Part 19 (Siswa baru)

Tak lama kemudian sampailah Zaki dikelas, Bu Lika masuk terlebih dahulu, ia menunggu diluar sembari namanya dipanggil.

"Selamat pagi anak anak, perkenalkan nama Ibu adalah Bu Lika, saya disini menjadi waki kelas kalian, dan saya memiliki kabar baik loh" ucap Bu Lika.

"Pagi Bu, wah apa itu Bu" ucap para siswa siswi.

"Kalian kedatangan teman baru yang berasal dari luar negeri, silahkan masuk Nak" ucap Bu Lika. Langsung saja Zaki memasuki ruangan kelas.

"Halo semua, perkenalkan nama gw Zaki Arche Akarsana, salam kenal" ucap Zaki.

"Apakah ada yang ditanyakan sampai disini????" tanya Bu Lika.

"Saya Bu" ucap seorang siswi yang make up nya paling menor dikelas itu. "Nomor hp nya berapa??? tinggalnya dimana???" tanyanya.

Zaki menatap siswi tadi dengan tatapan membunuh, lalu menatap Bu Lika seperti mengisyaratkan untuk menyuruhnya segera duduk, dan Bu Lika yang paham pun langsung mengangguk.

"Zaki, silahkan kamu duduk di bangku kosong didekat Kenzo" ucap Bu Lika.

Zaki pun berjalan menuju tempat duduknya itu, ia melewati Syafa yang membuang mukanya kearah samping. Zaki sempat berhenti sebentar dimeja Syafa sambil membisikkan sesuatu.

"Liatin apa sih kesamping, ini lo Zaki mu ada disebelah mu" ucap Zaki membisikan itu ditelinga Syafa.

"Terserah" ucap Syafa singkat lalu menelungkupkan kepalanya. Zaki yang melihat itu sangat gemas dengan sikap Syafa, ia lalu mengacak rambut Syafa gemas, sambil berkata "nanti ke kantinnya bareng gw" ucap Zaki lalu menduduki bangkunya.

Bangku Zaki tidak jauh dengan Syafa, hanya berbeda 3-4 tempat duduk saja, karena Zaki mendapatkan bangku paling belakang dan Syafa termasuk mendapatkan bangku area depan.

Dari arah sebrang tempat duduk mereka, ada seseorang yang dari tadi melihat semuanya yang dilakukan Zaki kepada Syafa. Ia mengeratkan giginya dan menggenggam pulpen hingga pulpen itu terbelah menjadi dua.

Sebenarnya Syafa dan Faiz jarak tempat duduknya tidak sejauh saat ini, tapi Syafa yang bertukar posisi dengan teman kelasnya yang duduknya disebrang mereka.

"Siapa sih dia, berani beraninya ganggu cewek gw" ucap Faiz sambil melihat kearah Zaki yang baru saja duduk.

"Yang gw dapat info dari Tama itu ternyata mantan kekasih cewek lo" ucap Malindo.

"Ooo jadi dia kembali" ucap Faiz tersenyum licik.

Setelah berkutat dengan buku buku, akhirnya bel istirahat pun berbunyi, tanda saat ini waktunya untuk para siswa dan siswi mengisi perut yang sudah kosong.

"Halo Zaki, mau ke kantin bareng enggak???" tawar Cantika yang kini sudah berada di tempat duduk Zaki, Cantika adalah siswi yang tadi sempat bertanya pertanyaan yang kurang berfaedah menurut Zaki.

Tanpa menjawab pertanyaan Cantika, Zaki langsung saja melengos pergi menuju tempat duduk Syafa, yang kini sang empu tengah menelungkupkan kepalanya.

"Heyyy, ayok ke kantin" ucap Zaki kepada Syafa, sambil mengelus rambut Syafa.

"Kamu aja Zak" ucap Syafa dengan suara lemas.

"Loh, kamu sakit Sya???" ucap Zaki sambil memegang kening Syafa yang ternyata demam. "Astaga, kamu demam Sya" ucap Zaki lalu ingin mengangkat tubuh Syafa namun ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Heh Zak, lebih baik minggir deh lo, jangan ganggu Syafa" ucap Eva dengan nada tak suka.

"Apaan sih lo Va, lo tu yang minggir" ucap Zaki tak kalah sinis.

"Cowok macam apa lo gak mau ngalah sama cewek, cih kalau gw malu" ucap Rijal yang ternyata sudah berada disana.

"Gausah ikut campur lo semua, terserah gw dong, toh gak ada yang ngelarang" ucap Zaki.

"Kalau gw larang gimana???" kini Faiz yang menjawab.

"Cih, lo siapa nya Syafa ngatur ngatur gw segala" ucap Zaki tersenyum meremehkan.

"Gw cowoknya, dan dia cewek gw, jadi gw berhak ngelarang siapa yang boleh dan tidak boleh untuk Syafa" ucap Faiz.

"HAHAHA, cowok gak berguna kayak lo??? cih memalukan, yang ada lo tuh jadi beban buat Syafa, kasian dia nanggung banyak beban lo" ucap Zaki lalu mengangkat tubuh Syafa menuju UKS.

Sebenarnya dari tadi Syafa mendengar pembicaraan mereka, tapi karena tubuhnya yang masih lemas, ia hanya melihat Faiz dan Zaki serta teman temannya yang sedang berdebat.

Faiz sempat menoleh kearah Syafa, namum dengan cepat Syafa menoleh kearah lain. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan itu semua, tapi apa boleh buat, tadi Zaki sempat melihat kearahnya saat Faiz menatapnya, daripada terjadi yang tidak tidak akhirnya Syafa melakukan itu.

"Gw kok merasa Syafa ngehindari gw ya???" tanya Faiz kepada teman temannya.

"Kalau yang dari gw lihat iya sih bro, dari lo awal sadar dari koma sampai sekarang Syafa seperti menghindar dari lo" ucap Malindo.

"Faiz, mau minjam Malindo sama Rijalnya sebentar yaa, soalnya mau ada urusan sama mereka berdua ehehe, bentar aja" ucap Nayla.

...****************...

Di taman sekolah

"Ada apa??? kasian Faiz kalau sendirian, takutnya malah dia ngelakuin hal yang nekat" ucap Rijal.

"Jadi, kami berdua mau kasih tau sesuatu, ini tentang sikap Syafa yang beberapa hari ini berbeda" ucap Eva.

"Aku mulai ya ceritanya jadi-"

Flashback on

Syafa berpamitan ingin ke taman rumah sakit, sesampainya disana ia duduk dibangku paling pojok taman. Karena ia melamun, ia tak menyadari kalau disebelahnya sudah ada seseorang.

"EHEM" deheman seseorang itu membuat Syafa tersadar akan lamunannya itu.

"K-kak Zaki, kakak kok bisa ada disini???" tanya Syafa heran, pasalnya Zaki itu semenjak lulus SMP ia pindah ke luar negeri.

"Gw udah lama balik ke Indo, dan gw juga udah daftar ke sekolahan lo" ucap Zaki.

"Oooo oke" ucap Syafa singkat, lalu kembali melamun memikirkan bagaimana nasib Faiz jika tidak ada pendonor.

"Gw bisa bantu lo, tapi ada syaratnya" ucap Zaki. Mendengar perkataan Zaki, membuat ia tersadar kembali dengan lamunannya.

"Gw bakal lakuin apapun itu, asalkan Faiz bisa dapat pendonor" ucap Syafa menatap Zaki yakin.

"Gw bawa kertas, dan lo harus tanda tangan perjanjian ini diatas materai" ucap Zaki lalu mengeluarkan map dari dalam tas nya.

Syafa membaca map itu dengan teliti, disana tertuliskan kalau Syafa harus menjauh dari Faiz setelah Faiz sudah sadar, Syafa tidak boleh berhubungan dengan Faiz, dan lebih parahnya Syafa harus kembali bersama Zaki.

"Lama banget bacanya, udah belom??? keburu gw berubah pikiran" ucap Zaki.

"Iya iya udah, mana pulpennya???" tanya Syafa. Lalu Zaki menyerahkan pulpennya.

'Semoga keputusan yang aku ambil ini bener Iz, aku gak ada cara lain untuk bisa menyelamatkan kamu, semoga suatu saat nanti kamu akan mengerti kenapa aku kayak gini, aku sayang kamu Iz' batin Syafa lalu menandatangani surat perjanjian tersebut.

"Bagus bagus, jadi ini sudah fiks, dan awas aja sampai ngelanggar, bakal ada hukumannya" ucap Zaki tertawa kecil.

"Yaudah ayok buruan ke ruang pendonor" ajal Syafa menarik tangan Zaki.

Saat ini Zaki masih berada diruangan pendonor, Zaki masih menggunakan infus untuk memulihkan kembali kondisinya.

"Gw mau setelah ini dan seterusnya lo jangan menemui Faiz, apapun itu alasannya" ucap Zaki.

"Iyaa" ucap Syafa lalu pergi kearah suster yang berada disana. "Sus, saya minta tolong, tolong rahasiakan siapa yang mendonorkan darah untuk pasien bernama Faiz" ucap Syafa.

"Baik, akan kami jaga untuk tidak memberitahu kepada semuanya jika ada yang bertanya" ucap suster itu dengan ramah.

"Terima kasih sus" ucap Syafa lalu kembali kearah Zaki yang ternyata sudah dibolehkan untuk pulang.

Flashback off

Malindo dan Rijal saling berpikir sejenak mencerna cerita dari kedua sahabat Syafa, Malindo dan Rijal kini melihat kearah Eva dan Nayla.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!