Ormond Ajax

Ormond Ajax

BAB 1 Dunia lain

(2015)

Ormond Ajax berasal dari dunia yang hampir sama dengan dunia kita, dia adalah seorang mata-mata dan sekaligus tentara rahasia, di mata musuh nya dia adalah manusia yang arogan dan hanya mementingkan misi tidak peduli dengan seberapa banyak manusia yang terbunuh. Ajax adalah tentara paling ditakuti oleh negara lain, tidak ada yang tau seberapa banyak korban yang dia bunuh tetapi, banyak orang berspekulasi bahwa Ajax, membunuh lima juta jiwa manusia.

Tetapi di balik semua itu Ajax adalah orang yang murah hati, ia senang membantu rakyat setempat, menghiburkan anak-anak setempat, Ajax juga banyak di hormati tentara yang lain karna tegas dan misi yang selalu ia ambil mempunyai 97% keberhasilan.

Pada suatu hari saat menjalankan misi Ajax berserta kelompok prajurit nya berhasil merampas beberapa truk amunisi musuh "Ayo sebelah sini truk amunisi nya sudah ditangan kita" ucap Ajax dengan nada yang tegas.

Ajax dan kelompok nya membawa truk-truk tersebut ke bangunan yang telah terbengkalai, setelah sampai di depan bangunan tua tersebut para tentara bergegas untuk berbaris.

Ajax turun dari salah satu truk, ia lalu berdiri di depan kelompok nya "Baiklah tugas kita hari ini untuk menghancurkan amunisi-amunisi musuh... kita akan gotong amunisi nya kedalam bangunan tua tersebut" Ajax menunjuk ke arah bangunan tua yang berada di belakang nya "Setelah amunisi di ledakan misi kali ini akan selesai, MENGERTI!!!" ucap nya dengan nada yang tegas.

Para prajurit dengan bersamaan menghentakkan kaki mereka dengan kencang "SIAP LAKSANAKAN!!!" Ajax lalu memerintahkan anak buahnya untuk menggotong amunisi.

Satu persatu amunisi di gotong oleh para prajurit, Ajax melihat semua prajurit nya yang sedang menggotong amunisi kedalam, Ajax menatap sambil berfikir *Mengapa presiden memerintahkan semua amunisi untuk diledakkan?* tanya nya dalam hatinya, Ajax lalu memasuki bangunan tua tersebut didalam dia melihat prajurit muda yang sedang kesusahan menggotong kotak amunisi, dengan sigap Ajax menolong prajurit muda tersebut.

Setelah selesai menggotong amunisi tersebut Ajax menepuk pundak si prajurit muda "Kau harus banyak berlatih" ucap Ajax dengan nada yang santai "B-baik pak" ucap prajurit tersebut dengan gugup, Ajax lalu menyuruhnya untuk membantu prajurit yang lain.

*Sepertinya perasaan ku saja* ucap nya dalam hati, saat sedang melihat-lihat pandangan Ajax beralih ke sebuah pintu besi yang yang memiliki jendela kecil yang terlihat baru *Kenapa pintu tersebut terlihat baru?* ucap nya di dalam hati.

Perlahan Ajax menghampiri pintu besi, setelah tepat berada di depan pintu tersebut dia mengintip di jendela pintu dengan perlahan, mata Ajax melebar, detak jantung nya sesaat berhenti perlahan Ajax mundur kebelakang.

"A-apa k-kenapa ada banyak rakyat dan tentara musuh di dalam?, apa....jangan-jangan" seketika dia menyadari misi nya, yaitu mengesekusi lawan "Aku harus menghentikan nya" tiba-tiba ponsel Ajax berdering dia lalu mengecek ponselnya dan terdapat 1 pesan, dengan ragu Ajax membuka pesan tersebut.

Ajax dengan perlahan membaca pesan itu, semakin lama dia membaca nya, emosi Ajax semakin kesal "Perintah... dasar presiden brengsek" Ajax menggenggam ponselnya dengan kuat sampai sampai ponsel tersebut hancur, ponsel yang berkelap-kelip menampilkan pesan.

*Ajax jangan coba-coba kau membebaskan mereka ini adalah misi, jika kau mencoba untuk menghentikan misi ini bibi mu yang akan kena*

Dia lalu keluar dari bangunan tersebut, Ajax lalu kembali ke posisi para prajurit yang sudah menyiapkan bahan peledak memberikan tanda bahwa bahan peledak sudah siap.

Ajax menarik nafasnya dalam-dalam "LEDAKAN!!" bangunan tersebut lalu meledak, detak jantung Ajax kembali berhenti kuping nya berdering, Ajax hanya bisa berdiam diri.

(2019)

Ajax menatap dinding kamar nya dengan tatapan kosong, pikiran nya sangat kacau ingatan-ingatan saat dia masih menjadi tentara melekat di pikiran nya. Ajax yang masih menatap tembok semen itu tiba-tiba dipanggil "Ajax sini makan dulu" ucap bibi nya dari lantai bawah.

Mendengar panggilan bibinya dia langsung sadar "Iya bibi" Ajax pergi ke bawah untuk makan bersama bibi nya. Dia lalu duduk di kursi meja makan, sesaat Ajax duduk bibinya langsung berkata "Ajax kamu harus menenangkan diri kamu masih saja bersedih bagaimana kalo kamu liburan saja" ucap bibi nya yang terlihat sangat khawatir.

Ajax mengangguk kecil "Ok bibi" dengan suara yang lemas. Dia lalu menatap bibi nya yang sedang memakan sup, pandangan bibi nya sedih, setiap suapan terasa lemas, Ajax mulai berfikir *apakah diri ku ini pantas untuk berlibur?... tapi disisi lain aku tidak mau melihat bibiku khawatir terus* ucap Ajax di dalam hatinya.

Saat bibi nya mendengar jawab Ajax dia tiba-tiba berhenti makan "baguslah tapi kamu mau liburan di mana?" tanya bibi nya dengan antusias.

Ajax terdiam untuk sementara waktu, ia sedang berpikir kemana ia akan pergi berlibur *Mau bagaimana lagi aku paksakan saja* saat Ajax sedang berpikir tiba-tiba, bibi nya berkata "Bagaimana kalo puerto Rico dulu kan kau sering bertugas ke sana" ucap bibi nya dengan antusias

Ajax melihat ke makanan nya "Itu... ide yang bagus bibi" ucap Ajax dengan senyuman yang dipaksakan.

bibi Ajax tersenyum "Baiklah bibi sudah menyiapkan barang-barang mu karena kamu akan berangkat besok" dia menggeledah sebuah tas kecil yang berada di samping meja. Ajax yang mendengar perkataan bibi terkejut "A-apa?" ucap Ajax dengan kebingungan.

*Huuhhhh seperti nya aku akan berangkat lebih cepat* pikir Ajax.

"Yup bibi tau kalo kamu akan ke Puerto Rico karna kamu terus saja membicarakan nya jadi bibi sudah membelikan tiket pesawat untuk kamu" ucap bibi nya yang sambil memberikan tiket pesawat ke Ajax

Ajax mengambil tiket pesawat nya "T-terimakasih bibi" ucap Ajax sambil tersenyum yang di paksakan.

Keesokkan hari nya mereka tiba di sebuah bandara, hari itu cerah, burung berkicau angin berhembus dengan lembut membuat suasana seluruh bandara menjadi sejuk.

Ajax mulai memasuki bandara sendirian, saat sudah di depan pintu dia melirik ke belakang untuk melihat bibi nya yang sedang melambaikan tangan "Ajax selamat jalan" ucap bibinya sambil melambaikan tangan, dia langsung merespon dengan melambaikan tangan nya.

Ajax memasuki pesawat dan duduk di sebelah jendela, tanpa menghiraukan orang-orang di sekitar nya dia langsung menatap keluar jendela.

Pesawat lalu lepas landas "Apakah aku benar-benar akan kembali ke tempat itu dosa ku terlalu banyak"ucap Ajax dengan nada yang lesu. Pesawat itu terbang di atas laut biru yang indah, sinar matahari memantul di atas air laut yang biru tetapi Ajax hanya menatap lautan dengan tatapan kosong *... Pemandangan laut yang indah* ucap Ajax di dalam hatinya.

empat jam di tengah perjalanan pesawat itu hilang kontak dan hilang dari dunia ini.

Ajax membuka matanya dengan tergesa-gesa "Dimana aku?" nada nya panik dan nafas nya terengah-engah. Dia melihat ke sekelilingnya dan melihat kedua tangannya di belenggu oleh rantai yang di tertancap dinding ruangan yang terlihat futuristik "Kenapa kedua tangan ku dirantai seperti ini" Ajax lalu melihat ke bawah, dia... memakai baju tentara nya apa yang terjadi. Dia berusaha untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi "Cahaya" dia teringat bahwa seluruh pesawat bersinar cahaya biru terang sebelum dia pingsan.

Ajax yang sedang berpikir keras di kagetkan oleh dinding yang tiba-tiba turun dan ada jendela dua sisi, dan dari dalam jendela, Ajax tidak bisa melihat apapun di balik jendela itu, dia terus menatap jendela itu menunggu apa yang akan terjadi, tiba-tiba muncul sebuah suara "Halo Ajax" suara dari yang di keluarkan nya terdengar sangat dalam. Setelah sosok itu berbicara tiba-tiba bagian dalam dari jendela itu turun, dan menampilkan sesosok mahluk yang besar, tinggi nya melebihi manusia normal, warna kulit nya juga berbeda yaitu warna biru tua, dia juga mengenakan semacam armor besi yang canggih.

Mahluk itu mulai berbicara dengan senyuman yang sadis "Ormond Ajax, manusia yang telah membunuh banyak jiwa, kau pasti sangat menyesal bukan?" ucap mahluk tersebut sambil tersenyum sadis.

Ajax yang mendengar nya tidak bisa berkata-kata dan menundukkan kepalanya dia hanya bisa terdiam, mahluk itu yang melihat Ajax yang hanya bisa terdiam mulai tertawa dengan terbahak-bahak "Hahahahahahahahahah" dia lalu berhenti tertawa dan memasang wajah serius "Mahluk seperti dirimu lah, yang kami butuhkan" Ajax yang mendengar nya langsung menatap mahluk itu dengan kebingungan, mahluk itu tersenyum "Ya, kau di butuhkan, di butuhkan sebagai alat eksperimen" setelah mahluk itu berkata dia menekan tombol merah di dekatnya.

Setelah mahluk itu menekan tombol nya tiba-tiba Ajax merasa pusing, dia ingin melawan nya, dia ingin melawan mereka tetapi tubuh nya terlalu lemah sangat lemah, sampai akhirnya dia pingsan.

Saat dia terbangun tubuh nya di ikat di atas kasur, dan dia di kelilingi oleh dokter-dokter yang berbentuk aneh, Ajax langsung berusaha memberontak, tetapi sebuah tangan langsung memegang kepalanya menutupi penglihatan Ajax, telapak tangan itu besar sampai-sampai menutupi seluruh wajah nya, suara yang familiar muncul "Tenang dulu... ini tidak akan sakit" setelah mahluk itu berkata seorang dokter yang berpenampilan seperti kadal menusukkan jarum suntik yang berisi cairan berwarna hitam pekat ke leher nya.

Sesaat cairan itu di suntikan Ajax berteriak dengan keras, para dokter dan penjaga di sekitarnya di bereaksi sama sekali seolah-olah mereka melakukan kegiatan ini dengan sering. Semakin lama suara teriakan nya semakin keras. Ajax berteriak selama berjam-jam sampai akhirnya dia pingsan karena rasa sakit yang begitu ekstrim.

Para dokter lalu tersenyum, salah satu dokter melihat ke arah mahluk yang memegang kepala Ajax "Tes... berhasil, bawa dia kembali ke sel nya" mahluk itu mengangguk dia mengeratkan pegangan tangan nya dan mengangkat Ajax melalui kepala nya. Mahluk itu membawa Ajax yang tak sadar diri ke sel nya, mahluk itu lalu membelenggu kedua tangan nya ke dinding.

Mahluk itu menatap Ajax dengan terkesan "Kau masih tak sadar?, padahal aku membawamu kesini dengan mengangkat kepalamu" tatapan nya langsung berubah menjadi jijik dan dia meludahi Ajax yang tak sadarkan diri.

Hari berubah menjadi minggu, minggu berubah menjadi bulan, bulan berubah menjadi tahun Ajax terus menjadi bahan ekperimen mereka, kebingungan, ketakutan, kesedihan, kemarahan, kebencian, emosi-emosi itu mulai menumpuk dan meledak di dalam dirinya, dia hanya tidak bisa melampiaskan nya saja.

Sampai suatu hari.....

BERSAMBUNG

TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT

Terpopuler

Comments

DK.Tzu

DK.Tzu

alur cerita nya membingungkan tpi halus. mantap blom ketebak ni mau kmana. apa mau bikin manusia tepung kya novel sbelah wkwk.

2024-05-31

0

levia

levia

cerita nya bagus...tp perbaiki cara penulisan dan tanda baca nya ya...

2023-01-15

1

AF COMPANY

AF COMPANY

wahh GG bang lanjutin chapter nya biar semakin seru

2023-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!