Ajax membuka matanya dengan cepat. Detak jantung nya berdebar dengan hebat, dia lalu berusaha untuk menggerakkan seluruh tubuh nya tetapi setiap tubuh nya di gerakkan punggung nya terasa sakit. Tetapi walaupun tubuh nya sakit-sakitan dia tetap berusaha untuk menggerakkan nya dengan sekuat tenaga tetapi tetap saja seluruh tubuh nya terasa mati rasa.
Dia meronta-ronta di atas kasur untuk beberapa saat. Semakin kuat dia bergerak semakin sakit juga punggung nya. Nafas nya terengah-engah kecapean, kehabisan energi padahal gerakan nya termasuk sepele bagi nya. Tetapi kenapa energi nya sekarang menjadi cepat habis.
Ajax narik nafas nya dalam-dalam untuk menenangkan diri nya, di saat seperti ini dia harus tenang dan memperhatikan sekitar nya dengan cermat.
Dengan penglihatan yang terbatas dia hanya bisa melihat ke kanan dan kiri saja. Tetapi dengan ini sudah cukup dia memperhatikan ruangan itu. Yang terbuat dari bata berwarna hitam. Cahaya satu-satunya hanya ada di jendela kecil di atas dinding yang terletak di belakang nya. Cahaya yang di keluarkan nya pun sangat tipis, yaitu cahaya berwarna hijau gelap. Dia lalu melihat ke arah salah satu tangan nya, dan terkejut kalau rantai yang melilit tangan nya sudah hilang. Tetapi aneh nya saat dia melihat ke kedua tangan, tidak di belenggu sama sekali tidak ada apa-apa yang menahan nya. Tetapi tangan nya terasa sangat berat tidak bisa di gerakkan.
Dia lalu menghela nafas nya dengan kecewa dan pasrah *Seperti nya... aku akan terjebak di sini untuk beberapa waktu* dia lalu memperhatikan sebuah air yang menetes di atas kepala nya. Sebuah tetesan air itu lalu jatuh, Ajax yang memperhatikan nya merasa aneh. Karena semakin dekat tetesan air itu ke kepala nya semakin lambat juga pergerakan nya, sampai tetesan air itu berhenti di tengah udara. Terkejut Ajax melihat ke sekeliling nya dan dia melihat kalau waktu seolah-olah berhenti. Debu yang terjatuh di langit-langit ruangan berhenti begitu juga debu-debu kecil yang melayang di sekitar nya.
Di tengah-tengah kebingungan tiba-tiba dia mendengar suara pintu yang terbuka, karena penglihatan nya yang terbatas dia tidak tau siapa yang ada di luar ruangan nya. Lalu terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekati nya, membuat Ajax sangat waspada.
Tiba-tiba muncul suara kakek yang terdengar ramah "Tenang lah nak. Aku di sini hanya ingin melihat mu saja" seiring suara itu mendekat Ajax bisa melihat siapa orang itu. Dan betapa terkejut nya dia karena kakek itu muncul lagi di hadapannya.
Sebelum Ajax bisa berbicara kakek itu menusuk kan salah satu tangan nya ke dada nya dan berkata "Kau tidak butuh kekuatan-kekuatan mahluk lemah ini nak" dia lalu mengambil tiga orb dari dalam dadanya. Ajax melihat dadanya yang bolong perlahan sembuh dengan sendirinya. Tetapi proses itu menimbulkan rasa sakit yang sangat kuat sampai-sampai dia berteriak dengan keras karena rasa sakit itu.
Setelah beberapa saat rasa sakit itu berhenti dia kembali melihat dadanya yang tadi nya bolong sekarang sudah kembali sembuh bahkan pakainya juga kembali seperti semula seolah-olah dadanya tidak pernah di tusuk.
Ajax lalu melihat kakek itu yang perlahan pergi, dia ingin berteriak ke padanya tetapi suara nya habis karena tadi. Saat kakek itu sudah di depan pintu dia berbalik badan dan dengan nada pelan dia berkata "Akan ku tunggu kau di Void heaven... bocah" sesaat dia keluar ruangan pintu nya tertutup kembali tanpa di sentuh.
Ajax tidak bisa berkata-kata. Pikiran nya sekarang di penuhi oleh pertanyaan yang banyak. Apa yang dia maksud?, kenapa dia tiba-tiba muncul?, dan dia itu apa?. Pertanyaan-pertanyaan ini melintasi pikirannya bagaikan sungai deras. Dia berpikir dan terus berpikir sampai-sampai dia tidak menyadari kalau ada sesosok mahluk yang memasuki rungan nya.
Saat dia sudah pasrah berpikir Ajax melihat ke sampingnya. Pandangan nya langsung tertuju ke pada mahluk yang berbentuk seperti kungkang. Sekujur tubuh nya di penuhi oleh lumut yang bercahaya hijau gelap. Dan mahluk itu memegang sebuah tongkat di tangan kanan nya.
Mereka saling bertatapan dengan kebingungan. Mahluk itu lalu mengangkat tangan kanannya dengan lambat lalu.
*BUHG*
Dengan cepat mahluk itu memukul kepala Ajax sampai dia pingsan.
.
Sementara itu lust dan yang lain tengah berlari di dalam hutan. Dan mereka di kejar oleh segerombolan mahluk bayangan yang sangat banyak. Para pasukan itu juga menyerang mereka dengan energi yang keluar dari wajah.
Mereka berlari sembari menghindari serangan dari para mahluk itu. Lust mengeluarkan pedang nya, dia lalu membalikkan badan nya kebelakang dengan anggun. Dia melayang di udara seperti seekor burung yang sedang mengintai mangsa nya. Dan lust langsung menebas kan pedang nya ke arah para mahluk itu.
Tebasan pedang nya melesat ke arah para pasukan, menebas segala nya yang berada di jalan nya. Pohon-pohon yang terkena tebasan pedang nya langsung tumbang, dan para jiwa yang berada di pohon-pohon itu berteriak kesakitan seketika menyentuh dengan tanah. Tetapi para pasukan itu baik-baik saja, membuat lust menjadi kesal.
Tetapi lust memutuskan untuk tetap berlari menjauhi mereka, karena ons3 dan paman nya yang berada di dekat nya *Jika aku melawan mereka sekarang, para mahluk itu pasti akan mengincar paman dan ons3!, lebih baik mundur saja dulu* pikir nya yang sembari berlari.
Mereka berlari dan terus berlari sampai akhirnya loak dan ons3 kewalahan, lust yang melihat nya tidak tinggal diam. Dengan sigap dia mengendong mereka dan langsung melesat dengan kecepatan tinggi. Tetapi seberapa cepat ia berlari para mahluk itu bisa menyusul nya, bahkan kecepatan mereka lebih cepat dari nya, membuat lust menjadi sedikit was-was.
Pergerakan nya menjadi lambat dengan perlahan karena kelelahan, lust harus mencari cara agar bisa lolos dari para mahluk itu. Sampai pada akhirnya dia melihat sebuah jurang jauh di depannya, dan sebuah ide muncul di benaknya.
*Tap*
Lust menghentakkan kakinya ke tanah dengan lembut. Dan seketika muncul asap merah pekat yang menghalangi para mahluk itu. Mereka mencoba untuk melewati nya tetapi tidak bisa karena ada magic penghalang yang menyelimuti asap itu. Mereka lalu mencoba untuk mencari jalan lain tetapi saat mereka naik dan pergi kesamping asap itu menghadang mereka. Terpaksa mereka harus menunggu asap itu hilang.
Dan sesaat asap itu mereka langsung melesat ke arah pinggir jurang. Tetapi aneh nya para mahluk itu menjauhi jurang itu seolah-olah mereka takut dengan apa yang ada di dalam nya. Mereka lalu pergi berpencar mencari lust dan yang lain tanpa mengecek jurang itu.
.
Sementara itu Ajax yang tengah pingsan akan menjalani mimpi, sebuah mimpi yang menghantuinya dari dulu. Tetapi... ada yang beda dari mimpi kali ini.
Ajax membuka matanya secara perlahan dan mulai duduk di kasur yang empuk. Dia melihat sekeliling kamar yang bersih. Banyak mainan yang tersusun rapi di laci dan mainan yang berserakan di depan kasur yang ada di sebelahnya.
Dia menatap tembok di depannya, tembok itu bersih dan ada lukisan alam semesta yang indah di seluruh tembok itu. Dia menatap nya dengan lelah sampai akhirnya, ingatan-ingatan masa lalu nya mengalir bagaikan bendungan air.
Dan dia langsung teringat kalau dia berada di neraka, dan tengah pingsan di sebuah kasur berduri. *Sebenarnya apa yang terjadi?* kebingungan dia memutuskan untuk berkaca di depan cermin yang tertempel di sebuah tembok.
Dan saat dia melihat dirinya Ajax langsung terkejut, dia mengedipkan dan mengusap-usap matanya untuk melihat apakah ini nyata. Karena yang dia lihat adalah Ajax saat masih kecil. Dia lalu melirikkan pandangan nya ke sebuah kalender di samping cermin itu.
Dia melihat lembaran kalender di bulan April dan melihat kalau angka tujuh belas di lingkari oleh spidol berwarna merah, dan di bawah lingkaran itu juga ada angka tiga belas yang berwarna merah.
Dia lalu mencubit tangan nya dan... dia merasakan rasa sakit, kulit nya juga meninggalkan bekas cubitan itu. Membuat nya semakin kebingungan *Dengan jelas yang tadi itu sakit... dan mengapa ini terasa sangat nyata. Apakah... ini kenyataan?* dia menjadi ragu tidak tau ini nyata atau tidak. Semua hal yang ia pikirkan membuat nya menjadi sangat pusing.
Dia lalu mundur ke belakang dengan sempoyongan dan tersandung oleh sebuah mainan kereta api kayu.
*BUHG*
Ajax membenturkan kepala nya dengan keras ke lantai yang terbuat dari kayu yang keras. Dia memegang kepalanya dengan kesakitan.
Sesaat dia sedang kesakitan di lantai tiba-tiba muncul suara seorang wanita yang khawatir "Nak!!, apakah kau baik-baik saja di atas sana?" reflek Ajax membalasnya "Tidak apa-apa ibu" setelah dia berkata itu Ajax langsung sadar kalau yang memanggil nya adalah ibu nya.
Takut dan bingung dia tidak tau harus apa, tiba-tiba ibu nya memanggil nya lagi "Nak ayo sini kebawah kita akan segera berangkat" setelah mendengar nya Ajax tidak ingin menghampiri nya. Dia takut dan kebingungan. Tetapi dia tetap turun menghampiri ibu nya. Karena tidak ada pilihan lain.
Ajax membuka pintu kamar dan dia langsung melihat ke ruang tamu. Dia menempelkan badan nya ke pagar kayu agar bisa melihat lebih jelas. Dan dia langsung terkejut karena melihat ayah, ibu dan adik nya sedang beres-beres, membawa barang ke luar dan menaruh nya di dalam bagasi mobil yang bagus.
Ibu nya yang melihat Ajax langsung menyuruh nya dengan lembut "Nak. Tolong bantu angkat koper koper ini ke mobil" dia menunjuk ke tiga koper yang tersusun rapih di sebelah sofa. Reflek Ajax bergegas untuk membawakan koper-koper nya. Tetapi ayah nya menghentikan nya dan menyuruh nya membawakan tas yang lebih ringan setelah itu dia langsung membawa tiga koper itu.
Interaksi tadi membuat Ajax menjadi bingung dia heran mengapa ayah nya tidak berbau dengan alkohol?, mengapa dia berpakaian bersih?, dan mengapa ayah nya menjadi sangat baik kepada mereka.
Ajax lalu membawa tas yang cukup ringan. Dia lalu mulai berjalan ke mobil keluarga yang berwarna merah. Di perjalan nya dia mulai menyadari bahwa ini cuma mimpi karena tidak mungkin ayah nya sebaik ini, tidak mungkin dia melihat sinar matahari tanpa terluka di luar dan di dalam. Tidak mungkin, tidak mungkin.
Sesaat dia menaruh tas itu di dalam bagasi ayahnya langsung berkata "Baiklah kita akan segera berangkat. Semuanya naik dan kenakan sabuk pengamannya" ucap nya dengan nada yang bahagia.
Ajax langsung duduk di kursi belakang di sebelah adik nya yang sudah menunggu dari tadi. Ajax menutup pintu mobil dan mobil itu langsung berangkat.
Di perjalan adik nya langsung bertanya dengan nada yang gembira "Kak, seneng ga?" Ajax langsung membalas dengan nada yang kebingungan "Kenapa?" sontak adik nya langsung jengkel "Ihhh masa kakak lupa sih. Kita kan pergi ke taman air" Ajax yang mendengar nya langsung menjawab dengan gugup "Oh... i-iya ya" adik nya sontak langsung jengkel karena melihat kakak nya yang lupa tentang hari ini. Tidak mau membuat nya ngambek dia langsung meminta maaf "M-maaf kakak lupa. Karena... karena kakak mu ini sedang banyak pikiran.
Adik nya hanya menjawab "Oh. Begitu" dia lalu menatap jendela di sebelahnya membuang muka ke kakak nya. Pasrah dia bersandar di kursi mobil dengan lelah.
Waktu berlalu dengan cepat. Mereka akhirnya sampai di wahana itu. Setelah sampai adik dan ibunya langsung pergi untuk membeli tiket sementara itu Ajax membawakan tas ringan. Dan saat ingin menyusul dia melihat ayah nya yang merokok di samping mobil, sontak Ajax bertanya ke pada ayah nya "Bapak di sini saja?" ayah nya langsung menjawab nya dengan lembut "Tidak ayah mu ini, tidak suka keramaian" mendengar nya Ajax langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa.
Dia lalu masuk ke wahana air itu. Saat itu hari tengah panas, dan banyak orang yang datang ke tempat itu membuat nya sedikit khawatir. Tetapi Ajax langsung menemukan mereka di sebuah tempat duduk yang ada payung nya.
Dia langsung menghampiri mereka dengan tas yang di bawa nya. Dia langsung menaruh tas itu di sebelah ibunya yang sedang tiduran di kursi itu. Dan sesaat dia menaruh tas itu Ajax di tarik dan di lempar ke kolam renang yang ada di sebelahnya.
"H-hei!!" dia melihat adik nya yang tertawa kegirangan. Ajax dengan raut wajah yang kesal menghampiri adik nya yang tertawa di pinggir kolam. Mengambil kesempatan ini dia langsung menarik kaki adik nya dan melemparnya ke kolam.
Kesal adik nya menciptakan air ke wajah Ajax. Sebagai balasan Ajax melakukan hal yang sama. Dan lama-lama mereka melakukan nya dengan bahagia. Adik nya berhenti untuk sejenak dan menunjuk ke seluncuran air "Kak. Ayo kita main itu!!" ucap nya yang tidak sabar. Sontak Ajax mengangguk *Mungkin... mimpi ini tidak buruk* ucap nya di dalam hati. Dan mereka langsung menuju ke seluncuran itu.
.
Sementara itu di neraka lantai dua. Lust dan yang lain terjun ke dalam jurang yang dalam. Sesaat ingin menyentuh tanah loak langsung menumbuhkan akar-akar pohon dari dinding jurang itu yang berbentuk seperti jaring.
Sesaat mendarat di jaring itu, gelap gulita mereka tidak bisa melihat apa-apa, sontak ons3 menyalakan senter nya dari matanya. Sesaat ons3 menyalakan senter itu mereka mendengar suara rantai yang tergesek di dinding jurang. lust lalu memegang ons3 seperti senter dan menyorotkan ons3 ke suara rantai dan melihat...
BERSAMBUNG
TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
levia
semangat up nya aku dah kasih bunga....
2023-03-05
0