Pena Merah Di Langit Biru

Pena Merah Di Langit Biru

Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1

Di taman Mawar Cinta yang terletak di Jakarta Pusat, tiga orang remaja berdiri saling menatap.

"Jadi kau selingkuh dariku, dengan teman baikku sendiri?!" Ucap seorang remaja perempuan yang terlihat marah, kecewa, sedih, serta putus asa, berbagai emosi terlihat di matanya yang indah, tapi sekarang terlihat penuh dengan berbagai emosi negatif.

"Salahkan dirimu yang tidak becus, karena tidak memperhatikan pacarmu dengan baik, jika saja Brian memiliki pacar yang baik serta peduli dengannya, dia pasti tidak akan selingkuh darimu!" Ucap seorang perempuan yang berdiri di sebelah seorang pria.

"Diam kau Liliana! Kau perempuan murahan! Yang mengambil pacar dari teman baiknya sendiri!" Ucap seorang perempuan yang berdiri tepat di depan Liliana, serta pria yang berada di sampingnya.

"Cukup! Rissa! Aku sekarang tahu bahwa kau tidak sebaik yang kukira! Aku sadar bahwa Liliana perempuan yang baik untukku, oleh karena itu mulai sekarang kita putus!" Ucap pria yang berdiri di sebelah Liliana.

"...! Apa... Brian apakah kau serius, demi perempuan murahan ini, kau memutuskanku?" Ucap Rissa dengan tatapan putus asa serta kecewa.

"Ya, mulai sekarang kita tidak punya hubungan apapun lagi!" Ucap Brian yang segera meninggalkan Rissa sendirian, dirinya pergi bersama Liliana dari sana.

Melihat kepergian mereka berdua, membuat hati Rissa sangat sakit, dirinya merasa kecewa, marah, sedih, serta putus asa, dirinya tidak menyangka bahwa teman yang dirinya anggap sebagai teman baik, ternyata adalah musuh dalam selimut.

Air mata mulai mengalir turun, Rissa menatap ke kedua telapak tangannya, dirinya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan mulai menangis dengan keras.

...

...

...

Di taman Mawar Cinta yang terletak di Jakarta Pusat, tepat pada pukul jam setengah sepuluh malam terlihat seorang pria yang sedang duduk di kursi taman, menatap ponselnya dengan wajah lesu.

"Mengapa aku tidak pernah bisa memiliki pacar? Setiap kali aku mencoba mendapatkan pacar, pasti orang tersebut hanya memanfaatkanku untuk dekat dengan ketiga temanku?" Ucap pria tersebut dengan nada lesu.

"Aku tidak kaya... Wajahku... Ehm... tidak jelek-jelek amat setidaknya! Bisa dikatakan wajahku pas-pasan!"

"Tapi mengapa aku tidak bisa mendapatkan pacar?"

"... Huuff... Ketiga temanku terlihat seperti para protagonis dalam cerita Romansa yang sering aku baca, sedangkan diriku, Aku... Aku terlihat seperti seorang npc atau bisa dikatakan Karakter Latar Belakang di dalam cerita tersebut... Mengapa hidup ini tidak adil...?" Sementara pria itu terus bergumam dan mengeluhkan pengalaman percintaannya, Rissa yang berada tepat di belakangnya, yang sedang duduk di kursi taman tepat di belakang pria itu, mendengarkan semua keluh kisah percintaannya yang selalu pahit.

Rissa berpikir bahwa pengalaman percintaannya yang paling menyedihkan, tapi ketika dirinya mendengarkan tanpa sengaja keluh kisah cinta pria yang berada di belakangnya, Rissa berpikir ulang bahwa dirinya bukan yang paling menyedihkan, dalam urusan percintaan.

"Hem...?" Pria itu melihat ke handphonenya, di sana terlihat panggilan telepon dari salah seorang teman baiknya, kemudian pria itu mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Hai Daffa! Kau di mana? Kau pulang lebih dulu?"

"Yah aku pulang duluan, maaf, aku harus menonton Anime yang akan tayang malam ini, jadi aku harus meninggalkan kalian bertiga." Ucap pria tersebut yang bernama Daffa.

"Kau ini... Baiklah kalau begitu, hati-hati!" Ucap pria dari handphone genggam Daffa, sebelum panggilan akhirnya berakhir.

"Haaah... Aku ingin punya pacar..." Gumam Daffa sambil menatap ke langit.

Daffa akhirnya menyadari seseorang yang duduk di kursi yang berada tepat di belakangnya, merasakan bahwa seseorang sedang menatapnya, membuat Rissa berbalik, melihat sosok Rissa yang begitu cantik membuat Daffa terpana, tapi ketika Daffa menyadari bahwa Rissa menangis membuat dirinya panik.

Daffa segera melompati kursinya, dan duduk tepat di sebelah Rissa, melihat Daffa yang melompat dan akhirnya duduk tepat di sebelahnya membuat Rissa terkejut, meski begitu air mata yang mengalir keluar dari kedua matanya tidak berhenti.

"Hei apakah kau baik-baik saja, kenapa kau menangis?!" Ucap Daffa dengan wajah panik.

"..." Rissa tidak menjawab, dirinya terus menatap Daffa, dengan air mata yang terus mengalir keluar.

"Uhm..." Daffa bingung mengapa ada perempuan cantik yang menangis di malam hari, apa lagi di sebuah taman.

Untuk memastikan bahwa perempuan yang berada di sebelahnya bukan makhluk halus atau hantu, dirinya melihat ke bawah dan menemukan bahwa kaki perempuan itu masih menyentuh permukaan tanah.

"Huuff..." Daffa menghela nafas lega, ketika mengetahui bahwa perempuan di hadapannya seorang perempuan manusia normal.

"He-hei! Apakah aku membuatmu sedih? Aku akan pergi jika kau tidak mau aku berada di sini?" Ucap Daffa dengan menatap wajah perempuan di hadapannya.

"... Tidak, jangan pergi..." Ucap Rissa yang menundukkan kepalanya, dirinya masih terus mengeluarkan air mata.

"... Jika kau sedih karena masalah percintaan terutama akibat putus, sebaiknya kau tidak usah menangis, air mata seorang perempuan itu lebih berharga dari permata sekalipun." Setelah terdiam sejenak, Daffa akhirnya mengatakan sesuatu sambil menatap ke langit malam, mendengar ucapan pria yang berada di sebelahnya membuat Rissa berhenti mengeluarkan air mata.

Rissa tidak menyangka akan ada pria yang mengatakan hal yang sama, yang pernah dikatakan oleh ayahnya, Daffa melihat bahwa perempuan di sebelahnya tidak menjawab, hal itu membuatnya gugup.

"Em... Jika-?"

"Maukah kau menjadi pacarku?" Sebelum sempat Daffa menyelesaikan kata-katanya, Rissa sudah menyela dan mengatakan hal yang mengejutkan.

Seketika hal itu membuat mata Daffa melebar karena terkejut, dirinya menatap ke arah perempuan yang berada di sebelahnya dengan wajah tidak percaya.

Di sisi lain Rissa sangat panik, dirinya tidak tahu mengapa dirinya tiba-tiba saja mengatakan hal bodoh seperti itu, apakah dirinya begitu putus asa sehingga memilih untuk berpacaran dengan pria yang pertama kali dirinya temui setelah putus, atau karena rasa kasihan Rissa terhadap pria yang berada di sebelahnya, karena tidak pernah dapat memiliki pacar.

"Apakah kau serius?" Ucap Daffa dengan suara gemetar saking gugupnya, serta tidak percaya akan hal yang tidak terduga tersebut.

"... Ya, jadi apakah kau mau?" Setelah terdiam sejenak Rissa menjawab secara tiba-tiba saja, tanpa berpikir dua kali, entah kenapa dirinya tidak tahu harus mengatakan apa, ketika hal pertama kali muncul di isi kepalanya adalah itu, sontak saja Rissa mengatakan hal tersebut.

"Ya, aku mau..." Ucap Daffa yang menekan keinginannya untuk melompat kegirangan, karena untuk pertama kalinya dalam hidup ini dirinya memiliki seorang pacar, bukannya Waifu dari karakter anime.

"..." Mendengar jawaban dari pria yang berada di sebelahnya, membuat wajah Rissa memerah, dirinya tidak tahu entah apa yang sedang merasukinya, mungkin dirinya benar-benar putus asa, sehingga memilih untuk berpacaran dengan pria tidak dikenal, saat sedang berada di sebuah taman.

"Ring! Ring!" Melihat handphonenya bergetar, Rissa segera mengeluarkannya untuk melihat siapa yang meneleponnya, ketika dirinya melihat itu panggilan telepon dari ayahnya, dirinya menjadi panik, dan segera berdiri.

"Tunggu! Apakah kau mau pulang?" Ucap Daffa yang menghentikan Rissa.

"Ya." Ucap Rissa yang menganggukkan kepalanya.

"Lalu apakah kau membawa kendaraan?"

"Tidak."

"Terus, apakah kau akan menggunakan Taksi? Atau Ojek Online?"

"Ya, mengapa?"

"Jika begitu ayo kuantar saja! Lagi pula tidak baik untuk seorang perempuan pergi pulang malam-malam menggunakan Taksi atau Ojek Online, dengan orang yang tidak dikenal." Mendengar perkataan Daffa membuat Rissa melirik Daffa sedikit.

"Aku akan mengantarkanmu pulang." Ucap Daffa yang menatap wajah Rissa.

"Bukankah kau juga orang asing?" Ucap Rissa dengan nada bercanda.

"Iya, tapi bukankah sekarang aku jadi pacarmu, bukankah itu berarti sekarang kita saling kenal?" Ucap Daffa sambil tersenyum, mendengar ucapan Daffa membuat Rissa terdiam.

"Ayo aku akan mengantarmu pulang dengan selamat!"

Terpopuler

Comments

RunaLyxia

RunaLyxia

Suka banget sama gaya menulisnya, tapi perhatikan KBBI lagi ya kak semangat

2023-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2 Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3 Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4 Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5 Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6 Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7 Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8 Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9 Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10 Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11 Q&A
12 Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13 Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14 Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15 Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16 Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17 Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18 Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19 Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20 Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21 Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22 Q&A
23 Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24 Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25 Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26 Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27 Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28 Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29 Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30 Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31 Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32 Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33 Q&A
34 Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35 Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36 Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37 Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38 Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39 Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40 Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41 Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42 Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43 Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44 Q&A
45 Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46 Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47 Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48 Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49 Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50 Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51 Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52 Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter 1: Pertemuan Pertama Bagian Ke 1
2
Chapter 2: Pertemuan Pertama Bagian Ke 2
3
Chapter 3: Pertemuan Pertama Bagian Ke 3
4
Chapter 4: Pertemuan Pertama Bagian Ke 4
5
Chapter 5: Pertemuan Pertama Bagian Ke 5
6
Chapter 6: Pertemuan Pertama Bagian Ke 6
7
Chapter 7: Pertemuan Pertama Bagian Ke 7
8
Chapter 8: Pertemuan Pertama Bagian Ke 8
9
Chapter 9: Pertemuan Pertama Bagian Ke 9
10
Chapter 10: Pertemuan Pertama Bagian Ke 10
11
Q&A
12
Chapter 11: Pertemuan Pertama Bagian Ke 11
13
Chapter 12: Pertemuan Pertama Bagian Ke 12
14
Chapter 13: Masalah Awal Bagian Ke 1
15
Chapter 14: Masalah Awal Bagian Ke 2
16
Chapter 15: Masalah Awal Bagian Ke 3
17
Chapter 16: Masalah Awal Bagian Ke 4
18
Chapter 17: Masalah Awal Bagian Ke 5
19
Chapter 18: Masalah Awal Bagian Ke 6
20
Chapter 19: Masalah Awal Bagian Ke 7
21
Chapter 20: Masalah Awal Bagian Ke 8
22
Q&A
23
Chapter 21: Masalah Awal Bagian Ke 9
24
Chapter 22: Masalah Awal Bagian Ke 10
25
Chapter 23: Masalah Awal Bagian Ke 11
26
Chapter 24: Masalah Awal Bagian Ke 12
27
Chapter 25: Masalah Awal Bagian Ke 13
28
Chapter 26: Masalah Awal Bagian Ke 14
29
Chapter 27: Masalah Awal Bagian Ke 15
30
Chapter 28: Masalah Awal Bagian Ke 16
31
Chapter 29: Masalah Awal Bagian Ke 17
32
Chapter 30: Masalah Awal Bagian Ke 18
33
Q&A
34
Chapter 31: Masalah Awal Bagian Ke 19
35
Chapter 32: Masalah Awal Bagian Ke 20
36
Chapter 33: Masalah Akhir Bagian Ke 1
37
Chapter 34: Masalah Akhir Bagian Ke 2
38
Chapter 35: Masalah Akhir Bagian Ke 3
39
Chapter 36: Masalah Akhir Bagian Ke 4
40
Chapter 37: Masalah Akhir Bagian Ke 5
41
Chapter 38: Masalah Akhir Bagian Ke 6
42
Chapter 39: Masalah Akhir Bagian Ke 7
43
Chapter 40: Masalah Akhir Bagian Ke 8
44
Q&A
45
Chapter 41: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 1
46
Chapter 42: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 2
47
Chapter 43: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 3
48
Chapter 44: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 4
49
Chapter 45: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 5
50
Chapter 46: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 6
51
Chapter 47: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 7
52
Chapter 48: Penyelesaian Konflik Bagian Ke 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!