Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3

"Selamat pagi! Anak-anak perkenalkan Ibu adalah Guru baru di sekolah ini, nama Ibu Yunita Yuni! Salam kenal semuanya!" Ucap Bu Yunita yang memperkenalkan dirinya kepada anak-anak di kelas.

"Wow! Dia sangat cantik!"

"Bu apakah Ibu sudah menikah!" Ucap seorang anak laki-laki yang membuat kelas menjadi lebih berisik.

"Tidak, Ibu belum menikah." Ucap Bu Yunita yang menggelengkan kepalanya.

"Maukah Ibu menjadi istriku di masa depan!"

"Tidak! Jadi istriku saja Bu!"

"Apa! Jangan Bu! Ibu harusnya jadi istri saya!"

Semua anak laki-laki menjadi sangat heboh, hanya beberapa anak laki-laki yang pendiam, yang memilih untuk tidak berbicara.

"Ibu belum menikah, Ibu masih ingin sendiri untuk saat ini, bagaimanapun juga ayo kita saling mengenal dari sekarang!" Ucap Bu Yunita yang kemudian mulai berkenalan dengan masing-masing siswa, pertama sebutkan nama, lalu hobi, dan terakhir impian.

"Namaku Daffa Abiyyu, hobiku menonton anime! Membaca Komik! Membaca Novel! Main game! Dan imipianku di masa depan menjadi seorang Penulis dan Komikus, serta memiliki perusahaan pembuat Anime yang berasal dari Indonesia!" Ucap Daffa yang berteriak lalu mengangkat tangan kanannya, sambil berdiri di atas meja dengan kaki kanan, sementara kaki kiri berada di bangku.

"...!" Bu Yunita yang melihat hal itu tercengang, sementara anak-anak lainnya tertawa.

"Cepatlah turun dari meja!" Ucap Bu Yunita yang segera menghentikan pose Daffa dan menyuruhnya untuk duduk.

Lalu kelas melanjutkan pelajaran, selama waktu pelajaran banyak anak yang terus berbicara tentang Guru baru mereka, tidak lama kemudian waktu istirahat tiba, Bu Yunita segera pergi ke ruang Guru, sementara anak-anak langsung bergegas ke kantin, tapi ada beberapa anak yang memilih tetap di kelas.

"Hei Daffa! Apakah kau mau makan bersamaku?" Ucap anak gendut yang berada di sebelah Daffa.

"Tidak! Kali ini aku akan puasa! Aku sudah menyerahkan gambarku untuk mengikuti lomba, oleh karena itu aku puasa agar aku dapat memenangkan lomba pertamaku, jika aku berhasil memenangkan lomba ini, aku pastikan untuk menyimpan uangnya!" Ucap Daffa yang menolak temannya, meskipun sebenarnya dirinya sangat lapar karena dirinya berbeda dengan anak-anak lainnya, dirinya makan lebih banyak dari anak-anak lainnya, oleh karena itu dirinya jadi lebih mudah lapar dibandingkan anak-anak yang lain.

Tapi dirinya harus menahannya, sebab dirinyalah yang paling tua di antara adik-adiknya, oleh karena itu dirinya harus tegar menghadapi semua rintangan.

"... Kalau begitu, aku doakan semoga kau menang!" Ucap anak gendut tersebut.

"Terimakasih!"

...

...

...

"Haha dia memang anak yang menyebalkan!" Ucap salah seorang Guru.

"Tidak hanya dia suka sekali melakukan hal aneh seperti itu, dirinya bahkan mau menjadi juri di kelas memasak, hanya untuk dapat makanan gratis!"

"Ketika lomba tujuh belas Agustus, dirinya melahap kerupuk dengan cepat, bahkan minta tambah!"

"Haha kelakuannya memang aneh!"

"Kalian sedang membahas apa?" Ucap Bu Yunita yang akhirnya tidak dapat menahan rasa penasarannya.

"Ouh Bu Yunita, kami membahas seorang siswa yang sangat menyebalkan, tapi begitu baik dan tulus!"

"Lalu kenapa dirinya menyebalkan?"

"Karena dia aneh dan unik!"

"Benar juga kamu sekarang menjadi guru di kelasnya!"

"Eh... Siapa itu?"

"Dia Daffa Abiyyu!"

"Ah! Anak itu!" Bu Yunita akhirnya sadar.

"Kau sudah menemukan hal yang menyebalkan darinya?"

"Iya! Dia berdiri di atas meja dan memperkenalkan dirinya!"

"Hahahaha!" Ketiga guru yang sebelumnya bergosip mengenai Daffa akhirnya tertawa kecil.

"Dia memang anak yang menyebalkan, tapi dirinya sangat baik dan tulus! Jadi jaga dia baik-baik!"

"Ehm... Aku akan melakukannya." Ucap Bu Yunita yang hanya dapat menatap mereka bertiga.

...

...

...

Waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah sebulan semenjak Bu Yunita mengajar di kelas Daffa, selama sebulan Bu Yunita tahu tentang sifat semua anak, ada anak yang bermasalah, anak yang baik, tapi ada juga anak baik yang sering membuat masalah, yah dia adalah Daffa Abiyyu.

Meskipun dia anak yang baik serta tulus, dirinya sering membuat masalah dengan melakukan hal-hal yang aneh, sering membuat topeng dan pistol dari kertas tidak dipakai, serta menuliskan berbagai harga makanan, rasa, rating, serta cara makan yang terasa begitu nikmat di kantin sekolah di papan pengumuman, dan melakukan hal aneh lain-lainnya.

Tapi dirinya memang anak yang baik dan tulus dalam membantu orang lain, meski sifatnya memang sangat menyebalkan.

...

...

...

Di suatu tempat yang merupakan sebuah bangunan besar, terdapat seorang kurir yang sedang mengetuk pintu bangunan tersebut.

"Permisi paket!"

"Ya!" Lalu pintu akhirnya dibuka, yang memperlihatkan banyak sekali anak-anak dari berbagai usia.

"Apakah ini benar tempat tinggal Daffa Abiyyu?" Ucap kurir tersebut dengan ramah, dan menatap lembut kepada anak-anak tersebut.

"Benar! Ada apa paman?"

"Adik-adik paman mau mengantar paket milik Daffa Abiyyu, ini paketnya!"

"Terimakasih banyak paman!" Lalu kurir itu segera pergi, sementara itu anak-anak itu membawa paket tersebut masuk ke dalam.

"Ibu! Ada paket untuk Kak Daffa!"

"Letakkan saja di atas meja, dan jangan membukanya itu punya kakak kalian!"

"Baik Bu!"

Lalu setelah beberapa jam Daffa akhirnya pulang ke rumah, sesampainya di rumah dia disambut oleh adik-adiknya.

"Hei Kak! Ada paket untukmu!"

"Benarkah!" Daffa segera pergi menuju ke tempat paketnya berada.

"Ibu kamu cepat kemari!" Ucap Daffa yang meminta ibunya untuk segera datang.

"Baik-baik!"

Daffa mulai membukanya secara perlahan, di dalamnya terdapat surat, piala, serta amplop, pertama Daffa membuka suratnya dan membacanya.

"Selamat kepada Daffa Abiyyu karena telah berhasil memenangkan lomba membuat gambar terbaik dengan Tema Kebersamaan, anda telah memenangkan lomba sebagai Juara nomor satu, saya ucapkan selamat!"

"Wow Kak Daffa memenangkan lomba!"

"Luar biasa!"

"Kak! Apa isi amplop tersebut?"

Daffa segera mengambilnya lalu menyerahkannya kepada ibunya, melihat hal itu membuat ibunya bingung, sebelum akhirnya membuka amplop tersebut yang ternyata berisi banyak sekali uang.

"Di dalamnya terdapat sepuluh juta! Ambillah Bu, belikan yang lainnya barang-barang yang mereka butuhkan!" Ucap Daffa yang menundukkan kepalanya.

"Apa?"

"Ibu tidak dapat menerima uang ini! Sebab ini hasil kerja kerasmu, ibu tidak dapat menerimanya!" Ucap Ibu Daffa yang mencoba menolak pemberian anaknya.

"Terima saja! Gunakan untuk yang lainnya! Mereka pantas mendapatkan hal yang baik!"

"Tapi ini... Bukankah ini terlalu banyak, ibu hanya akan mengambil sedikit saja..."

"Tidak! Itu bukan hanya untukmu, tapi untuk yang lainnya juga, oleh karena itu kamu harus mengambil semuanya, dan membelikan yang lainnya barang-barang yang baik!"

"I-ini... Terimakasih... Terimakasih banyak... Ibu tidak tahu harus membalasmu bagaimana..." Ucap Ibu Daffa yang memeluk Daffa dan menangis dengan keras, suaranya terdengar gemetar, tidak kuasa menahan rasa sedihnya, sebab anaknya akhirnya dewasa karena mampu menghasilkan uang sendiri, meski dari dulu Daffa memang sudah terlihat dewasa dan banyak membantunya, tapi untuk pertama kalinya dirinya benar-benar menganggap anaknya telah dewasa.

"Tidak apa-apa, jika bukan karena ibu aku mungkin tidak akan bisa mengalami kebahagiaan seperti ini, harusnya aku yang berterimakasih..." Ucap Daffa yang juga memeluk ibunya, melihat kakak dan ibu mereka berpelukan, membuat yang lainnya juga memeluk mereka berdua.

...

...

...

Semenjak berhasil memenangkan lomba menggambar, Daffa lebih sering mengikuti lomba menggambar, yang berhadiahkan uang, tapi tidak selalu dirinya berhasil memenangkan lomba, karena hal itu dirinya terpikirkan untuk melakukan sesuatu yang akan menghasilkan uang secara stabil.

Suatu hari ketika Daffa sedang memikirkan cara untuk menghasilkan uang, Daffa mendengar suara teriakan minta tolong dari arah hutan, dirinya segera berlari dengan cepat ke sana, ketika dirinya sampai di sana Daffa melihat gurunya sedang terduduk lemas, memegang kaki kanannya, yang terlihat biru dan bengkak, serta ada bekas gigitan.

Tidak jauh dari gurunya yaitu Bu Yunita, Daffa melihat seekor ular berbisa, yang kemungkinan besar mengigit kaki kanan Bu Yunita, Daffa segera menghampiri Bu Yunita.

"Daffa..." Bu Yunita hanya dapat terlihat terkejut menemukan salah seorang muridnya.

Episodes
1 Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2 Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3 Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4 Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5 Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6 Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7 Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8 Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9 Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10 Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11 Q&A
12 Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13 Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14 Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15 Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16 Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17 Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18 Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19 Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20 Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21 Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22 Q&A
23 Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24 Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25 Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26 Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27 Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28 Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29 Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30 Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31 Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32 Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33 Q&A
34 Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35 Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36 Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37 Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38 Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39 Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40 Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41 Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42 Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43 Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44 Q&A
45 Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46 Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47 Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48 Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49 Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50 Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51 Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52 Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2
Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3
Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4
Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5
Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6
Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7
Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8
Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9
Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10
Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11
Q&A
12
Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13
Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14
Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15
Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16
Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17
Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18
Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19
Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20
Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21
Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22
Q&A
23
Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24
Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25
Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26
Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27
Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28
Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29
Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30
Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31
Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32
Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33
Q&A
34
Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35
Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36
Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37
Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38
Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39
Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40
Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41
Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42
Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43
Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44
Q&A
45
Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46
Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47
Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48
Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49
Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50
Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51
Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52
Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!