"Ayo kita ke sana, mengapa Bu Yunita terlihat seperti sedang memata-matai seseorang?" Ucap Rissa yang penasaran, Daffa yang mendengar kata memata-matai seketika terkejut, dirinya seketika berkeringat deras.
"Hem... Kenapa?" Ucap Rissa yang melihat Daffa terdiam.
"Uhm... Tidak apa-apa!" Ucap Daffa yang menggelengkan kepalanya, lalu Daffa dan Rissa menghampiri Bu Yunita.
"Bu Yunita?" Ucap Rissa yang seketika membuat Bu Yunita merinding dan dengan kaku berbalik arah, dan menoleh ke belakang.
"Huuff... Rissa dan Daffa, mengapa kalian di sini?" Ucap Bu Yunita yang terkejut.
"Kami..." Daffa yang mendengarnya terdiam, dirinya tidak tahu harus mengatakannya atau tidak, jika dirinya mengatakannya dirinya sedang berkencan, Bu Yunita pasti akan memarahinya, karena tidak pergi belajar dan malah pergi berkencan.
"Saya dan Daffa pergi membeli buku pelajaran Bu, kami ingin mempersiapkan diri untuk Ujian Akhir yang akan datang!" Ucap Rissa yang berbohong dengan terampil, meski begitu Bu Yunita lebih senior dari mereka berdua dalam hal hidup, oleh karena itu dirinya dapat mengetahui kebohongan Rissa dengan baik.
"Bilang saja kalian sedang berkencan tidak usah berbohong dengan begitu panjang..." Ucap Bu Yunita yang membuat Daffa tercengang, sementara Rissa hanya dapat tersenyum kecut.
"Lalu Ibu sendiri sedang apa?" Ucap Rissa yang bertanya dengan rasa ingin tahu, mendengar hal itu Bu Yunita seketika terdiam, sebelum akhirnya berbalik badan dan melihat ke arah kejauhan.
"Hem?" Rissa yang bingung hanya dapat mengikuti arah pandangan Bu Yunita, yang di mana dirinya menemukan Pak Ari bersama dengan seseorang, yang ternyata tidak lain dan tidak bukan adalah Guru BK dari sekolahnya, dia adalah Bu Windi.
"Bu Windi?" Ucap Rissa yang terkejut menemukan Guru BK yang sedang pergi bersama dengan Pak Ari, yang di mana Pak Ari sendiri merupakan suami dari Bu Yunita.
"Kau mengenalnya?" Ucap Bu Yunita yang terlihat terkejut.
"Ya, dia Guru BK di sekolahku." Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya.
"Apa!" Ucap Bu Yunita yang terlihat terkejut.
"Eh! Kenapa?" Ucap Rissa yang terkejut dengan tingkah Bu Yunita.
"Tidak, tidak apa-apa..." Ucap Bu Yunita yang akhirnya menyadari, dirinya terlalu terkejut dengan hal itu.
"Sudah sebulan aku mencurigai Suamiku selingkuh..." Ucap Bu Yunita yang membuat kedua mata Rissa melebar karena terkejut, sementara Daffa hanya dapat menghela nafas panjang.
"Pak Ari selingkuh?" Ucap Rissa yang terlihat sangat terkejut.
"Ya, meski ini cuman kesimpulan tak berarti pada awalnya, tapi setelah sebulan aku menunggu tanpa kepastian, aku pada akhirnya harus membuntuti Suamiku seperti ini..."
"Sebulan yang lalu dirinya pulang sangat terlambat, kupikir itu hanya karena pekerjaannya sebagai Editor Novel sedikit bertambah, tapi ketika aku bertanya kepada Suamiku dirinya hanya menjawab bahwa itu bukan hal besar, setelah itu dirinya mulai sering pulang terlambat."
"Sampai suatu hari dirinya pulang dengan baju kemeja yang memiliki bekas lipstik seorang perempuan, melihat hal itu membuatku sangat terkejut, dan seketika pikiran tentang Suamiku yang selingkuh terlintas dalam benakku, tapi aku hanya diam saja."
"Hingga akhirnya selama seminggu penuh aku selalu mencium berbagai parfum perempuan di pakaiannya, parfum itu selalu berubah-ubah, tapi satu kesamaannya itu bau parfum perempuan."
"Keyakinanku tentang suamiku yang selingkuh semakin menjadi-jadi ketika dirinya tidak pulang semalaman, hal itu membuat keyakinanku tentang dirinya selingkuh menjadi bertambah, lalu aku mengetahui diriku hamil, karena itu aku meminta Daffa untuk mengantarku untuk memeriksa kandunganku."
"Ketika aku mengetahui aku sudah hamil dua Minggu aku sangat terkejut sekaligus bahagia, tapi semua itu sirna seketika ketika aku memikirkan jika Suamiku benar-benar selingkuh."
"Jika Suamiku benar-benar selingkuh, aku pasti tidak akan memberitahukannya tentang anak ini, dan aku pasti akan menceraikannya."
"Karena itu untuk memastikan kebenaran, aku pergi untuk membuntutinya, dan sekarang aku benar-benar hampir seratus persen yakin Suamiku selingkuh, karena hal itu aku ingin terus melihat apakah mereka akan pergi lebih jauh..." Ucap Bu Yunita yang menatap ke arah suaminya dan perempuan tersebut.
"Dan aku tidak menyangka dirinya akan begitu dekat dengan seorang perempuan yang lebih muda, apa lagi dia juga seorang Guru BK?" Ucap Bu Yunita yang menatap suaminya dengan tatapan tajam.
"Mereka masuk ke Toko Pakaian Dalam Perempuan?" Ucap Bu Yunita yang terkejut.
"Rissa! Daffa! Bisakah kalian menolong Ibu, dengan masuk ke dalam dan melihat apa yang mereka lakukan?" Ucap Bu Yunita yang berbalik dan meminta bantuan Rissa dan Daffa.
"Uhm... Tentu saja Bu!" Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya.
"Uh haruskah aku ikut juga, bukankah Rissa saja cukup?" Ucap Daffa yang terlihat enggan.
"Kamu harus ikut, biar kita tidak dicurigai oleh Pak Ari dan Bu Windi!" Ucap Rissa yang segera menarik tangan kanan Daffa, melihat Rissa yang dengan tulus membantunya membuat Bu Yunita tersentuh, dirinya tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya.
"Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?" Ucap pelayan yang melihat kedatangan Daffa dan Rissa.
"Kami ingin melihat-lihat terlebih dahulu, sayang apakah kamu ingin melihat pakaian yang bagus?" Ucap Rissa yang menarik Daffa menjauh dari pelayan itu, dan mencoba mencari keberadaan Pak Ari dan Bu Windi.
"Hem..." Daffa tidak dapat berpikir jernih, kepalanya seolah kosong, dan wajahnya terlihat sangat merah.
Rissa tidak jauh berbeda, meski dirinya mencoba untuk terlihat kuat dan tidak memerah, tapi memikirkan dirinya bertanya tentang pakaian dalam yang bagus kepada Daffa membuatnya menjadi sangat malu, melihat kedua pasangan muda yang terlihat memerah membuat pelayan tersebut tersenyum lebar.
"Pasangan Muda..." Ucap pelayan yang melihat Rissa dan Daffa yang memerah.
"Bagaimana dengan yang ini? Apakah akan bagus jika aku mengenakan yang ini?" Ucap Bu Windi yang bertanya kepada Pak Ari mengenai Pakaian Dalam yang terlihat Seksi dengan rumbai-rumbai hitam, serta kelap-kelip yang indah.
Daffa dan Rissa seketika berhenti, dan melihat ke arah mereka berdua, dari jarak cukup jauh dan bersembunyi melalui rak pakaian.
"Yah, itu akan bagus denganmu!" Ucap Pak Ari yang menganggukkan kepalanya.
Daffa dan Rissa yang mendengarnya terkejut, mereka terus mendengarkan percakapan mereka, sambil mencoba untuk tidak terlihat terlalu mencurigakan.
"Lalu bagaimana dengan yang ini, apakah ini cocok untuk malam besok?" Ucap Bu Windi yang seketika membuat Daffa ternganga, sementara Rissa buru-buru mencubit pipi Daffa, untuk tidak memikirkan hal-hal yang aneh, Daffa yang menjadi sasaran tanpa mengerti alasannya, hanya dapat menahan sambil mencoba untuk tidak berteriak.
"Yang ini juga cocok, jika melakukannya habis berenang." Ucap Bu Windi yang membuat kedua mata Daffa melebar, sementara Rissa mencubit Daffa lebih keras, agar Daffa tidak memikirkan hal-hal yang aneh-aneh.
"Menurutku ini akan lebih baik, bagaimanapun juga kau bisa langsung melakukannya tanpa harus susah-susah melepasnya." Saran Pak Ari yang membuat Daffa dan Rissa tercengang sebelum melihat yang disarankan oleh Pak Ari, melihat pakaian yang dapat dikatakan kekurangan bahan, sebab benar-benar tidak menutupi banyak bagian tubuh, membuat Daffa serta Rissa seketika memerah malu.
"Itu bagus juga, aku akan mencoba beberapa." Ucap Bu Windi yang pergi ke ruang ganti untuk mencoba pakaian.
"Hem...! Daffa! Rissa?" Ucap Pak Ari yang akhirnya menyadari keberadaan mereka berdua.
"Apa yang kalian lakukan di tempat ini?" Ucap Pak Ari yang menatap mereka berdua.
"Ah! Itu aku ingin membelikan Rissa pakaian seksi yang bagus!" Ucap Daffa tanpa berpikir yang seketika membuat Pak Ari, serta Rissa dan beberapa pelanggan perempuan melihat ke arah Daffa.
"... Begitukah... Tapi kau masih tidak boleh melakukan hal di luar batas...!" Ucap Pak Ari yang mencoba untuk menceramahi mereka berdua.
"Baik..." Ucap Daffa yang menganggukkan kepalanya, sementara Rissa hanya dapat menundukkan kepalanya, sebab sangat malu sehingga wajahnya terlihat semerah tomat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments