BAB 16 Enam Dosa Besar

Dari atas langit sebuah portal raksasa tiba-tiba muncul, dan dari portal itu keluar lima orang yang turun ke bawah dengan elegan. Dan di sekitar mereka, juga turun makhluk-makhluk yang tak terbatas jumlahnya.

Seketika raut wajah lust berubah menjadi panik *K-kenapa, mereka turun ke lantai ini, apakah mereka tau?* lust memegang ons3 dan menghilang, dengan kecepatan suara lust sampai di dekat obsidian keep.

Mereka kembali lagi di dekat jendela "Ons3, apakah kau bisa melihat ku saat ini?" ons3 mengangguk dan menjawab pertanyaan nya dengan pelan "Ya aku bisa mendeteksi hawa panas dari tubuh mu" ons3 diam sejenak sebelum melanjutkan perkataannya "Hei lust, apa yang kau lihat barusan. Di atas sana kau terlihat lebih gugup dari biasanya" lust menghela nafas nya dengan berat "Kakak... bukan, para pemimpin neraka mereka berkumpul di lantai ini. Kemungkinan karena kita mencoba untuk membebaskan metatron" mendengar nya ons3 menjadi sedikit panik "B-baiklah berarti kita harus mempercepat proses nya. Karena aku bisa melihat mu kau yang akan memimpin jalan, tenang saja aku akan memandu mu" lust menjawab nya dengan ragu "B-baiklah" ons3 lalu mengarahkan lust untuk berjalan kedepan pintu bangunan itu.

"Pintu nya terbuka!" ucap lust dengan pelan menyadari kalau pintu dari the obsidian keep terbuka dan tidak ada penjaga. Tanpa pikir panjang mereka memasuki penjara itu.

.

Sementara itu di dalam kastil sloth ke enam pemimpin neraka mengadakan pertemuan. Di ruangan itu terdapat sebuah meja panjang dan delapan kursi, enam dari delapan kursi di duduki oleh pemimpin neraka dan dua kursi kosong termasuk kursi di tengah yang terlihat sangat megah. Dan sloth pemimpin neraka lantai dua berdiri, tubuh nya seperti kungkang tetapi dia memiliki postur layaknya manusia. Pakaian nya seperti raja, kain sutra berwarna hijau tua dan di tambah dengan garis-garis emas membuat pakaian nya menjadi lebih elegan. Dia lalu menyambut pemimpin yang lain "Selamat datang saudara dan saudari ku di kastil yang megah ini, diriku memanggil kalian untuk meminta pertolongan, lust mencoba untuk membebaskan Metatron" tiba-tiba sesosok org berkulit merah, dengan 2 tanduk panjang di kepala nya membanting tangannya ke meja "kau memanggil ku hanya untuk itu?!. dengarkan aku pemalas jangan membuang buang waktuku hanya untuk omong kosong ini" org merah itu pergi dari ruangan tersebut dengan membanting pintunya.

Sesaat org itu keluar, seorang pria tampan langsung berdiri. Pakaian orang itu terdiri dari emas dan berlian-berlian yang mengkilap sampai-sampai cahaya memantul dari pakaiannya "Apa kah ada imbalan nya?" sloth menggelengkan kepalanya dengan pelan. Pria mengangguk sedikit dan mulai tersenyum dengan sombong "Baiklah kalo tidak ada imbalan nya aku tidak akan membantu mu, sampai jumpa miskin" pria tampan itu lalu pergi keluar ruangan.

"Apakah ada pemimpin yang ingin tidak membantu ku lagi?" ucap sloth dengan nada yang kecewa melihat kakak-kakak nya yang enggan membantu nya. Lalu seorang yang berpakaian serba putih berdiri dan dengan nada yang sombong pria itu berkata "Dengar ya malas buat apa saya melawan mahluk lemah seperti itu. Lagian Metatron sudah lama terkurung dan lagi lust sangatlah lemah. lagian kau kan yang ingin mengurung dia, sudahlah jangan buang-buang waktu ku lagi dasar malas" pria berpakaian serba putih itu pergi dari ruangan.

Dia lalu duduk di kursi nya dan menatap pemimpin yang tersisa, dia pasrah dan mengira kalau gluttony dan envy akan meninggalkan nya juga. Tetapi gluttony menghentakkan tangan di atas meja dan berkata "Tidak adik. aku akan membantu mu" sesaat gluttony selesai berbicara, envy menghentakkan tombaknya "Walaupun kau pemalas tapi pendahulu mu menolong pendahulu ku. jangan khawatir sloth aku akan membantu mu" wajah sloth tersenyum lebar "Terimakasih kakak-kakak ku, kalau begitu mari kita mulai memburu adik kita yang tercinta"

.

Sementara itu di dalam jurang loak sedang membuat kubah yang terbuat dari kayu "Dengan ini kita akan dilindungi untuk sementara, sampai mereka berdua kembali" metatron mengangkat tangan kanan nya, setelah itu telapak tangan nya mengeluarkan cahaya emas. Loak lalu bertanya apa yang sedang dia lakukan dengan nada curiga "Kau sedang apa?" metatron menurunkan tangan nya dan cahaya itu menghilang dengan perlahan "Saya sedang menambah kan pelindung tambahan di kubah ini" mendengar nya loak menjadi sedikit lega, tetapi entah mengapa dia masih belum mempercayai nya.

Loak lalu membuat kursi dari akar-akar pohon yang keluar dari tanah. Loak lalu memberikan gesture dengan tangan nya menyuruh metatron untuk duduk di depan nya. Metatron lalu berbicara "Loak saya tau kalau kau belum mempercayai ku. Kalau boleh tau apa alasannya?" loak terkejut dengan pertanyaan nya dia diam untuk beberapa saat memikirkan apa yang akan dia katakan "... Saya masih bingung. Kenapa bisa malaikat di penjara di neraka. Dan kau di penjarakan di lantai dua" metatron mengangguk kecil mengerti kenapa loak tidak mempercayai nya.

"Baiklah, baiklah saya akan menceritakan kisah ku. Tapi aku memperingati mu kalau cerita ini akan sedikit panjang" loak mengangguk kecil, dan metatron tersenyum sedikit dengan lembut "Baiklah"

"Saat layer ini baru di ciptakan ada peperangan, peperangan di antara surga dan neraka. Perang ini berlangsung sampai universe pertama di bentuk. Perang ini terjadi karena kebodohan kedua pemimpin saat itu, mereka rakus atas kekuasaan mereka masih di butakan dengan kegelapan, surga dan neraka dulu bukanlah surga dan neraka sekarang"

"Saat itu saya masih muda tidak tau apa-apa tentang kerakusan pemimpin ku pada saat itu dan diriku ditugaskan untuk menjadi salah satu komandan di garis depan perang. Tetapi karena saat itu kekuatan tentara surga..." metatron berhenti bercerita untuk sementara "Tidak tempat itu belum menjadi surga" dia menghela nafasnya dengan berat sebelum melanjutkan cerita nya "Tetapi karena kekuatan... Tentara kami masih kecil oleh karena itu pemimpin kami meminta bantuan ke tempat lain, ke surga lain. Dia berbohong ke pada mereka, dia menyembunyikan tujuan asli nya. Tujuan sebenernya mengapa dia menyerang neraka. Dan beruntung nya dia karena kebohongan nya di percaya oleh pemimpin surga yang lain, dan mereka mengirimkan bantuan berupa prajurit kelas tinggi membuat neraka terpacu mundur. Salah satu petinggi itu bernama Laurentia pemimpin paling kompeten yang pernah saya lihat"

"Perang ini sudah berlangsung entah berapa lama dan pemimpin ku yang lama takut, dia takut akan kekalahan. Jadi dia memutuskan untuk menyerang neraka yang dulu secara langsung. Diriku dan laurentia memasuki neraka, pasukan kami berhasil menerobos masuk. Dan kami berserta para prajurit yang lain mencoba untuk mengalahkan mereka semua, sang tujuh dosa besar. Dan saya membunuh salah satu pemimpin mereka. Yaitu pemimpin lantai ke dua. Mereka, mereka menjadi sangat murka dan mereka mengalahkan kan ku. Untungnya laurentia dan pasukan yang lain berhasil kabur" metatron menatap loak yang melihat nya dengan tidak percaya "Kalau kau tidak percaya itu tidak apa-apa, saya hanya menyampaikan cerita ke anda untuk bisa mengenali ku lebih baik lagi"

Loak menghela nafas nya dengan perlahan dan berpikir untuk sejenak memproses apa yang baru saja dia dengar "Baiklah, metatron saya akan mempercayai mu untuk saat ini" metatron menghela nafas nya dengan lega "Sebernya saya sudah tau kalau kau berasal dari surga. Tetapi melihat pemimpin pasukan surga di belenggu di neraka membuat ku sedikit curiga" metatron tersenyum kecil. Loak lalu bertanya tentang ayah nya lust "Kau mengetahui siapa ayah nya lust kan?" metatron yang mendengar nya langsung mengerti "Tentu saja. Aku akan memberikan tau mu tentang nya"

"Aku tau ayahnya lust karena dia adalah seorang malaikat yang dihormati banyak orang pada saat itu. Nama aslinya bukan Eros tetapi armaros dia bisa melihat ke masa depan, dan mempunyai pengetahuan yang sangat tinggi tetapi pada suatu hari dengan misterius armaros berkhianat kepada malaikat lain saya tidak tau mengapa dia berkhianat, bahkan sampai sekarang saya masih belum tau"

Mereka sedang berbincang bincang tetapi tiba-tiba Metatron mendengar sesuatu di luar kubah tersebut, dengan nada yang keras Metatron mencoba untuk menakut-nakuti si pembuat suara keras itu "Siapa di sana! kalau kau tidak mau mati pergilah!" seorang wanita berpakaian serba ungu muncul dari dalam kegelapan "Halo Metatron lama tak jumpa"

.

*Ring, Ring, Ring*

Suara jam alarm berbunyi dengan bising di pagi hari, Ajax bangkit dari tidur nya untuk mematikan jam itu, dan perlahan dia mulai sadar dari kantuk nya. Ajax lalu bangkit dari kasur nya, dan langsung menuju ke kamar mandi, setelah sepuluh menit menit dia selesai mandi, dan mengganti baju nya Ajax langsung menuju ke ruang jendral dan saat dia sampai di ruangan jendral, semua kadet terlebih dahulu datang dari nya.

Tanpa menghiraukan yang lain dia langsung berdiri dan mengambil posisi di sebelah Benjamin. Dan Benjamin langsung meraih tangan nya "Nama ku Benjamin, salam kenal" melihat nya Ajax langsung bersalaman dengan nya "Nama ku Ajax, salam kenal juga"

Jendral lalu masuk kedalam ruangan itu sembari membawa berkas di tangan nya. Dia membanting berkas itu ke meja dengan keras "Salah satu desa di pegunungan **** sedang di serang oleh sekelompok teroris" jendral itu menatap wajah-wajah para kadet yang terkejut sebelum melanjutkan perkataannya, dia menghela nafas nya dengan pelan "Ini... akan menjadi tugas kalian" ucap nya sambil mengetuk-ngetuk berkas itu.

Para kadet yang mendengar nya terkejut apa yang baru saja mereka dengar. Langsung tugas?. Perkataan itu langsung melintasi benak mereka, Fataomata mengangkat tangan nya dengan cepat dan jendral yang melihat nya langsung menunjuk ke arah nya membolehkan dia untuk bertanya "Jendral maaf atas kelancangan ku tapi... apakah kau yakin kita akan menang melawan mereka. Kita bahkan belum mendapatkan pelatihan sama sekali!!" kadet-kadet yang lain mengangguk seakan-akan setuju dengan apa yang dia katakan. Jendral itu menghela nafas nya dengan dalam sebelum menjawab. Dia menatap para kadet sekali lagi dan berkata "Atasan... atasan yang menyuruh. Bukan saya" setelah jendral itu berbicara seluruh ruangan menjadi sunyi.

.

*Plak*

Sebuah tangan kecil menepuk-nepuk wajah Ajax dengan pelan. Lalu sebuah suara kecil muncul dekat telinga nya "Hei kawan, bangun hei" perlahan Ajax membuka matanya, dan perlahan duduk di kasur itu. Dia lalu menoleh ke arah penjaga di sebelah nya yang leher nya putus. Tetapi Ajax tidak menghiraukan nya malahan dia menatap dinding ruangan itu dengan lelah.

Ons3 lalu menepuk-nepuk pundak Ajax tetapi dia tidak menoleh ke arah nya, dan ons3 berkata "Aku membawakan mu ini" ucap nya sambil memberikan senjata milik Ajax.

Bersambung

TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!