Selama itu juga Mila pun akhirnya berkenalan dengan pria yang baru saja ia kenal itu, pria yang katanya bos besar dari perusahaan yang Mila sendiri lupa nama PT nya apa. Karena terlalu banyak nama PT yang Mila hapal saat manggung sampai lupa dan kembali lagi dalam bentuk lupa. Mila dengan gamblangnya hanya bilang PT angin ribut dalam hatinya.
Perjalanan malam menuju rumah Mila itu pun dilalui dengan mengbrol ringan ya biasalah standar orang berkenala pada umumnya.
"Kamu jangan panggil saya bapak dong terkesan tua" kata Bagas.
"Lah kan sudah tua, oh sorry maksudnya bapak sudah dewasa" kata Mila polos.
"Iya tapi kalau panggil saya bapak kesannya sudah bapak-bapak" jelas Bagas.
"Salah aku panggil bapak, apa panggil ibu aja" kata Mila tersenyum meledek.
"Ya gak gitu juga, emm kamu panggil saya mas. Mas Bagas bagus kan"
"Oke Mas Bagas, walau terkesan gak sopan ya" kata Mila tersenyum.
"Umur saya baru tiga puluh loh Mila bukan empat puluh, sopan kok tenang aja" kata Bagas.
"Oke"
Lalu selama melajukan perjalanan Bagas pun tampak menengok ke arah ke kiri dan kanan sambil memandang jalan, mencari sesuatu.
"Cari apa mas?" Tanya Mila yang tampak keheranan.
"Makan, kamu mau makan dulu gak" tanya Bagas.
"Kenyang mas"
"Oh padahal mau traktir tadi"
"Hehehhe gak lah kemaleman makan dulu, next time aja ya kalau makan kelamaan" jelas Mila menolak secara halus.
"Kamu, apakah sudah punya pacar Mila" tanya Bagas.
"Sudah dong masa belum"
"Emm.. kenapa sudah" tanya Bagas.
"Gak apa-apa, kebetulan memang aku sudah pacaran lebih dari 5 tahun sama A Reza tapi sampai saat ini belum dinikahi" kata Mila tersenyum pahit.
"Emang umru kamu berapa?" Tanya Bagas.
"21 tahun lah kurang lebih"
"Mungkin kamu masih sangat kecil. Gak layak buat dinikahi jalan kamu masih panjang" kata Bagas.
"Sekecil apa sih mas, urusan umur ya umur. Untuk tingkat kedewasaan aku sudah siap menikah mas. Bahkan aku sudah siap menikah dari umur 19 tahun" ucap Mila terbuka.
"Buru-buru banget" kata Bagas.
"Ngerasa cocok aja, aku kalau sudah cocok yaudah. Buat apa nunggu lama, ya kan" kata Mila.
"Wah beda sama saya dong" kata Bagas.
"Bedanya?" Tanya Mila.
"Aku paling lama menjatuhkan pilihan" Kata Bagas.
"Kenapa?" Tanya Mila.
"Karena gak mau adanya komitmen" jelas Bagas.
"Hahahaha ya duit banyak, muka lumayan buat apa juga buru-buru nanti juga datang sendiri jodoh" kata Mila.
"Ya gampang nya itu, tapi kalau perasaan belum siap buat apa dipaksa" jelas Bagas.
"Iya juga sih, soal perasaan sih susah gak seperti membalikan telapak tangan. Beda sama aku yang gampang kebawa perasaan" ucap Mila.
"Ah bisa aja Mila"
Bagas pun tampak tersenyum pada Mila. Mila pun juga tersenyum, keduanya pun hanya tampak tersenyum tanpa membuka obrolan tentang perasaan masing-masing. Karena kedua insan memang beda pemikiran jadi keduanya hanya saling tertarik tanpa perasan yang dalam.
"Mas ternyata orangnya asik" kata Mila.
"Wah terimakasih atas pujiannya" kata Bagas.
"Kirain tadi sombong" kata Mila lagi.
"Malah saya kira kamu yang sombong" kata Bagas.
"Dih mana ada aku sombong" kata Mila.
"Kapan manggung lagi?" Tanya Bagas.
"Belum tahu" jawab Mila.
"Kalau ada jadwal manggung info ya" ucap Bagas.
"Kenapa mau nyawer ya" terang Mila yang terang-terangan.
"Mau anter kamu pulang lagi" jawab Bagas.
"Hahahaha kalau yang ini aku dong mas yang nyawer" kata Mila.
"Boleh aja, tapi jangan pakai uang ya"
"Pakai apa mas?" Kata Mila dengan wajah yang memang tampak imut dan cantik itu.
"Senyum"
"Hahahah dah lah jadi ngawur, makasih loh atas tawanannyan maksudnya tawarannya. Nah sudah sampai tuh didepan gang" kata Mila.
"Depan gang aja" kata Bagas.
"Di gang aja, percuma mobil gak bisa masuk lagi juga dan sudah malam aku gak boleh bawa tamu laki-laki"kata Mila.
"Mil?" Kata Bagas.
"Ya mas"Sahut Mila.
"Kamu asyik buat jadi teman"
Mila pun tampak tersenyum.
Mila pun turun dari mobil mewah milik pria yang bernama Bagas. Mila pun hanya tersenyum bahagia saat itu karena dapat bertemu orang baik.
Saat itu Mila hanya meminta pada Bagas untuk mengantar didepan gang saja, karena tidak enak jika pulang malam di antar dengan pria yang baru saja di kenal. Akan ada omongan tetangga yang mungkin akan salah paham. Terlebih Mila memang hampir sering pulang malam karena jadwal manggung yang terkadang jauh dari lokasi rumah Mila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments