Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9

"Dia duluan Bu Windi, yang memulai semua ini dengan memprovokasi saya, pertama dirinya menjelek-jelekkan dan menghina saya, tapi saya tidak peduli dengan hal itu, lalu saat dirinya mengatakan hal-hal buruk tentang seseorang yang..." Sebelum Rissa sempat menyelesaikan kata-katanya, dirinya segera bingung dengan apa yang harus dirinya katakan.

Apakah dirinya benar-benar menganggap Daffa menjadi seseorang yang penting, tapi jika dirinya benar-benar melakukannya, lalu apakah itu berarti dirinya benar-benar telah jatuh cinta kepada Daffa.

"Begitukah... Lalu Liliana katakan alasanmu dari mengatakan berbagai hal buruk tentang Rissa, kau juga yang menyebarkan rumor buruk tentang Rissa bukan?" Ucap Bu Windi yang menatap Rissa dengan tatapan tajam, mendengar kata-kata Bu Windi yang mengetahui bahwa dirinyalah penyebar rumor tentang Rissa, seketika membuat Liliana menjadi sangat terkejut sekaligus menjadi ketakutan.

"Itu... Karena saya sangat kesal dengan Rissa yang tidak baik dan tidak peduli kepada Brian Bu, sementara Brian berusaha untuk memperkenalkan teman-temannya kepada Rissa dengan cara baik, Rissa membalas dengan acuh tak acuh, teman Brian juga teman saya Bu, makanya saya melakukan ini kepada Rissa!" Ucap Liliana yang mencoba mencari alasan yang masuk akal.

"Tapi bukan berarti kamu dapat membuat rumor tidak benar, serta membuat masalah untuk Rissa, kamu juga Rissa tidak baik untuk menyiram seseorang dengan air, karena itu kalian berdua Ibu hukum membersihkan halaman sekolah sekarang!" Ucap Bu Windi yang akhirnya menghukum Rissa dan Liliana membersihkan halaman sekolah.

...

...

...

"Ini semua salahmu!" Ucap Liliana yang berada di halaman sekolah dan menatap Rissa dengan wajah tidak senang.

"Kaulah yang memulai semua ini, jadi jangan salahkan aku..." Ucap Rissa dengan terus menyapu halaman sekolah tanpa berbalik melihat Liliana.

"Hemph!" Liliana segera membuang mukanya, dan berjalan cukup jauh dari Rissa lalu mulai menyapu halaman sekolah.

Sementara itu di sisi lain, Daffa yang baru saja selesai mencatat semua materi, melihat ke arah Bu Yunita, yang terus menatap ke seluruh kelas dengan tatapan sangat serius.

"Haah... Kenapa handphoneku disita, karena hanya tidak mengangkat telepon darinya?" Gumam Daffa sambil menundukkan kepalanya dengan lesu.

Handphone Daffa disita oleh Bu Yunita, karena sebelumnya ketika Bu Yunita ingin berangkat ke sekolah, dirinya menelpon Daffa berulangkali, tapi pada saat itu Daffa sibuk mengurus buku-bukunya, lalu Daffa pergi berangkat menjemput Rissa, tanpa melihat telepon dari Bu Yunita sama sekali, oleh karena ketika Daffa sampai di sekolah, handphonenya langsung disita oleh Bu Yunita, karena tidak mengangkat panggilan teleponnya sama sekali.

Ketika waktu istirahat tiba, Daffa berniat untuk meminta kembali handphonenya, tapi Bu Yunita hanya mengatakan akan mengembalikannya nanti sepulang sekolah.

Karena itu mau tidak mau Daffa hanya dapat berdiam diri, ketika teman-temannya yang lain bermain dengan handphone mereka, ketika jam istirahat sedang berlangsung.

Daffa menatap ke arah jendela, dirinya melirik ke arah awan yang terlihat mirip seperti sebuah pena, ketika melihat pena itu sebuah ingatan dari masa lalu yang jauh muncul sekilas dalam diri Daffa.

"Haha kalau begitu, kita akan bertemu kembali di masa depan!" Ucap seseorang yang tidak Daffa ingat dengan jelas.

"Siapa... Uh... Itu kenangan jauh bahkan sebelum aku bertemu dengan Bu Yunita?" Gumam Daffa sambil memegang kepalanya dengan berkeringat deras, melihat Daffa yang terlihat tidak cukup sehat, membuat Rio yang berada di sampingnya segera menyadari hal itu.

"Hei apakah kau baik-baik saja?" Ucap Rio yang terlihat khawatir dengan Daffa yang memegangi kepalanya.

"Aku baik-baik saja, huff... Mungkin karena aku makan kurang banyak?" Ucap Daffa sambil tersenyum dan memegang perutnya.

"... Lalu kenapa sebelumnya kau memegangi kepalamu jika kau merasa lapar, dan bukanya perutmu, lagipula bukankah kau sudah makan tiga piring?" Ucap Rio yang mengkerutkan alisnya, dan menatap Daffa dengan wajah tidak percaya.

"Hei hei aku lapar oke, jadi tidak perlu diperpanjang lebih jauh..." Ucap Daffa yang terlihat cemberut.

"Haaah... Ini biskuit punyaku, jangan menghabiskan semuanya..." Adrian yang berada tepat di depan Daffa, yang mendengarkan pembicaraan Daffa dengan Rio akhirnya ikut campur, dan memberikan biskuit kepada Daffa.

"Jika kau kurang, kau dapat menggunakan roti cokelat punyaku..." Ucap Kevin yang menyerahkan sebuah roti kepada Daffa, Kevin duduk tepat di depan Rio, juga mendengarkan percakapan antara Rio dan Daffa, jadi Kevin pada akhirnya memberikan sebuah roti cokelat kepada Daffa.

"Hei ini tidak cukup, aku perlu lebih banyak lagi, aku masih lapar..." Ucap Daffa yang terus memakan biskuit punya Adrian dan mengatakan bahwa dirinya masih merasa tidak cukup.

"Kau ini... Apakah kau ini tong sampah atau semacamnya, bagaimana perutmu dapat menampung begitu banyak sekali makanan?" Ucap Rio dengan kesal sebelum akhirnya menyerahkan roti rasa strawberry kepada Daffa.

"Nah, ini baru bagus, meski menurutku ini masih kurang banyak, tapi setidaknya aku tidak akan lapar lapar amat." Ucap Daffa sambil terus mengunyah makanannya.

Mendengar hal itu membuat Rio, Adrian, dan Kevin hanya menggelengkan kepalanya, mereka sangat mengenal Daffa dengan baik, jadi mereka tahu bahwa yang dirinya katakan memang benar, itu jugalah alasan mengapa mereka memiliki simpanan makanan.

Daffa memiliki perut yang terlihat normal, tapi dirinya dapat makan dengan ukuran porsi makan tiga sampai lima kali lebih banyak dari manusia normal.

Meski Daffa sebenarnya bukanlah manusia normal, yah itu bukanlah kenangan yang baik, jadi mereka bertiga tidak terlalu ingin mengingatnya.

...

...

...

Waktu pelajaran terakhir akhirnya selesai, Daffa segera pergi menemui Bu Yunita, untuk meminta handphonenya, tapi Bu Yunita tidak langsung mengembalikannya, dirinya akan mengembalikannya setelah Daffa mengantarnya ke tempat kemarin, Daffa mengalah dan segera mengantar Bu Yunita ke tempat kemarin.

"Rissa mengatakan untuk tidak menjemputnya, sedangkan itu kau mendapatkan pesan dari adikmu, dia ada di stasiun, dirinya datang untuk melihat kabarmu sebentar sebelum kembali ke Jakarta timur." Ucap Bu Yunita yang menyerahkan handphone Daffa, mendengar ucapan Bu Yunita Daffa hanya dapat menghela nafas, sebelum pergi meninggalkan Bu Yunita, menuju ke stasiun untuk menjemput adiknya.

Sesampainya di stasiun Daffa segera menelpon adiknya, di mana panggilan telepon Daffa segera diangkat oleh adiknya.

"Kau berada di mana?" Ucap Daffa dengan nada datar.

"Aku di dekat pintu masuk ke stasiun, kenapa lama sekali sih?" Ucap seseorang dari sisi lain telepon.

"Aku harus mengantar Bu Yunita terlebih dahulu..." Ucap Daffa dengan berjalan menuju ke arah pintu masuk.

"Hei bodoh!" Ucap seseorang yang menepuk pundak Daffa, yang seketika membuat Daffa berbalik dan menatap ke arah seorang remaja perempuan, dia adalah adik Daffa, namanya Mutiara Nabila, tapi sering dipanggil Ara.

"Haaah... Kau datang untuk melihat keadaanku lagi... Atau hanya mau jalan-jalan saja?" Ucap Daffa yang menatap adiknya dengan tatapan sinis.

"A-apa! Tentu saja aku ingin melihat keadaanmu!" Ucap Ara yang mencoba berbohong, tapi kakak-adik memang tidak akan berbeda jauh, oleh itu Ara juga payah dalam berbohong, ketika dirinya berbohong Ara akan memutar-mutar rambutnya, menggunakan tangan kanannya.

Tapi sayangnya Daffa lebih tidak peka dalam hal kebohongan, oleh karena itu dirinya tidak menyadari bahwa Ara sedang berbohong kepadanya.

"Lalu, kau ingin ke rumah?" Ucap Daffa sambil menatap adiknya.

"Tentu, apakah kau memasak?" Ucap Ara yang bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Tidak, ayo kita beli saja, kau mau apa?" Ucap Daffa yang berjalan ke arah parkiran.

"Hem... Ayam geprek, Seblak Pangsit, Dan Burger...!" Ucap Ara yang tersenyum lebar, sebelum menaiki motor Daffa.

"Haaah... Kau harus lebih sering makan makanan yang sehat..." Ucap Daffa dengan menyalakan motornya.

Terpopuler

Comments

sang pujangga

sang pujangga

lanjut

2023-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2 Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3 Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4 Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5 Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6 Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7 Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8 Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9 Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10 Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11 Q&A
12 Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13 Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14 Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15 Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16 Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17 Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18 Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19 Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20 Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21 Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22 Q&A
23 Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24 Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25 Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26 Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27 Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28 Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29 Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30 Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31 Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32 Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33 Q&A
34 Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35 Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36 Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37 Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38 Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39 Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40 Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41 Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42 Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43 Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44 Q&A
45 Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46 Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47 Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48 Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49 Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50 Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51 Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52 Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2
Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3
Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4
Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5
Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6
Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7
Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8
Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9
Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10
Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11
Q&A
12
Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13
Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14
Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15
Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16
Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17
Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18
Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19
Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20
Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21
Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22
Q&A
23
Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24
Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25
Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26
Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27
Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28
Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29
Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30
Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31
Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32
Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33
Q&A
34
Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35
Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36
Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37
Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38
Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39
Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40
Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41
Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42
Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43
Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44
Q&A
45
Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46
Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47
Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48
Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49
Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50
Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51
Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52
Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!