Daffa membuka handphonenya yang sedang membaca komik, sementara Bu Yunita berada tepat di sebelah kanan Daffa dengan menonton televisi.
"Hei... Kenapa Rumahmu begitu kecil... Kamu dapat membeli rumah yang lebih besar..." Ucap Bu Yunita yang menatap ke sekitar Rumah dengan dengan wajah bingung.
"Rumah ini yang paling dekat dengan sekolah, serta pada saat itu sedang dijual, makanya aku membelinya dan... Tonton saja acara televisinya aku sedang membaca komik online!" Ucap Daffa yang terus menatap handphonenya, melihat hal itu membuat Bu Yunita hanya dapat menggelengkan kepalanya.
Daffa terus membaca komiknya sementara Bu Yunita terus menonton televisi, hingga akhirnya sebuah mobil berhenti di depan rumah Daffa.
"Haaah... Pengganggu..." Ucap Daffa dengan nada tidak senang, sebelum akhirnya berjalan keluar, Pak Ari, Bu Windi, dan Rissa segera turun dari dalam mobil.
"Apakah... Apakah aku dapat masuk ke dalam?" Tanya Pak Ari kepada Daffa dengan suara pelan.
"Ya, bicarakan dengan tenang dan perlahan, jangan berisik aku malu dengan tetanggaku, aku tidak mau diceramahi oleh Kakek Bima, dia sangat berisik..." Ucap Daffa yang tidak mau ditegur oleh tetangganya, sebab dirinya pasti akan diceramahi oleh Kakek tua bernama Kakek Bima, seorang pensiunan mantan tentara.
"Baik..." Ucap Pak Ari sebelum akhirnya masuk bersama Bu Windi, sementara itu Daffa melihat ke arah Rissa.
"Ternyata ini tempat tinggalmu?" Ucap Rissa dengan bingung menatap ke sekitar.
"Kecil?" Ucap Daffa sambil tersenyum tipis.
"... Bukan... Tapi nyaman..." Ucap Rissa dengan nada tulus, yang seketika membuat Daffa terpana.
"Hei... Bisakah kamu katakan tentang hubunganmu dengan Bu Yunita, kalian... Terlihat begitu dekat..." Ucap Rissa yang duduk di kursi teras rumah, di dekat Daffa duduk.
"Hem... Kamu cemburu...?" Ucap Daffa sambil tersenyum lebar.
"Iya...!" Ucap Rissa yang membuat Daffa menjadi sangat terkejut, dirinya menatap ke arah kedua mata Rissa, melihat bahwa Rissa benar-benar jujur, membuat Daffa terdiam.
"Aku menganggap Bu Yunita sebagai Kakakku sendiri..." Ucap Daffa yang membuat Rissa terdiam, dirinya menatap Daffa dengan wajah bingung, menunggu Daffa untuk melanjutkan.
"Ceritanya akan sangat panjang..." Ucap Daffa yang tersenyum kepada Rissa.
"Mereka akan berbicara panjang lebar bukan?" Ucap Rissa yang membalas senyum Daffa.
"Kalau begitu... Ini semua di mulai saat aku berada di kelas lima sekolah dasar..." Ucap Daffa yang mulai menceritakan semua pertemuannya dengan Bu Yunita.
...
...
...
"Daffa... Ibu akan pulang..." Ucap Bu Yunita yang akhirnya mau pulang, Pak Ari dan Bu Windi juga keluar dari rumah Daffa.
"Sudah selesai dramanya...?" Ucap Daffa dengan nada datar, hal itu seketika membuat Bu Yunita tersenyum lebar.
"Iya... Apakah kamu sedih Kakakmu akan pergi darimu...?" Ucap Bu Yunita dengan nada main-main.
"Tidak, aku akan sangat sangat sangat sedih, jika kamu sedih..." Ucap Daffa yang membuat kedua mata Bu Yunita melebar, dirinya menatap Daffa dengan tatapan lembut sebelum akhirnya mengusap kepala Daffa.
"Aku akan lebih sering berkunjung, lagipula aku tidak mau kamu makan Mie Instan terus-menerus, itu tidak sehat...!" Ucap Bu Yunita yang menegur Daffa.
"Hanya itu makanan yang ada di rumah..." Ucap Daffa yang menggaruk-garuk kepalanya.
"Makanya cepatlah lulus! Lalu cari istri yang dapat memasak untukmu!" Ucap Bu Yunita dengan tersenyum lebar.
"Diamlah..." Daffa kesal dengan perkataan Bu Yunita.
"Daffa... Aku sungguh-sungguh berterimakasih, karena telah membantu istriku, dan aku sangat-sangat berterimakasih untuk delapan tahun yang lalu, jika bukan karenamu aku mungkin tidak akan dapat bertemu dengan istriku, karena itu aku sangat-sangat berterimakasih...!" Ucap Pak Ari yang menundukkan kepalanya, melihat hal itu Daffa menghentikannya, meski Pak Ari pada akhirnya tetap melakukannya.
"Tidak perlu berterimakasih, lagipula dia Kakakku... Meski dirinya menyebalkan dan aku tidak dapat pergi ke pernikahannya untuk makan makanan enak, dia masih tetap Kakakku..." Ucap Daffa dengan nada datar.
"Hei kamu sendiri yang tidak bisa datang, karena pergi ke Jepang untuk liburan!" Ucap Bu Yunita yang kesal karena Daffa mengungkit masa lalu.
"Makanya beritahu aku lebih awal!" Ucap Daffa yang juga kesal karena tidak dapat makan makanan enak di pernikahan Bu Yunita, sementara semua adik-adiknya serta Ibunya datang ke acara pernikahan tersebut.
"Aku tidak tahu kamu akan pergi berlibur! Apa lagi ke Jepang! Sungguh tempat yang sangat indah dan tidak mengajak kakakmu hah!" Ucap Bu Yunita yang juga kesal dengan Daffa yang pergi berlibur seorang diri.
"Aku lupa mengabari! Tapi setidaknya katakanlah beberapa kata, seperti jangan pergi ke mana-mana ya dalam waktu dekat atau semacamnya! Dan tempat itu memang indah makanya aku pergi berlibur ke sana!" Daffa tidak mau kalah dalam hal perdebatan ini.
"Diamlah! Kau sangat berisik! Apakah kau mau mati hah!" Tiba-tiba saja terdengar sebuah suara orang tua, dari sebelah rumah Daffa, mendengarnya membuat Daffa seketika menciut, dirinya akhirnya sadar bahwa dari tadi dirinya terlalu berisik.
"Maaf Kakek Bima! Kakakku Yunita datang!" Ucap Daffa yang mencoba untuk melemparkan semua masalah kepada Bu Yunita, melihat hal itu membuat Bu Yunita menjadi sangat marah, dirinya menjadi sangat ingin menghajar anak di depannya ini.
"Yunita itu anak yang baik dan sopan dirinya tidak mungkin yang mulai! Jadi itu pasti salahmu jadi diam! Jangan berteriak lagi!" Mendengar Kakek Bima membelanya membuat Bu Yunita tersenyum lebar, dirinya menatap Daffa dengan tampang sombong.
"Uhh... Cepatlah pergi! Dasar Ratu Drama!" Ucap Daffa dengan nada kesal.
"Baiklah Tuan Penulis Menyebalkan!" Ucap Bu Yunita yang segera memasuki mobil, Pak Ari mengikuti istrinya, lalu Bu Windi juga masuk ke dalam.
"Kalian benar-benar kakak-adik yang sangat akrab..." Ucap Rissa sambil tersenyum, dirinya belum pernah melihat tingkah Bu Yunita yang seperti itu, dirinya selalu terlihat anggun, cantik dan tenang, tapi ketika bersama Daffa dirinya akan menunjukkan sisinya yang lain.
"Aku akan pulang... Terimakasih sudah memberitahukan hal yang sangat menyenangkan, tentang dirimu dan Bu Yunita...!" Ucap Rissa yang bersiap untuk pulang.
"Hati-hati!" Ucap Daffa yang melambaikan tangan kanannya.
Setelah Bu Yunita dan yang lainnya pergi, Daffa melihat ke arah handphonenya dan menemukan pesan masuk dari Rio.
"Besok ayo kita pergi bermain!"
"Hem... Yah lagipula aku besok benar-benar kosong..." Ucap Daffa setelah memikirkan besok hari.
"Tentu! Kita berempat?"
"Ya! Adrian dan Kevin akan datang!"
"Bagus!"
Lalu Daffa segera masuk ke dalam rumahnya, dirinya mulai memikirkan banyak hal tentang besok.
Sebelum itu dirinya mengambil Mie Instan, tadi dirinya tidak jadi makan bersama Bu Yunita, sebab Pak Ari akan datang, oleh karena itu Daffa berniat makan terlebih dahulu sebelum tidur, dirinya segera memasak lima bungkus Mie Instan.
Setelah matang, Daffa mulai membumbui Mie Instannya, setelah itu dirinya mulai makan dengan sangat lahap, setelah selesai Daffa menonton Televisi sebentar.
"Sebuah Laboratorium Penelitian telah ditemukan di bawah Laut, di dekat perairan Indonesia dan Malaysia, untuk alasan mengapa, siapa, dan kapan penelitian itu terjadi masih belum diketahui, tapi satu hal yang pasti, dunia menjadi ingin tahu apa alasan penelitian bawah laut itu dilakukan, Laboratorium tersebut telah ditinggalkan cukup lama, meski tidak diketahui pasti tapi penyebab Laboratorium itu ditinggalkan kemungkinan besar akibat kebocoran ventilasi, yang menyebabkan air masuk ke dalam laboratorium tersebut."
Mendengar berita aneh di malam hari membuat Daffa mengangkat alisnya, sebuah ide tentang novel baru terlintas dalam benaknya mengenai berita tersebut, tapi setelah memikirkan lebih jauh Daffa membuang ide itu ke tong sampah, karena terlalu banyak Lubang Cerita yang harus ditutupi untuk melengkapi novel tersebut, dirinya kemudian mematikan televisi lalu pergi tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments