Siska pergi menghampiri Rissa dan memberitahukan kepada Rissa, Fiona, dan Nana tentang hal yang baru saja dirinya lihat, mendengar yang baru saja dikatakan oleh Siska membuat Fiona dan Nana menjadi sangat marah, tapi Rissa hanya menggelengkan kepalanya dan menghentikan mereka bertiga, dari membuat masalah.
"Sudah, jangan membuat masalah lebih besar, aku baik-baik saja ayo kita kembali ke kelas, waktu istirahat hampir habis!" Ucap Rissa yang menghentikan mereka bertiga membuat masalah menjadi lebih besar.
Sesampainya di dalam kelas Rissa menunggu pelajaran di mulai, tapi tiba-tiba saja sebuah pesan masuk muncul, yang membuat Rissa membuka handphonenya untuk melihat siapa yang mengirimkannya pesan.
"Daffa?" Gumam Rissa dengan suara pelan.
"Halo, apakah benar ini Rissa?"
Melihat pesan tersebut membuat Rissa menjadi bingung, dirinya penasaran siapa yang menggunakan handphone Daffa.
"Ya, ini saya."
"Ini Bu Yunita, Rissa Ibu tahu kamu dan Daffa sekarang pacaran, tapi Ibu mohon sebisa mungkin kalian tidak pacaran saat pelajaran dimulai, pacaran boleh saja tapi jangan sampai mengganggu pendidikan kalian berdua, maaf jika ibu mengganggumu."
"Baik Bu, saya akan mencobanya, tidak masalah kok Bu, Ibu tidak menggangu!"
"Baguslah..."
"Tapi Bu, bagaimana handphone Daffa berada ditangan Ibu?"
"Daffa pergi ke kamar mandi, dan handphonenya masih berada di ruangan Ibu, nanti pesan ini akan Ibu hapus jangan bilang ke Daffa soal ini..."
"Saya mengerti Bu, maaf jika hubungan kami telah mengganggu pelajaran Ibu..."
"Tidak, tidak masalah... Tapi jangan mengulanginya kembali."
Rissa hanya bisa tersenyum kecut, melihat dirinya sedikit ditegur oleh Bu Yunita, agar tidak pacaran saat kelas sedang berlangsung.
...
...
...
Waktu berjalan dengan begitu cepat, akhirnya jam pelajaran terakhir telah selesai, Rissa segera memasukkan semua barang-barangnya ke dalam tas.
Rissa kemudian berdiri, dan melihat ke arah ketiga temannya, di mana mereka juga sudah selesai membereskan semua barang-barang mereka.
"Ayo kita pulang bersama." Ucap Fiona yang mengajak Siska, Nana dan Rissa untuk pulang bersama.
"Ayo!" Ucap Siska yang menerimanya, Nana juga menerima hal tersebut, lalu mereka bertiga melihat ke arah Rissa, yang di mana Rissa menganggukkan kepalanya, di mana dirinya juga menerima ajakan tersebut.
Mereka berempat turun ke lantai satu, yang di mana mereka berjalan keluar dari gedung sekolah menuju ke depan gerbang sekolah.
Tepat pada saat Rissa baru saja berada di luar gedung sekolah, sebuah air turun beserta sebuah ember, yang seketika mengguyur Rissa menjadi basah kuyup, melihat sosok Rissa yang basah kuyup seperti itu, serta ember di kepala Rissa membuat ketiga temannya menjadi sangat panik.
"Ica!" Ucap Siska, Fiona, dan Nana, secara serentak dan bergegas ke arah Rissa.
"Hei! Siapa yang melakukan ini!" Ucap Siska yang mengambil ember dari kepala Rissa, dan berteriak keras sambil menatap ke atas.
"Ups! Maaf aku tidak tahu di sana ada ember yang berisikan air!" Ucap seorang pria yang buru-buru melihat ke bawah dan berteriak, melihat pria itu membuat Siska menjadi marah karena pria itu begitu cerobohnya, sampai tidak tahu ada ember yang berisikan air.
"Kau!" Teriak Siska yang dengan marah memelototi pria tersebut, hal itu seketika membuat pria menjadi sangat panik, tepat tidak jauh dari pria itu berdiri terdapat seseorang yang paling dibenci oleh Siska.
"Liliana...!" Ucap Siska dengan wajah marah, dirinya berpikir ini mungkin perbuatan dari Liliana lagi.
"Ica apakah kau baik-baik saja, apakah kau terluka, luka itu berada di bagian mana?" Ucap Fiona yang terlihat sangat panik.
"Tenanglah Fiona, Ica baik-baik saja, dirinya cuman basah kuyup!" Ucap Nana yang mencoba menyuruh Fiona untuk tenang, meski dirinya sendiri saja terlihat tidak tenang sama sekali.
"Rissa!" Sebuah teriakan datang tepat dari luar gerbang, di sana terlihat sesosok pria yang memakai jaket hitam dengan mata terkejut, dirinya berlari dengan sangat cepat ke arah Rissa.
"Hei Rissa! Apakah kamu baik-baik saja! Apakah ada yang luka! Di bagian mana saja yang terluka?!"
Melirik ke atas, Rissa menjadi sangat terkejut, menemukan Daffa tepat di depannya, sedangkan ketiga teman baik Rissa lebih terkejut dengan kedatangan seorang pria.
"Aku baik-baik saja..." Ucap Rissa dengan suara pelan.
"Tidak! Kamu tidak baik-baik saja! Kamu basah kuyup! Kamu akan masuk angin jika seperti ini terus, ini pakai jaketku setidaknya kau tidak akan masuk angin! Ayo aku akan mengantarmu pulang ke rumahmu!" Ucap Daffa yang segera melepas jaket hitamnya, dan memakaikannya kepada Rissa.
Lalu Daffa segera menggenggam erat tangan kanan Rissa, dan berniat untuk membawanya pulang dengan selamat.
Baru saja Daffa berniat keluar dari halaman sekolah, dirinya dihentikan oleh sebuah suara.
"Daffa?" Ucap seorang pria dewasa, mendengar namanya dipanggil Daffa berbalik dan menemukan salah seorang kenalannya.
"Editor Ari?!" Ucap Daffa dengan sangat terkejut, menemukan Editor dari Novelnya berada di sekolah yang sama dengan Rissa.
"Hem? Rissa?" Pak Ari yang melihat Rissa basah kuyup menjadi bingung, sementara itu Daffa menjadi lebih panik menemukan Editor Novelnya di tempat ini, bagaimanapun dirinya sangat mengenal Pak Ari.
"Maaf Pak! Saya harus pergi!" Ucap Daffa yang segera berpamitan lalu mengajak Rissa pergi dari sana.
Melihat itu Pak Ari hanya dapat terdiam dan menonton Daffa dan Rissa pergi begitu saja, dirinya kemudian melihat ke arah ketiga teman baik Rissa.
"Bisakah kalian jelaskan apa yang terjadi?" Ucap Pak Ari sambil melihat ke arah mereka bertiga.
Sementara Rissa pergi dengan seorang pria yang tidak mereka kenal, dan ternyata pria itu mengenal Guru Bahasa Indonesia mereka, sampai akhirnya Pak Ari bertanya kepada mereka bertiga, mereka baru berhenti dari terdiam dan menonton semua hal yang terjadi dengan begitu cepatnya.
...
...
...
"Mengapa... Mengapa kamu datang?" Ucap Rissa yang memegang erat baju seragam sekolah Daffa, sambil menatap punggung lebar Daffa yang terlihat mirip yang pernah dirinya lihat ketika kecil, saat digendong oleh Papanya.
"Eh... Itu..." Daffa mengingat kembali adegan beberapa saat yang lalu.
...
...
...
Sebelumnya saat jam pelajaran terakhir berakhir, Daffa bergegas menuju ke parkiran, sesampainya di sana dirinya bersiap-siap.
"Hei Daffa! Ayo pulang bersama!" Ucap Rio yang mengajak Daffa untuk pulang bersama.
"Tidak, aku harus pergi..." Ucap Daffa yang menolaknya.
"Kau emang mau ke mana?" Ucap Adrian dengan penasaran.
"Kau tidak perlu tahu!" Ucap Daffa yang menolak untuk mengatakan hal yang sebenarnya.
"Ayolah katakan saja! Apakah kau ingin menemui perempuan, yang sebelumnya kau ajak bicara melalui berbagi pesan?" Ucap Kevin yang mencoba mencari tahu.
"Tidak, Daffa akan pulang bersama Ibu." Ucap Bu Yunita yang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka berempat.
"Bu Yunita?" Ucap Rio, Adrian, dan Kevin secara serentak.
"Apakah kau sudah siap?" Ucap Bu Yunita yang melihat ke arah Daffa.
"Sudah Bu!" Ucap Daffa yang menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu Ibu pergi dulu, kalian segera pulang jangan main ke tempat yang macam-macam." Ucap Bu Yunita yang memperingatkan mereka bertiga, sebelum akhirnya Daffa menjalankan motornya meninggalkan mereka bertiga.
"Kenapa Bu Yunita pulang bersama Daffa?" Ucap Kevin dengan tatapan ingin tahu.
"Mungkin karena Bu Yunita sudah mengenal Daffa dari SD?" Ucap Rio yang mengangkat kedua bahunya.
"Hem... Mungkin..." Ucap Adrian yang menatap ke arah Daffa dan Bu Yunita pergi, dengan tatapan penasaran.
Sementara itu Daffa dan Bu Yunita akhirnya sampai di suatu tempat, sesampainya di sana Bu Yunita segera turun.
"Terimakasih sudah mengantar Ibu ke sini, bisakah kau tidak mengatakan hal ini kepada siapapun termasuk Suami Ibu?" Ucap Bu Yunita kepada Daffa.
"Tentu, kalau begitu saya pergi dulu Bu!" Ucap Daffa yang berniat pergi ke sekolah Rissa.
"Jika kau ingin menjemput Rissa, cobalah lihat terlebih dahulu di sekitar sekolah, jika kau tidak menemukannya segeralah pulang ke rumah." Ucap Bu Yunita yang memberi Daffa sebuah saran.
"Baik Bu!" Ucap Daffa sambil tersenyum sebelum akhirnya buru-buru pergi ke Sekolah Langit Biru.
"Huuh... Ayo periksa..." Gumam Bu Yunita sebelum berjalan masuk ke dalam gedung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments