Kamu Vampir

Rein memeriksa satu persatu senjata yang ada di ruang itu. Belum ada yabg membuatnya tertarik. Lalu dia melihat sebuah kotak panjang, entah apa isinya.

Rein membukanya,sebuah belati perak ada di dalam kotak itu. Seolah menunggu tuannya. Belati itu dengan sendirinya keluar dari kotak penyimpanan.

.

Melayang di udara, Rein terkejut. Namun Darwin lebih terkejut lagi. Belati perak adalah kelemahannya.

"Singkirkan belati itu!" teriak Darwin ketakutan. Rein bingung dengan reaksi Darwin yang berlebihan.

Dengan cepat Rein menangkap belati perak dan mengembalikan ke dalam kotaknya. Darwin menghela napas lega.

"Ada apa? Apa kau tidak suka?" tanya Rein pada Darwin.

"Jangan pilih belati itu!" cegahnya.

"Tapi belati itu memilihku," jawab Rein.

Memang benar apa yang di katakan Rein. Belati itu memang memilihnya. Itu terlihat dari dengan mudahnya kotak terbuka. Hanya orang-orang pilihan daja yang bisa membukanya.

"Siapa sebenarnya gadis ini?" batin Darwin.

"Sudahlah, kamu cepat tidur. Besok kita akan pergi ke belakang gunung desa ini." Pinta Darwin pada Rein.

"Belakang gunung?" tanya gadis itu.

"Ya, kamu perlu melatih kemampuanmu," jelasnya.

"Apa menurutmu aku punya kemampuan? Sebenarnya aku bukan berasal-" tiba-tiba lidah Rein tercekat saat hendak memberi tahu Darwin bahwa dia bukanlah berasal dari dunia yang sama.

"Kamu bukan apa?" tanya Darwin belum paham.

"Ah bukan, hanya salah bicara saja," elak Rein.

"Kenapa aku tidak bisa mengatakan tentang dari mana asal ku. Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Rein khawatir.

"Tidurlah,sudah malam!"

Rein menganggukkan kepalanya. Dia segera merebahkan diri di atas sebuah ranjang yang terbuat dari batu. Begitu pula dengan Darwin. Pria itu tidur tak jauh dari Rein. Hanya berbeda ranjang saja.

Rein dengan cepat terlelap. Karena Darwin memberinya efek mengantuk pada gadis itu dengan kekuatannya.

"Muncullah!" ucapnya.

Lalu dari sudut di ruang itu muncul beberapa orang dengan jubah hitam.

"Hormat pada pangeranku!" ucap mereka sambil berlutut.

"Bangunlah!" pinta Darwin.

"Baik pangeran, kami sangat senang akhirnya anda bisa bangkit kembali. Maafkan kami tidak bisa membangkitkan anda setelah hari itu," ucap salah satu diantara mereka.

"Sudahlah, memang waktunya belum tiba saja. Kalian cari informasi tentang gadis ini. Dia lah yang membangkitkan ku kembali!" perintah Darwin.

"Baik pangeran," jawabnya.

"Pergilah!"

Mereka menganggukkan kepala dan secepat kilat segera pergi untuk menjalan kan perintah dari Darwin.

Pria itu mendekati Rein, mencoba menyentuh kembali ingatan gadis itu. Dengan telunjuk jarinya, Darwin menggunakan kekuatannya. Namun tetap saja tidak bisa.

"Siapa sebenarnya kamu ini? Kenapa aku sulit menembus masa lalu mu?" gumamnya.

Darwin tidak bisa tidur, dia memilih untuk pergi ke atas. Keluar dari ruang bawah tanah itu.

Dia ingin melihat apakah ada manusia yang hidup di sekitar desa itu. Dengan kedua matanya, dia mengamati setiap seluk beluk desa.

Ada satu hal yang mengalihkan perhatiannya. Manusia itu hanya memiliki setengah jiwanya.

"Ternyata banyak hal yang terjadi ketika aku terkurung? Siapa yang melakukannya?" tanyanya penasaran.

Jika kaum vampir yang melakukannya. Manusia akan menjadi vampir juga. Namun ini hanyalah mengambil separuh jiwa manusia saja. Mereka hidup namun seperti mayat berjalan.

"Aaah!" sebuah teriakan membuat Darwin mengurungkan niatnya untuk mendekati manusia itu. Dia tahu suara siapa yang tadi berteriak.

"Kenapa lagi gadis bodoh itu!" ucapnya seraya melesat ke arah ruang bawah tanah.

Dengan terburu-buru Darwin pergi ke ruang yang di tempati Rein.

"Ada apa?" tanya Darwin.

"Itu, ti-tikus!" teriak Rein sambil berlari ke arah Darwin. Gadis itu malah melompat ke punggung Darwin.

"Astaga aku kira apa?Cuma tikus kan?" ucap Darwin heran.

"Tikus itu sangat menjijikkan, cepat usir dia!" pinta Rein.

"Dasar gadis bodoh! Kamu kan punya senjata, kenapa tidak langsung membunuhnya?"

"Aku geli melihatnya," sanggah Rein.

Darwin segera membunuh tikus itu dengan kekuatan yang dia miliki. Rein akhirnya bisa lega setelah tikus itu mati.

"Sudah aku bunuh, kamu sampai kapan masih di punggungku?" tanya Darwin.

"Haha, iya." Rein segera turun dari punggung Darwin. Dia merasa canggung pada pria itu.

"Sebaiknya kamu kembali tidur, aku ada urusan sebentar!" pinta Darwin.

"Tunggu!" Rein mencegah Darwin yang hendak pergi.

"Jangan pergi, gimana kalau ada tikus lagi?" tanya Rein masih waspada pada sekitarnya.

"Kamu benarkah pewaris utama tahta kerajaanmu? Kenapa sangat penakut!" tanya Darwin meragukan status Rein.

"Ten-tentu saja!" jawab Rein dengan wajah gugup.

"Tapi kenapa sangat berbeda dengan rumor yang ada?" Darwin mulai curiga.

"Apa maksud kamu?"

"Aku pernah mendengar bahwa putri kerajaan kota ini sangat pemberani!"

"Tentu saja aku sangat berani!" ucap Rein bangga.

"Rein sang putri,sesuai rumor sangat berani dengan tikus. Semua orang tahu itu. Mainan mu adalah tikus!" ucap Darwin, dalam hati Rein ingin tertawa hingga terguling-guling mendengarnya. Menertawakan raga dirinya sendiri saat ini.

"Hei tunggu! Dia sedang mengejek mu!" Rein baru saja tersadar, kalimat yang di ucapkan oleh Darwin bukan pujian. Melainkan ejekan.

"Sebenarnya siapa kamu?" tanya Darwin sambil mendekat ke wajah Rein.

"A-aku Rein!" ucap Rein gugup.

Darwin menajamkan kedua matanya untuk memperhatikan Rein. Gadis itu menjadi salah tingkah.

"Hei, jangan mendekat!" ucap Rein menghindar dari tatapan mematikan Darwin.

Deg!

Tiba-tiba jantung Darwin berdebar. Rasa ingin menghisap darah kembali hadir.

"Ka-kamu kenapa?" tanya Rein melihat Darwin yang menatapnya semakin dalam.

"Aku mau darah!" Kedua taring pria itu sudah muncul tanpa sadar, Rein menjadi ketakutan.

"Jangan, kamu mau apa?" teriak Rein menghindar dari Darwin.

Ketika Darwin hendak menggigit leher Rein. Gadis itu mendorong tubuh Darwin hingga terjatuh ke tanah.

"Sadarlah Darwin!" teriak Rein ketakutan, dia ingin berlari sejauh mungkin dari Darwin saat ini.

Darwin langsung tersadar,dia tidak bisa menggigit Rein. Gadis itu akan menjadi sama seperti dirinya jika hal itu dia lakukan.

"Maaf Rein!" Darwin meminta maaf pada Rein.

Tapi gadis itu memilih pergi karena ketakutan.

"Rein, jangan keluar dari sini!" teriak Darwin. Dia segera mengejar Rein yang terlebih dahulu keluar dari ruang rahasia itu.

"Siapa sebenarnya Darwin. Kenapa dia bisa berubah seperti itu?" tanya Rein sambil berlari menjauh dari Darwin.

"Apakah masih ada kaum vampir? Tapi mereka sudah punah seratus tahun lalu!" gumamnya lagi, Rein sempat membaca sejara di kerajaannya. Jika sudah tidak ada lagi kaum vampir. Mereka semua telah di bunuh oleh para tetua jaman dahulu.

"Rein!" panggil Darwin. Rein sempat menengok ke belakang. Namun panggilan itu tak membuatnya berhenti. Jika dia berhenti sama halnya akan mati di tangan Darwin.

Rein belum siap jika harua mati untuk kedua kalinya.

Gadis itu semakin menambah kecepatannya. Namun tak jauh darinya sekumpulan pria tengah berdiri mematung.

"Tolong,tolong aku!" ucap Rein meminta pertolongan.

Namun mereka malah mendekati Rein. Kemudian mengeluarkan kuku-kuku tajam mereka.

"Apa? Mereka bukan manusia!" ucap Rein menyadari masuk ke dalam bahaya.

Gadis itu segera mengeluarkan belati miliknya. Untuk melindungi diri. Salah satu diantara mereka mencoba menyerang Rein. Namum gadis itu masih bisa mengatasi dengan bela diri yang dia miliki.

"Rein!" Darwin yang panik segera membantu Rein. Kedua mata Darwin berubah menjadi merah. Taring dan juga kuku tajamnya keluar.

Dia dengan cepat menghabisi para pengganggu itu. Rein yang melihatnya semakin takut pada Darwin. Gadis itu hendak berlari darinya.

Namun dengan cepat Darwin menangkap tubuh Rein. Dan membawanya dengan terbang di udara.

"Lepaskan aku! Aku tidak mau mati di tanganmu! Lepaskan Darwin!" teriak Rein histeris.

Darwin tidak peduli dengan ocehan Rein. Dia tetap membawa Rein melayang di udara. Membawa tubuh Rein ke gunung di belakang desa itu.

Setibanya di sana, penampilan Darwin berubah ke semula. Keduanya sudah tidak memakai topeng. Entah jatuh kemana topeng mereka saat bertarung tadi.

Darwin menurunkan Rein di depan sebuah gua.Membawa gadis itu masuk ke dalam gua itu. Lalu meletakkan dengan kasar.

"Aduh, sakit!" teriaknya kesal pada Darwin.

Di pipi kiri Rein mengeluarkan darah. Hal itu membuat Darwin tak bisa menahan keinginan untuk segera menghisap darah segar itu.

Dengan cepat Darwin mendekati wajah Rein. Lalu menghisap darah itu. Wajah Rein memerah,dia seperti patung yang hanya bisa diam di tempat saat ini.Bahkan dia pasrah saat Darwin menghisap darahnya.

Setelah merasa puas, Darwin segera menyembuhkan luka itu seperti semula. Rein menatap Darwin dengan beribu pertanyaan di kepalanya.

"Siapa sebenarnya kamu Darwin?" tanya Rein.

Darwin kembali ke keadaan normal. Dia mengusap darah yang tertinggal di bibirnya.

"Aku Darwin, seperti yang kamu pikirkan!" balas Darwin. Tak ingin lagi menutupi siapa sebenarnya dia.

"Kamu kaum vampir?" tanya Rein menebak. Darwin menganggukkan kepala.

"Kamu takut?" tanya Darwin pada Rein.

Dari kedua mata Rein, Darwin sudah bisa melihat ketakutan gadis itu. Tapi mereka sudah terikat satu sama lain. Tak mudah bagi keduanya terpisah saat ini.

"Jangan takut, aku akan melindungi mu!" ucap Darwin pada Rein. Pria itu menyakinkan Rein untuk tidak takut padanya.

Rein menganggukkan kepala, dia mencoba untuk mempercayai pria di depannya ini lagi. Meski masih saja ada rasa takut jika pria itu mendekatinya.

"Baiklah, kita sudah berada di tempat ini. Kamu pasti lapar! Aku akan mencarikan hewan untukmu makan," Darwin beranjak pergi. Membiarkan Rein sendirian, agar gadis itu bisa menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Hari ini Darwin ingin Rein berlatih sihir. Sekaligus untuk melindungi dirinya sendiri di masa depan.

Rein masih duduk di tempatnya tadi. Dia belum bisa mempercayai bahwa pria yang menjadi pengawalnya adalah seorang vampir.

"Apa yang harus aku lakukan? Kabur darinya terlalu sulit. Dia bahkan dengan mudah bisa menemukanku," gumam Rein.

"Ini, bakar lah!" suara Darwin mengagetkan Rein. Pria itu melemparkan seekor kelinci hutan sebagai bahan makanan Rein.

"Terima kasih," Rein segera membuat api unggun untuk membakar kelinci itu. Dia memang sangat lapar karena belum sempat makan sedikit pun dari kemarin.

Episodes
1 Rein dan Darwin
2 Kesepakatan
3 Memulai Perjalanan
4 Kamu Vampir
5 Mengendalikan Kekuatan
6 Target Pertama
7 Rasa Jatuh Cinta Seperti Apa?
8 Musuh Datang
9 Pedang Mulai Berayun
10 Terima Kasih
11 Penyakit Aneh
12 Siksaan Sempurna
13 Satu Persatu Lenyap
14 Dalang Dari Semua
15 Alee
16 Dua Gadis
17 Batu Permata Biru
18 Istana Ku
19 Gagal
20 Ratu Istana
21 Pergi
22 Menghapus Memori
23 Dendam Lama
24 Ciuman Penyembuh
25 Setengah Kekuatan
26 Seribu Bunga
27 Pangeran Kun
28 Tidak Mau Menikah
29 Penolakan
30 Jangan Menggoda ku
31 Tidak Mencintai?
32 Cemburu?
33 Alee Diculik
34 Kematian Alee
35 Sakit Hati
36 Bertemu Zeun
37 Kotak Rahasia
38 Hal Tertunda
39 Menuju Pertandingan
40 Pemenang
41 Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
42 Perebutan Tubuh
43 Rumi Telah Kembali
44 Cemburu?
45 Menyatakan Cinta
46 Ramalan
47 Tak Lagi Sama
48 Pengendali Pikiran
49 Takut Kehilangan
50 Pengorbanan
51 Jaman Modern
52 Darwin?
53 Di Hukum
54 Kenapa Sama?
55 Satu Kelompok
56 Camping
57 Tersesat
58 Menggigil Bersama
59 Jalan Kembali
60 Bakat Tersembunyi
61 Memecahkan Balon
62 Bersandar
63 Mulai Mengagumi
64 Datang Ke Rumah
65 Berani
66 Saling Menghindar
67 Dijodohkan
68 Paman Terbaik
69 Lawan
70 Kak Faro
71 Ternyata Tetanggaan
72 Les Pribadi
73 Wanita Lain
74 Kamu Milikku
75 Mencoba Bunuh Diri
76 Sakit Parah
77 Pergi Selamanya
78 Kuat Naren
79 Kencan
80 Tetap Bersama
81 Berulah
82 Kena Marah
83 Haruskah Berakhir?
84 Di Paksa Menikah
85 Mendapat Restu
86 Bekerja
87 Memasak
88 Ketiduran
89 Terjebak Satu Ruang
90 Melanggar
91 Ketahuan
92 Suami Istri
93 Larangan
94 Ulah Rumi
95 Jangan Mengganggu
96 Nala
97 Di Pecat
98 Romantis
99 Tifo Pergi
100 Leira
101 Selalu bersama
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Rein dan Darwin
2
Kesepakatan
3
Memulai Perjalanan
4
Kamu Vampir
5
Mengendalikan Kekuatan
6
Target Pertama
7
Rasa Jatuh Cinta Seperti Apa?
8
Musuh Datang
9
Pedang Mulai Berayun
10
Terima Kasih
11
Penyakit Aneh
12
Siksaan Sempurna
13
Satu Persatu Lenyap
14
Dalang Dari Semua
15
Alee
16
Dua Gadis
17
Batu Permata Biru
18
Istana Ku
19
Gagal
20
Ratu Istana
21
Pergi
22
Menghapus Memori
23
Dendam Lama
24
Ciuman Penyembuh
25
Setengah Kekuatan
26
Seribu Bunga
27
Pangeran Kun
28
Tidak Mau Menikah
29
Penolakan
30
Jangan Menggoda ku
31
Tidak Mencintai?
32
Cemburu?
33
Alee Diculik
34
Kematian Alee
35
Sakit Hati
36
Bertemu Zeun
37
Kotak Rahasia
38
Hal Tertunda
39
Menuju Pertandingan
40
Pemenang
41
Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
42
Perebutan Tubuh
43
Rumi Telah Kembali
44
Cemburu?
45
Menyatakan Cinta
46
Ramalan
47
Tak Lagi Sama
48
Pengendali Pikiran
49
Takut Kehilangan
50
Pengorbanan
51
Jaman Modern
52
Darwin?
53
Di Hukum
54
Kenapa Sama?
55
Satu Kelompok
56
Camping
57
Tersesat
58
Menggigil Bersama
59
Jalan Kembali
60
Bakat Tersembunyi
61
Memecahkan Balon
62
Bersandar
63
Mulai Mengagumi
64
Datang Ke Rumah
65
Berani
66
Saling Menghindar
67
Dijodohkan
68
Paman Terbaik
69
Lawan
70
Kak Faro
71
Ternyata Tetanggaan
72
Les Pribadi
73
Wanita Lain
74
Kamu Milikku
75
Mencoba Bunuh Diri
76
Sakit Parah
77
Pergi Selamanya
78
Kuat Naren
79
Kencan
80
Tetap Bersama
81
Berulah
82
Kena Marah
83
Haruskah Berakhir?
84
Di Paksa Menikah
85
Mendapat Restu
86
Bekerja
87
Memasak
88
Ketiduran
89
Terjebak Satu Ruang
90
Melanggar
91
Ketahuan
92
Suami Istri
93
Larangan
94
Ulah Rumi
95
Jangan Mengganggu
96
Nala
97
Di Pecat
98
Romantis
99
Tifo Pergi
100
Leira
101
Selalu bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!