Dibawa kerumah

Hingga dua Minggu kemudian, Mila tak lagi tahu kabar terbaru soal Bagas yang sepertinya marah pada Mila karena mengacuhkan dirinya dan tak memilih dia dalam cintanya.

Mila bukan tidak suka juga bukan tidak sayang, tapi sebenernya memang enggak.

Mila memang tak mudah untuk mencintainya. Pria kaya raya banyak uang dan sebagainya kalau sekiranya tidak membuat Mila yakin untuk menjalaninya buat apa juga.

Hingga Mila keluar dari rumah sakit pun ternyata sudah dilunasi oleh Bagas dengan cara pembayaran melalui transfer. Bahkan sampai tukang ojek yang bernama Mila kecelakaan itu pun Bagas tetap membayarinya meski tukang ojek hanya luka-luka saja namun tak ada yang patah. Dan sudah lebih pulang lebih dulu.

Dan setelah kejadian itu Reza tampak lebih perhatian pada Mila lebih peduli dan sering memberikan kabar untuk Mila. Mungkin Reza khawatir jika Mila dekat kembali dengan pria yang bernama Bagas itu.

Bicara soal pekerjaan...

Mila pun belum mengajukan resign dari tempat kerjanya sebagai penyanyi itu, karena jujur saja Mila masih membutuhkan uang. Jadi Mila masih mempertimbangkan untuk berhenti bekerja sebelum ia mendapat pekerjaan yang baru. Mila sebenernya tak jadi masalah pekerjaan apapun Mila pasti lakoni, tapi tidak untuk Reza.

Tiga hari berlalu..

Hari ini adalah hari dimana Mila akan dibawa kerumah Reza untuk dikenalkan kepada kedua orang tuanya.

Dan baru kali ini juga Mila harus bertemu dengan kedua orang tua dari Reza.

Takut, ragu dan canggung itu sudah pasti Mila rasakan.

Meski sebelumnya Mila yang ingin sekali segera bertemu dengan orang tua dari Reza tapi tepat di harinya Mila malah merasa takut.

Takut kalau ada ada sesuatu yang membuat orangtua Reza tak suka pada Mila.

Mila pun menghela napas dengan panjang untuk menenangkan hatinya agar tegar dan rileks.

Saat itu beruntung kaki Mila sudah lebih baik sudah bisa dijajak berjalan perlahan tapi pasti.

Reza pun tersenyum menatap Mila yang memakai pakaian sopannya meski dalam hal ini Mila memang belum berhijab.

Bahkan Mila malah memiliki rambut yang pirang, kulit putih mulus Mila memang cocok dengan rambutnya tapi sebenernya Reza lebih suka dengan wanita yang memakai hijab karena orangtuanya lebih suka dengan wanita yang seperti itu.

Meski begitu tapi Reza tak menyuruh Mila untuk mila menggunakan hijab karena dari awal bertemu dengan Mila, Mila belum memakai itu. Jadi Reza membiarkan Mila menjadi dirinya sendiri.

"Mila, kamu cantik sekali" kata Reza tersenyum.

"Iya dong a, siapa dulu atuh kan pacarnya Aa" ucap Mila tersenyum manja.

"Kapan kamu berhenti dari nyanyi" tanya Reza.

"Untuk saat ini belum sih?"

"Terus kapan?"

"Nanti ya A kalau sudah berhenti kuliah atau mungkin setelah menikah" jawab Mila.

"Oh gitu, yaudah"

"Hemss.. Aa tuh sayang sama Mila gak mau Mila jadi yang aneh-aneh"

"Gak aneh Aa, dibawa happy aja"

"Aa takut kalau ada yang jahatin kamu pas kamu lagi manggung Mila. Meski aa belum pernah lihat kamu manggung sih"

"Gak ada Aa, Mila mah nyanyi gak ampe dua album tiga dua lagu juga yaudah selesai. Karena biasanya Mila suka keluyuran pas nanyi jadi emang santai kalau untuk jahat gak ada A" jelas Mila.

"Emang kamu gak diomelin kerja keluyuran"

"Diomelin sih, tapi kadang suka hadirin acara event atau karnaval gitu kayanya ikut seru aja lihat-lihat jajanan dan bazar"

"Bukannya panggung orang hajatan" kata Reza

"Iya itu juga sih, cuma gak tahu akhir-akhir ini event nya seru banget. Kaya acara gathering kantor, car free day seru aja"

"Car freeday ada dangdutan nya juga" tanya Reza heran.

"Ya ada atuh Aa, gak semua sih tapi ada kok. Ada seperti kemarin sebelum Mila kecelakaan dibarengin sama acara gerak jalan gitu a, ditengah-tengah acara dikasih hiburan biar gak bosen" ungkap Mila.

"Coba kamu nyanyi buat Aa, ragu kalau kamu bisa nyanyi" kata Reza manatap Mila.

"Gak ah lagi gak bisa nyanyi" ungkap Mila.

"Kenapa?"

"Lagi nervous a" ungkap Mila.

"Nervous kenapa?" Tanya Reza.

"ku pusing apa bisa dan berani ya temuin ayah dan ibunya A Reza" ungkap Mila dengan tangan keringat dingin merasa takut dan grogi bertemu dengan Ayah dan ibu dari Reza.

"Kamu rileks aja ya. Jangan takut santai aja, ingat semua akan baik-baik saja" kata Reza menenangkan Mila.

Mereka pun pergi dengan mobil yang Reza bawa, dengan perlahan tapi pasti Reza membawanya hingga sampailah mereka di rumah milik Reza.

Sesampainya..

Mila pun menatap rumah Reza yang begitu luas dan mewah tampak dari luar. Dan sepertinya Reza bukanlah anak orang biasa, dia seperti dari keluarga terpandang.

Perasaan Mila pun semakin dag Dig dug merasakan ketegangan karena baru pertama kalinya Mila ke rumah Reza.

Hingga sampailah dirumah besar itu, tampak dari orang tua Mila didepan rumah.

Reza pun memperkenalkan Mila kepada kedua orang tua Reza. Pak Husein dan ibu Saidah.

"Assalamualaikum om Tante" kata Mila sambil mencium tangan dari kedua orangtua Reza.

"Ini yang Reza sudah bicarakan kemarin" kata Reza memperkenalkan Mila.

"Oh dia, duduklah" ucap Saidah dengan wajah dinginnya memepersilahkan Mila untuk duduk dimeja makan untuk makan bersama.

Ya acaranya memang lah makan siang bersama.

Jika Saidah tampak tak suka, lain hal dengan Husein yang tampak lebih tenang saat Reza membawa pacarnya.

Tiba-tiba..

Reza pun tidak tahu jika dimeja makan itu sudah ada Arini yang juga duduk dimeja makan yang sama disana.

"Loh sejak kapan ada Arini disini" Ungkap Reza kaget.

"Iya, umi sengaja mengundang Arini untuk makan bersama kita. Sekalian kita ngbrol aja kan Arini" ucap umi Saidah.

Reza pun mengehela napasnya dengan kehadiran Arini yang seolah menjadi skenario sang ibu saat itu.

Arini adalah anak perempuan dari sahabat dekat umi dari Reza.

Saat makan siang bersama itu, Umi Saidah tampak lebih perhatian pada Arini dan tampak acuh pada Mila yang saat itu sebenarnya acaranya untuk menyambut Mila. Namun Mila malah seperti obat nyamuk yang tidak dianggap, Mila yang sebenernya grogi hanya berusaha santai dan tebal muka saja.

Dan semua hidangan spesial itu tampak Saidah berikan perhatian khusus untuk Arini dan seolah yang menjadi calon menantunya itu adalah Arini.

Mila pun tampak menghela napas kasarnya, berusaha tak peduli dengan perlakuan calon mertuanya.

Arini pun tampak tak enak hati saat itu, apalagi Arini menyadari jika dirinya malah akan membuat hati Mila bersedih.

"Umi maaf, aku ga tahu kalau disini akan ada calon istri dari mas Reza juga. Aku pamit ya umi" kata Arini.

"Eh gak boleh pulang, kamu harus disini. Umi sengaja masak yang banyak untuk kamu habiskan semua. Maksudnya untuk kita makan semua bersama"

Mata Mila pun menatap tajam ke arah Arini yang mungkin terlihat sangat suci itu, Mila tampak tersenyum getir merasakan beban hati karena harus dihadapkan dengan wanita yang Solehah yang begitu baik, cantik dan ramah itu.

sementara Mila cuma apa. Tapi meski begitu Mila tak mau merasa minder dulu, namanya kehidupan semua orang tak bisa dipukul sama dan rata.

Ya memang benar.

Jika untuk berhijab Mila masih belum. Mila hanya terdiam tak banyak bicara.

Selama acara makan bersama itu pun Mila sama sekali diajak bicara oleh calon mertuanya. Mila pun ikut diam tak banyak bicara, Mila sudah pasrah dengan semuanya.

Tapi selama itu juga Reza tak melepaskan tangan Mila dari tangan milik Reza hingga Arini menyadari jika Reza sangatlah mencintai Mila tulus didalam hatinya.

Reza terus saja menggenggam tangan Mila dan seolah tak mau melepaskannya.

Hingga ditengah makan siang itu Reza membuka suara bahwa dia ingin segera menikahi wanitanya.

"Umi dan Abi, kedatangan Mila mengkin ini pertama kalinya. Tapi Reza sudah siap untuk menikahi Mila" ungkap Reza.

"Umi tidak setuju" jelas umi Saidah.

"Abi sih setuju saja, mungkin Mila belum berhijab tapi dia seperti anak yang baik"

"Umi maunya kamu sama Arini" jelas Umi Saidah.

"Umi, Abi setuju masa umi gak. Sekarang bukan siapa yang menjadi pilihan Umi, tapi tentang apa yang menjadi pilihan Reza. Reza yang menjalani" jelas Reza.

"Tapi kan umi sudah jodohkan kamu" kata umi kesal.

"Iya betul umi, memang Arini dijodohkan saat itu tapi Arini tak jadi masalah jika Reza punya pilihan lain" jelas Arini yang merasa jika dirinya baik-baik saja.

"Umi apa yang menjadi pilihan Reza tolong hargai, apapun yang terjadi Reza akan tetap menikahi Mila. Reza janji seluruh biaya pernikahan, Reza yang tanggung sampai rumah dan semuanya Reza yang biayai"

"Reza kamu sudah buta karena cinta" umi kesal.

"Terserah umi mau bilang apa intinya ini sudah menjadi pilihan Reza" jelas Reza.

Lalu Umi pun langsung beranjak berdiri dan pergi meninggalkan meja makan lalu masuk kedalam kamar dan membanting pintu.

Braaaggg....

Mata Mila pun kaget dengan sikap yang diberikan oleh uminya Reza.

"A.. umi kamu gak setuju sama hubungan kita" ucap Mila yang sedikit berbisik pada Reza dan kecewa.

"Tenang Mila, tidak jadi masalah. Kamu jangan kecewa ibu aku cuma kesal saja tapi aku yakin dia setuju" kata Reza.

"Siapa nama mu, Mila ya. Mila kamu tenang saja, om setuju kok sama kamu" ucap Abi Husein.

"Iya Mila, aku dan Reza memang hanya teman saja. Jadi kamu tak perlu khawatir, meski pernah ada kata perjodohan tapi itu hanya wacana saja" jelas Arini pada saat itu untuk Mila agar Mila tidak minder.

Tangan Reza pun mengepal erat tangan Mila dan mencium punggung tangan Mila.

"Reza, ada Abi disini jangan cium-cium ya" jelas Abi.

"Iya Abi maaf" kata Reza.

Arini pun hanya tampak tersenyum saat itu.

Meski sebenarnya dalam hati Arini, Arini tampak sedih karena Reza sudah punya pilihan wanita lain. Tapi Arini berusaha untuk biasa saja.

Episodes
1 Aku tidak ingin diganggu
2 Menghadiri acara Gathering
3 Pulang bareng
4 Mengbrol santai
5 Kisah masa lalu
6 Janji
7 Kecelakaan
8 Perhatian khusus
9 Posesif
10 Hidup mu ditangan ku
11 Baiklah
12 Pilihan Reza
13 Dibawa kerumah
14 Menyembunyikan perasaan
15 Mas Bagas aku akan ganti semua
16 Tunggu saja
17 menjelang hari H
18 Malam mencekam
19 Air mata Mila
20 Saya bukan pembunuh
21 Kenapa tak bilang dari awal
22 Sikap dingin mu
23 Jalan damai
24 Hanya pembanding
25 Ingin belajar masak
26 Ke kantor Reza
27 Tidur dia?
28 Tak seindah pelangi setelah hujan
29 Jangan Ge'er
30 Rasa kecewa dan bahagia
31 Kepergian Reza
32 Pertemuan
33 Mila pulang dengan siapa?
34 Membelikan sebuah hadiah
35 Jadi Aa menyalahkan Mila
36 Pertemuan Raka
37 hadiah dari Kakak ipar
38 Hadiah yang tak berarti
39 Pulang
40 Mandi
41 Berangkat
42 Teramat perih
43 Trauma
44 Gagal
45 Bunga
46 Menunggu Reza pulang
47 Kenyataan pahit
48 Kata cerai
49 Di ceraikan
50 Kedatangan Umi
51 Masih kah bisa rujuk
52 Ciuman dari Reza
53 Masih ciuman dari Reza.
54 Pertemuan diantara dua kubu
55 Buat mas Bagas saja
56 Bapak tahu
57 Aa janji
58 Ku harap dengan cinta
59 Lelah dan sedih
60 Entah kemana
61 Kehilangan
62 Rumah sakit
63 Untuk apa aku mengatakannya
64 Kamu harus tanggung jawab
65 Pulang
66 Tak bisa di ukur dengan uang
67 Bapak tahu darimana?
68 Mengapa harus ini yang terjadi
69 Jadilah laki-laki
70 Peristirahatan terakhir bapak
71 Aku pegang ucapan mu
72 Andaikan saja
73 Aku calon suaminya
74 Debaran
75 Anak kita
76 Ada sesuatu yang hilang
77 Aku mencintai mu
78 Tertunduk menyesal
79 Campur aduk terasa
80 Tinggalkan Bagas
81 Jangan pergi
82 Perempuan sial
83 Hari pernikahan
84 Pernikahan part 2
85 Pengantin baru
86 Masih pengantin baru
87 Ucapan menyakitkan Bagas
88 Aku takut mas
89 Bertemu Reza
90 Tak semudah itu
91 Alina
92 Selidiki
93 Tenanglah ini tidak akan lama
94 Kepergian Bagas ke luar negeri
95 Makanan mewah
96 Istana mertua
97 Tenanglah
98 Aku tidak mau pulang
99 Apa?
100 Melahirkan (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Aku tidak ingin diganggu
2
Menghadiri acara Gathering
3
Pulang bareng
4
Mengbrol santai
5
Kisah masa lalu
6
Janji
7
Kecelakaan
8
Perhatian khusus
9
Posesif
10
Hidup mu ditangan ku
11
Baiklah
12
Pilihan Reza
13
Dibawa kerumah
14
Menyembunyikan perasaan
15
Mas Bagas aku akan ganti semua
16
Tunggu saja
17
menjelang hari H
18
Malam mencekam
19
Air mata Mila
20
Saya bukan pembunuh
21
Kenapa tak bilang dari awal
22
Sikap dingin mu
23
Jalan damai
24
Hanya pembanding
25
Ingin belajar masak
26
Ke kantor Reza
27
Tidur dia?
28
Tak seindah pelangi setelah hujan
29
Jangan Ge'er
30
Rasa kecewa dan bahagia
31
Kepergian Reza
32
Pertemuan
33
Mila pulang dengan siapa?
34
Membelikan sebuah hadiah
35
Jadi Aa menyalahkan Mila
36
Pertemuan Raka
37
hadiah dari Kakak ipar
38
Hadiah yang tak berarti
39
Pulang
40
Mandi
41
Berangkat
42
Teramat perih
43
Trauma
44
Gagal
45
Bunga
46
Menunggu Reza pulang
47
Kenyataan pahit
48
Kata cerai
49
Di ceraikan
50
Kedatangan Umi
51
Masih kah bisa rujuk
52
Ciuman dari Reza
53
Masih ciuman dari Reza.
54
Pertemuan diantara dua kubu
55
Buat mas Bagas saja
56
Bapak tahu
57
Aa janji
58
Ku harap dengan cinta
59
Lelah dan sedih
60
Entah kemana
61
Kehilangan
62
Rumah sakit
63
Untuk apa aku mengatakannya
64
Kamu harus tanggung jawab
65
Pulang
66
Tak bisa di ukur dengan uang
67
Bapak tahu darimana?
68
Mengapa harus ini yang terjadi
69
Jadilah laki-laki
70
Peristirahatan terakhir bapak
71
Aku pegang ucapan mu
72
Andaikan saja
73
Aku calon suaminya
74
Debaran
75
Anak kita
76
Ada sesuatu yang hilang
77
Aku mencintai mu
78
Tertunduk menyesal
79
Campur aduk terasa
80
Tinggalkan Bagas
81
Jangan pergi
82
Perempuan sial
83
Hari pernikahan
84
Pernikahan part 2
85
Pengantin baru
86
Masih pengantin baru
87
Ucapan menyakitkan Bagas
88
Aku takut mas
89
Bertemu Reza
90
Tak semudah itu
91
Alina
92
Selidiki
93
Tenanglah ini tidak akan lama
94
Kepergian Bagas ke luar negeri
95
Makanan mewah
96
Istana mertua
97
Tenanglah
98
Aku tidak mau pulang
99
Apa?
100
Melahirkan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!