Pulang bareng

Mata Mila pun menatap tajam pria yang disebut boss alias pemilik perusahaan itu. Mila tak pernah menyadari bahwa dirinya pernah berkenalan sekali dengan pria yang dihormati karena status tingginya.

Tapi bagi Mila itu bukan suatu hal yang penting yang paling penting adalah kehidupan dirinya bukan kehidupan orang lain.

Saat Mila ingin mengisi acara tiba-tiba Mila merasakan ada sesuatu yang ingin dikeluarkan, Mila merasa ingin buang air kecil.

"Kang Agus" rengek Mila kepada Agus. "Mau pipis"

"Terus? Ngapain laporan sama saya, memangnya mau minta dicebokin" ketus Agus.

"Ya gak juga sih kang, boleh ya pipis dulu"

"Cepet!!!!" Ujar Agus kesal.

"Tuh anak kerja belom udah banyak banget iklannya" celetuk Agus.

Lalu Mila pun turun dari panggung dan ia pun buang air kecil ditoilet.

Setelah selesai dari toilet Mila pun melihat-lihat ke arah kiri dan kanan begitu banyak sajian wisata kuliner yang begitu menggiurkan. Mulai dari bakso, siomay, soto dan makanan gubukan lainnya

"Wah enak banget ya" kata Mila menatap bakso didepan matanya.

"Neng mau" ucap Abang yang melihat Mila.

"Emang boleh" ucap Mila.

"Boleh" jelasnya.

"Wah satu ya kang" ucap Mila yang pada akhirnya tergoda untuk mencicipi makanan yang ada disana, tak lupa juga Mila mengambil menu lain seperti ice cream dan menu lainnya.

Mila pun tampak tertawa laknat merasakan menu yang disajikan sementara temannya malah sibuk bernyanyi diatas panggung.

"Hahahaha biarin dia pada nyanyi sana aku makan dulu aja" ucap Mila sambil menikmati.

"Neng kok gak nyanyi" ucap si Abang yang menyadari jika Mila artis dari panggung yang ditampilkan.

"Gak bang" ucap Mila singkat.

Lalu tiba-tiba kang Agus turun dari panggung dan marah pada Mila yang bukan kerja malah asik makan.

"Ya ampun Mila!!!!!" Kata kang Agus.

"Ya kang, kenapa?" Ucap Mila tanpa rasa bersalah.

"Pakai nanya kenapa?"

"Emang aku salah ya"

"Iya salah kenapa makan"

"Maaf kang, gak sengaja!!!!" Ucap Mila.

"Gak sengaja udah makan senangkok!!! Naik ke panggung!!!" Perintah akang Agus yang marahi Mila seperti anak kecil.

"Sory kang ini sayang kalau gak dimakan"

"Ayo kerja" kata Agus melotot.

"Ya ampun ini kang Agus kenapa kaya di pelatihan militer" keluh Mila.

Mila pun langsung berlari dengan cepat karena ia merasa tak enak hati dengan kang Agus. Namun tanpa sengaja menubruk pria yang ternyata boss milik perusahan itu.

Brruuughhh ...

Mila pun terjatuh...

Mila pun membulat mata tajam melihat siapa yang ia tabrak saat itu.

Mila yang menabrak namun dia yang terjatuh.

Bagas pun memandang lekat wanita yang pernah ia liat dikafe itu. Sungguh berbeda tampilan dengan pertama kali bertemu dan ia tak paham kenapa wanita itu tampil seperti ity. Tampilannya begitu berbeda dengan tampilan yang lebih mencolok dan seksi.

"Kamu" ucap Bagas menatap Mila.

"Maaf ya pak saya tidak sengaja, bapak ga apa-apa kan" ucap Mila tak enak hati.

Belum Bagas mengatakan ini dan itu Mila langsung berkata

"Maaf saya buru-buru" ucap Mila berdiri dan langsung pergi naik ke atas panggung.

Mila pun bangun dan meninggalkan Bagas saat itu.

Wanita itu hah? kenapa dia ada disini batin Bagas.

Lalu Mila pun naik keatas panggung dan menyanyikan sebuah lagu yang memang harus Mila nanyikan.

Mila pun hanya senyum-senyum saja selama diatas panggung karena ia sadar peran yang ia harus lakukan adalah selain menghibur adalah ramah ke semua para penonton.

Mila pun tampak menyanyikan sebuah lagu yang sudah ada didaftar, mulai dari dangdut dan pop.

Namun...

Tanpa ia sadari pria yang tak ia kenal naik ke atas.

Mila lagi-lagi dengan sikap polosnya memberikan sebuah kode penolakan dengan menggelengkan kepalanya menolak.

Tapi Kang Agus seperti sebuah kode keras memelototi Mila dengan mata tajam agar Mila tak menolak saweran yang diberikan penonton.

Mila pun hanya pura-pura tersenyum menerima baik uang yang diberikan seperti sebuah tuntutan pekerjaan, ya inilah kehidupan sebuah panggung sandiwara yang senyuman itu dikeluarkan pun berupa senyum palsu.

Bagas pun tersenyum melihat Mila yang begitu cantik diatas panggung, dirinya begitu senang melihat aura Mila yang begitu mengesankan baginya. Sudah cantik suaranya bagus, dirinya baru kali merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat wanita. Walau sebenernya Bagas mudah saja mendapatkan wanita manapun.

Bagas menjaga wibawanya sebagai seorang pemilik perusahaan hanya tersenyum melihat Mila sambil melipat tangan didada meski uangnya cukup banyak jika dia mau memberikan saweran kepada penyanyi itu.

Sampai seorang teman dari Bagas mulai melihat Bagas yang seolah terkesima dengan wanita diatas panggung.

"Wah sepertinya anda sangat tertarik melihatnya" kata Doni melihat Bagas tersenyum.

"Dia memang terlihat menarik" jelas Bagas.

"Apakah anda merubah tipe wanita dengan gadis murahan diatas panggung itu" kata Doni.

"Murahan? siapa yang kamu sebut murahan"

"Siapa lagi kalau bukan mereka"

"Hey tak selalu mereka yang bernyanyi seperti itu kamu anggap murahan"

"Jika dibanding dengan relasi teman wanita mu wanita yang kau tatap saat ini lebih terkesan seksi namun murah, bukan?" Kata Doni yang seolah meremehkan.

"Jangan pernah mengatakan hal itu jika diri kamu sendiri belum mengenal mereka siapa" jelas Bagas.

"Sory sory cuma becanda tapi satu dari mereka memang ada yang paling cantik sih. Dan sepertinya kamu memang tertarik padanya" kata Doni tersenyum pada Bagas yang sedari tadi memperhatikan Mila.

"Apakah salah satu mereka bisa dibooking ya" kata Doni lagi yang tertawa.

Bagas pun terdiam dan tak menanggapi ucapan dari Bagas yang memang terlihat kurang ajar.

Bagas yang memang sering bermain cinta dengan wanita tapi jarang sekali untuk menuju tahap serius, membuat Doni berpikiran bahwa Bagas akan melakukan kerjasama dalam urusan ranjang dengan salah satu wanita diatas panggung itu.

Tapi Bagas memang tak berpikiran untuk ke tahap itu melihat Mila, sekalipun Mila terlihat menggoda iman.

Sebenernya...

Bagas hanya tertarik saja pada wanita yang bernama Mila yang di anggap punya kepribadian ganda, begitu terlihat anggun dan jutek saat diluar namun begitu sangat menggoda saat diatas dipanggung.

Sampai mata Bagas yang terlihat tak berkedip itu merasakan jika membayangkan otak Bagas sedang traveling kemana-kemana.

"Tak bisa ku pungkiri apakah ada sesuatu yang berdiri didalam celana mu saat melihat ah itu namanya Mila kan" kata Doni tertawa.

"Ah brngsk" kata Bagas.

"Ayolah pria mana yang tak munafik saat melihatnya" kata Doni lagi.

"Sial diam kau"

"Tadi aku kira yang datang band roker ternyata yang datang gadis gadis ini meski aku ragu dia masih gadis atau tidak" jelas Doni.

"Sudahlah pria brngsk sepertimu terlalu banyak bicara"

"Hey kita sama sama brngsk apa itu salah, aku akan coba tanya apakah mereka bisa kita ajak kencan" ucap Doni.

"Ssstt berisik sekali"

"Ya kita lihat nanti siapa yang tergoda dia atau kamu hahahah"

.

.

.

.

Acara selesai Mila pun berniat pulang untuk dijemput oleh pacarnya Reza. Yang lain pun tampak pulang lebih dulu.

Mila sangat setia menunggu sampai hari itu hujan turun pun Reza masih belum datang.

Beberapa kali Mila mencoba telepon tetap tak ada jawaban. Setelah beberapa saay bukan jawaban tapi justru sebuah kecewa. Reza mengatakan jika dirinya tak bisa datang untuk menjemput.

"Hah? Gak bisa jemput, aku nunggu udah lumutan dia malh gak bisa jemput" ucap Mila dengan kening berkerut.

Lalu Mila pun menelpon Reza.

"A kenapa baru bilang" kata Mila ditelpon.

"Iya sayang maaf aku gak bisa datang malam ini buat jemput kamu, ternyata belom boleh pulang dari tempat kerja aku" jawab Reza.

"Yaudah" jawab Mila pasrah.

Lalu akhirnya Mila pun tampak terduduk karena ia merasa lelah dengan berdiri.

Mila pun duduk dengan mata terpejam dirinya seolah sengsara bagaimana dirinya pulang karena hari sudah malam.

Namun tanpa disangka...

Mila yang duduk dibawah itu pun membuat pria yang bernama Bagas datang menghampiri Mila yang sedang memperhatikan dari kejauhan.

Lalu Bagas pun menghampiri Mila yang saat itu memejamkan matanya seolah menahan kesal.

"Kamu kenapa, mau pulang?" Tanya Bagas yang seolah tahu apa yang tengah Mila rasakan.

Mila pun sontak mengangguk.

"Pulang lah dengan ku" kata pria itu.

Mata Mila pun membulat kaget dengan ucapan pria itu.

"Tapi pak"

"Gak apa-apa" jawab pria itu. "Aku akan mengantar mu pulang" kata Bagas lagi.

"Apakah kamu tidak punya supir pribadi untuk mengantar jemput mu pulang" tanya Bagas lagi.

"Mereka udah pulang duluan" jelas Mila sedih.

Lalu Mila pun masuk kedalam mobil mewah milik Bagas, tak pernah sekalipun Mila melihat mobil mewah apalagi bisa sampai menaiki sebuah mobil mewah seperti ini.

Akhirnya Mila masuk ke dalam, pakaian Mila pun sudah diganti dengan kaus dan celana jeans jadi tidak terlalu mengundang aura seksi pada dirinya.

Selama perjalanan Mila pun tampak terdiam dan tak banyak bicara. Mila kali ini tak tahu kenapa dirinya mau saja pulang pada pria yang baru saja ia kenali itu.

Apakah karena dirinya sudah terlanjur kecewa karena tak bisa pulang dengan pacarnya.

"Mila?" Kata Bagas.

"Ya pak?"

"Nanti bantu aku menemukan alamat rumah mu ya"

"Siap pak" jelas Mila.

Seketika Bagas pun menatap Mila dengan seksama begitu berbeda saat diatas panggung. Lebih terlihat kalem saat pakai baju biasa.

Tiba-tiba saat Bagas menatap Mila yang duduk dimobilnya, mata Bagas pun seolah terpana melihat Mila yang cantik jelita.

Apakah aku menyukai wanita ini batin Bagas.

Bagas pun mengalihkan pandangannya saat itu.

Dan kembali fokus menyetir.

Dan selama perjalan Mila tampak sibuk menelpon temannya membahas soal materi presentasi kuliahnya, sontak membuat Bagas tak percaya dengan apa yang dibahasnya.

Setelah selesai dengan teleponnya Bagas pun iseng menanyakan aktivitas Mila selain sebagai seorang penyayi.

"Kamu masih sekolah" tanya Bagas.

"Iya saya kuliah pak" jawab Mila singkat.

"Ouh hebat"

"Dulunya saya kerja di perusahan xxx tapi karena bangkrut ya udah out. Tapi karena saya baru kerja dua bulan saja dan perusahaan memang pailit banget saat itu gak ada pesangon. Sekarang sih sudah lamar kerja kesana sini tapi belum ada panggilan lagi"

"Memang kenapa dengan pekerjaan mu sekarang"

"Pulang malam, baju seksi, buat bapak-bapak ketar-ketir diatas panggung itu merupakan keresahan buat bapak saya pak melihat anak nya menjalani pekerjaan seperti ini. Tapi sebenernya sih gak apa-apa, cuma bapak gak mau aja kalau saya seperti ini. Ya namanya bapak-bapak mungkin takut kalau sampai anaknya kenapa-kenapa" jelas Mila.

"Menarik juga aku pikir kamu kepribadian ganda" jelas Bagas tertawa.

"Maksudnya?"

"Sangat galak dan judes diluar tapi sangat menggoda diatas panggung"

"Si bapak gak ngerti itu kerja ya pak, senyuman yang bapak lihat diatas panggung itu memang senyum iklhas tapi sebenernya sebuah panggung sandiwara. Kalau bapak mau tahu saya aslinya biasa aja"

"oh ya tapi aslinya baik dan ramah juga"

"Lumayan"

"terus kamu emang cita-cita mau jadi penyanyi"

" kalau saya emang suka seni sih pak, kalau memang saya cocok di bidang ini gak jadi masalah saya gelutin juga pak. Mudah-mudahan saya jadi artis beneran"

"Ya betul, yang penting halal"

Episodes
1 Aku tidak ingin diganggu
2 Menghadiri acara Gathering
3 Pulang bareng
4 Mengbrol santai
5 Kisah masa lalu
6 Janji
7 Kecelakaan
8 Perhatian khusus
9 Posesif
10 Hidup mu ditangan ku
11 Baiklah
12 Pilihan Reza
13 Dibawa kerumah
14 Menyembunyikan perasaan
15 Mas Bagas aku akan ganti semua
16 Tunggu saja
17 menjelang hari H
18 Malam mencekam
19 Air mata Mila
20 Saya bukan pembunuh
21 Kenapa tak bilang dari awal
22 Sikap dingin mu
23 Jalan damai
24 Hanya pembanding
25 Ingin belajar masak
26 Ke kantor Reza
27 Tidur dia?
28 Tak seindah pelangi setelah hujan
29 Jangan Ge'er
30 Rasa kecewa dan bahagia
31 Kepergian Reza
32 Pertemuan
33 Mila pulang dengan siapa?
34 Membelikan sebuah hadiah
35 Jadi Aa menyalahkan Mila
36 Pertemuan Raka
37 hadiah dari Kakak ipar
38 Hadiah yang tak berarti
39 Pulang
40 Mandi
41 Berangkat
42 Teramat perih
43 Trauma
44 Gagal
45 Bunga
46 Menunggu Reza pulang
47 Kenyataan pahit
48 Kata cerai
49 Di ceraikan
50 Kedatangan Umi
51 Masih kah bisa rujuk
52 Ciuman dari Reza
53 Masih ciuman dari Reza.
54 Pertemuan diantara dua kubu
55 Buat mas Bagas saja
56 Bapak tahu
57 Aa janji
58 Ku harap dengan cinta
59 Lelah dan sedih
60 Entah kemana
61 Kehilangan
62 Rumah sakit
63 Untuk apa aku mengatakannya
64 Kamu harus tanggung jawab
65 Pulang
66 Tak bisa di ukur dengan uang
67 Bapak tahu darimana?
68 Mengapa harus ini yang terjadi
69 Jadilah laki-laki
70 Peristirahatan terakhir bapak
71 Aku pegang ucapan mu
72 Andaikan saja
73 Aku calon suaminya
74 Debaran
75 Anak kita
76 Ada sesuatu yang hilang
77 Aku mencintai mu
78 Tertunduk menyesal
79 Campur aduk terasa
80 Tinggalkan Bagas
81 Jangan pergi
82 Perempuan sial
83 Hari pernikahan
84 Pernikahan part 2
85 Pengantin baru
86 Masih pengantin baru
87 Ucapan menyakitkan Bagas
88 Aku takut mas
89 Bertemu Reza
90 Tak semudah itu
91 Alina
92 Selidiki
93 Tenanglah ini tidak akan lama
94 Kepergian Bagas ke luar negeri
95 Makanan mewah
96 Istana mertua
97 Tenanglah
98 Aku tidak mau pulang
99 Apa?
100 Melahirkan (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Aku tidak ingin diganggu
2
Menghadiri acara Gathering
3
Pulang bareng
4
Mengbrol santai
5
Kisah masa lalu
6
Janji
7
Kecelakaan
8
Perhatian khusus
9
Posesif
10
Hidup mu ditangan ku
11
Baiklah
12
Pilihan Reza
13
Dibawa kerumah
14
Menyembunyikan perasaan
15
Mas Bagas aku akan ganti semua
16
Tunggu saja
17
menjelang hari H
18
Malam mencekam
19
Air mata Mila
20
Saya bukan pembunuh
21
Kenapa tak bilang dari awal
22
Sikap dingin mu
23
Jalan damai
24
Hanya pembanding
25
Ingin belajar masak
26
Ke kantor Reza
27
Tidur dia?
28
Tak seindah pelangi setelah hujan
29
Jangan Ge'er
30
Rasa kecewa dan bahagia
31
Kepergian Reza
32
Pertemuan
33
Mila pulang dengan siapa?
34
Membelikan sebuah hadiah
35
Jadi Aa menyalahkan Mila
36
Pertemuan Raka
37
hadiah dari Kakak ipar
38
Hadiah yang tak berarti
39
Pulang
40
Mandi
41
Berangkat
42
Teramat perih
43
Trauma
44
Gagal
45
Bunga
46
Menunggu Reza pulang
47
Kenyataan pahit
48
Kata cerai
49
Di ceraikan
50
Kedatangan Umi
51
Masih kah bisa rujuk
52
Ciuman dari Reza
53
Masih ciuman dari Reza.
54
Pertemuan diantara dua kubu
55
Buat mas Bagas saja
56
Bapak tahu
57
Aa janji
58
Ku harap dengan cinta
59
Lelah dan sedih
60
Entah kemana
61
Kehilangan
62
Rumah sakit
63
Untuk apa aku mengatakannya
64
Kamu harus tanggung jawab
65
Pulang
66
Tak bisa di ukur dengan uang
67
Bapak tahu darimana?
68
Mengapa harus ini yang terjadi
69
Jadilah laki-laki
70
Peristirahatan terakhir bapak
71
Aku pegang ucapan mu
72
Andaikan saja
73
Aku calon suaminya
74
Debaran
75
Anak kita
76
Ada sesuatu yang hilang
77
Aku mencintai mu
78
Tertunduk menyesal
79
Campur aduk terasa
80
Tinggalkan Bagas
81
Jangan pergi
82
Perempuan sial
83
Hari pernikahan
84
Pernikahan part 2
85
Pengantin baru
86
Masih pengantin baru
87
Ucapan menyakitkan Bagas
88
Aku takut mas
89
Bertemu Reza
90
Tak semudah itu
91
Alina
92
Selidiki
93
Tenanglah ini tidak akan lama
94
Kepergian Bagas ke luar negeri
95
Makanan mewah
96
Istana mertua
97
Tenanglah
98
Aku tidak mau pulang
99
Apa?
100
Melahirkan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!