Ternoda Di Malam Pertama

Ternoda Di Malam Pertama

Aku tidak ingin diganggu

Pagi yang cerah begitu menyejukkan, awan tampak begitu terang dan langit tampak membiru. Burung berkicau dan suasana tampak begitu menyegarkan. Dan terlihat seorang gadis cantik nan Ayu bernama Mila Safira sedang duduk disebuah kursi di depan sebuah kafe serta menghidangkan menu breakfast.

Terlihat wanita bernama Mila sedang duduk dan menikmati santap paginya dengan senyum bahagia. Bagaimana tidak dirinya sebentar lagi akan dilamar dengan seorang pria yang paling ia cintai yaitu Reza Husein. Reza adalah pria yang ia anggap baik selama ini tak pernah sekalipun Reza berbuat kasar padanya terlebih lagi Mila memang sudah siap untuk menikah dan membina rumah tangga.

Ya Mila sadar usianya belum terlalu tua di umur 21 tahun, tapi Mila siap menikah dengan umur itu. Bahkan dulu Mila ingin menikah muda mungkin kisaran 19 tahun, agar masih muda saat punya anak nanti. Saat ini Mila masih kuliah jurusan ekonomi di semester 6. Dan itu tak jadi masalah, menikah sebelum wisuda bagi Mila tak jadi masalah karena banyak juga yang sudah menikah dalam keadaan diri masih kuliah.

Dan baginya menikah di umur 21 tahun sudah telat 2 tahun, meski sebenarnya dirinya itu belum lah tua.

Mila pun memandang wajah pria yang menjadi kekasihnya dilayar handphonenya dengan senyuman yang merekah, sambil membalas chat dari kekasihnya.

Tapi tanpa ia sadari dari kejauhan terlihat seorang pria yang memperhatikan dirinya tanpa Mila sadar akan hal itu.

Dua donat yang tampak dipiring dan segelas kopi susu di minum secara perlahan dan ia habiskan tanpa ia sadar bahwa ada pria yang memperhatikan dirinya dari kejauhan, dan ia justru lebih fokus pada ponsel yang ada digenggamannya.

Mila yang tak sadar itu akhirnya membuat seorang pria yang daritadi memandangnya lantas menghampirinya dengan sejuta penasaran karena Mila hanya terus fokus pada pipih yang ditangannya.

Pria itu tampak memeperhatikan wanita yang memang tampak ayu dan cantik itu.

Lalu seorang pria itu duduk dihadapan Mila dengan senyuman tipis yang begitu terlihat dan Mila masih tak menyadari akan dirinya sudah diperhatikan sejak tadi.

Hingga pria itu menyadarkan Mila yang masih sibuk dengan ponsel nya dengan cara mengatakan.

"Hallo" ucap pria yang membuat Mila hampir tersedak dengan kopi yang baru saja ia seruput.

"Uhuk, ada apa" tanyanya bingung dengan mata membulat melihat pria tak ia kenal ada depannya.

"Kenapa? Tiba-tiba disini" ucap Mila dengan mata membulat bingung serta kaget.

"Saya bukan tiba-tiba tapi daritadi" ucap pria itu lagi dengan senyum.

"Baiklah tapi ada apa?"tanya Mila masih memberikan wajah yang tampak bingung.

"Aku duduk disini apakah tidak boleh" kata pria itu

"Jelas boleh cuma bingung saja. Kenapa-"

"Aku ingin kenalan" ucap pria memotong ucapan Mila dan lalu memberikan sebuah tangannya untuk mengajak kenalan dengan Mila.

Mila pun sejenak terdiam dan bingung dengan tangan pria itu yang memberikan sebuah tanda perkenalan. Dan seketika hanya diam tanpa menanggapi.

"Kenapa?" Tanya pria itu lagi.

"Bingung saja" tanya Mila masih tak percaya.

"Gak usah bingung berikan tangan mu" kata pria itu menarik tangan Mila.

"Perkenalan nama ku Bagas" ucap pria itu lagi.

"A-aku Mila" jawab Mila agak terbata.

"Kenapa tadi diam?" Tanya pria itu memandang Mila lekat.

"Memangnya harus apa?"

"Ya berikan sebuah senyuman pada pria yang baru saja mengajak berkenalan dengan mu" kata pria itu tanpa malu.

"Aku hanya bingung harus bagaimana" kata Mila.

"Baiklah cukup kamu menjawab saya senang berkenalan dengan mu itu saja kan" kata pria itu lagi.

"Iya" jawab Mila singkat dan membuang wajahnya, dan kembali memainkan benda pipihnya.

Pria itu pun tampak kembali memperhatikan wajah Mila yang cantik jelita, sementara Mila melanjutkan memainkan ponselnya dengan mata yang sangat fokus.

Sejujurnya Mila sungguh tak suka dengan pria yang baru saja datang dan mengajaknya untuk berkenalan dan itu rasanya seperti hal yang menggangu paginya. Dirinya lebih suka sendiri dan merenung, apalagi bila ditemani kopi itu rasanya dunia milik sendiri dan yang lain numpang.

Dan Mila serasa enggan sekali untuk berbasa basi, disamping melelahkan itu juga membuat menguras waktu dan tenaga. Lebih baik mengerjakan hal yang bermanfaat seperti mengerjakan tugas kuliah misalnya. Atau mungkin hal lain daripada harus berkenalan dengan pria yang menurut Mila tidak jelas dia siapa.

Lalu tangan Mila yang sedang memegang handphone pun ditarik, bukan tangan Mila handphone Mila yang ditarik. Mata Mila pun membulat dan meminta handphone nya kembali, dan tak lantas membuat pria itu memberikan ponsel Mila.

"Berikan handphone ku" seru Mila meminta handphonenya.

Pria itu tak memberikan, justru pria itu langsung memasukan nomer handphonenya dan memiscall nomer handphone menggunakan nomer milik Mila.

Dengan cara itulah Bagas mendapatkan nomer ponsel Mila.

"Terimakasih untuk nomer handphone mu" kata Bagas tersenyum.

"Kurang ajar sekali kamu mengambil handphone ku sembarangan" kata Mila kesal.

"Aku tidak meminta handphone mu, aku hanya meminta nomer telepon mu apa itu salah" kata pria itu memberikan handphone Mila.

"Aku sedang tidak suka diganggu" ketus Mila.

"Aku datang bukan untuk menggangu, tapi kamu yang tidak siap untuk diganggu" kata pria itu.

"Mana ada wanita yang siap diganggu dalam hal ini hah???" Kata Mila kesal.

"Bye"

Pria itu pun lantas pergi setelah ia mendapatkan nomer handphone milik Mila sambil tertawa dan senang dalam hatinya.

Sementara Mila menatap pria itu kesal dan jengkel namun ia tahan karena Mila memang males meladeni orang seperti itu.

Terpopuler

Comments

Pena Hitam

Pena Hitam

wahh crita bgus ni... tp sypa ya bagas..

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Aku tidak ingin diganggu
2 Menghadiri acara Gathering
3 Pulang bareng
4 Mengbrol santai
5 Kisah masa lalu
6 Janji
7 Kecelakaan
8 Perhatian khusus
9 Posesif
10 Hidup mu ditangan ku
11 Baiklah
12 Pilihan Reza
13 Dibawa kerumah
14 Menyembunyikan perasaan
15 Mas Bagas aku akan ganti semua
16 Tunggu saja
17 menjelang hari H
18 Malam mencekam
19 Air mata Mila
20 Saya bukan pembunuh
21 Kenapa tak bilang dari awal
22 Sikap dingin mu
23 Jalan damai
24 Hanya pembanding
25 Ingin belajar masak
26 Ke kantor Reza
27 Tidur dia?
28 Tak seindah pelangi setelah hujan
29 Jangan Ge'er
30 Rasa kecewa dan bahagia
31 Kepergian Reza
32 Pertemuan
33 Mila pulang dengan siapa?
34 Membelikan sebuah hadiah
35 Jadi Aa menyalahkan Mila
36 Pertemuan Raka
37 hadiah dari Kakak ipar
38 Hadiah yang tak berarti
39 Pulang
40 Mandi
41 Berangkat
42 Teramat perih
43 Trauma
44 Gagal
45 Bunga
46 Menunggu Reza pulang
47 Kenyataan pahit
48 Kata cerai
49 Di ceraikan
50 Kedatangan Umi
51 Masih kah bisa rujuk
52 Ciuman dari Reza
53 Masih ciuman dari Reza.
54 Pertemuan diantara dua kubu
55 Buat mas Bagas saja
56 Bapak tahu
57 Aa janji
58 Ku harap dengan cinta
59 Lelah dan sedih
60 Entah kemana
61 Kehilangan
62 Rumah sakit
63 Untuk apa aku mengatakannya
64 Kamu harus tanggung jawab
65 Pulang
66 Tak bisa di ukur dengan uang
67 Bapak tahu darimana?
68 Mengapa harus ini yang terjadi
69 Jadilah laki-laki
70 Peristirahatan terakhir bapak
71 Aku pegang ucapan mu
72 Andaikan saja
73 Aku calon suaminya
74 Debaran
75 Anak kita
76 Ada sesuatu yang hilang
77 Aku mencintai mu
78 Tertunduk menyesal
79 Campur aduk terasa
80 Tinggalkan Bagas
81 Jangan pergi
82 Perempuan sial
83 Hari pernikahan
84 Pernikahan part 2
85 Pengantin baru
86 Masih pengantin baru
87 Ucapan menyakitkan Bagas
88 Aku takut mas
89 Bertemu Reza
90 Tak semudah itu
91 Alina
92 Selidiki
93 Tenanglah ini tidak akan lama
94 Kepergian Bagas ke luar negeri
95 Makanan mewah
96 Istana mertua
97 Tenanglah
98 Aku tidak mau pulang
99 Apa?
100 Melahirkan (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Aku tidak ingin diganggu
2
Menghadiri acara Gathering
3
Pulang bareng
4
Mengbrol santai
5
Kisah masa lalu
6
Janji
7
Kecelakaan
8
Perhatian khusus
9
Posesif
10
Hidup mu ditangan ku
11
Baiklah
12
Pilihan Reza
13
Dibawa kerumah
14
Menyembunyikan perasaan
15
Mas Bagas aku akan ganti semua
16
Tunggu saja
17
menjelang hari H
18
Malam mencekam
19
Air mata Mila
20
Saya bukan pembunuh
21
Kenapa tak bilang dari awal
22
Sikap dingin mu
23
Jalan damai
24
Hanya pembanding
25
Ingin belajar masak
26
Ke kantor Reza
27
Tidur dia?
28
Tak seindah pelangi setelah hujan
29
Jangan Ge'er
30
Rasa kecewa dan bahagia
31
Kepergian Reza
32
Pertemuan
33
Mila pulang dengan siapa?
34
Membelikan sebuah hadiah
35
Jadi Aa menyalahkan Mila
36
Pertemuan Raka
37
hadiah dari Kakak ipar
38
Hadiah yang tak berarti
39
Pulang
40
Mandi
41
Berangkat
42
Teramat perih
43
Trauma
44
Gagal
45
Bunga
46
Menunggu Reza pulang
47
Kenyataan pahit
48
Kata cerai
49
Di ceraikan
50
Kedatangan Umi
51
Masih kah bisa rujuk
52
Ciuman dari Reza
53
Masih ciuman dari Reza.
54
Pertemuan diantara dua kubu
55
Buat mas Bagas saja
56
Bapak tahu
57
Aa janji
58
Ku harap dengan cinta
59
Lelah dan sedih
60
Entah kemana
61
Kehilangan
62
Rumah sakit
63
Untuk apa aku mengatakannya
64
Kamu harus tanggung jawab
65
Pulang
66
Tak bisa di ukur dengan uang
67
Bapak tahu darimana?
68
Mengapa harus ini yang terjadi
69
Jadilah laki-laki
70
Peristirahatan terakhir bapak
71
Aku pegang ucapan mu
72
Andaikan saja
73
Aku calon suaminya
74
Debaran
75
Anak kita
76
Ada sesuatu yang hilang
77
Aku mencintai mu
78
Tertunduk menyesal
79
Campur aduk terasa
80
Tinggalkan Bagas
81
Jangan pergi
82
Perempuan sial
83
Hari pernikahan
84
Pernikahan part 2
85
Pengantin baru
86
Masih pengantin baru
87
Ucapan menyakitkan Bagas
88
Aku takut mas
89
Bertemu Reza
90
Tak semudah itu
91
Alina
92
Selidiki
93
Tenanglah ini tidak akan lama
94
Kepergian Bagas ke luar negeri
95
Makanan mewah
96
Istana mertua
97
Tenanglah
98
Aku tidak mau pulang
99
Apa?
100
Melahirkan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!