanya Xander pada Savana yang ada di ruang tengah, begitu ia sampai di rumah itu. Terlihat keringat bercucuran di wajah tampannya.
"Dia ada di kamarnya, temuilah dia. Kau pasti sangat merindukannya." jawab Savana sambil tersenyum. Ia tau Xander sejak dulu dekat dengan Zeevana.
Tanpa bicara lebih banyak, Xander berlari menaiki tangga. Ia tak sabar ingin menanyakan kepada gadis itu tentang keadaannya dan kenapa dia tidak membalas semua pesan, juga panggilan telepon darinya.
"Zee!"
Pintu kamar Zee terbuka, Xander melangkah masuk ke dalamnya. Kemudian ia mendengar suara seseorang di dalam kamar mandi.
"Uwek...uwekkkk..."
Xander mematung ketika mendengar suara itu, seketika pikirannya penuh dengan pertanyaan dan ketakutan.
...****...
Author up lagi nanti malam tapi..m😍😍jangan lupa komennya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Zeevana hamil...
2024-06-14
0
Ririn Nursisminingsih
xander ini dokter kok boding yaa udah jelas dikhianati kyak gitu kok mau aja ..kasihan zee
2024-02-17
1
Vita Zhao
Xander bo-doh, kenapa si Tessa masih diberikan kesempatan setelah pengkhianatan itu🤬
2023-04-14
0