Sudut Pandang Bu Yunita.
Ada seorang anak yang sangat baik serta peduli dengan orang-orang yang membutuhkan, dia anak yang kuat, dalam artian yang sebenarnya.
Dia... Mungkin akan menjadi sosok yang luar biasa, meski dirinya memiliki hobi aneh serta sering melakukan berbagai hal aneh, dia tetap anak yang baik.
Jika tidak ada dirinya mungkin aku tidak akan bisa menggunakan kaki kananku, dia adalah Daffa Abiyyu, murid yang selalu aku temui selama delapan tahun, delapan tahun yang lalu, saat untuk pertama kalinya aku bertemu dengannya.
Dia sangatlah naif serta bodoh, meski begitu dirinya sekarang tetap tidak berubah banyak, hanya saja sekarang dirinya sedikit lebih menyebalkan dibandingkan dirinya yang delapan tahun yang lalu.
Jika... Jika dia lahir sepuluh tahun lebih cepat, dan seumuran denganku aku pasti tidak akan menikah dengan suamiku yang sekarang, dan akan menikah dengannya.
Aku tidak menyangka bahwa dia sekarang sudah memiliki pacar, dari dulu dirinya ingin memiliki pacar, tapi tidak ada yang mau dengan anak aneh, yang menyukai kartun Jepang dan menganggap karakter perempuan dalam kartun sebagai istri.
Ada ketika suatu momen di sekolah, ketika semua anak ditanya dimasa depan mereka akan menikah dengan seseorang yang mereka mau, semua anak laki-laki memilihku, tapi hanya satu anak yang tidak memilihku, dirinya lebih memilih istri khayalannya yaitu karakter perempuan dalam kartun Jepang.
Mendengar jawabannya membuatku tertawa terbahak-bahak, apa namanya... Benar, itu adalah Waifu, itulah yang dirinya pilih.
Nah dia mengatakan bahwa perempuan nyata menyebalkan, mereka selalu saja mudah menangis, sementara dirinya tidak mau memiliki perempuan yang mudah menangis, dan ketika ada karakter perempuan dalam kartun Jepang yang kuat serta tidak menangis, karena itu dirinya lebih memilih karakter perempuan tersebut.
Oleh sebab itu dirinya tidak mau memiliki perempuan nyata, Daffa memang anak yang unik dan aneh, tapi dia baik sekali.
Kuharap jika aku punya anak nantinya, aku ingin anak tersebut memiliki sifat baik sepertinya, sebab jika tidak ada Daffa saat itu, mungkin aku sudah tidak dapat menggunakan kaki kananku sekarang.
Haaaah... Daffa kau harusnya lahir pada saat yang sama denganku, pada saat itu aku pasti akan menjadi perempuan seperti yang kau inginkan.
Sekarang karena hobinya telah diketahui oleh banyak orang, serta ketiga teman baiknya dirinya tidak bisa memiliki pacar meski dirinya mau merubah hobinya, agar dapat memiliki pacar, tapi perempuan zaman ini lebih menyukai pria tampan dan kaya.
Meski Daffa memiliki uang, dirinya tidak mau menggunakan uangnya untuk hal yang sia-sia, sedangkan untuk tampang, wajah Daffa tidak terlalu buruk, tapi juga tidak tampan.
Daffa... Terimakasih karena sudah menolongku, oleh karena itu sebagai gantinya aku akan memastikan kau benar-benar bahagia dengan pacarmu.
Rissa dia anak yang baik, tapi dirinya sebelumnya pernah berpacaran dengan pria yang nakal dan benar-benar terlihat seperti pria tidak benar, karena itu aku tidak tahu apakah dirinya berubah.
Ketika aku tahu bahwa Rissa hanya memanfaatkanmu, maka pada saat itu juga aku akan membuat dirimu putus dengannya, kau pantas mendapatkan yang lebih baik.
Sudut Pandang Bu Yunita Berakhir.
...
...
...
Waktu berjalan dengan sangat cepat, dalam sekejap sudah hari Sabtu, selama beberapa hari belakangan ini Daffa selalu menjemput dan mengantar pulang Bu Yunita, karena hal itu membuat Rissa menjadi sedikit tidak senang, tapi semua hal itu hilang seketika, ketika kencan pertamanya dengan Daffa dimulai.
"Apakah kamu sudah siap?" Ucap Daffa sambil tersenyum.
"Tentu! Ayo kita pergi!" Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya.
Lalu Daffa membawa motornya menuju ke Mall yang ada toko bukunya, sesampainya di parkiran Daffa segera memarkirkan kendaraannya dengan cepat, lalu Daffa dan Rissa segera pergi memasuki Mall, di dalam Mall Daffa melihat tangan kanan Rissa terus-menerus, dirinya ingin memegang tangan Rissa, tapi dirinya takut hal itu membuat Rissa tidak siap, dan akhirnya pergi karena marah.
Rissa yang akhirnya memperhatikan tatapan Daffa tersenyum tipis, dirinya berinisiatif melakukannya lebih dulu, dengan segera memegang tangan kiri Daffa menggunakan tangan kanannya.
Hal itu seketika membuat Daffa menoleh menatap ke wajah Rissa, melihat Rissa tersenyum tipis, membuat Daffa terpana yang seketika membuatnya memerah malu.
Melihat Daffa yang memerah dan memalingkan wajahnya, membuat Rissa tersenyum lebih lebar, mereka akhirnya sampai di bagian buku-buku dijual.
"Halo! Ada yang bisa saya bantu?" Ucap pelayan yang menghampiri Daffa dan Rissa.
"Ah! Tuan Pena Langit! Selamat datang!" Ucap pelayan itu yang akhirnya menyadari siapa yang datang.
"Uhh jangan memanggilku seperti itu, aku datang untuk membeli Buku Guru Iblis Mengajar Calon Pahlawan Terkuat!" Ucap Daffa yang memberitahukan alasannya datang.
"Ah! Saya akan mengantarmu anda ke rak tersebut..." Ucap pelayan tersebut yang tersenyum, sebelum akhirnya membawa Daffa dan Rissa ke rak buku yang diinginkan.
"Tumben sekali anda datang dengan seorang perempuan Tuan?" Ucap pelayan itu yang melirik ke arah Rissa sambil tersenyum.
"Ah! Dia pacarku..." Ucap Daffa yang seketika membuat pelayan itu tercengang.
"Betapa beruntungnya anda Nona, bisa menjadi pacar Tuan Daffa." Ucap pelayan itu sambil tersenyum tipis.
"Ya, aku sangat beruntung, karena itu aku menjadi sangat bahagia...!" Ucap Rissa sambil tersenyum lebar, mendengarnya membuat Daffa memerah dan membuang wajahnya.
Daffa kemudian mengambil buku yang dirinya cari, sementara itu Rissa pergi melihat-lihat, ketika dirinya menemukan Novel Penulis Ajaib Mencoba Menjadi Penjahat Profesional, dan Komik Pecundang Sepakbola Tak Kenal Kata Menyerah, membuat mata Rissa seketika berbinar, dirinya segera mengambilnya, melihat bahwa keduanya masing-masing volume pertama, dirinya kemudian segera pergi ke kasir untuk membayarnya.
Rissa tidak ingin Daffa tahu, bahwa dirinya membeli bukunya untuk dibaca, sebab itu akan membuat dirinya menjadi sangat malu.
"Hem? Kamu membeli buku juga?" Ucap Daffa yang melihat Rissa membawa plastik belanjaan.
"Ya, aku membeli buku pelajaran, sebab kita hanya memiliki satu Minggu sebelum Ujian Akhir semester." Ucap Rissa yang berbohong dengan sangat terampil, tidak seperti pacarnya yaitu Daffa yang sangat payah dalam berbohong.
"Kheum... Belajar... Yah kamu harus belajar dengan giat, agar bisa menggapai impianmu!" Ucap Daffa yang tersenyum lebar.
"Tentu!" Ucap Rissa yang tersenyum, dan menatap Daffa dengan tatapan lembut.
"Apakah kamu sudah selesai memilih buku yang ingin dibeli?" Ucap Rissa yang bertanya sambil melihat sepuluh buku, di keranjang belanja Daffa.
"Ya, ayo kita pergi ke kasir." Ucap Daffa yang segera membayar buku-bukunya, lalu Daffa dan Rissa keluar dari Toko Buku.
"Nah apakah kamu mau makan? Atau Bermain?" Ucap Daffa yang bertanya kepada Rissa.
"Ayo kita pergi bermain!" Ucap Rissa yang menjawab dengan tersenyum tipis.
Mereka berdua pergi ke area permainan, di mana Daffa terlebih dahulu menukar uangnya dengan uang permainan, lalu mereka bisa bermain permainan yang diinginkan, pertama balap mobil, yang dimenangkan oleh Daffa, lalu balap motor, kemudian pertarungan, dan lain-lainnya.
Daffa tidak pernah membiarkan Rissa menang, karena selalu kalah rasa kompetisi Rissa terusik, dan akhirnya Rissa memenangkan satu permainan, yaitu tembak-menembak Zombie.
Rissa membunuh para Zombie dengan brutal dan begitu sadis, Daffa serta para pria yang menonton menjadi ketakutan, karena itu Daffa berjanji untuk tidak akan pernah memprovokasi Rissa lagi.
"Haaah! Hari ini sangat menyenangkan!" Ucap Daffa yang menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum lebar.
"Iya, lain kali aku pasti akan menang lebih banyak!" Ucap Rissa yang menatap wajah Daffa dengan tatapan tajam dan penuh tekad.
Daffa yang melihat itu hanya dapat berkeringat dingin, dirinya segera mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Ayo kita makan, sudah cukup lama kita bermain!" Ucap Daffa yang tersenyum lebar.
"Daffa...?" Ucap Rissa yang berhenti, melihat itu Daffa juga seketika berhenti.
"Ada apa?" Ucap Daffa yang bingung dengan Rissa yang berhenti seketika.
"Bukankah itu Bu Yunita?" Ucap Rissa yang menunjuk ke arah Bu Yunita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments