Sampai pada akhirnya tepatlah hari dimana hari pernikahan antara Mila dan Reza, tepat hari minggu saat itu.
Mila pun hanya menggelar acara sederhana saja, bukan karena Reza tak mampu tapi Mila hanya ingin sederhana untuk acara pernikahan yang penting sakral.
Acara pun digelar dengan khidmat, Reza dan Mila sama-sama tak punya barisan para mantan hanya teman saja.
Dan meski saat itu katanya umi Saidah tak merestui secara ucapan tapi Mila merasa yakin jika umi Saidah merestui didalam hatinya. Itu terlihat umi yang tampak menangis dihari pernikahan sang putra.
Mila pun mengecup tangan pria yang kini sah menjadi suaminya. Air mata tak bisa terbendung, yaitu air mata bahagia.
Mila sangat bahagia, harapan untuk bersama pria yang ia cintai kini sudah ada didepan mata. Pernikahan yang ia dambakan kini dirasakan. Mila pun mencium tangan bapak juga berterimakasih karena sudah menjadi bapak yang baik selama ini.
Setelah itu Mila pun tampak mencium tangan dari umi Saidah, umi pun menerima ciuman dari Mila yang kini telah menjadi menantunya. Umi Saidah tampak mendekap Mila dan berpesan dalam bisikan ditelinganya yang diutarakan oleh umi Saidah yaitu, jadilah wanita yang soleha untuk putranya.
Mila pun mengangguk sambil tersenyum Mila merasa senang akhirnya ucapan umi dapat membuat Mila yakin bahwa umi menerima Mila.
"Terimakasih"
"Kamu sah menjadi menantu saya, itu artinya kamu pun anak saya" kata umi Saidah.
"Terimakasih umi"
Umi Saidah pun memeluk Mila erat ya sangat erat, sehingga air mata Mila kembali terjatuh mana kala yang membuat Mila sedih adalah orangtua Mila yang sudah lama pergi, bukan pergi karena meninggal dunia. Tapi pergi entah kemana? Mila kehilangan kasih sayang dari ibunya dari usianya sejak 5 tahun. Mila kini merasakan kembali seolah dirinya didekat ibundanya.
Air mata Mila terjatuh karena kerinduan pada sang ibu yang pergi meninggalkan dirinya.
Saat itu acara pun hanya makan bersama, bersama keluarga. Dalam acara sederhana itu Reza tampak memegang tangan Mila erat penuh kasih dan sayang. Reza terlihat bahagia karena dapat menjadi suami dari wanita yang ia cinta.
Sampai pada pukul 07.00 malam, saat itu Reza tidak mengajak Mila untuk tidur dirumah melainkan dihotel. Mila menolak Mila merasa lelah sekali saat itu dan Mila ingin tidur dirumah Reza saja saat malam itu.
Reza pun menuruti apa yang menjadi keinginan Mila saat itu.
Hingga malam hari, Reza pun bahagia sekali dapat menikahi Mila dan itu artinya Reza dapat memiliki Mila secara utuh.
Tepat malam itu Mila yang masih memakai kebaya pengantin terlihat anggun dan mempesona. Ingin sekali Reza melihat tubuh Mila utuh tanpa sehelai benang pun.
Otak Reza sudah mulai kemana-mana memikirkan semua yang paling ia inginkan dari Mila yaitu malam pertama.
Saat semua yang Reza inginkan terjadi tiba-tiba lampu padam dan gelap gulita.
Terdengar suara keras dari lantai bawah.
Brraaaggghhh...
"Apa itu a" ucap Mila ketakutan.
"Kamu tunggu sini ya, biar aa cek"
"A aku takut"
"Tunggu saja, AA akan segara kembali" ucap Reza yang pergi meninggalkan Mila dikamar.
Reza pun turun kebawah untuk melihat semua yang terjadi sementara Mila menunggu dikamar pengantin itu.
Lampu yang masih gelap gulita itu Mila tampak menyalakan lampu emergency dan Mila hendak turun, Mila merasa ingin tahu ada apa dibawah sana. Baru saja Mila keluar dari pintu, Namun tiba-tiba tangan Mila ditarik masuk kedalam kamar lagi.
Mila tak mampu melihat siapa pria yang membawa masuk itu, mata Mila terbelalak saat seseorang menariknya kasar untuk masuk kedalam.
"Masuk"
"Kamu siapa? Tolong!!!!" Teriak Mila.
Namun dengan cepat pria itu langsung membekap mulut mila kasar dan Mila tampak ketakutan. Mila tampak tak tahu pria itu, karena wajahnya ditutupi dengan topeng. Mila sangat takut dirinya tak bisa berbuat banyak pria itu mengikat Mila dan membekap mulut Mila.
Pria itu pun menyalakan sebuah lilin disamping meja dan pria itu masih tampak tak membuka topeng.
"Kamu tak berhak untuk bahagia" ucap pria itu kasar.
"Kesalahan kamu, adalah kamu sudah membunuh Karin!!!"
Karin... lantas dia siapanya Karin batin Mila .
Pria itu pun membuka topeng bahan yang ia pakai.
Dengan cepat Mila pun melihat bahwa itu adalah mas Bagas.
Mila tak bisa teriak tangan kaki nya diikat kencang, semua terjadi begitu mencekam. Mila berusaha melawan dan semua terasa percuma karena ikatan itu seperti mengikat diri Mila agar tak bisa kemana-kemana.
Bagas pun terlihat membawa sebilah senjata tajam yang ia todongkan ke leher Mila.
"Kamu sudah cukup menyakiti hatiku karena penolakan cinta mu Mila kini kamu harus rasakan semuanya!! Tak berhak bahagia"
Tak terasa air mata terjatuh saat kata-kata itu dilayangkan oleh Bagas dan sebuah senjata itu ditodongkan dileher.
Cahaya yang remang-remang karena hanya lampu emergency berkuran mini itu hanya menerangi sedikit saja, mata Mila mampu melihat jika itu adalah Bagas. Bagas dengan cepat membuka kebaya yang Mila pakai saat resepsi tadi. Bagas membukanya kasar robek tak ada yang tersisa.
Bahkan rok kain motif batik yang Mila pakai itu pun Bagas robek, kini Mila hanya memakai bra dan CD saja.
Hati Mila teriris saat dirinya tahu akan seperti sebuah mangsa untuk Bagas.
Mila tak bisa menolak apalagi berteriak. Air mata yang begitu banyak mengalir seolah mewakili perasaan Mila yang saat ini sangat rapuh, Bagas dengan cepat membuka celananya.
Kepemilikan senjata itu seolah siap menerkam Mila yang saat itu tak bisa berkata dan berbuat banyak.
Kini pakaian dalam itu ditarik dari pemilikan Mila. Terlihat dua gunung indah menyembul sempurna dengan cepat semua yang Mila pakai dilepas Bagas.
Air mata Mila semakin tumpah hati Mila dan rapuh. Tanpa tunggu lama Bagas pun memasukan benda pusaka itu, hingga menerobos tanpa ampun.
Awalnya Bagas seperti kesulitan dengan cepat dan sangat cepat Bagas memasukan dengan kasar hingga darah keperawanan Mila pun mengalir.
Air mata semakin tumpah dan hati Mila begitu sakit, dunia seolah berakhir untuk Mila.
Malam yang indah yaitu malam pertamanya harusny untuk dirinya dan suaminya kini semua hilang dan sirna oleh orang yang Mila baru kenali itu.
Mila pun menangis tersedu, orang-orang tak tampak tahu jika Mila saat ini berada dalam posisi tersulit dalam hidup.
Mila pun menangis meronta tak kuasa menahan semuanya.
Jahat..
Jahat...
Jahat..
Batin Mila terus mengatakan itu. Hingga beberapa saat Bagas tampak puas dengan semuanya, Bagas pun melepaskan tangan Mila yang terikat keatas itu.
Namun Bagas bukan benar-benar meleapskan justru otak Bagas mulai menjelajah untuk melakukan dalam posisi lain. Mila dipaksa untuk pada posisi lain yaitu Bagas ingin melakukan gaya lain dalam bercinta.
Bagas pun menunjukan film biru dengan gaya yang ia mau.
"Lakukan ini"
Mila pun hanya menggelengkan kepala karena Mila tak bisa menahan mulutnya masih dalam bekapan Bagas.
"Lakukan bodoh!!!" Ucap Bagas menarik rambut Mila kasar dan membenturkan kepala Mila pada tempat tidur.
Mila pun menangis saat pisau itu kini berada dileher Mila.
Mila pun kembali menjadi pemuas untuk pria yang pernah baik padanya.
Saat Bagas sedang menikmati tubuh Mila dalam posisi yang lain yaitu menerobos punya Mila dari belakang, tanpa terasa pisau yang berada dileher Mila itu terjatuh dengan cepat Mila lansung berdiri dan menodongkan pisau itu kepada Bagas.
"Cepat berikan itu!!!" Seru Bagas
Mila pun menggelengkan kepala.
Bagas pun langsung dengan cepat menangkap tubuh Mila, dan tanpa sadar Mila langsung menusukan senjata tajam itu pada perut Bagas.
"Aaarrrgghhh" ucap Bagas dalam keadaan pisau diperutnya.
Mila pun tanpa sadar melakukan itu dan melihat Bagas yang terjatuh sambil memegang senjata tajam yang menusuk tubuhnya.
Air mata pun langsung terjatuh, saat melihat semuanya.
"Hiks hiks hiks hiks" tangisan Mila pecah saat semuanya menjadi semakin sulit untuk Mila.
Hingga saat itu Mila terlihat menangis dan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya. Mila tampak sangat setress sampai ia tak bisa berbuat banyak.
Seketika lampu menyala....
Pintu pun didobrak Reza..
Betapa kagetnya Reza saat melihat mila yang terlihat sangat berantakan ditutupi oleh selimut dan melihat seorang pria yang terkapar dengan luka tusukan di badannya.
Mila terlihat menangis sambil memukuli dirinya.
Bahkan Reza melihat darah dilantai berikut dengan darah yang berada disprei bahwa itu adalah darah dari keperawanan Mila.
Mata Reza membulat kaget dengan semuanya.
Sementara Mila hanya menangis histeris saat itu.
sebelum kejadian Bagas memang merancang sebuah rencana dengan mematikan jaringan listrik dan membuat kegaduhan didepan rumahnya dengan menyuruh orang untuk mengacak-acak rumah dan mengikat semua orang rumah saat itu. hingga keinginan Bagas untuk menodai Mila tanpa celah itu berhasil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments