Istri Pengganti

Istri Pengganti

Menjadi Pengganti

Didalam sebuah kamar besar, luas dan juga tampak sangat elegan, Aneska duduk dengan tubuh yang lelah.

Gaun yang dipakainya seharian tadi masih terpasang indah ditubuhnya. Mengambil segelas air yang diletakkan di atas meja nakas di kamar itu, Aneska lalu meneguk dengan cukup rakus, dan kemudian menghela napas kasar.

Hari ini, adalah hari dimana seharusnya dia menjadi sangat bahagia, karena dirinya menikah.

Tapi, nyatanya hari ini adalah hari yang sangat buruk bagi Aneska, karena yang seharusnya menjadi pengantin saat ini adalah Aresha, kakak kembarnya, bukan dirinya.

Aneska dipaksa oleh ayahnya untuk menggantikan Aresha menikah dengan Danish. Laki-laki yang datang dari keluarga super kaya dan juga berkuasa di ibu kota.

Dua hari yang lalu, ayahnya Aryo datang ke rumah sederhana Aneska bersama ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Untuk meminta Aneska menggantikan Aresha menikah dengan Danish.

Yang membuat Aneska tak habis pikir adalah, ayahnya yang datang padanya setelah 10 tahun lalu ia menyelingkuhi ibunya dengan wanita lain, kemudian menelantarkan dirinya, dan hanya mengurus Aresha saja, dan kini masih memiliki muka untuk menemuinya.

Kalau bukan karena ibunya yang saat ini sedang sakit keras, tak akan mau Aneska mengikuti perintah ayahnya itu.

Bahkan untuk menganggap pria tersebut ayahnya saja, Aneska merasa muak.

Karena ayahnya berjanji akan membiayai pengobatan ibunya sampai sembuh kalau Aneska mau menggantikan Aresha.

"Aku akan menjadi istri yang baik demi kamu ibu. Sembuhlah secepatnya, agar aku tak khawatir lagi," gumam Aneska.

Lalu setelahnya Aneska bangun, dan berjalan menuju kamar mandi.

Aneska merendam tubuhnya didalam bathtub sangat lama. Bahkan ia berencana untuk tidak keluar dari dalam kamar mandi tersebut. Karena setelah acara pemberkatan tadi, ia tak lagi melihat Danish, suaminya, karena pria tersebut langsung pergi tanpa berucap sepatah katapun.

Namun karena sudah terlalu lama, akhirnya Aneska tidak tahan lagi. Ia mengambil handuk yang sudah disediakan disana dan keluar dari kamar mandi.

Suasana kamar itu masih sama seperti tadi, sunyi tanpa tanda-tanda ada seseorang yang masuk.

Aneska kemudian mengeringkan rambutnya didepan meja rias. Melihat jam yang tergantung di dinding, dan sudah menunjukkan tengah malam, membuat Aneska berharap semoga Danish tidak pulang ke rumah.

Saat Aneska sudah berpakaian dan siap untuk tidur, pintu kamarnya diketuk dari luar. Dengan pelan dan hati-hati, ia kemudian membuka pintu itu, dan ternyata ada ibu mertuanya berdiri disana dengan segelas susu coklat hangat ditangannya.

"Anes, minum susunya sebelum tidur, ya?" ujar Marisa dengan lembut dan penuh kasih sayang pada sang menantu.

Aneska dengan perasaan gugup mengangguk dan kemudian menerima pemberian mertuanya itu.

"Kamu jangan khawatir, Danish pasti sebentar lagi akan pulang, kok. Kalau kamu udah ngantuk, tidur duluan aja, ya?" kata Marisa. Ia tersenyum hangat, membuat Aneska jadi tak enak hati. Padahal dirinya berharap kalau Danish tidak pulang malam ini.

"Iya, terima kasih, Ma."

Marisa lekas beranjak dari depan kamar Aneska dan anaknya Danish, menuju kamarnya sendiri.

Satu yang membuat Aneska cukup heran adalah, ayahnya berkata kalau dia tidak perlu berpura-pura bertukar nama dengan Aresha, sebab saat dulu Aryo menerima perjodohan dari pihak Danish, dia menyebutkan kalau Aresha bernama Aneska.

Entah apa maksudnya, tapi yang jelas, ayahnya menggunakan namanya untuk Aresha.

Aneska juga tahu, kalau Aresha memiliki sikap yang sangat buruk. Bahkan kali ini, dia kabur bersama kekasihnya sebelum pernikahan dan membuat Aneska ada diposisi sekarang ini.

Aneska meneguk susu hangat pemberian mertuanya. Setelah susu tersebut habis, ia meletakkan gelasnya diatas meja, dan kemudian membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur.

Mata Aneska terasa sangat sulit untuk terpejam. Pikirannya bercabang kemana-mana, ia juga memikirkan apakah Danish akan pulang malam ini, dan menciptakan kecanggungan.

Sementara disebuah gedung apartemen mewah dikawasan elite, dua orang pria sedang duduk dengan beberapa botol minuman yang sudah kosong diatas meja.

"Boss, kalau kamu terlalu mabuk, kamu tidak akan bisa pulang sendiri malam ini!" Liam, yang tak lain adalah asisten sekaligus sekretaris Danish berkata dengan wajah yang sudah lelah.

"Kamu ini, dari tadi cerewet sekali. Aku hanya ingin minum, untuk merayakan pernikahanku hari ini!" ujar Danish dengan kesadaran yang sudah tidak utuh lagi.

Liam menghela napas berat. "Kalau kamu ingin merayakan hari pernikahanmu, seharusnya bukan disini, tapi dikamarmu bersama dengan istrimu, Anes!" ujar Liam kesal.

Selain menjadi asisten dan sekretaris, Liam adalah sahabat Danish sejak SMA. Liam yang kala itu berniat untuk tidak melanjutkan kuliahnya karena ketergantungan biaya, ditolong oleh keluarga Danish.

Dan saat keduanya tamat kuliah, Liam mengabdikan dirinya untuk keluarga Danish, dengan menjadi kaki tangan pewaris keluarga itu, yang tak lain adalah Danish, sahabatnya.

Danish meminum tegukan terakhir dan kemudian bangkit. Ia menyambar jas hitamnya dan juga kunci mobil.

Melihat jalan Danish yang sudah tidak lurus, Liam kemudian ikut berdiri dan membantu membawa pria itu menuju mobilnya.

"Biar aku mengantarmu pulang malam ini. Kalau tidak, Anes akan menjadi janda sebelum ia merasakan malam pertama," ujar Liam dengan wajah cukup kesal.

Danish hanya diam saja dengan mata terpejam. Pernikahannya hari ini yang terkesan tertutup adalah permintaan Danish sendiri.

Ia tidak ingin publik tahu kalau dirinya sudah menikah. Terlebih, ia tak ingin wajah Aneska, sang istri terekspos.

Liam membantu Danish masuk kedalam rumah. Hingga kemudian dia mendudukkan pria itu di sofa.

"Pergilah sendiri ke kamarmu. Aku akan pulang," ujar Liam, sebelum akhirnya pria itu benar-benar pergi.

Danish kemudian membuka matanya, dan melihat kearah tangga menuju kamarnya dengan Aneska, wanita yang ia nikahi siang tadi.

Mengembuskan napas pelan, Danish bangkit dan berjalan menapaki tangga satu-persatu dengan kepala yang sempoyongan.

Didepan pintu kamar, Danish terdiam. Teringat olehnya tentang pernikahan ini. Orangtuanya sudah sangat menginginkan seorang cucu, sementara dirinya belum juga membawa seorang wanita pada mereka, hingga akhirnya orangtuanya mencarikan ia jodoh.

Danish membuka pintu kamar secara perlahan, dan diatas ranjang kamar yang kini dihiasi cahaya remang-remang itu, terlihat seorang wanita yang terlelap dengan sangat cantik.

Danish berjalan mendekat, memperhatikan wajah yang terlihat sangat indah dimatanya tersebut.

"Aku tidak menyangka, kamu lebih cantik saat ini, daripada tadi," ujar Danish tanpa sadar.

Setelahnya, Danish berjalan menuju kamar mandi. Setidaknya ia harus membasahi tubuhnya yang tiba-tiba terasa panas. Entah itu efek dari alkohol yang tadi ditenggaknya atau karena hal lain.

Cukup lama Danish berada dalam kamar mandi, bahkan kini dia merasa kalau dirinya sudah tidak mabuk lagi.

Dengan memakai celana pendek, dan kaus tipis, Danish keluar dari kamar mandi. Ia duduk disebelah Aneska yang terlelap sangat nyenyak.

"Entah ini perasaanku saja, atau tidak. Tapi aku merasa, kalau kamu sedikit berbeda dengan Aneska yang aku kenal sebelum pernikahan," gumam Danish, saat dia memperhatikan wajah polos Aneska yang sedang tertidur.

***

Happy reading!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!