Setelah selesai membersihkan halaman sekolah, Rissa kemudian pergi kembali ke kelasnya, dirinya kemudian mulai mencatat semua materi yang tertinggal, setelah selesai mencatat semua materi, pelajaran terakhir akhirnya telah selesai.
Rissa kemudian mulai merapikan semua buku-bukunya, dirinya kemudian selesai membereskan semua bukunya, lalu Rissa berdiri dan melihat ke arah Fiona yang juga sudah selesai membereskan semua barang-barangnya.
"Ica! Ayo kita pulang bersama!" Ucap Fiona yang menghampiri Rissa.
"Baik, tunggu sebentar..." Ucap Rissa yang membuka handphonenya dan menemukan bahwa Daffa tidak mengirimkannya sebuah pesan masuk sama sekali, hal itu membuat Rissa seketika menjadi sedikit sedih, tapi dirinya segera mengirim pesan kepada Daffa untuk tidak menjemputnya.
"Apakah kita langsung pulang ke rumahmu?" Ucap Nana yang sudah membereskan barang-barangnya, dan menghampiri Rissa dan Fiona.
"Bagaimana kalau kita beli cemilan manis terlebih dahulu." Ucap Siska yang datang mendekat, sambil memperhatikan handphonenya.
"Cemilan manis...?" Ucap Fiona yang seketika tersenyum lebar, salah satu kesukaan Fiona adalah cemilan manis, melihat teman mereka yang menjadi sangat bahagia ketika mendengar makanan yang manis-manis, membuat Rissa, Nana, dan Siska hanya dapat menggelengkan kepalanya.
"Ada sebuah restoran yang baru saja buka tidak jauh dari sekolah, dikatakan ada diskon untuk Minggu ini!" Ucap Siska yang memperlihatkan pemberitahuan yang berada di handphonenya.
"Baik! Ayo kita ke sana dulu." Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya, kemudian Rissa, Nana, Fiona, dan Siska pergi menuju ke restoran yang baru saja buka.
...
...
...
"Lalu apakah ada pesanan lagi?" Ucap seorang pelayan yang sedang melayani rombongan Rissa.
"Hem... Cake Apel, Cake Wortel, Cake Strawberry, Pudding Coklat...!" Ucap Fiona yang hampir memesan semua cemilan manis yang ada di restoran tersebut, melihat hal itu membuat Rissa, Siska dan Nana, hanya dapat menghela nafas panjang.
"Baik, silahkan tunggu sebentar pelanggan." Ucap pelayan itu sebelum akhirnya pergi menyiapkan pesanan rombongan Rissa.
"Jadi... Kalian mau mendengarkan dari bagian mana?" Ucap Rissa yang bertanya kepada ketiga teman baiknya.
"Dari awal, kami ingin mendengarkan semuanya..." Ucap Nana yang menjawab dengan tenang, mendengarnya Rissa hanya bisa menghela nafas panjang.
"Itu akan menjadi sangat panjang, kita akan membahasnya nanti di rumahku saja." Ucap Rissa yang di mana ketiga teman baiknya, menerima hal tersebut.
Tidak lama kemudian pesanan mereka akhirnya telah selesai, Rissa dan teman-temannya segera pergi untuk mengambilnya lalu membayarnya, kemudian mereka berjalan menuju keluar, tapi tiba-tiba saja Siska berhenti.
"Ada apa Siska?" Ucap Rissa dengan wajah bingung.
"Hei Ica! Bukankah dia pacarmu?" Ucap Siska yang menunjuk ke arah Daffa, yang terlihat sedang bersama seorang perempuan, melihat Daffa dan perempuan tersebut begitu dekat, membuat Rissa menjadi sangat terkejut, apa lagi perempuan itu memeluk tangan kanan Daffa dengan erat.
"Apakah dia selingkuh?" Ucap Nana dengan nada tenang, yang seketika membuat suasana menjadi hening, sebelum akhirnya berubah menjadi panas akibat tatapan tajam yang intens yang diberikan Rissa kepada Daffa.
"He-hei! Tenang dulu...!" Ucap Fiona yang mencoba menenangkan suasana, tapi dirinya tidak tahu harus melakukan apa.
"Mungkin...! Mungkin saja dia hanya temannya?" Ucap Fiona yang mencoba mencari alasan yang bagus.
"Teman tapi mesra?" Ucap Nana yang membuat suasana menjadi lebih panas.
"Ayo kita temui dia." Ucap Siska yang berjalan duluan selanjutnya diikuti oleh Nana, Rissa yang akhirnya tidak tahan juga mengikuti, melihat hal itu Fiona akhirnya harus ikut bersama mereka.
"Daffa?" Mendengar dirinya dipanggil membuat Daffa seketika menoleh ke arah suara itu berasal.
"Rissa!" Ucap Daffa yang terlihat terkejut menemukan Rissa.
"Siapa dia?" Ucap Rissa yang menatap ke arah perempuan yang berada di sebelah Daffa.
"Ouh! Benar, Rissa perkenalkan ini adikku namanya Mutiara Nabila, dan Ara ini Rissa Arini pacarku!" Ucap Daffa yang memperkenalkan Rissa kepada adiknya, dan memperkenalkan adiknya kepada Rissa, ketika mendengar kata adik membuat mata Rissa melebar.
"Pacar? Hei kau! Katakan apakah kau sedang memanfaatkan kakakku!" Ucap Ara yang seketika membuat Daffa tercengang.
"Tidak! Aku tidak melakukannya!" Ucap Rissa yang menyangkal hal tersebut.
"Lalu mengapa kau berpacaran dengan kakakku! Dia jelek! Dia bodoh! Dia tidak atletis, dia bahkan tidak kaya!" Ucap Ara yang langsung saja membuat Daffa terluka parah, akibat semua kejujuran yang dikatakan oleh adiknya.
"Karena aku mencintainya!" Ucap Rissa yang seketika membuat kedua mata Daffa melebar, sementara Ara terlihat tercengang, sedangkan ketiga teman baik Rissa terlihat saling memandang sebelum tersenyum lebar.
"Kalau begitu katakan alasanmu menyukai kakakku!" Ucap Ara yang terlihat kesal.
"Karena kebaikan dan ketulusannya!" Ucap Rissa yang membuat Ara terdiam, dirinya menggertakkan giginya dengan keras.
"Jika kau membuat kakakku sedih! Akan kupastikan kau tidak akan bahagia!" Ucap Ara yang di mana membuat Rissa tersenyum lebar.
"Tentu!" Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya.
"Hemph!"
"Apakah kamu sudah mau pulang?" Ucap Daffa yang melihat barang bawaan Rissa.
"Ya, benar! Daffa perkenalkan mereka bertiga teman baikku, yang ini namanya Siska Amalia, lalu ini Fiona Bianka, dan yang terakhir Nana Larisa." Ucap Rissa yang memperkenalkan ketiga teman baiknya.
"Siska, Fiona, dan Nana perkenalkan ini pacarku namanya Daffa Abiyyu! Dia juga seorang penulis dengan nama samaran Pena Langit" Ucap Rissa yang memperkenalkan Daffa kepada ketiga teman baiknya.
"Halo kalian bertiga!" Ucap Daffa yang menyapa mereka bertiga.
"Benarkah kau penulis Pena Langit?" Ucap Nana yang berjalan mendekat.
"Uhm... Iya?" Ucap Daffa yang terkejut karena salah seorang teman baik Rissa mengenal identitasnya sebagai penulis.
"Aku... Bolehkah aku minta tanda tangan?" Ucap Nana yang segera mengeluarkan Komik Pecundang Sepakbola Tak Kenal Kata Menyerah volume pertama.
"Tentu!" Ucap Daffa yang mentanda tangani buku milik Nana.
"Terimakasih banyak!" Ucap Nana yang tersenyum lebar.
"Kalau begitu apakah kamu akan pulang?" Ucap Daffa sambil menatap Rissa.
"Ya, aku pergi dulu." Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya.
"Ouh benar! Maaf sebelumnya aku tidak mengirimkan pesan, sebab tadi handphoneku disita Bu Yunita!" Ucap Daffa yang meminta maaf.
"Tidak, tidak apa-apa, kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Rissa yang menahan rasa senangnya, karena akhirnya tahu alasan kenapa Daffa tidak mengirimkannya pesan, karena handphonenya telah disita oleh Bu Yunita.
Tepat setelah Rissa keluar dari restoran, dirinya segera tersenyum sangat lebar, melihat hal itu membuat Siska hanya menghela nafas.
...
...
...
Sesampainya di rumah Rissa, Siska dan Fiona langsung naik ke atas, menuju ke kamar Rissa lebih dulu, sementara Rissa dan Nana menyiapkan minuman.
Setelah selesai menyiapkan minuman, Rissa dan Nana akhirnya naik ke lantai atas, setelah semuanya sudah siap, Rissa akhirnya menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan.
"Jadi katakan, mengapa kamu berpacaran dengan Daffa?" Ucap Nana yang dengan tenang melihat ke arah Rissa.
"Baik, ini semua dimulai ketika aku baru saja putus dengan Brian..." Ucap Rissa yang mulai menceritakan semuanya, dari pertama kali dirinya bertemu dengan Daffa, lalu hingga akhirnya ketika Daffa tadi pagi mengantarkannya ke sekolah.
"Lalu apakah kamu benar-benar mencintainya?" Ucap Fiona yang membuat Rissa terdiam membeku membisu.
"Kalau begitu, apakah kamu tahu dengan perasaanmu yang sebenarnya?" Ucap Siska yang membuat Rissa melebarkan kedua matanya, dirinya kemudian menundukkan kepalanya, Nana yang melihat temannya yaitu Rissa masih bingung dengan perasaannya sendiri, hanya dapat menghela nafas panjang.
"Kamu tidak dapat terus seperti ini, sekarang sudah hari Selasa, Senin depan kita tinggal memiliki satu Minggu sebelum akhirnya Ujian Akhir semester, setelah itu kita akan benar-benar lulus, kamu harus memutuskan apakah tetap menjalankan kepalsuan ini atau mengubahnya menjadi kenyataan!" Ucap Nana yang memberikan Rissa dua pilihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments