Leonardo tidak pernah peduli lagi dengan keberadaan putri kembar nya,sebab sekarang yang ada dalam pikiran pria itu bagaimana caranya agar bisa segera bertemu dengan istrinya.
Menurutnya anak anaknya itu keadaan mereka baik-baik saja Jadi untuk apa harus memberikan perhatian yang begitu banyak dan berlimpah kepada mereka, jika sebenarnya hati dan pikirannya hanya sedang tertuju kepada keberadaan istrinya yang sudah belasan tahun terpisah entah masih hidup atau sudah mati dan entah masih menjadi miliknya atau sudah menjadi milik orang lain.
Leonardo bahkan sampai-sampai mengabaikan segala macam panggilan yang dilakukan Senja kepadanya, Padahal anaknya itu hanya ingin berbicara empat mata dengan Papanya kemudian ingin menanyakan keadaannya tetapi sepertinya tidak akan pernah.
"Papa sudah rapi kayak begitu mau pergi ke mana sih, kalau mau perginya dekat-dekat saja gimana kalau Senja juga ikut ?" tanya Senja ketika melihat Papanya Itu yang sudah berstelan rapi.
Leonardo tidak menggubris panggilan yang dilakukan oleh anaknya bahkan kini dirinya sudah mengambil kunci mobil dan pergi keluar rumah, sedangkan Senja hanya menatap nanar ke arah punggung Papanya Itu yang setelah sadar bukannya menyayangi mereka dan mencurahkan segala macam kasih sayang yang belasan tahun telah hilang tetapi malah mengabaikan mereka berdua dan terkadang seperti tidak peduli.
"Papa kenapa sih berubah seperti itu, bukan hanya Papa saja Yang merindukan Mama tetapi kami juga tetapi kita kan tidak boleh terpuruk juga? "lirih Senja yang masih bisa didengar oleh Nirmala membuat wanita paruh baya itu mendengus kesal.
"Kalian pikir rumah saya ini tempat penampungan air mata buaya kalian itu, jadi setiap saat hanya menangis saja dan menyebut nama wanita tidak jelas itu? Dia itu sudah mati dan tidak akan pernah kembali lagi dan Kalaupun dia masih hidup dia sudah menikah dengan pria lain, 15 tahun itu bukan waktu yang singkat untuk menunggu seseorang tanpa kepastian jadi stop deh pikirannya yang tidak jelas itu! "sarkas Nirmala kasar membuat Senja Ya jelas saja tidak terima.
"Mamanya Senja dan juga Bulan tidak seperti begitu perbuatannya di luar sana dia merupakan wanita setia, ini semua akan gara-gara Nenek setidaknya waktu itu kalau menyelamatkan Papa dan juga kami serta Mencari Mama yang pasti Kami tetap bakalan berkumpul! Kami juga pasti akan tetap tinggal di rumah dan tidak akan menyusahkan Nenek serta membuat rumah ini jadi Banjir air mata, Papa juga tidak akan berubah seperti itu memilih untuk mengabaikan kami karena mungkin menyalahkan kami juga?" Senja mengatakan hal itu dengan penuh air mata sebab dirinya benar-benar sudah capek setiap kali harus disalahkan oleh Papa nya dan juga Rembulan serta neneknya sendiri.
Plak
Nirmala melayangkan satu buah tamparan yang begitu keras di pipinya Senja karena menurutnya sudah sangat kurang ajar, Bulan yang kebetulan lewat terlihat santai saja seolah-olah tidak ada beban pikiran dan juga seolah-olah dirinya tidak peduli dengan apa yang terjadi kepada Senja saat ini.
"Siapa suruh mau cari perkara? Rasakan sendiri akibatnya Jadi orang kok cengengnya minta ampun, jadi kalau dihajar seperti begitu kan sepertinya lebih bagus biar sadar diri! "sinis Rembulan sambil tersenyum mengejek ketika Senjana menatap ke arahnya seolah-olah meminta pertolongan.
"kakak, kenapa sangat membenciku? ketika aku ditampar seperti begini Kenapa rasanya seperti kakak itu bahagia di atas penderitaanku, Memangnya Apa sih salahku di rumah ini sampai semua orang membenciku? "batin Senja.
"kamu anak kecil jangan coba-coba untuk membantah apa yang saya katakan jika tidak ingin menjadi gembel di luaran sana, satu lagi jangan pernah menyebut Mama kamu itu wanita yang baik dan juga sempurna karena jika sampai hal itu terjadi maka kamu yang bakalan menanggung akibatnya! "tegas Nirmala tidak ingin dibantah.
Stella saat ini merasakan begitu nyeri di dalam dadanya seolah-olah ada sesuatu yang terjadi tetapi dirinya bingung apakah itu, ingin sekali dirinya menangis tetapi yang harus ia tangisi ketika selama belasan tahun ini ia selalu dikelilingi oleh kasih sayang yang berlimpah oleh orang-orang sekitarnya.
Stella bahkan tidak dibiarkan bekerja sedikit pun karena jika sampai Ia melakukan sesuatu pekerjaan maka Marcel tidak akan sedang segan menganiaya semua asisten rumah tangga di situ, sebab pria itu merasa yakin karena pekerjaan mereka tidak beres makanya Stella akhirnya mau mengambil alih semuanya.
"Kamu kenapa aku belum selesai bicara tetapi sudah pergi begitu saja, mau marah atau apa sih yang penting Intinya kamu ngomong jangan malah menghindar seperti ini? "tanya Marcel penasaran.
"aku itu kecewa sama kamu karena katanya kamu itu pengusaha sukses punya segala-galanya bahkan anak buah pun di mana-mana, bisa menjadi keberadaan suami dan juga anakku saja tidak bisa sama sekali! kecuali memang kamu tidak ada niatan untuk melakukannya makanya tetap seperti ini saja, aku itu sangat merindukan anakku yang Bagaimana rupa mereka sekarang atau bagaimana keadaan mereka saat itu! "lirih Stella yang benar-benar terlihat begitu putus asa membuat Marcel kebingungan mau membujuknya seperti apa Karena Wanita itu selalu menolak ketika dirinya sentuh.
"Stella Sayang, aku minta maaf tetapi aku mohon kamu jangan seperti begini karena hatiku merasa sakit melihatnya! "Marcel terlihat berlutut di hadapan Stella memberikan begitu banyak permohonan agar wanita itu menghentikan tangisnya yang begitu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments