Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4

"Hem... Racun?" Daffa yang menyadari wajah Bu Yunita yang pucat, segera melihat ke arah ular, Daffa segera berdiri di depan Bu Yunita.

"Cepatlah pergi cari pertolongan, ibu akan tetap di sini..." Bu Yunita dengan keadaan lemas, dan mulai tidak sadarkan diri, segera menyuruh Daffa untuk pergi, karena dirinya tahu seorang anak tidak akan dapat membantunya, dan dirinya tidak ingin anak muridnya terluka akibat dirinya.

"Tenang Bu! Saya ini kuat!" Ucap Daffa yang menatap tajam ke arah ular, seketika itu juga ular melompat menuju ke arah Daffa, melihat hal itu Bu Yunita hanya dapat terduduk lemas.

"Tidak!" Bu Yunita berteriak keras serta ketakutan dan putus asa, dirinya menutup kedua matanya takut melihat hal yang dirinya pikirkan, tapi hal itu tidak terjadi, sebab tepat ketika ular akan menggigit leher Daffa, sebuah tangan menghentikan ular itu, tangan tersebut adalah tangan Daffa.

Dirinya segera mengambil batu, lalu memukul kepala ular tersebut dengan batu sebanyak satu kali, sebelum akhirnya ular tersebut menjadi tidak sadarkan diri, melihat hal itu membuat Bu Yunita menjadi sangat terkejut, semua hal yang terjadi diluar dugaannya, dirinya menjadi terdiam dan hanya dapat menatap dengan tatapan kosong.

Daffa lalu melihat ke arah Bu Yunita, sebelum akhirnya berjalan ke arahnya dengan perlahan, sesampainya di depan Bu Yunita, Daffa pergi melihat ke kaki Bu Yunita yang digigit ular, melihat semua hal itu, membuat Bu Yunita menjadi terdiam, lalu Daffa segera menghisap racun tersebut dengan mulutnya, melihat hal itu seketika membuat Bu Yunita menjadi sangat terkejut.

"Hei apa yang kamu lakukan!" Ucap Bu Yunita yang mencoba menghentikan Daffa, karena itu berbahaya dan kakinya jelas-jelas kotor, karena telah menyentuh tanah, tapi Daffa tidak peduli dan terus melakukannya, merasakan bibir Daffa di kakinya, membuat Bu Yunita menahan suaranya.

Sebab karena racun tersebut, akibatnya kepala Bu Yunita menjadi kosong, yang pada akhirnya membangkitkan rangsangan psikologis untuk muncul dalam dirinya, membuat Bu Yunita ingin mengeluarkan suara yang membuat dirinya malu, oleh karena itu dirinya menahan suaranya.

Entah sudah berapa lama waktu telah berlalu, beberapa menit telah berlalu yang terasa seperti selamanya, Daffa akhirnya berhenti, setelah menghisap dan membuang racun berulangkali Daffa akhirnya menatap Bu Yunita yang sedang menutupi mulutnya, dengan menggunakan kedua tangannya, hal itu membuat Daffa menatap dengan wajah bingung.

"Bu... Apakah Bu guru jadi gila karena racun ular?" Ucap Daffa dengan wajah bingung, hal itu seketika membuat Bu Yunita menjadi sangat marah, dirinya ingin memukuli anak didepannya, tapi dirinya tidak dapat melakukan hal itu, bahkan jika dirinya sedang tidak terluka.

"Tidak, ibu hanya... Kamu tidak perlu tahu! Ini masalah orang dewasa!" Ucap Bu Yunita yang mencoba mencari alasan yang bagus, dari menutupi rasa malunya.

"Kalau begitu ayo kita kedokteran, saya akan membawa ibu!" Ucap Daffa yang segera memegang lutut bagian belakang Bu Yunita, lalu memegang punggung Bu Yunita, mendengar Daffa membuat Bu Yunita seketika menjadi sangat terkejut, dirinya buru-buru mencoba untuk menghentikan Daffa.

"Tidak! Itu tidak akan bisa! Kamu segera berhenti! Panggil saja orang dewasa!" Ucap Bu Yunita yang mulai mencoba menghentikan Daffa.

"Kamu terlalu banyak bicara... Menyebalkan!" Ucap Daffa dengan nada dingin yang membuat Bu Yunita seketika terdiam, Daffa seketika pada saat yang bersamaan mengangkat Bu Yunita, melihat hal itu membuat kedua mata Bu Yunita melebar karena terkejut, pada akhirnya mau tidak mau Bu Yunita akhirnya menyerah, lalu mengulurkan kedua tangannya ke leher Daffa, dan memeluknya dengan erat.

Daffa lalu berlari dengan cepat menuju ke rumah sakit terdekat, yang dapat melakukan operasi untuk membantu Bu Yunita, melihat seorang anak menggendong seorang perempuan dewasa, seketika menjadi perhatian utama dijalanan, apa lagi anak tersebut berlari dengan sangat cepat.

"Apa!" Seorang perawat yang melihat Daffa masuk dengan menggendong Bu Yunita seketika berteriak, membuat perawat itu menjadi sangat terkejut, dirinya ternganga lebar.

"Ada pasien dengan kaki bengkak! Serta digigit ular berbisa! Meski racunnya telah dikeluarkan, tolong periksa kembali! Apakah masih ada racun yang tersisa!" Ucap Daffa yang segera memberitahukan keadaan Bu Yunita.

Mendengarnya membuat para perawat segera bertindak dengan cepat, mereka membawa kursi tidur, Daffa segera meletakkan Bu Yunita di atasnya, Bu Yunita akhirnya melepaskan kedua tangannya dari leher Daffa, Bu Yunita menatap kedua mata Daffa dengan tatapan berterima kasih.

Para perawat segera membawa Bu Yunita ke ruang operasi, sementara Daffa dibiarkan di luar, melihat ke sekeliling dengan rasa ingin tahu, Daffa mulai menjelajahi seluruh rumah sakit.

...

...

...

"Uhmm... Apa yang terjadi...?" Bu Yunita akhirnya membuka kedua matanya dengan lesu, dirinya menatap langit-langit rumah sakit dengan bingung.

"Anda sudah sadar?" Ucap seorang perawat yang berada di sebelah Bu Yunita, yang baru saja memeriksa keadaan Bu Yunita.

"Ya." Bu Yunita menjawab dengan suara lesu.

"Untung saja anda dapat dibawa ke sini dengan cepat, dan sebelumnya racun di kaki anda sudah dikeluarkan sebagian besar, jika tidak meski kami berhasil mengeluarkannya, sesampainya anda di sini, dapat dipastikan anda tidak akan dapat menggunakan kaki kanan anda, karena telah lumpuh total akibat racun yang menyebar, untung racunnya telah dikeluarkan sebagian besar dan anda di bawa kemari dengan cepat." Ucap perawat tersebut yang menjelaskan dengan cepat tentang keadaan Bu Yunita, mendengar semua itu membuat Bu Yunita menjadi sangat terkejut.

Dirinya seketika menangis bahagia, karena kakinya masih dapat digunakan, tapi dirinya seketika ingat orang yang membawanya kemari.

"Benar! Bagaimana dengan Daffa! Anak yang membawaku ke mari!" Ucap Bu Yunita yang akhirnya mengingat Daffa, dirinya khawatir dengan keadaan Daffa, karena dirinya sedang dioperasi Daffa pasti ditinggalkan sendirian, dirinya khawatir Daffa yang mungkin membuat masalah.

"Ah! Anak baik itu! Dia berada di sebelah anda!" Ucap perawat tersebut yang seketika membuat Bu Yunita sadar, dengan seorang anak yang sedang tertidur dengan nyenyak tepat di kursi, di dekat tempat tidurnya.

"Tunggu... Anak baik?" Ucap Bu Yunita yang seketika sadar, sepertinya ada hal yang terjadi selama dirinya tidak sadarkan diri.

"Setelah anda dibawa ke ruang operasi, dirinya ditinggalkan sendirian di luar, dirinya pergi ke berbagai tempat di rumah sakit ini, dirinya membantu banyak pasien yang sakit, dirinya membantu banyak pasien lansia, serta anak-anak yang sedang sakit, karena dirinya beban pekerjaan kami para perawat menjadi lebih ringan, karena dirinya sangat baik membantu para pasien di rumah sakit ini!" Ucap perawat tersebut, yang memberitahukan semua hal yang telah dilakukan oleh Daffa.

Dari mengajak ngobrol para lansia, menyemangati anak-anak yang sakit, menemani orang-orang yang tidak dapat bergerak banyak, dengan berbicara banyak hal dengan mereka, karena Daffa para pasien menjadi tenang serta bahagia, yang sangat meringankan beban para perawat.

Mendengar semua itu membuat Bu Yunita tersenyum tipis, dirinya menatap Daffa dengan lembut, dan mengusap kepala Daffa dengan pelan.

Perawat itu lalu pergi keluar, tidak lama setelah itu Daffa terbangun, melihat ke arah Bu Yunita yang sedang menatapnya.

"Apakah sekarang ibu Guru tidur dengan mata terbuka...?" Gumam Daffa yang sedang menatap dengan bingung, Bu Yunita yang mendengarnya seketika menjadi sangat kesal, meski anak di depannya menyelamatkan hidupnya, tapi anak itu masih anak menyebalkan yang dirinya kenal.

"Ibu sudah bangun!" Ucap Bu Yunita yang berbicara dengan kesal.

"Begitukah baguslah..." Ucap Daffa yang menganggukkan kepalanya.

"Hem... Apakah kamu sudah makan?" Ucap Bu Yunita yang bertanya, karena dirinya akhirnya sadar sudah malam hari.

"Sudah!" Ucap Daffa yang mencoba berbohong, tapi setelah sebulan menjadi Guru Daffa, Bu Yunita mengetahui bahwa Daffa sangat payah dalam berbohong.

"Benar, apakah kamu sudah mengabari keluargamu?" Ucap Bu Yunita yang baru sadar, bahwa orang yang menemaninya dari tadi sebenarnya adalah seorang anak sekolah dasar, sekarang sudah malam hari, dirinya pasti dicariin oleh orangtuanya.

"Sudah! Sebelumnya aku meminjam handphone perawat!" Ucap Daffa yang menganggukkan kepalanya.

"Baguslah... Kalau begitu ayo pesan makanan, ibu akan membayarnya." Ucap Bu Yunita yang tersenyum dan mengusap kepala Daffa.

"Benarkah?"

"Tentu saja!" Ucap Bu Yunita yang menganggukkan kepalanya.

"Bahkan banyak?" Ucap Daffa yang tersenyum lebar.

"Tentu!" Ucap Bu Yunita yang masih tersenyum lembut.

"Lalu aku mau makan Pizza, Burger, Mie Ayam, Sate Kambing, Nasi Goreng, Nasi Uduk, Seblak Pangsit, Bakso...!" Mendengar Daffa terus menyebutkan banyak sekali makanan, membuat Bu Yunita seketika tercengang, dirinya menatap Daffa dengan tatapan bingung.

"Kamu tidak bisa memakan sebanyak itu, pilih saja satu...?" Ucap Bu Yunita yang mencoba membujuk Daffa agar tidak memesan banyak sekali makanan.

"Apa... Bukankah tadi ibu bilang tidak apa-apa!" Ucap Daffa yang cemberut.

"Tapi bukan sebanyak itu... Lagipula apakah kamu dapat menghabiskannya?" Ucap Bu Yunita yang bertanya dengan khawatir.

"Aku bisa menghabiskannya! Aku tidak berbohong!" Ucap Daffa yang berbicara dengan jujur, melihat bahwa Daffa benar-benar tidak berbohong, membuat Bu Yunita lebih tercengang.

Episodes
1 Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2 Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3 Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4 Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5 Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6 Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7 Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8 Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9 Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10 Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11 Q&A
12 Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13 Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14 Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15 Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16 Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17 Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18 Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19 Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20 Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21 Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22 Q&A
23 Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24 Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25 Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26 Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27 Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28 Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29 Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30 Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31 Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32 Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33 Q&A
34 Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35 Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36 Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37 Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38 Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39 Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40 Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41 Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42 Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43 Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44 Q&A
45 Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46 Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47 Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48 Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49 Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50 Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51 Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52 Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2
Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3
Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4
Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5
Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6
Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7
Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8
Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9
Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10
Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11
Q&A
12
Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13
Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14
Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15
Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16
Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17
Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18
Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19
Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20
Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21
Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22
Q&A
23
Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24
Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25
Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26
Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27
Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28
Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29
Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30
Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31
Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32
Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33
Q&A
34
Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35
Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36
Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37
Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38
Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39
Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40
Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41
Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42
Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43
Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44
Q&A
45
Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46
Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47
Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48
Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49
Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50
Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51
Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52
Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!