Mereka mendengar suara rantai di dalam kegelapan, lust lalu memegang ons3 seperti senter dan menyorotkan nya ke sumber suara tersebut, alangkah terkejutnya mereka bertiga melihat.
Seorang raksasa yang berwujud seperti manusia, seluruh tubuh nya terbuat dari kristal berwarna merah gelap, dan raksasa itu di belenggu di dinding jurang.
Sesaat raksasa itu terlihat mereka saling menatap satu sama lain membuat suasana menjadi hening dengan seketika. Mereka kebingungan untuk berbuat apa. Ons3 mendekati wajah lust yang terkejut, dia lalu membisikan kata-kata di kuping nya "Sekarang apa yang harus kita lakukan" mendengar perkataan nya loak dan lust langsung memperhatikan sekeliling tanpa di sadari oleh raksasa itu. Saat menoleh ke belakang dia melihat sebuah celah, melihat celah itu dia langsung memberitahu lust dengan cara membisik ke telinga nya "Kita berjalan perlahan menuju celah itu" loak menunjuk sebuah celah di belakang nya.
Perlahan mereka menuju ke celah itu dan sesaat lust mengambil langkah pertama tiba-tiba mereka mendengar suara rantai yang bergerak. Panik ons3 melihat ke atas nya, dan sinar cahaya nya menyoroti rantai-rantai yang bergerak layak nya ular yang melintasi ranting pohon.
Mereka bertiga bertiga kembali kebingungan untuk melakukan apa. Di tengah-tengah ke kebingungan lust menarik tangan loak dan memegang ons3 tanpa pikir panjang lust berlari menuju celah tersebut.
Tiba-tiba pintu celah tersebut di hadang oleh tangan dari raksasa itu dan membuat rantai-rantai itu berhenti, suasana seketika menjadi sangat hening.
Tiba-tiba muncul sebuah suara yang begitu keras "Siapa kalian?, kenapa kalian ada di sini?" ucap raksasa itu dengan bahasa neraka. Mereka bertiga diam berkutik sesaat raksasa itu berbicara. Tetapi lust dengan berani menjawab raksasa itu dengan suara yang keras "Aku adalah pemimpin lantai satu, di samping ku adalah pamanku dan robot kecil ini namanya ons3" raksasa itu terdiam mendengar apa yang di katakan oleh lust "Dan kami ingin kabur dari neraka. Tetapi salah satu rekan kami di culik dan sekarang kami sedang dalam pelarian" ucap nya dengan tegas.
Terkesan raksasa itu mengangkat tangan yang menutupi jalan dari celah itu, seiring tangan nya di angkat tubuh berserta rantai yang membelenggu nya ikut menyusut.
Perlahan raksasa itu mengecil ke ukuran orang biasa. Dan saat sudah mengecil raksasa itu menghampiri mereka.
Melihat nya mendekat lust mengeluarkan pedang nya. Dan menodongkan nya ke arah mahluk itu "berhenti siapa dirimu" melihat nya mahluk misterius itu langsung berhenti, dan dengan nada yang lemas dan lantang dia berkata "nama ku adalah Metatron"
Lust yang mendengar nama itu menjadi terkejut dan perlahan menurunkan pedang nya "Metatron?, kau... kau metatron!, sang malaikat Metatron?!" metatron langsung menjawab sembari menengok sana-sini "Iya saya adalah metatron" dia lalu menatap lust dengan kebingungan "Jadi... kau pemimpin lantai satu?, di mana yang lama?" mendengar nya lust menjadi bingung "Apa maksudmu?"
Metatron menghela nafas nya dengan sabar dan dengan santai dia mengatakan "Eros, bukanya dia yang memimpin lantai satu?" lust yang mendengar nya menundukkan kepalanya "D-dia..., ayah telah tiada" perkataan nya penuh dengan amarah dan kesedihan secara bersamaan.
Mendengar nya metatron menatap lust dengan tidak percaya "... Ayah!!, sekarang aku ingat Eros membawa seorang gadis kecil saat dia pergi. Jadi dia putri nya" ucap nya dengan nada yang pelan, metatron seakan tau kalau lust membenci ayah nya dari nada bicaranya.
.
Sementara itu Ajax dan adik nya sedang bermain seluncuran di salah satu kolam. Mereka bersenang-senang seolah-olah waktu terasa lebih lama dari biasanya, tetapi setiap kesenangan harus ada akhirnya, ketika sedang bermain di salah satu kolam Ajax dan adik nya di panggil oleh ibunya "Ajax, Hector ayo sini makan dulu" ucap ibu nya sambil melambaikan tangan nya ke.
Mendengar panggilan dari ibu nya, mereka berdua langsung menghampiri ibu mereka yang sudah mengelar sebuah tikar yang di penuhi oleh makanan. Melihat makanan-makanan itu mereka berdua langsung melahap nya dengan cepat membuat ibu nya sangat khawatir "Aduh anak-anak pelan-pelan!!, nanti kalian kesedak bagaimana?!" ucap nya dengan lembut.
Mendengar teguran dari ibunya mereka berdua langsung makan dengan pelan. Sesudah mereka bertiga makan siang ibu nya langsung menyuruh mereka untuk mandi karena waktu akan menjadi malam, Ajax dan Hector mengangguk, mereka berdua langsung mencari kamar mandi. Taman air yang tadinya penuh dengan orang-orang sekarang hampir tidak ada orang yang tersisa membuat adik nya sedikit takut. Melihatnya Ajax menghelai kening adik nya dengan lembut membuat nya menjadi tenang.
Mereka berdua lalu menemukan kamar mandi yang di sediakan oleh taman air itu dan mereka langsung mandi di sana. Beberapa saat kemudian mereka kembali ke ibunya yang sudah siap-siap untuk berangkat. Ajax berserta adik nya membantu mengangkat barang-barang seperti tas dan kantong yang berisikan oleh baju kotor, mereka bertiga lalu pergi keluar taman air itu dan menuju ke parkiran.
Tempat itu kosong dan lampu-lampu di sana juga sudah di nyalakan. Mereka lalu menghampiri mobil nya dan melihat ayah nya sedang berbicara dengan seorang kakek yang tampak familier di mata Ajax, tetapi dia tidak mengingat di mana dia melihat kakek itu. Ibu nya berteriak ke ayah nya "Pah, ayok kita pulang" mendengar teriakannya kedua nya langsung menoleh ke arah mereka. Sesaat kakek itu melihat mereka dia langsung berpamitan ke ayah Ajax dan langsung pergi kedalam kegelapan dan dia menghilang begitu saja. Tetapi Ajax tidak menghiraukan nya karena sekarang ini hanya ada kesenangan di pikirannya.
Sementara itu ayah nya langsung menyalakan mobil itu dan setelah mobil itu di nyalakan dia langsung membantu mengangkat barang-barang yang di bawa oleh mereka dan dia menaruh nya di bagasi mobil.
Setelah semua barang sudah di masukan ayah nya langsung bergegas untuk menaiki mobil nya dia lalu melihat ke istri nya yang duduk di sebelah nya dan menoleh ke belakang melihat Ajax dan Hector tertidur dengan pulas. Melihat pemandangan itu membuat nya menjadi bahagia. Ayah nya langsung pergi dari dari tempat itu melaju di jalanan nya malam dan sunyi.
Saat perjalan pulang dia bermimpi, dia bermimpi menjadi seorang tentara yang menimbulkan banyak rasa sakit ke musuh nya. Dia bermimpi menjadi seorang tentara yang di suruh-suruh oleh pemimpin sialan itu. Dia bermimpi dia di culik dan di siksa oleh alien-alien brengsek itu. Dia membencinya dia akan membalas kan dendam nya.
Ajax lalu terbangun di kasur nya dan langsung menatap dinding di depannya. Dia melihat ke sekeliling nya kamar itu kotor dan berantakan cat di dinding berwarna pucat dan langit-langit juga akan mau rubuh. Dia menoleh kebelakang dan melihat kalau jendela di tutup dengan kayu membuat cahaya matahari sedikit terlihat dari celah-celah kecil.
Tetapi entah mengapa melihat kamar yang berantakan ini membuat nya terasa familiar layak nya rumah. Tidak seperti kamar tadi, bersih dan rapih dia suka kamar yang sebelumnya tetapi entah mengapa kamar ini yang membuat nya terasa seperti di rumah.
Dia tau kalau kolam renang itu nyata, kebahagiaan itu nyata... apakah itu nyata?. Tiba-tiba terdengar suara piring yang pecah, dan suara itu terdengar dari lantai bawah yang di susul oleh suara kedua orang tuanya yang beradu mulut dengan hebat.
Dia menghela nafas nya dan menuju lantai bawah tidak tau apa yang akan datang. Sesaat dia membuka pintu pandangan nya langsung tertuju pada ayah nya yang memakai baju tangtop yang kotor, dan tubuh nya yang terlihat tidak sehat dan dia sedang memegang shotgun yang ujung nya berasap. Dia lalu menoleh ke arah sebuah sofa dan melihat ibu dan adik nya tergeletak di lantai tidak bernyawa. Kepala mereka hancur lebur, dan dinding ruangan di lumuri oleh darah.
Melihat nya padangan nya langsung blur, detak jantung nya berdebar dengan hebat, dan dia bergetar dengan ketakutan? bukan, kesedihan juga bukan, dia bergetar dengan penuh amarah. Semua bagian dari tubuhnya ingin membunuh ayah nya. Dengan perlahan dia menoleh ke ayah nya yang menatap nya balik dan berkata "Bangun, dasar anak sialan"
.
Tiba-tiba Ajax terbangun dari mimpinya lagi tetapi kali ini berbeda. Karena "Akhirnya kau bangun juga" dia langsung menoleh ke sampingnya dan melihat seorang jendral yang gagah berdiri di sampingnya.
BERSAMBUNG
TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments