Ternyata Suamiku Luar Biasa

Ternyata Suamiku Luar Biasa

Bab 1 Menikah?

“Kalian harus menikah sekarang juga!” ucap seorang pria paruh baya yang menjadi tetua di daerah tersebut.

Sontak saja mata Ayana dan Rafael membelalak mendengar perkataan dari pria tersebut yang memerintahkan mereka berdua untuk menikah pada saat itu juga.

“Enggak. Aku gak mau,” sahut Ayana yang dengan cepatnya menolak keinginan pria tersebut.

“Kamu pikir aku mau?” ucap Rafael sambil menatap Ayana dengan tatapan penuh permusuhan.

“Kalian diam! Kalian pikir ini pilihan? Jika kalian tidak mau dinikahkan, jangan berbuat mesum di siang bolong seperti ini,” seru pria paruh baya tadi yang duduk di hadapan mereka.

Ayana dan Rafael saling menatap tajam seolah mata mereka saling mengeluarkan sinar laser yang bisa menembus mata lawannya.

“Kami tidak berbuat apa-apa. Kami hanya-“

“Mana ada maling ngaku. Sudah Pak, kita panggilkan saja kedua orang tua mereka,” sahut seorang pria dewasa dan disetujui oleh semua orang yang hadir di tempat itu.

Tidak jauh dari tempat Ayana dan Rafael berada, tiga teman Rafael sedang mengintip dari tempatnya bersembunyi. Mereka ingin sekali membawa Rafael pergi dari tempat itu, sayangnya mereka tidak berani melakukannya.

“Gimana Raka, Candra, apa kalian punya ide?” tanya Farrel lirih pada kedua sahabatnya.

“Aku takut kita juga akan ditahan di sana jika kita datang menolong Rafael,” ucap Raka lirih menanggapi pertanyaan Farrel pada mereka berdua.

“Ck, cemen. Lalu, bagaimana dengan Rafael?” tanya Candra menanggapi jawaban dari Raka.

“Memangnya kamu berani?” tanya Raka yang seolah menantang Candra.

“Enggak lah. Sama saja kita menyerahkan diri di sarang penyamun,” jawab Candra sambil terkekeh.

Sontak saja Farrel dan Raka menatap tajam pada Candra sambil menoyor kepala sahabatnya itu. Dan Candra berusaha membela diri dari kedua sahabatnya itu sehingga membuat perhatian mereka bertiga teralihkan dari Rafael dan Ayana yang sedang dalam masalah.

Semua orang yang menjadi perwakilan warga setempat memutuskan untuk memanggil kedua orang tua Rafael dan Ayana untuk menghadap mereka dan segera menikahkan mereka berdua saat itu juga.

Mereka berdua benar-benar dalam masalah. Bagaimana bisa mereka berdua menikah jika mereka berdua tidak saling mencintai. Bahkan mereka menganggap seperti musuh satu sama lainnya. Tapi apa daya, mereka tidak bisa melawan begitu banyaknya orang yang ada di sana.

Kini, mereka berdua berada di hadapan kedua orang tua Ayana. Mereka menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Tapi sama seperti tadi, semua orang menolak untuk percaya pada Rafael dan Ayana. Apa lagi Ayana merupakan warga desa mereka yang harus mereka lindungi harkat dan martabatnya.

“Bu, Pak, Ayana berani bersumpah jika Ayana tidak melakukan seperti apa yang mereka semua tuduhkan. Ayana mohon Bapak dan Ibu percaya pada Ayana dan tidak menikahkan Ayana dengan laki-laki ini. Ayana tidak mau Bu, apa lagi Ayana sudah mendapatkan bea siswa untuk kuliah di kota,” ucap Ayana yang memohon pada kedua orang tuanya tanpa ada Rafael di antara mereka bertiga.

Bu Anisa, Ibu Ayana menatap sedih putri satu-satunya yang harus mengalami kejadian seperti itu di saat masa depannya sedang bersinar. Dia mengusap lembut rambut putrinya sambil berkata,

“Ibu percaya padamu, tapi Ibu tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kamu tau sendiri kita hidup di desa yang harus mematuhi adat dan peraturan desa ini. Ibu yakin jika Rafael laki-laki yang baik. Dia pasti bisa bertanggung jawab menjadi suamimu.”

“Dari mana Ibu tau jika dia laki-laki yang baik dan bisa bertanggung jawab?” sahut Ayana dengan kesalnya.

“Jika dia tidak bertanggung jawab, pasti dia akan lari sedari tadi,” tukas Pak Rahman menyanggah perkataan Ayana.

“Ck, aku ingin suami kaya, pintar dan berhasil. Agar nantinya hidupku tidak susah lagi seperti sekarang,” ucap Ayana dengan wajah sedihnya.

Bu Anisa memeluk Ayana dan mengusap punggung putrinya itu untuk menenangkannya dan memberikan kekuatan serta dukungannya sambil berkata,

“Semua yang kita inginkan belum tentu bisa kita dapatkan Nak. Mungkin Rafael yang terbaik untuk menjadi suamimu. Bagaimanapun keadaannya, kamu harus patuh dan menghormatinya. Karena Ibu tau jika kamu anak yang baik dan penurut.”

Pak Rahman pun ikut mengusap rambut putrinya dengan penuh kasih sayang untuk menenangkan putrinya dan mengatakan jika dia selalu mendukungnya melalui sentuhan tangannya.

Tidak jauh dari tempat Ayana dan kedua orang tuanya berbicara, Rafael mendengar semua percakapan mereka. Dia menyeringai mendengar keinginan Ayana yang menginginkan suami sempurna.

Dia turut prihatin pada nasib Ayana yang seolah bintang yang terhambat ketika akan bersinar terang. Hanya saja dia tidak bisa melakukan apa pun karena dia juga tidak menginginkan pernikahan itu terjadi.

Dia memiliki seorang pacar yang cantik dan sangat dicintainya. Sehingga tidak mungkin dia bisa melepas pacarnya itu begitu saja.

“Bagaimana saudara Rafael, apa kedua orang tuamu bisa datang?” tanya pria paruh baya yang menjadi tetua di desa tersebut.

Rafael memainkan jari-jari tangannya dengan cemas. Kemudian dia mengatakan pada mereka semua apa yang sedari tadi membuatnya cemas.

“Kedua orang tua saya sedang ada di luar kota Pak. Sangat tidak mungkin sekali mereka datang ke sini. Ini pesan yang mereka kirimkan pada saya ketika tadi saya menghubungi mereka.”

Rafael memperlihatkan pada mereka pesan dari mamanya yang mengatakan jika mereka masih berada di kota lain.

“Baiklah, saya rasa saudara Rafael tidak berbohong. Lebih baik kita segera lakukan saja pernikahan ini di hadapan semua warga dan kedua orang tua Ayana,” tutur pria paruh baya tersebut.

Di hadapan warga desa, kedua orang tua Ayana dan pemuka agama yang menikahkan mereka, Rafael mengikrarkan janji pernikahan mereka.

Dan semua orang mengatakan jika pernikahan mereka sah dan salah seorang dari mereka yang bertugas di KUA mengingatkan Rafael, Ayana dan kedua orang tua Ayana untuk mengambil buku nikah mereka satu minggu setelah pernikahan tersebut.

Njir, apa ini? Apa aku benar-benar sudah menikah dengan perempuan ini? Aku benar-benar menjadi suaminya? Lalu, bagaimana dengan Rubi? Pasti dia akan sangat marah jika tau tentang semua ini, Rafael berkata dalam hatinya.

Setelah itu semua warga desa yang berada di sana membubarkan diri meninggalkan tempat itu. Dan ketiga sahabat Rafael masih mengintip dari tempat mereka bersembunyi.

“Mau ke mana kamu Rafael?” tanya Pak Rahman yang melihat menantunya berdiri dari duduknya.

“Saya akan pulang Pak,” jawab Rafael dengan malas.

“Ajaklah Ayana bersamamu. Lagi pula kamu tinggal di kota kan? Beberapa hari ini Ayana juga akan segera masuk kuliah di kota. Mungkin memang sudah takdir yang mempertemukan kalian berdua hingga menjadi suami istri secara tidak terduga,” tutur Pak Rahman sebagai orang tua dari Ayana.

“Apa? Mengajaknya? Tapi-“

“Ajak Ayana dan perkenalkan mereka pada kedua orang tuamu sebagai istrimu. Setelah mereka pulang nanti, tolong segera hubungi kami, agar kami bisa berkunjung dan menemui mereka,” sahut Bu Anisa menyela ucapan Rafael.

Seketika mata Rafael terbelalak dan badannya lemas seperti tak bertulang menghadapi kenyataan hidupnya yang seratus persen berubah karena kehadiran Ayana dalam hidupnya.

Terpopuler

Comments

Awaludin Adithya

Awaludin Adithya

Lanjut membaca
semoga menyenangkan

2023-06-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!