BAB 17 Bangun

Beberapa saat yang lalu.

Ons3 dan lust berhasil menyusup ke dalam penjara itu, perlahan mereka berdua menelusuri lorong yang begitu panjang seakan lorong itu tidak mempunyai ujung, dan di setiap sisi dinding terdapat pintu yang berderet. Pintu-pintu itu terbuat dari bahan yang bermacam ada yang dari besi dan ada yang dari kayu. Sepanjang perjalanan, mereka melihat jiwa-jiwa yang berjalan tanpa henti, lelah, dan penuh dengan penyesalan.

Mereka terus menelusuri lorong itu, dan secara tiba-tiba ons3 menepuk-nepuk pundak lust saat dia tepat di depan pintu besi berwarna hitam dan berkarat. Dan sontak lust langsung berhenti di depan pintu itu.

Lust melihat sekeliling nya sebelum membuka pintunya. Dan dia tidak melihat penjaga. Tidak bahkan dari tadi tidak ada penjaga sama sekali. Lust lalu membuka pintu itu, dan baru di gerakkan sedikit saja pintu nya mengeluarkan suara nyaring yang keras. Mereka terkejut, dan bersiap untuk bertarung melawan penjaga yang akan datang. Tetapi mereka tidak datang. Hanya ada keheningan di penjara itu. Seluruh penjara itu hanya ada jiwa-jiwa yang sedang di siksa. Lust lalu membuka pintu itu dengan pelan, tetapi tetap saja pintu nya mengeluarkan suara. Dan saat pintu itu terbuka sedikit. Dan mereka langsung memasuki ruangan itu. Setelah lust masuk dia merasakan tepukan di pundak nya dan langsung menutup pintu itu. Lust lalu menghilangkan sihir nya dan berpaling ke belakang dan melihat ons3 yang langsung menuju ke sebuah dinding yang di penuhi dengan persenjataan.

Lust melihat ke sekeliling nya dan terkejut sekaligus kebingungan "Kenapa kita di ruangan persenjataan ons3?" tanya nya ke ons3 yang sedang mengambil dua rantai dan sebuah pistol yang terlihat familiar. Tanpa berkata apa-apa dia melemparkan sebuah orb berwarna merah. Lust menangkap orb itu dan terkejut karena orb itu adalah separuh dari kekuatan nya. Dia lalu menghampiri ons3 dan melihat orb sang naga dan eye of sins di rak yang kotor seperti barang yang tidak ada harga.

Lust menatap ketiga orb itu dengan khawatir. Dia khawatir tentang apa yang terjadi dengan Ajax melihat orb yang di serap nya kini berada di tangan nya. Dia lalu menyerap ketiga orb ketiga orb. Dan langsung lust menghela nafas nya dengan lega. Tubuhnya seakan menjadi tambah bugar "kekuatan ku pulih lagi" dia lalu melirik ons3 yang sedang memasukan barangnya kedalam tubuh nya yang kecil itu.

"Maaf sudah menunggu" ons3 lalu mendekati lust bersiap untuk melanjutkan pencarian nya "Tidak apa, aku mengerti" ucap lust dengan lembut. Dia lalu membuat dirinya dan ons3 menjadi transparan lagi. Lust lalu membuka pintu itu lagi dengan perlahan tetapi tetap saja, pintu itu menimbulkan suara yang keras. Dan lust berhenti saat sudah ada celah yang cukup untuk mereka berdua keluar.

Lust melihat ke kanan dan kiri nya berpikir para penjaga akan datang, tetapi hanya ada jiwa-jiwa yang berjalan di setiap arah. Ons3 lalu mengarahkan lust untuk maju melanjutkan pencarian nya.

Mereka berdua lalu melanjutkan pencarian kunci itu di lorong yang tak berujung. Dan pada akhirnya mereka menemukan lorong baru. Sesaat mereka melihat lorong itu mereka berdua langsung bergegas menuju dan memeriksa apa yang ada di ujung lorong itu.

Mereka berdua mengintip dan melihat sebuah pintu di ujung lorong itu, dan tidak ada penjaga sama sekali yang menjaga pintu itu. Ons3 lalu berkata "Aneh..." dia diam untuk beberapa saat sebelum melanjutkan perkataannya "Tadi nya aku melihat banyak penjaga, kenapa... sekarang malah kosong" ucap nya dengan tidak percaya. Lalu mata ons3 mengeluarkan sinar terang untuk beberapa detik. Dan ons3 langsung terkejut panik "K-kenapa semua penjaga menghilang. Gawat ini sangat gawat" mendengar nya lust langsung membuat mereka menjadi terlihat lagi dan berkata "Ada apa ons3, katakanlah" ons3 tidak membalas pertanyaan lust untuk beberapa saat. Lalu dia berkata "Jika para penjaga tidak ada di sini kemungkinan mereka berada di jurang itu" mendengar itu lust langsung bergegas menuju ke dalam ruangan itu.

Sesaat pintu itu terbuka dengan keras pandangan nya langsung tertuju pada kunci-kunci yang berserakan di atas meja kayu tua. Dia lalu berpaling ke ons3 yang berada tepat di belakang nya "Ons3 yang mana!!" mata ons3 bersinar lagi untuk beberapa detik, dan dia berkata "Yang itu" ucap nya sambil menunjuk ke kunci berwarna hitam pekat. Lust lalu mencoba untuk mengambil nya dan dia terkejut betapa berat nya kunci itu.

"Kau berat sekali!" ucap lust sembari melemparkan kunci itu dengan mudah. Lalu mereka keluar dari ruangan itu. Dan tiba-tiba ons3 berhenti dan berkata "Tunggu!!" lust berhenti dan berpaling ke arah nya "Sekarang kan kekuatan mu pulih semua. Bisakah kau mengantar ku ke Ajax?" lust langsung menjawab nya antusias "Benar juga. Kita butuh dia. Tunggu sebentar" lust memejamkan matanya dengan erat dan langsung berfokus untuk menjari jiwa Ajax di seluruh lantai dua. Dan setelah ketemu lust langsung memegang tangan ons3 dan berpindah ke ruangan Ajax.

Sesaat sampai lust langsung menghabisi penjaga yang tidur di pojok ruangan dengan pedang nya. Lust lalu melihat ke arah ons3 "Ons3 ku harap kau bisa menyusul ke jurang itu karena" sebelum melanjutkan perkataannya lust melihat keluar pintu dengan tatapan serius "Kakak ku sudah ada di sana" mendengar nya ons3 langsung mengerti "Baiklah, kau duluan saja biar aku kasih tau Ajax nanti setelah dia bangun" lust mengangguk dan langsung menghilang.

Ons3 langsung menghampiri Ajax dan menepuk-nepuk wajah nya dengan pelan "Hei... hei, kawan bangun lah" Ajax lalu membuka matanya dengan perlahan dan langsung duduk menatap pintu yang terbuka. Cahaya dari luar memantul ke wajah nya yang sengsara, karena tidak kuat dengan cahaya itu dia membalikkan badannya ke tembok dan menatap tembok itu. Dia lelah dan sedih, dan ons3 tau itu.

Dia lalu membuka pintu kecil di tubuh nya dan mengeluarkan senjata Ajax. Mungkin melihat senjata nya akan membuat nya menjadi senang, pikirannya lalu dia memberikan senjatanya "Ini kawan tidak ada waktu lagi, kita harus pergi membantu mereka" Ajax menatap ons3 dengan tatapan kosong. Dan saat Ajax ingin meraih kedua rantainya tiba-tiba rantai itu melilit ke dua tangan nya dengan sendiri nya membuat ons3 terkejut, tetapi Ajax biasa biasa saja dan malahan dia membiarkan kedua rantai itu melilit kedua tangan nya dengan kencang. Dia lalu mengambil senjata revolver itu dan berdiri. Ajax menaruh senjata nya di saku pinggang nya dan dia mulai merenggang kan tubuh nya. Setiap regangan nya membuat suara *crak* seakan dia tidak bergerak dalam waktu yang lama.

Setelah selesai merenggangkan tubuh nya dia langsung menatap ons3 dan meminta penjelasan. Ons3 langsung menjelaskan seluruh kejadian yang terjadi.

"Jadi begitulah ceritanya" mendengar nya dia sedikit tidak percaya tetapi dia tidak punya pilihan lain. Mereka berdua lalu keluar dari ruangan itu. Dan saat dia di luar, Ajax langsung melihat ke kanan dan kiri nya. Dia melihat kalo di kedua sisi penjara nya ada penjara lagi, dan lagi, dan lagi. Seolah-olah penjara itu tak terbatas.

Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan besar dari arah jurang itu, mereka berdua lalu melihat asap yang menjulang tinggi menembus awan dan dari dalam asap itu muncul garis-garis berwarna merah dan ungu yang bertabrakan satu sama lain.

Ajax lalu mengeratkan kedua rantai nya sekali lagi dan mereka langsung bergegas menuju ke tempat itu.

BERSAMBUNG

TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!