Daffa membawa Rissa ke parkiran di Taman Mawar Cinta, setelah mengeluarkan motornya dari parkiran, Daffa menghampiri Rissa, melihat bahwa Daffa bersungguh-sungguh untuk mengantarnya, membuat Rissa sedikit merasa nyaman, karena tidak perlu pulang dengan orang asing seperti yang dikatakan oleh Daffa.
Meski Daffa sebenarnya juga orang asing, tapi Rissa merasa cukup nyaman, bagaimanapun setelah berbicara dengan Daffa sedikit, Rissa secara sekilas dapat mengetahui bahwa Daffa orang yang cukup polos.
Setelah keluar dari parkiran Taman Mawar Cinta, Daffa bertanya ke mana mereka harus pergi, dan Rissa menjawab bahwa mereka harus pergi ke Jalan Pahlawan Kusandi Empat.
"... Lalu siapa namamu?" Setelah berkendara cukup lama, akhirnya Daffa memberanikan diri untuk bertanya.
"Namaku Rissa Arini, tapi orang-orang memanggilku Ica." Ucap Rissa dengan santai sambil menatap ke sekitar.
"Lalu siapa namamu?" Ucap Rissa yang menatap ke arah Daffa.
"Namaku Daffa Abiyyu, aku dari Sekolah Pena Merah, kelas 12 SMA IPS!" Ucap Daffa yang memperkenalkan diri dengan cukup lengkap.
"... Aku dari Sekolah Langit Biru, kelas 12 SMA IPA." Setelah terdiam beberapa saat, Rissa akhirnya berbicara, meski dirinya tahu berbahaya untuk memberitahu asal sekolahnya kepada pria yang baru saja dirinya temui, tapi entah mengapa dirinya mengatakan hal itu begitu saja, seolah-olah tidak ada beban dalam dirinya.
"Lalu berapa nomormu?" Ucap Daffa dengan tersenyum bahagia.
"... Aku akan memberitahukan hal itu nanti ketika kita sudah sampai." Rissa tidak menyangka bahwa Daffa akan bertanya mengenai nomor teleponnya, secara tiba-tiba saja, karena itu dirinya mengatakan akan memberitahukan hal itu nanti.
"Tidak apa-apa katakan saja, aku memiliki ingatan yang baik!" Ucap Daffa dengan percaya diri.
"Baik, jika kau bilang begitu nomorku 0888 2019 XXX..." Mendengar nomor Rissa dengan baik, dan mengingatnya dengan cepat, Daffa akhirnya tersenyum dengan lebih lebar.
"Apakah benar masuk ke sini?" Ucap Daffa dengan nada ragu, menatap ke pintu masuk perumahan mewah orang-orang kaya.
"Ya, rumahku di dalam sana." Rissa berpikir bahwa Daffa mungkin sangat terkejut dengan dirinya yang merupakan anak orang kaya, tapi sebenarnya hal itu bukan yang membuat Daffa terkejut melainkan hal lain.
...
...
...
"Apakah ini benar rumahmu?" Ucap Daffa sambil menatap dengan wajah terkejut, menatap ke arah rumah besar yang terlihat layaknya istana, melihat Daffa yang menatap dengan mata lebar Rissa menjadi lebih yakin, bahwa yang dirinya pikirkan adalah benar.
Tapi sebenarnya hal tersebut sangatlah salah, sebab yang membuat mata Daffa melebar karena terkejut adalah, sebab tepat di sebelah rumah Rissa ada sebuah rumah mewah yang tidak kalah besar dan mewah, dan rumah itulah yang membuat Daffa terkejut.
"Rissa kau sudah pulang?" Terdengar suara seorang perempuan, yang seketika membuat Daffa menjadi kaku, melihat ke arah belakang, Daffa akhirnya yakin dengan suatu hal.
"Ya, Bu Yunita, kau habis dari Mini Market?" Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya.
"... Benar sekali... Daffa?" Setelah terdiam sejenak Bu Yunita berbicara dengan nada terkejut, mendengar hal itu membuat Rissa seketika menjadi bingung, mungkinkah dirinya salah akan suatu hal.
"Halo, Bu Yunita, selamat malam..." Ucap Daffa dengan nada canggung dan dengan senyum paksa.
"... Apakah Daffa mengantarmu pulang Rissa?" Ucap Bu Yunita yang menatap ke arah Rissa.
"Ya."
"... Kau tidak pulang, tapi malah berpacaran dimalam hari hah? Sungguh...? setelah kau terus menonton kartun itu setiap malam, sekarang kau melakukan hal lain yaitu berpacaran?" Ucap Bu Yunita yang membuat Daffa berkeringat deras, melihat tatapan Bu Yunita serta keringat dingin di dahi Daffa, Rissa akhirnya mengerti bahwa Daffa terkejut karena, Daffa mengenal Bu Yunita.
Dan karena Bu Yunita tinggal tepat di sebelah rumahnya, Daffa terkejut karena dirinya tinggal bersebelahan dengan Bu Yunita.
"Maaf Rissa ini sudah malam, dan sepertinya besok hari Senin jadi aku harus bangun pagi, aku pulang dulu segeralah masuk agar tidak masuk angin, dan Bu Yunita maaf mengganggu anda, saya akan pulang sampai jumpa di sekolah Bu Yunita!" Ucap Daffa dengan cepat-cepat bergegas pulang.
Melihat Daffa yang segera pulang setelah mendengar perkataan Bu Yunita, membuat Rissa cukup terkejut, tapi ketika mendengar sampai jumpa di sekolah, Rissa langsung mengerti bahwa Bu Yunita adalah Guru dari sekolah yang ditempati oleh Daffa, karena itu Daffa mengenal Bu Yunita.
"Apakah dia pacarmu Rissa? Bukankah kau sudah berpacaran orang lain?" Ucap Bu Yunita yang tiba-tiba saja, membuat Rissa mengingat kembali adegan Brian mencampakkannya, untuk bersama dengan teman baiknya sendiri yaitu Liliana.
"Tidak, kami sudah putus, dia memutuskanku, ya saya memang berpacaran dengan Daffa hari ini." Ucap Rissa dengan tatapan tajam, karena dirinya masih mengingat kekecewaan, kemarahan, kesedihan, dan keputusasaan yang dirinya rasakan sebelumnya.
"... Dia anak yang baik, meski hobinya aneh karena menyukai karakter fiksi, dan mengatakan berbagai hal aneh, tapi dirinya anak yang baik, oleh karena itu jagalah dia dengan baik." Setelah terdiam beberapa saat, mendengar ucapan Rissa, Bu Yunita akhirnya berbicara dengan wajah serius.
"Saya mengerti, tapi Bu Yunita apakah dirinya memang tidak memiliki pacar?" Ucap Rissa dengan wajah penasaran.
"... Ya dia jomblo dari SD hingga sekarang, jika kau bertanya bagaimana aku mengetahui hal itu, aku pernah mengajar ketika dirinya berada di sekolah dasar, lalu aku pindah mengajar ke SMP, dan di sana aku bertemu dengannya lagi, ketika aku akhirnya pindah ke SMA dirinya berada di sana juga, karena itu aku sangat mengetahui bahwa dirinya belum pernah memiliki pacar sepanjang hidupnya." Ucap Bu Yunita yang mengatakan hal itu dengan wajah rumit.
Mendengar kisah tentang Daffa melalui Bu Yunita, membuat Rissa cukup terkejut karena Bu Yunita serta Daffa selalu bertemu, pantas saja Daffa sangat takut ketika bertemu dengan Bu Yunita, karena dirinya pasti dulu sering mendapat masalah dan berakhir diomelin oleh Bu Yunita.
"Apakah dirinya sering membuat masalah?" Ucap Rissa dengan tatapan penasaran.
"... Kau ingin tahu? Bukankah kau bisa bertanya kepadanya secara langsung, lagi pula bukankah kalian sekarang berpacaran?" Ucap Bu Yunita dengan tersenyum kecil.
"Eh? Tapi..." Rissa bingung harus menjawab bagaimana, meski dirinya penasaran dirinya tidak cukup percaya diri untuk bertanya secara langsung, dan lagi pula hubungan mereka baru saja di mulai.
"Aku permisi dulu, sudah malam sebaiknya kau masuk ke dalam rumah, dan katakan kepada ayahmu jika bertanya mengapa kau pulang lama, bilang kalau kau bertemu denganku dan membantuku, jika tidak dia pasti akan menceramahimu dengan panjang lebar." Ucap Bu Yunita sambil tersenyum sebelum masuk ke dalam rumahnya, Rissa berterimakasih kepada Bu Yunita sebelum akhirnya masuk dan mengatakan seperti yang di suruh Bu Yunita.
...
...
...
Sementara itu di sisi lain, Daffa terlihat sedang menunggu lampu hijau, di sekitarnya terdapat beberapa pengendara roda dua dan sebuah pengendara roda empat, Daffa terlihat tersenyum sangat lebar.
"Aku akhirnya memiliki pacar... Aku akhirnya punya pacar!" Teriak Daffa yang tiba-tiba saja membuat dirinya di lirik oleh orang-orang yang berada di sekitarnya, tapi pada saat itu Daffa masih belum sadar, dirinya sangat bahagia sangking tidak sadarnya dengan sekitarnya.
"Aku tidak menyangka bahwa judul jomblo seumur hidup akhirnya hilang, aku... Aku sangat bahagia!" Teriak Daffa kembali yang kali ini lebih keras.
"Eh...?" Daffa akhirnya sadar ketika suara lampu merah telah berubah menjadi lampu hijau, Daffa lalu melirik ke sekitar sebelum buru-buru bergegas pergi, karena sangat malu dilihat oleh banyak orang, dirinya begitu bodoh karena tidak sadar dengan sekitarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments