...🍀🍀🍀...
Malam itu terjadi begitu cepat dan juga menyakitkan untuk Zeevana tapi memuaskan untuk Xander. Berulang kali gadis itu memberontak, memohon dan meronta-ronta agar di lepaskan oleh Xander, namun pria yang sedang tidak waras itu terus menyetubuhinya dengan paksa. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali dan tidak hanya itu saja. Xander menyetubuhi Zeevana sambil menyebut-nyebut nama Tessa, wanita yang ia cintai.
Pertempuran panas itu baru berakhir saat menjelang dini hari dan barulah Zeevana bisa bebas dari Xander. Bebas dari kungkungannya, tapi tidak bebas dari rasa sakitnya. Sekujur tubuhnya perih, apalagi di bagian mahkota miliknya. Zeevana tidak percaya bahwa kali pertamanya akan diambil oleh pamannya sendiri. Lebih tepatnya paman angkat, sebab Xander di adopsi oleh Savana dan Javier saat Zeevana berusia 1 tahun. Namun Zeevana tak tahu bahwa Xander adalah paman angkatnya, tidak ada yang pernah mengatakan itu.
"Ya Tuhan...aku harus bagaimana ? Bagaimana kalau mommy dan Daddy tau semua ini? Hiks... bagaimana dengan masa depanku? Mahkota yang aku persembahkan untuk suamiku, kenapa harus terenggut oleh uncleku sendiri? Hiks..." Zeevana menangis meratapi nasibnya. Ia menatap Xander yang masih terlelap dalam tidurnya dengan tajam. Dia pulas sementara Zeevana si korban sama sekali tidak bisa tidur.
"Uncle jahat...uncle jahat...hiks..." Zeevana, gadis itu yang saat ini tanpa sehelai benang pun ditubuhnya. Hendak beranjak dari atas ranjang, namun tubuhnya tidak bisa diajak kompromi.
"Ahhh...sakit...ya Tuhan...ini sakit sekali." ringis gadis itu yang sekarang sudah bukan seorang perawan lagi. Kesucian yang sudah ia jaga selama 19 tahun akhirnya terkoyak diambil paksa oleh Xander, sang paman.
Zeevana sungguh tidak bisa bergerak, ia pun hanya bisa kembali berbaring sambil menangis karena untuk menutup mata, ia sangat sulit. Bayang-bayang kejadian yang pasti akan merubah hidupnya itu, terus terlintas di kepalanya bak film yang diputar putar. Lebih tepatnya film 21 ++.
Gadis itu menangis penuh sesal, kenapa ia harus pergi menemui pamannya bila akhirnya seperti ini. Seharusnya ia biarkan saja Xander disana.
****
Sinar mentari pagi mulai membangunkan pria tampan yang memilik 6 otot di tubuhnya itu, mata birunya mulai terbuka secara perlahan. Ia merasakan tubuhnya sedikit pegal terutama bagian pinggul. Pria itu duduk dengan kondisi bertelanjang dada dan bagian bawah masih ditutupi selimut.
Xander, pria itu menatap bingung ke langit-langit kamar dan ruangan yang asing baginya. Dimana dia? Kenapa dia bisa ada disini? Pertanyaan mulai bermunculan didalam kepalanya.
Namun pertanyaan itu segera terjawab dengan kebingungan, tatkala ia melihat seorang gadis berambut coklat terbaring disampingnya sambil menangis dan hanya ditutupi selimut.
"Ze-Zee?" dengan ragu Xander memanggil nama gadis itu. Tangan Xander juga menyentuh tangan Zeevana. Benar, itu adalah Zeevana keponakannya. Astaga, apa yang sebenarnya terjadi?
"Zee, kenapa kau ada disini dan kenapa kau menangis?" tanya Xander yang malah semakin membuat Zeevana kesal dan sedih.
"Uncle tanya kenapa aku ada disini? Apa uncle--tidak ingat kejadian semalam?" tanya Zeevana dengan suara serak. Bagaimana tidak serak, semalam ia diserang buas oleh Xander dan terus menjerit-jerit, mendesahh bahkan mengerang. Suaranya jadi parau dan serak.
"Kita...kita tidak mungkin melakukannya kan? Ini..." Xander menepis semua pikirannya yang mengarah ke arah intim. Tidak mungkin dia melakukan itu dengan seorang wanita, apalagi Zeevana. Oh God!
"Kalau uncle tidak ingat, ya sudah...lupakan saja semuanya uncle. Tapi mulai detik ini dan seterusnya, aku benci Uncle! Aku benci!" seru Zeevana dengan tatapan nyalang penuh air mata tertuju pada pria itu.
Xander memijat pelipisnya, berusaha menata apa yang ia lihat di kamar itu dan keadaan Zeevana saat ini. Hingga sebuah ingatan terlintas di kepalanya, kejadian semalam ketika ia minum-minum di bar dan di apartemen ini. Xander yakin dia telah berbuat hal intim dengan keponakannya itu.
"Zee, maafkan Uncle! Uncle tidak bermaksud untuk menodaimu. Zee, uncle tau maaf saja tidak cukup! Kau berhak memukul uncle ataupun menghukum uncle dengan cara apapun! Uncle rela! Ini salah uncle." Xander memegang tangan gadis itu. Dia sangat merasa bersalah pada Zeevana, ia sudah menghancurkan gadis itu.
"Uncle jahat, uncle jahat...aku sudah bilang untuk berhenti, tapi uncle tidak mau berhenti. Sekarang aku harus bagaimana uncle? Bagaimana kalau mommy dan Daddy sampai tau apa yang terjadi padaku? Mereka pasti akan kecewa padaku, uncle..." gadis itu memukul-mukul dada bidang Xander dengan keras, tapi tidak terasa apa-apa oleh Xander.
Ditatapnya gadis itu dengan dalam, ucapannya barusan membuat Xander terganggu. Bagaimana bila kakak dan kakak iparnya tau tentang hal ini? Pastinya mereka akan kecewa, Xander juga akan di cap tidak tahu diri karena sudah diangkat adik oleh Javier tapi berani menodai putri kesayangan mereka yaitu Zeevana.
"Kita...kita rahasiakan hal ini dari mommy dan Daddymu. Berikan uncle waktu, uncle akan memikirkan untuk memecahkan masalah ini." pinta Xander berusaha tenang, padahal ia pun kacau. Ini juga pertama kali untuknya, berhubungan intim bersama seorang wanita.
"Iya uncle, aku juga tidak mau mereka tau. Uncle tenang saja, aku juga akan rahasiakan ini dari kekasih uncle. Uncle...kau tidak perlu bertanggungjawab." ucap Zeevana dengan tangisan masih pecah itu. Lebih baik memang merahasiakan hal ini.
"Zee, uncle pasti bertanggungjawab untukmu!" serka Xander pada Zeevana.
"Dengan cara apa uncle? Menikah? Tidak mungkin kita menikah uncle. Uncle adalah uncle ku, adiknya Daddy. Dan lagi uncle mau menikah dengan kekasih uncle bukan?" seloroh Zeevana.
Sebenarnya Xander ingin menjelaskan tentang hubungannya dan Tessa pada Zeevana, tapi semua itu tak penting sebab semuanya sudah kandas.
Drett...Dreet...
🎶🎶🎶
Tiba-tiba saja ponsel Xander berbunyi, buru-buru pria itu melihat ponselnya. Matanya melebar melihat nama kakak disana. Tangannya gemetar, hatinya bingung. Haruskah ia mengangkat panggilan itu atau tidak?
Tidak! Dia harus mengangkatnya.
"Halo kak." suara Xander berhasil membuat Zeevana menoleh ke arahnya dengan raut tegang dan ketakutan.
"Halo Xander? Kau ada dimana? Apakah kau bersama Zeevana saat ini?'
"Iya kak, aku di apartemennya."
"Kalau begitu apa dia baik-baik saja? Semalam dia bilang ingin menemuimu dan setelah itu dia tidak mengangkat telpon ataupun membalas pesan dari kakak iparmu. Dia sangat cemas pada anak kesayangannya itu." tutur Javier seraya melihat Savana yang tengah duduk di pangkuannya saat ini.
"Kakak tenang saja, Zee baik-baik saja. Dia masih tidur." dusta Xander dengan perasaan bersalah yang menyesakkan dadanya.
"Baiklah, Kakak akan kabari kakak iparmu ini supaya hatinya tenang. Xander, kakak percaya kau bisa menjaga Zee."
Xander tidak menjawab ucapan kakaknya. Hatinya mencelos sebab Javier dan Savana begitu memercayai dirinya untuk menjaga Zeevana. Padahal ia sudah menghancurkan masa depan gadis itu dengan merusak.
'Aku tidak lebih dari seorang perusak kak, aku sudah merusak putri kesayanganmu' batin Xander seraya melihat ke arah Zeevana yang masih menangis.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jujur saya tentang terjadi Xander....
2024-06-14
0
Cis Siu
seru
2024-06-11
0
Ros Diana
nyimak dulu y Thor...suka critany
2023-06-05
0