"Mama apa Novel dan Komik yang dirinya buat?" Ucap Rissa yang bertanya dengan rasa ingin tahu, setelah dirinya mengetahui bahwa Daffa sebenarnya penulis sekaligus komikus terkenal.
"Untuk Novel, dirinya membuat cerita fantasi, sedangkan untuk Komik dirinya membuat dengan tema olahraga, kau sepertinya menjadi sangat ingin tahu tentang anak itu, hem... Apakah sekarang putriku jatuh cinta pada pandangan kepada pria tidak dikenal?" Ucap Raisa sambil tersenyum main-main.
"Mama! Aku... Tidak seperti itu..." Ucap Rissa dengan cemberut.
"Baik-baik, Novelnya bernama Penulis Ajaib Mencoba Menjadi Penjahat Profesional, sedangkan untuk Komik bernama Pecundang Sepakbola Tak Kenal Kata Menyerah." Ucap Raisa yang tersenyum tipis.
"Ouh Komik Pecundang Sepakbola Tak Kenal Kata Menyerah..." Ucap Rissa yang mengingat salah seorang teman baiknya, yaitu Nana sangat menyukai sepakbola, oleh karena itu ketika Komik tentang Sepakbola muncul, Nana menjadi sangat bersemangat.
Nana menjadi sangat heboh dan membicarakan tentang dirinya yang sangat menyukai komik itu, dan berharap mendapatkan tanda tangan dari komikusnya, sayangnya komikus dari Komik Pecundang Sepakbola Tak Kenal Kata Menyerah tidak pernah melakukan acara tanda tangan penggemar, sebab dikatakan komikus tersebut sangatlah sibuk.
Sekarang Rissa akhirnya tahu kenapa komikus tersebut sangat sibuk, karena dia seorang pelajar sama seperti dirinya, Rissa menjadi lebih, lebih, dan lebih ingin tahu tentang Daffa, seolah-olah dirinya benar-benar telah jatuh cinta kepada Daffa, tapi dirinya tidak yakin dengan perasaannya sendiri kepada Daffa.
Rissa yang berada di dalam kamarnya, menatap ke handphonenya, dirinya menunggu pesan masuk dari Daffa, dirinya ingin memulai percakapan dengan Daffa, tapi dirinya tidak tahu apa yang harus dikatakan sebagai awal pembicaraan.
"Hei! Aku tidak menyangka bahwa Papa dan Mamamu ternyata Bu Pemimpin Raisa dan Dokter Rino!"
Ketika mendengar suara pesan masuk, Rissa segera buru-buru membukanya, ketika dirinya melihat bahwa pesan masuk itu berasal dari Daffa seketika Rissa membukanya dengan sangat cepat.
"Aku bahkan lebih terkejut, ketika mengetahui bahwa kamu seorang penulis sekaligus komikus yang sangat terkenal, benar tadi kamu mengantar Bu Yunita pulang, apakah ada hal khusus?"
Rissa melihat bahwa sepertinya Daffa dan Bu Yunita memiliki hubungan yang sangat dekat, meski dirinya tahu mereka sudah saling kenal sangat lama, masih merupakan hal yang mengejutkan baginya, untuk menemukan seorang murid mengantar pulang gurunya sampai rumah.
"Ouh itu... Hem... Agak sulit menjelaskannya, ah! Ngomong-ngomong apakah kamu hari Sabtu ini ada waktu?"
Melihat pesan Daffa membuat Rissa menjadi lebih penasaran, dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi antara Daffa dan Bu Yunita, tapi ketika dirinya melihat Daffa menanyakan tentang hari Sabtu, seketika dirinya menjadi linglung.
"Apakah ini kencan?" Gumam Rissa dengan wajah memerah, memikirkan bahwa dirinya akan diajak kencan oleh Daffa.
"Tentu, aku Sabtu ini kosong, ada apa?"
"Ada komik yang ingin kubeli, apakah kamu mau ikut denganku Sabtu ini ke toko buku?"
Melihat bahwa dirinya hanya diajak ke toko buku, seketika membuat Rissa menjadi lebih tenang, Rissa kemudian sadar bahwa dirinya sekarang berpacaran dengan pria aneh namun unik.
Yang menyukai Anime, komik, dan novel, tidak seperti yang disukai oleh Brian, di mana ketika mereka pergi berkencan, mereka akan sangat mesra, Rissa tahu bahwa kenangan dengan Brian hanyalah masa lalu, sedangkan kenangan dengan Daffa akan menjadi masa depan, dan itu pasti sangat berbeda dengan yang dirinya alami di masa lalu.
Ketika Brian pertama kali mengajak Rissa berkencan, Rissa di ajak untuk menonton pertandingan sepakbola.
"Kencan di toko buku?"
"Itu akan menjadi pertama kalinya dalam hidupku." Ucap Rissa dengan tersenyum tipis, selama dirinya berpacaran dengan Brian, mereka belum pernah sekalipun pergi ke Toko Buku, sebab Brian pria yang atletis jadi Buku tidak disukai olehnya.
"Ya, aku mau."
"Bagus! Selamat malam, mimpi indah... Tapi jangan terlalu indah, jika terlalu indah kamu mungkin tidak ingin bangun kembali, karena mimpimu terlalu indah!"
"Haha maksudmu aku meninggal?"
"Apa, tentu saja tidak!"
"Benarkah, bukankah maksudmu aku memang meninggal?"
"Tidak tidak mungkin! Bagaimana aku bisa berpikiran seperti itu kepadamu!"
"..."
"Rissa?"
"Apakah kamu benar-benar marah?"
"Maaf... Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu..."
"Haha! Aku tidak marah!"
"Eh?"
"Aku hanya mengerjaimu!"
"Apa!"
"... Apakah kamu marah?"
"Tidak, tapi kumohon jangan lakukan itu lain kali... Kumohon..."
"... Maaf aku salah, aku tidak akan melakukan hal itu lagi, maukah kamu memaafkanku?"
"Ya, aku memaafkanmu, tapi jangan ulangi hal itu lagi."
"Aku mengerti sayangku...! (。♡‿♡。)"
"Apa?!"
"Kenapa?"
"Apakah aku tidak boleh mengatakan kata 'sayang' kepadamu?"
"Tidak, bukan itu... Hanya saja... Aku sangat bahagia, tapi aku akan lebih bahagia lagi jika mendengarnya melalui suaramu."
"Halo... Tes tes tes... Aku Rissa Arini sayang kepada Daffa Abiyyu!" Ucap Rissa melalui Voice Note.
"Aku... Daffa Abiyyu juga sayang kepada Rissa Arini..." Ucap Daffa melalui Voice Note, mendengar suara Daffa membuat Rissa seketika menjadi sangat malu, meski dirinya sudah sering melakukan hal romantis dengan Brian, tapi entah bagaimana ketika dirinya melakukan hal yang sama dengan Daffa, seolah-olah itu hal yang baru, seperti semua hal romantis yang pernah dirinya lakukan dengan Brian, dihapus, jadi dirinya akan merasa mengalami hal romantis untuk pertama kalinya.
"Selamat malam sayang..." Ucap Daffa menggunakan Voice Note sebelum akhirnya mengakhirinya, melihat hal itu Rissa memutuskan untuk pergi tidur juga.
...
...
...
Sudut Pandang Daffa.
Sudah pagikah... Hari ini menjadi hari yang spesial, aku harus segera pergi menjemput Rissa, dan mengantarkannya ke sekolah.
Ayo mandi lalu sarapan, kemudian pergi menemui Rissa!
Sudut Pandang Daffa Berakhir.
...
...
...
Di sisi lain Rissa yang baru saja memakai seragam sekolah, melihat keluar jendela, di mana dirinya melihat Bu Yunita yang pergi menggunakan Ojek Online, padahal dirinya bisa pergi dengan suaminya.
"Apakah ada masalah?" Gumam Rissa yang bingung dengan Bu Yunita yang lebih memilih pergi menggunakan Ojek Online, ketimbang berangkat bersama dengan suaminya.
Rissa kemudian pergi ke bawah untuk makan pagi, setelah selesai makan dirinya pergi keluar untuk melihat pemandangan pagi hari, tapi ada seseorang yang tidak dirinya sangka akan muncul.
"Daffa?" Ucap Rissa yang segera menghampiri Daffa.
"Kenapa kamu ke sini?" Ucap Rissa dengan wajah bingung.
"Bukankah sudah jelas, aku berniat menjemputmu dan mengantarkanmu ke sekolah." Ucap Daffa sambil tersenyum tipis.
"Ehm... Apakah kamu sudah lama berada di luar?" Ucap Rissa yang terlihat khawatir, bahwa Daffa mungkin telah menunggunya dengan sangat lama.
"Tidak, aku baru saja sampai lima belas detik yang lalu." Ucap Daffa yang menggelengkan kepalanya.
Melihat Daffa dengan seksama, dan memperhatikan bahwa Daffa tidak berbohong, akhirnya Rissa menghela nafas lega, dirinya tidak ingin Daffa menunggunya dengan begitu lama.
"Aku akan mengirim pesan ke Papa dan Mamaku terlebih dahulu, lalu setelah itu kita pergi ke sekolah." Ucap Rissa yang segera mengirim pesan, bahwa dirinya dijemput oleh temannya, jadi dirinya pergi lebih dulu.
"Sekarang ayo kita berangkat." Ucap Rissa sambil tersenyum sebelum menaiki motor Daffa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
sang pujangga
alurnya terlalu cepet
2023-01-14
0