Mila pun saat itu masih di rumah sakit diurus oleh pria yang bernama Bagas, kehidupan Mila yang serba kekurangan seolah sebuah celah untuk Bagas dapat memiliki Mila. Dan menganggap jika Mila tak punya kekuatan dan tak ada alasan untuk menolak dirinya.
Sampai pada akhirnya malam hari tiba, pak Amin pun disuruh pulang oleh Bagas.
Saat itu Bagas meminta agar Bagas saja yang menjaga Mila saat itu, seketika Mila pun menggeleng tak mau. Mila merasa risih bersama pria yang baru beberapa hari dirinya kenal.
Dan beruntung Pak Amin memahami putrinya yang tak mau jika ditemani oleh seorang pria untuk dirinya.
"Mila ini anak saya nak Bagas, biar saya yang merawat" terang Amin kepada Bagas.
"Tidak apa-apa saya bisa menjaga putri bapak" ucap Bagas.
"Gak apa-apa, biar saya yang merawat putri saya" jelas Amin lagi.
Bagas diam seribu bahasa saat dirinya tak seharusnya ada disana. Bagas pun sedikit mengalah meski dirinya tak seratus persen pergi.
Entah mengapa saat dirinya memberikan semua perhatian khusus itu pada Mila seketika Bagas merasa jika Bagas punya perasaan lebih pada Mila. Ada keterikatan dan rasa tertarik Bagas yang Bagas tak miliki pada wanita manapun.
Tak mudah bagi Bagas melepaskan sesuatu yang melekat pada dirinya. Karena sebenarnya Bagas adalah pria yang tak mudah jatuh cinta meski dirinya sebenernya playboy.
Secara garis besar....
Padahal yang sudah baik pada Mila adalah Bagas, tapi tetap saja. Bagas merasa kebaikan dirinya merupakan simbol untuk diri Bagas bahwa ada sesuatu yang lebih dari kata teman biasa untuk Mila.
Bagas tak mau jika dirinya diacuhkan oleh Mila. Bagas tak mau jika diri Mila tak menghargai semua yang Bagas berikan.
Memang itu terkesan pamrih, tapi yang Bagas pinta tjmbal balik bukan uang. Hanya tentang perasaannya yang ada debaran cinta didalam hati setiap memandang Mila yang begitu terasa bergetar dihati.
Setiap sorot mata dan senyum manis Mila membuat Bagas berfikir jika Bagas mencintai diri Mila dengan sangat dalam. Namun tidak dengan Mila yang menganggap Bagas sebagai orang baru dalam hidupnya dan tidak lebih.
Hingga malam tiba, tak membuat Bagas pulang dari rumah sakit itu untuk menemani Mila. Bahkan dari kejauhan dari kaca Bagas memandang Mila yang walau Bagas tahu diri Mila lebih nyaman untuk ditemani oleh bapaknya.
Tapi mata Bagas tak mau lepas dari pandangan ke arah Mila, ia tak mau Mila lepas dari pandangannya walau sebentar saja.
Lalu Bagas pun masuk kedalam melihat Mila yang sedang minum obat saat itu.
Ceklek... Pintu terbuka
"Kamu lebih baik pulang mas Bagas" ucap Mila yang seketika melihat Bagas masuk.
"Aku hanya ingin temani mu apa itu salah, aku khawatir jika diri mu kehilangan darah lagi seperti kecelakaan itu bagaimana?" kata Bagas yang memandang Mila lekat dan terlihat emosi saat dirinya disuruh pulang oleh Mila.
"Terimakasih atas perhatian mu mas, tapi kamu boleh pulang. Aku sudah tidak kenapa-kenapa kok" kata Mila menjelaskan.
Lalu Bagas pun mendekati Mila dan menatap Mila lekat.
Dan tak peduli ada bapak dari mila yang saat itu didekat Mila.
"Detik ini mungkin kamu tidak kenapa-kenapa Mila, tapi tidak ada yang menjamin setelah ini kamu akan tetap baik saja. Apakah salah, jika aku ada disini untuk dirimu" ucap Bagas menatap Mila tegas
Seketika Mila pun menunduk menghela napasnya.
"Urusan nanti biarlah nanti dan biarkan menjadi takdir dari Allah, biarkan itu menjadi takdirNya mas. Kamu bukan Tuhan, jangan merasa paling dibutuhkan saat ini" kata Mila yang merasa risih dengan kehadiran Bagas.
"Siapa yang bilang aku Tuhan"
"Tidak ada, Itu sebabnya kamu harus pulang"jelas Mila.
"Tapi seberapa kali pun kamu menyuruh ku untuk pulang. Aku akan tetap disini" jelas Bagas keukeuh.
"Apakah karena darah mu ada ditubuh ku, kamu merasa aku butuh kamu" terang Mila.
"Kalau iya lalu kenapa?"
"Baiklah terserah" kata Mila yang pasrah Mila tak mau banyak debat Mila hanya akan menambah masalah dan salah seperti orang yang tidak tahu terimakasih.
"Ya memang jawaban itu yang seharusnya kamu katakan. Tak perlu kamu larang aku untuk tetap disini, tidak perlu Mila" kata Bagas kesal.
Hingga malam tiba, entah kemana Bagas pergi dan entahlah dia marah karena Mila menyuruhnya pulang.
Meski Bagas tak seratus persen pergi dia hanya ke depan untuk mencari udara segar saat itu.
Namun bagi Mila...
Sudah cukup !!!
Ya sudah cukup untuk Mila, Mila tak mau ada lagi hutang Budi apalagi yang Mila tahu Bagas meminta balasan Budi. Dan Mila kahwatir jika Bagas memaksa Mila untuk mencintai dirinya dengan alasan balas Budi, padahal sudah jelas bagi Mila dirinya hanya mencintai Reza.
Bagi Mila cinta itu bukan sesuatu yang dipaksakan sekali pun terkesan mudah. Mila tak mudah mencintai orang baru dalam hidupnya sekalipun dia baik tapi bagi Mila cukup kesetiaan yang menjawab, bahwa Mila hanyalah mencintai Reza.
Hingga pagi hari, saat itu pukul jam 07.00 pagi.
Saat itu ..
Bapak ijin keluar untuk membeli sarapan..
Hingga tanpa disangka seorang pria datang menghampiri Mila dan ternyata itu adalah
Reza...
Mata Mila pun membulat sempurna saat Reza sang kekasih datang tanpa ia sadari.
Kerinduan dengan sang kekasih seolah tumpah dan begitu sangat mendalam. Melihat Reza didepan mata seperti mimpi.
"A Reza...." Ucap Mila.
Reza pun tersenyum melihat Mila, namun sedih karena Mila dirawat. Reza pun menghampiri Mila dan mendekati Mila. Sontak Mila lansung memeluk erat sang kekasih yang memang sangat ia cinta.
"Aku sangat rindu padamu" ucap Mila yang tersenyum merekaj dalam dekap sang kekasih.
Reza pun mengelus rambut Mila yang memeluk erat dengan cinta.
saat Mila yang sedang dalam pelukan sang kekasih, merasapi detik waktu yang berharga bagi Mila.
Tiba-tiba...
Seseorang datang dari belakang dengan tatapan kesal menarik baju Reza.
Kesal berkecamuk tak terima jika Mila dalam pelukan walau itu dengan kekasih Mila sendiri.
Dan Bagas memukul wajah Reza..
Buugghhhhh.....
Sebuah hantaman dari tangan Bagas berhasil mengenai pipi Reza.
"Lepaskan dia, dia milikku" ucap Bagas menatap kesal pada pria yang bernama Reza.
"Jangan pernah kamu menyentuh nya!!!" Jelas Bagas sekali lagi mendorong Reza kesal.
Mila pun kaget.
"Mas beraninya kamu memukulnya" kata Mila kesal.
"Mila kamu milikku" jelas Bagas menatap Mila.
"Anda gak berhak memiliki Mila!!!" Ucap Reza yang bangun dan kesal dengan pria yang telah berani memukul dirinya.
"Gue lebih berhak daripada Lo yang pergi dan gak urusin cewek Lo!!!!" Kata Bagas kesal.
Seketika itu Bagas langsung menarik kerah baju Reza. Dan merasa lebih pantas pada diri Mila.
"Pernah tengah malam cewek lu gak bisa pulang... Siapa yang anter dia pulang kalau bukan gue!!!!! Mending lu pensiun aja jadi pacarnya Mila!!! Cowok gak guna kaya lu, gak pantas buat dampingin Mila dalam hidupnya" kata Bagas kesal pada Reza.
"Siapa Lo???? Gak penting!!! Dia cewek gue bukan cewek lo" Kata Reza kesal juga.
"Gue lebih penting daripada Lo!!! Dan asal Lo tahu, gue yang udah sumbangin darah buat Mila. Lu mending pergi ke laut jangan disini, gak guna!!!!"
"Asal Lo tahu, ya asal Lo
tahu!!!! Gue dan Mila akan segera menikah gue dan Mila akan segera menikah" terang Reza berulang agar Bagas paham.
"Jangan mimpi Mila milik gue! Dia berhutang Budi sama gue"
"Sekarang kalau emang Mila berhutang Budi atas darah yang udah lu sumbangin, sebutkan berapa liter darah yang lu udah kasih ke dia. Berapapun darah yang udah lu kasih, gue bakal balikin lebih dari apa yang lu kasih!!!! Sekarang bukan siapa yang ada dan yang baik dalam hidup Mila. Tapi siapa yang paling Mila mau untuk mendampingi diri Mila saat ini. Lu atau gue?" Jelas Reza.
"Mila, kamu lebih memilih pria ini atau aku" tanya Reza saat itu.
Mila pun seketika terdiam sejenak.
"Jawab Mila" ucap Reza
Mila yang memang dari awal sudah mencintai Reza itu pun jelas memilih Reza.
"Baiklah jelas Mila memilih a Reza" ucap Mila.
Seketika Bagas pun kesal dengan jawab Mila. Dan lansung menatap Mila kesal.
"Berngsk!!!! Dasar perempuan tidak tahu terimakasih" kata Bagas bicara didepan wajah Mila saat itu.
"Mila gak akan pergi, Mila akan membalas semua kebaikan mas Bagas saat ini. Hanya saja kita tetap menjadi teman" ucap Mila.
Lalu dengan cepat Bagas pun mengambil piring dan membanting hingga pecah.
"Jadi?"
"Jadi aku memilih mas Reza yang dari awal memang ada dalam hidup ku"
"Baiklah, baiklah!!! Kamu pilih pria ini, pria gak guna dan tidak tahu diuntung ini! Pria yang buruk dan tak pernah baik ini kamu pilih saja Mila. Kamu pilih!!!!!!" Terang Bagas pergi.
Saat itu mata Mila pun terpejam dan menghela napasnya. Mila tampak bingung dan resah mengapa dirinya harus dihadapkan pilihan sulit ini.
"Mila jangan pergi dan datang untuk dirinya. Ingatlah, ingat Mila bahwa aku akan menikahi mu, ya.. aku akan menikahi mu Mila" jelas Reza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments