Hidup mu ditangan ku

Mata Mila pun menatap tajam pada pria yang bernama Bagas yang saat ini sedang dihadapannya, ia tak menyangka jika Bagas mengeluarkan kata cinta yang tak ia duga sebelumnya. Bagaimana mungkin Bagas mengatakan hal itu. Bagi Mila itu bukan sebuah keseriusan hanya seperti lelucon yang sungguh tak lucu.

"Mas, apa yang mas katakan barusan itu. Itu hanyalah candaan saja, tidak mungkin benar adanya kan" kata Mila untuk meyakinkan Bagas.

"Apa terlihat dari wajah ku aku bercanda Mila, apakah ada aku tertawa saat mengatakannya. Semua yang aku katakan adalah benar adanya" ungkap Bagas.

"Kalau begitu tolong tarik kata-kata mu Mas Bagas. Didunia ini banyak wanita yang lebih baik, menarik, berpunya dan lebih cantik. Lebih memiliki segalanya daripada aku mas" ungkapan Mila menghela napasnya agar Bagas bisa membuka mata lebar-lebar tentang diri Mila siapa.

"Bukan siapa kamu, bukan pula bagaimana kamu. Inti dasarnya aku maunya kamu" jelas Bagas.

"Maaf mas, aku tidak bisa. Cinta bukanlah sesuatu yang mudah untuk diungkapkan dijalin dan pastinya aku tidak bisa"

"Kenapa? Karena Pria itu, pria itu yang sudah cuek dengan mu. Lebih baik aku Mila daripada pacar mu, mana dia disaat hal paling sulit untuk hidup mu. Dimana dia? Tidak ada! Justru kamu yang buka mata-mata lebar, aku lah yang ada disaat hal tersulit dalam hidup mu. Dan aku lebih pantas darinya" jelas Bagas yang penuh penekanan.

"Mas, manusia punya jalan dan keyakinan hidupnya masing-masing dalam memilih pasangan. Aku tidak bisa memilih mas, mas aku minta maaf pilih Wanita yang lebih baik dari pada aku" ucap Mila.

"Jadi kamu menolak ku, jadi kamu menolak ku!!!!" Kata Bagas yang lansung melotot tajam menatap Mila dengan tatapan amarah dan kesal.

"Aku tidak suka dengan jawaban mu! Aku tidak suka ditolak seperti ini, apalagi disaat aku sudah banyak berkorban pada hidup mu. Kamu harus bisa terima aku!" ungkap Bagas dan langsung menendang meja.

Brraaaaggggghhhhhh....

Mila pun memejamkan matanya, dirinya seperti sedang menghadapi singa yang sudah mengamuk.

Dirinya tak mengenal Bagas, tidak mengenal detail kehidupan Bagas seperti apa. Dan sekarang Mila seperti orang yang terjebak dalam keadaan yang salah.

"Baiklah, baiklah, tenangkan pikiran mu mas Bagas. Aku akan memikirkan sejenak soal ini" ucap Mila yang mengalah karena ia tidak ingin ribut.

Tiba-tiba Bagas pun mendekati Mila dari dekat dan begitu dalam.

Dan langsung menatap Mila dalam deru napas Bagas pun begitu terasa dekat, ya cuma beberapa Senti saja wajah Bagas dan Mila saling bertemu.

Mila pun memejamkan matanya dan menghela napasnya.

"Mundurkan badan mu mas" pinta Mila.

"Untuk apa?"

"Ada dokter di depan ku saat ini" jelas Mila.

Bagas pun beranjak.

Mila pun menghela napas lega, saat dua mata saling bertemu Mila seolah merasakan bahwa Bagas beberapa Senti lagi seperti ingin mencium bibirnya.

Meskipun Mila punya pacar tapi tak pernah sekalipun Mila berciuman. Mila tak pernah melakukan hal itu, Mila pun merasa risih apalagi Bagas bukanlah siapa-siapa, mendekati Mila seperti ingin menciumnya seperti membuat Mila grogi tak kuasa.

Lalu dokter pun memeriksa Mila saat itu.

Sementara itu terlihat Bagas yang sedang menelpon seseorang Mila pun hanya menatap tajam saat itu. Kesal karena Bagas tak memberikan handphone Mila saat itu.

Setelah beberapa saat kemudian dokter setelah memeriksa, dokter pun keluar dari ruang rawat Mila.

Tampak Bagas yang duduk disamping Mila, Mila pun masih menatap Bagas dengan tatapan kesal.

"Sekarang hidup mu ada ditangan ku Mila, sekarang kamu adalah bagian dari hidupku. Aku sudah menelpon bapak mu, dan kamu tunggu dia datang. Dan handphone mu berada ditangan ku" kata Bagas.

Mila pun hanya diam tak banyak jawab, Mila jengkel tapi menahannya. Mila lebih memilih diam saat itu.

Sampai beberapa menit kemudian, tiba-tiba bapak dari Mila datang.

Nama bapak Mila adalah amin. Amin datang dengan perasaan cemas mengkhawatirkan anaknya yang saat ini sedang terbaring dirumah sakit.

Bapak pun kaget saat Mila yang sedang terbaring dirumah sakit namun ditemani pria yang baru kali ini Amin lihat.

"Oh jadi ini bapaknya Mila" kata Bagas.

"Ya saya amin, saya bapaknya Mila" jelas Amin.

Lalu terlihat Bagas yang keluar dari ruangan rawat inap itu, saat bapak dari Mila datang.

Aduh bagus deh dia keluar batin Mila.

Mila pun tampak menatap ke arah luar memastikan bahwa Bagas tidak ada dan mendengar ucapan dari Mila.

"Ya Allah Mila kamu baik-baik aja kan" kata pak amin pada Mila.

"Ya Alhamdulillah pak, Mila masih selamat meski kaki Mila sakit" ucap Mila.

"Lalu dia siapa, pacar kamu" tanya bapak yang menanyakan siapa pria yang bersama Mila barusan.

"Bukan pak" kata Mila.

"Lalu dia?"

"Bukan siapa-siapa, tapi pak. Mila boleh minta tolong, buat minjem handphone bapak" ucap Mila bisik-bisik.

"Handphone kamu kemana?"

"Lagi dipinjem sama mas Bagas, mas Bagas itu yang tadi"

"Boleh" kata bapak.

Mila pun diam-diam menghubungi Reza dan memberitahukan diri Mila yang saat ini berada dirumah sakit.

"Hallo a Reza ini Mila" kata Mila.

"Ya Mila"

"A Reza Mila cuma mau info dirawat dirumah sakit karena kecelakaan"

"Ya ampun Mila, kamu baik-baik aja"

"Iya cuma kaki Mila katanya patah"

"Mila, aa susul Mila ya"

"Beneran?"

"Iya"

"Yaudah a, susul Mila ya" kata Mila.

Reza pun sontak kaget saat tahu Mila dirawat dirumah sakit karena kecelakaan.

Mila juga merasa ingin jika Reza di dekatnya saat dirinya seperti ini.

ceklek...

Bagas tampak masuk ke dalam ruang rawat Mila.

Mila pun seketika terdiam lagi setelah itu, saat Bagas datang masuk.

Bagas pun menatap Mila tajam Mila pun langsung menunduk saat itu.

seketika Bagas pun melihat penampilan bapak dari Mila yang memang hanya memakai kaus dan celana panjang namun terlihat bukan kelas dari kalangan kaya.

Bagas pun langsung menilai jika Mila bukanlah dari kalangan keluarga kaya raya.

"Bapak bisa pulang, saya akan memberikan segala apapun yang Mila butuhkan" ucap Bagas memberikan amplop kepada Amin.

"maksudnya apa?"

"saya hanya ingin menunjukan pada Mila bahwa saya adalah orang yang baik"

Mila pun langsung menghela napasnya. Mila tak pernah menyangka jika Bagas adalah orang yang sangat pamer dihadapan orang lain. ingin dipandang dan terpandang di mata orang lain, Mila pun seketika itu merasa sangat ilfeel pada Bagas yang ingin dikenal baik itu.

"tidak usah nak Bagas" tolak Amin.

"tidak usah terima saja" kata Bagas.

Mila pun hanya membuang wajahnya seolah tak peduli dengan apa yang dilakukan Bagas yang seperti pahlawan itu.

Episodes
1 Aku tidak ingin diganggu
2 Menghadiri acara Gathering
3 Pulang bareng
4 Mengbrol santai
5 Kisah masa lalu
6 Janji
7 Kecelakaan
8 Perhatian khusus
9 Posesif
10 Hidup mu ditangan ku
11 Baiklah
12 Pilihan Reza
13 Dibawa kerumah
14 Menyembunyikan perasaan
15 Mas Bagas aku akan ganti semua
16 Tunggu saja
17 menjelang hari H
18 Malam mencekam
19 Air mata Mila
20 Saya bukan pembunuh
21 Kenapa tak bilang dari awal
22 Sikap dingin mu
23 Jalan damai
24 Hanya pembanding
25 Ingin belajar masak
26 Ke kantor Reza
27 Tidur dia?
28 Tak seindah pelangi setelah hujan
29 Jangan Ge'er
30 Rasa kecewa dan bahagia
31 Kepergian Reza
32 Pertemuan
33 Mila pulang dengan siapa?
34 Membelikan sebuah hadiah
35 Jadi Aa menyalahkan Mila
36 Pertemuan Raka
37 hadiah dari Kakak ipar
38 Hadiah yang tak berarti
39 Pulang
40 Mandi
41 Berangkat
42 Teramat perih
43 Trauma
44 Gagal
45 Bunga
46 Menunggu Reza pulang
47 Kenyataan pahit
48 Kata cerai
49 Di ceraikan
50 Kedatangan Umi
51 Masih kah bisa rujuk
52 Ciuman dari Reza
53 Masih ciuman dari Reza.
54 Pertemuan diantara dua kubu
55 Buat mas Bagas saja
56 Bapak tahu
57 Aa janji
58 Ku harap dengan cinta
59 Lelah dan sedih
60 Entah kemana
61 Kehilangan
62 Rumah sakit
63 Untuk apa aku mengatakannya
64 Kamu harus tanggung jawab
65 Pulang
66 Tak bisa di ukur dengan uang
67 Bapak tahu darimana?
68 Mengapa harus ini yang terjadi
69 Jadilah laki-laki
70 Peristirahatan terakhir bapak
71 Aku pegang ucapan mu
72 Andaikan saja
73 Aku calon suaminya
74 Debaran
75 Anak kita
76 Ada sesuatu yang hilang
77 Aku mencintai mu
78 Tertunduk menyesal
79 Campur aduk terasa
80 Tinggalkan Bagas
81 Jangan pergi
82 Perempuan sial
83 Hari pernikahan
84 Pernikahan part 2
85 Pengantin baru
86 Masih pengantin baru
87 Ucapan menyakitkan Bagas
88 Aku takut mas
89 Bertemu Reza
90 Tak semudah itu
91 Alina
92 Selidiki
93 Tenanglah ini tidak akan lama
94 Kepergian Bagas ke luar negeri
95 Makanan mewah
96 Istana mertua
97 Tenanglah
98 Aku tidak mau pulang
99 Apa?
100 Melahirkan (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Aku tidak ingin diganggu
2
Menghadiri acara Gathering
3
Pulang bareng
4
Mengbrol santai
5
Kisah masa lalu
6
Janji
7
Kecelakaan
8
Perhatian khusus
9
Posesif
10
Hidup mu ditangan ku
11
Baiklah
12
Pilihan Reza
13
Dibawa kerumah
14
Menyembunyikan perasaan
15
Mas Bagas aku akan ganti semua
16
Tunggu saja
17
menjelang hari H
18
Malam mencekam
19
Air mata Mila
20
Saya bukan pembunuh
21
Kenapa tak bilang dari awal
22
Sikap dingin mu
23
Jalan damai
24
Hanya pembanding
25
Ingin belajar masak
26
Ke kantor Reza
27
Tidur dia?
28
Tak seindah pelangi setelah hujan
29
Jangan Ge'er
30
Rasa kecewa dan bahagia
31
Kepergian Reza
32
Pertemuan
33
Mila pulang dengan siapa?
34
Membelikan sebuah hadiah
35
Jadi Aa menyalahkan Mila
36
Pertemuan Raka
37
hadiah dari Kakak ipar
38
Hadiah yang tak berarti
39
Pulang
40
Mandi
41
Berangkat
42
Teramat perih
43
Trauma
44
Gagal
45
Bunga
46
Menunggu Reza pulang
47
Kenyataan pahit
48
Kata cerai
49
Di ceraikan
50
Kedatangan Umi
51
Masih kah bisa rujuk
52
Ciuman dari Reza
53
Masih ciuman dari Reza.
54
Pertemuan diantara dua kubu
55
Buat mas Bagas saja
56
Bapak tahu
57
Aa janji
58
Ku harap dengan cinta
59
Lelah dan sedih
60
Entah kemana
61
Kehilangan
62
Rumah sakit
63
Untuk apa aku mengatakannya
64
Kamu harus tanggung jawab
65
Pulang
66
Tak bisa di ukur dengan uang
67
Bapak tahu darimana?
68
Mengapa harus ini yang terjadi
69
Jadilah laki-laki
70
Peristirahatan terakhir bapak
71
Aku pegang ucapan mu
72
Andaikan saja
73
Aku calon suaminya
74
Debaran
75
Anak kita
76
Ada sesuatu yang hilang
77
Aku mencintai mu
78
Tertunduk menyesal
79
Campur aduk terasa
80
Tinggalkan Bagas
81
Jangan pergi
82
Perempuan sial
83
Hari pernikahan
84
Pernikahan part 2
85
Pengantin baru
86
Masih pengantin baru
87
Ucapan menyakitkan Bagas
88
Aku takut mas
89
Bertemu Reza
90
Tak semudah itu
91
Alina
92
Selidiki
93
Tenanglah ini tidak akan lama
94
Kepergian Bagas ke luar negeri
95
Makanan mewah
96
Istana mertua
97
Tenanglah
98
Aku tidak mau pulang
99
Apa?
100
Melahirkan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!