Aksaberyl
..."Dari buku yang ku baca kita tidak pernah tahu akan berakhir seperti apa sebuah pertemuan antara sepasang insan. Tapi apakah bertemu dengan mu akan berakhir baik bagi kita?"...
...~ Beryl Ara Lavell ~...
.......
.......
.......
.......
Beryl terbangun dari sebuah mimpi yang sangat aneh.
Nenek nya yang sudah lama meninggal itu menyambut nya dengan tatapan penuh kasihan dan memakai pakaian aneh yang menarik perhatian. Nenek memakai pakaian mewah berwarna hijau daun muda ditambah dengan renda-renda bunga di bawah gaunnya. Nenek memakai sepatu yang kaca, terlihat cantik saat nenek memakainya. Lalu ada hiasan rambut, Beryl tak tau pasti apakah itu bros atau jepitan rambut?
Sungguh menawan!
Beryl jadi ingin mencobanya memakai pakaian seperti Nenek nya. Didalam mimpi nya, Beryl merengek meminta begitu tapi Nenek malah melarang nya dan menasehati seperti dulu, sebelum Nenek meninggal.
"Beryl, cucu Ku tersayang..."
"Kamu jangan terlalu gampang percaya pada orang lain. Mungkin kamu banyak mengenal orang-orang baik dan mempercayai nya karna kamu berada ditengah-tengah orang baik. Tapi nak, pasti ada satu waktu lingkungan mu berubah, saat itu Ku mohon tolong berhati-hati lah... tetaplah hidup cucu Ku"
Setelah mengatakan itu tanpa memberi nya waktu untuk berbicara nenek pun menghilang dan Beryl terbangun dari tidur nya. Mimpi itu meninggalkan banyak pertanyaan di kepala nya. Beryl mencoba untuk mengartikan apa maksud perkataan Nenek tapi semakin dia berusaha mencari tahu semakin gelisah yang didapatkan nya.
Beryl beranjak dari kasurnya memutuskan untuk sementara tidak memikirkan itu mimpi itu dan bersiap-siap untuk memanjakan diri. Karna hari ini, dia akan kencan sendirian.
Beryl memakai dress hitam bertali dengan garis hijau muda dibawah dress nya. Karna hari ini musim semi dia pun memakai cardigan rajut berwarna hijau tua. Untuk aksesorisnya, Beryl hanya memakai gelang pemberian nenek yang selama ini tidak pernah dia lepas bertuliskan L A V E L L, gelang ukiran yang sangat dia sukai. Juga ada cincin permata pemberian orang tua nya yang didalam nya terdapat ukiran nama nya, Beryl. Lalu untuk rambut, dia hanya setengah mengikatnya dengan poni tipis yang membuat dirinya terkesan lebih anggun.
Kalau kata Nenek, "Sesuatu yang kita sukai akan menjadi kekuatan untuk rasa percaya diri"
"Benar kata Nenek, sekarang rasa percaya diriku meningkat jadi 100 %!" seru nya didepan kaca.
Beryl melangkah keluar dari rumah nya. Hari ini dia ada waktu untuk meliburkan diri dari aktivitas yang super menyibukkan hampir setiap hari. Bahkan untuk mendapatkan libur dia harus mencapai target itu pun susah sekali untuk dia capai.
Walaupun begitu pekerjaan itu begitu berharga untuk nya yang sudah sejak lama tinggal sendirian. Tidak ada tempat untuk nya bertumpu dan bermanja-manja. Sayang sekali, orang-orang yang dia cintai cepat sekali meninggalkan nya
Hari ini Beryl akan ketempat wisata yang baru dibuka bulan lalu, Istana de Ramor namanya.
Tempat wisata ini sangat hits dikalangan anak muda. Saking terkenalnya dihari pertama buka tempat wisata ini sudah banyak orang yang mengantri sejak pagi hari. Dengar-dengar ada pertunjukan spektakuler sampai diliput media loh, Wow!!!
Mendengarnya saja membuat rasa ingin pergi kesana meningkat.
Beryl bergegas menaiki bus menuju ketempat wisata. Cuaca kali ini memang bagus, lebih bagus lagi jika dia membawa seorang pria yang menjadi kekasih nya.
"Sayang sekali, aku tidak memiliki kekasih," bisik nya.
"Apakah ini sebuah keberuntungan atau kesedihan untuk ku yang tidak memiliki kekasih? entah lah..."
Dari sini ke tempat wisata itu kira-kira memerlukan waktu 30 menit. Syukurlah hari ini tidak terlalu macet. Jika macet parah Beryl berani taruhan! karna jika sudah macet parah akan memerlukan waktu 1 jam lebih dan saat itu dia lebih memilih berdiam diri di rumah dibandingkan duduk menunggu lama di dalam bus.
Beryl memandang kearah jalanan, terlihat banyak pejalan kaki yang berpasangan. Ada yang muda, ada yang tua, ada juga yang sudah memiliki anak dan apa itu?! Bahkan beberapa pelajar saja menggandeng pasangannya untuk jalan-jalan.
"Aahh... para pelajar sekarang sudah mulai terang-terangan ya berpacaran tidak seperti ku dulu," gumam nya.
"Waktu aku masih pelajar tidak pernah sedikit pun berpikiran buat pacaran. Jangankan untuk berpacaran, dekat dengan siswa cowok saja bikin aku khawatir"
Nenek nya pernah bilang kalau aku harus rajin belajar, jangan kebawa arus negatif dan tak boleh deket-deket dengan cowok. Karna dirinya yang terlalu patuh itu membuat nya dulu ketar-ketir kalau ada siswa cowok yang menyukai nya.Dan sekarang umur Beryl sudah 25 tahun. Umur yang sudah cukup pas untuk menikah kan tapi dengan siapa?
Beryl hanya tertawa sumbang jika memikirkan soal ini dan juga perasaan nya yang begitu sensitif bila ada orang menyinggung tentang ini.
Beryl terus memandang kearah jalanan. Supir bus memutarkan beberapa lagu yang menyenangkan. Perasaan nya pun kembali membaik karna hari ini dia tidak boleh bad mood. Tak berapa lama bus yabg ditumpangi nya sampai ditujuan, Istana De Ramor.
Seperti apakah tempat itu? Beryl sangat tidak sabar untuk mengunjungi nya.
Beryl berjalan kearah loket tiket yang berpapan nama 'Gerbang Istana De Ramor'. Dia memesan tiket full untuk dirinya sendiri, Di karcis itu tertulis diskon bila membawa pasangan. Beryl yang merupakan pecinta diskonan sedikit menyesal hanya pergi sendirian.
"Apa seharusnya aku membawa teman kantor saja lalu berpura-pura mengatakan kalau kami berpacaran? tapi ya sudahlah, bye-bye diskonan."
Setelah membeli tiket, dia berjalan menuju dua orang penjaga. Mereka meminta nya untuk menunjukan tiket. Saat tiket selesai diperiksa ada sesuatu yang mengejutkan nya. Seakan-akan Beryl orang yang penting mereka memanggil nya Nona Bangsawan.
"Silahkan masuk Nona Bangsawan," ucap mereka dengan menundukan kepala.
Perkataan mereka membuat nya merasa cukup senang.
Beryl berjalan memasuki sebuah terowongan yang gelap dan sunyi. Dia menikmati suasana ini. Langkah kaki nya yang mantap membawa nya ke suatu sumber cahaya.
Aah ... apa aku sudah mulai memasuki taman istana?
Benar saja! terpampang sebuah taman yang besar dan megah didepan nya.
Pandangan yang pertama kali dia lihat adalah air mancur yang cukup tinggi dan besar. Mungkin tinggi nya sekitar 3 sampai 4 meter. Beryl terpana melihat air mancur itu karna ini pertama kalinya dia melihat air mancur yang cukup megah lalu dengan cepat mengambil beberapa foto.
"Sangat bagus kalau aku posting di Instagram, 'kan?"
Setelah dari air mancur dia pergi ke tempat bunga-bunga bermekaran.
Disana terdapat banyak jenis bunga bahkan bunga langka pun ada. Seperti Chocolate Cosmos, Lady Slipper, Mawar Juliet, Middlemist Merah dan Anggrek Hitam. Dari jarak jauh pun aromanya bisa tercium, luar biasa sekali pengelolanya menanamkan dan merawat bunga-bunga yang langka ini.
Beryl melihat beberapa orang mengambil foto ditengah-tengah ladang bunga. Beberapa dari mereka meminta bantuan nya untuk memfotokan mereka dan dia pun sebaliknya. Bagi Beryl, bunga-bunga ini lebih indah dilihat daripada dipetik. Sayang sekali rasanya jika dipetik tanpa tujuan yang tidak jelas karna kalau sudah dipetik bunga itu bakalan layu dan tidak lama mati sebab ulah si tangan jahil.
Setelah puas diladang bunga Beryl melanjutkan perjalan nya ke dalam inti Istana.
"Megahnya!"
Itulah kata yang keluar dari mulut nya saat menatap sebuah Istana buatan di depan mata nya. Ukiran pintu masuknya memang sangat indah dipadu dengan cat berwarna kuning keemasan yang mengkilat. Pintu nya juga begitu besar saat terbuka dengan dua buah lonceng yang bertengger di atasnya.
Sedikit yang Beryl ketahui, bila lonceng itu berbunyi tandanya seorang bangsawan akan masuk. Dan yang dia dengar juga dari beberapa pengunjung kalau lonceng itu tidak sering berbunyi hanya beberapa kali saja. Sekali pun dibuka dengan lebar dan kuat lonceng itu tidak berbunyi.
Jadi ada rumor yang mengatakan kalau lonceng itu akan tahu siapa yang sebenarnya bangsawan dan siapa yang tidak bangsawan tapi apakah itu bisa dipercaya? Bagi Beryl itu terdengar aneh.
Saat dia mulai memasuki pintu itu dua orang penjaga berpakaian Ksatria Istana membukakan pintu dengan perlahan tapi lihat apa yang terjadi!
Kedua buah lonceng itu berbunyi cukup keras.
"Selamat datang Nona Bangsawan de Ramor. Atas kemurahan hati anda izinkan kami menyambut anda dengan sambutan yang megah," ucap kedua penjaga yang berpakaian Ksatria Istana itu.
Mereka memegang kedua tangan nya dan membungkuk seolah-olah memberinya salam. Kemudian mereka mengeluarkan sebuah kotak kecil yang isi nya berkilauan lalu menyematkan nya ke jari manis Beryl.
Sebuah cincin permata yang berkilauan.
Beryl pun menatap cincin yang tersematkan di jari manis nya. Namun entah mengapa air mata nya perlahan menitik kepipi nya. Melihat cincin permata ini seakan-akan ada 'sesuatu' dan membuat nya menangis.
Beryl langsung masuk ke dalam tanpa bertanya alasan nya dan ingin menghiraukan perasaan aneh itu. Sebenarnya dia ingin bertanya namun rasanya mulut nya terasa berat untuk bertanya.
"Ada apa dengan diriku?"
Beberapa orang yang berpakaian seperti dayang-dayang Istana menyambut kedatangan nya. Seseorang menghampiri nya dan memperkenalkan dirinya.
"Selamat datang Nona Bangsawan de Ramor. Perkenalkan saya adalah kepala dayang di Istana ini. Izinkan kami untuk menunjukan tiap sisi Istana kepada Nona," ucap nya.
Kepala dayang dan dayang lainnya berdiri dalam posisi sedikit membungkukkan badan juga tangan kanan mereka memegang dada kiri masing-masing. Salamnya pun sama persis seperti komik kerajaan yang pernah dia baca.
Beryl hanya mengangguk tanda setuju dan berjalan terlebih dahulu dengan diikuti para dayang dibelakang nya. Istana ini benar-benar megah seperti yang dirumorkan dan terlihat sangat megah jika melihat langsung.
Kepala dayang tadi menjelaskan kepada nya kalau di tempat sekarang dirinya berada adalah aula Istana.
Aula ini berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para Bangsawan secara umum. Beryl juga melihat beberapa orang-orang yang diikuti para dayang seperti dirinya saat ini. Ada seorang Tuan Bangsawan, ada seorang Nona bangsawan juga ada sepasang Nyonya dan Tuan Bangsawan jadi tidak hanya ada dirinya saja.
"Apa pelayanan seperti ini didapat semua orang yang masuk ke Istana ini?" tanya nya kepada kepala dayang.
"Tentu saja orang-orang yang masuk ke istana ini setelah melewati gerbang akan dilayani dengan baik namun itu hanya tergantung tiket apa yang dibelinya, Nona. Tiket full, setengah full maupun tiket beberapa tempat saja," tutur kepala dayang.
"Aahh begitu... pantesan saja tiket full harganya lumayan mahal ya," ujar nya sembari tertawa.
Beryl sengaja tertawa untuk mencairkan suasana soalnya mereka kaku dan tidak menatap mata nya. Memang begitu totalitas sekali mereka berakting.
Beryl masih setia mengambil beberapa foto di aula Istana dan sedikit meminta bantuan kepala dayang untuk mengambilkan foto dirinya. Tentu saja dengan senang hati kepala dayang itu membantu nya.
Dia melanjutkan perjalanan dari aula menuju ruang pertemuan pribadi bangsawan.
Beryl harus melalui sebuah lorong yang terhubung dengan pintu belakang aula istana. Dilorong ini dia dapat melihat lukisan-lukisan mengenai Kerajaan juga lukisan beberapa Raja tanpa digambar anggota wajahnya. Beryl merasa lukisan seperti tanpa menggambar anggota wajah itu belum cukup untuk mengetahui kalau itu adalah lukisan Raja.
Ada lima Raja yang dilukis, saat dirinya memperhatikan terdapat tiga nama keluarga yang sangat berbeda dengan dua orang yang nama keluarga nya sama.
Raja Pertama adalah Marza Davon Aister. Raja Kedua adalah Norvant Ge Luister. Raja Ketiga adalah Zaru Deru Athinium. Raja Keempat adalah Gergo Tarta de Ramor dan Raja Kelima adalah Eugene Zen de Ramor.
"Mengapa dua orang raja terakhir ini nama belakangnya sama? Apakah mereka adalah keluarga?" tanya nya kepada kepala dayang.
"Benar Nona. Raja keempat dan kelima adalah ayah dan anak. Mereka memimpin kerajaan selama sisa umur mereka," jawab kepala dayang itu.
"Lalu adakah raja yang keenam?"
Dia penasaran karna tidak ada lukisan raja keenam disini.
"Tidak ada Nona," ucap kepala dayang.
"Kenapa?"
"Karna kerajaan berlangsung hanya sampai Raja kelima saja Nona," jawabnya.
Beryl mengangguk paham dan melihat-lihat lagi lukisan disepanjang lorong. Tapi satu lukisan mencuri perhatian nya dan membuat nya cukup lama berdiri memandang lukisan itu.
Lukisan itu adalah lukisan seorang Pangeran Mahkota de Ramor yang bernama Aksa Oliga de Ramor. Di bawah lukisan itu tertulis penjelasannya.
"Ini adalah lukisan Pangeran Mahkota de Ramor pertama. Wajahnya tidak pernah terlihat oleh orang lain kecuali keluarga Kerajaan yang benar-benar dipercayai nya. Dialah satu-satunya Pangeran Mahkota yang tidak menunjukan wajahnya karna suatu alasan namun meninggalnya Pangeran Mahkota ini membuat kerajaan runtuh sebelum penobatannya menjadi Raja keenam," seperti itulah penjelasannya.
"Aahh... kenapa rasa nya sesak sekali"
Setelah membaca itu Beryl merasakan sesak yang meliputi dada nya. Perasaan sesak yang bahkan belum pernah dia rasakan.
Beryl...
Dia menolah ke kanan dan kiri, sebuah suara memanggil nya. Tapi siapa?
Beryl...
Suara itu terdengar lagi. Beryl menatap sekeliling, mencari dari mana datang nya panggilan itu.
Hari ini dirinya begitu aneh. Dimulai dari mimpi bertemu Nenek lalu cincin permata yang membuat nya tiba-tiba menangis lalu perasaan sesak didada nya dan sekarang suara panggilan yang tak ada orang nya.
Beryl mencoba menenangkan dirinya.
"Hhuuuhh... hhaaahh... hhuuuhh... hhaaahh..." dia menarik napas lalu membuangnya.
Setelah merasa cukup tenang, Beryl melanjutkan kembali perjalan nya dan berusaha menampik perasaan aneh ini.
Sekarang dia memasuki sebuah ruang pertemuan pribadi Bangsawan.
Disini Beryl melihat meja panjang di tengah ruangan dengan 10 kursi yang melingkari meja itu. Kepala dayang tadi menjelaskan kalau ruangan ini adalah ruangan pribadi yang dibuat untuk diskusi atau rapat antar Bangsawan dengan anggota kerajaan. Ruangan ini juga mewah karna tiap kursi dilapisi satu permata, apakah itu permata asli? Dia rasa begitu.
Beryl lalu pergi menuju ruang pribadi pertemuan anggota kerajaan lalu ke ruang kerja Raja dan Pangeran Mahkota. Berlanjut ke dapur Istana, ke ruang khusus para Ksatria, ke ruang belajar Pangeran Mahkota, ke ruang belajar Pangeran dan Putri Raja, ke rumah kaca Istana dan perpustakaan Istana.
Lalu dia juga pergi ke pavilun Raja, pavilun Pangeran Mahkota, pavilun Ratu, paviliun Pangeran dan Putri Raja juga pavilun para Selir Raja.
Sebelum memasuki ruangan ada lorong yang menghubungkan antara ruangan satu dengan ruangan lainnya. Jarak antar pavilun satu dengan paviliun lain nya tidak begitu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 10 menit kecuali paviliun Pangeran Mahkota yang cukup memakan waktu 20 menit dari Istana utama. Setiap paviliun memiliki taman, pelayan dan dayang pribadi.
Setelah Beryl berpikir semua tempat sudah dia datangi ternyata ada satu tempat yang belum dia datangi, sebuah Menara.
"Tempat ini adalah tempat di mana Pangeran Mahkota dikurung sebelum naik jabatan menjadi Pangeran Mahkota. Dia di kurung selama 15 tahun lamanya semenjak umur nya 10 tahun lalu dikeluarkan saat sudah mendekati waktu untuk pemilihan Pangeran Mahkota," begitu penjelasan kepala dayang.
"Belum lengkap rasanya jika Nona tidak mendatangi menara ini."
Beryl mengangguk mengiyakan perkataannya tanpa mengetahui apa pun yang ada di dalam sana.
Menara ini cukup tinggi dari air mancur tadi. Beryl sebenarnya phobia ketinggian tapi karna ucapan kepala dayang itu membuat nya penasaran seperti apa isi didalam sana.
Toh lagian kalau dia tak melihat sekarang akan rugi bagi nya. Apalagi tiket full ini mahal.
Pintu menara dibukakan oleh Ksatria penjaga menara. Mereka mempersilahkan dirinya masuk. Dayang-dayang yang sedari tadi mengikuti nya hanya menunggu dibawah. Beryl akan naik ke atas dengan ditemani oleh kepala dayang.
Pintu pun tertutup setelah mereka masuk. Kepala dayang juga membawa obor karna di dalam menara ini penerangan nya sangat minim.
"Nona, menara ini di buat sesuai keadaan menara pada saat itu. Tidak ada penerangan dan dayang yang berjaga namun agar perjalanan anda nyaman kami menambahkan obor di setiap lantai, semoga anda menikmati perjalanan di wisata ini," tutur kepala dayang.
"Baiklah," jawab Beryl.
Kepala dayang berjalan lebih dulu dan dirinya mengikuti dari belakang. Tiap 100 anak tangga terdapat sebuah ruangan yang terkunci.
"Nona, ini adalah replika dari kamar yg dipakai Pangeran Mahkota," ucap kepala dayang.
Jadi kalau dihitung ada 10 kamar dan 1000 anak tangga yang sedang Beryl lalui.
"Hhhaaa... rasa nya seperti mau mati saja naik anak tangga ini! pasti berat sekali menjadi Pangeran Mahkota. Aku merasa kasihan padanya."
Tak berselang lama, akhirnya mereka sampai dipuncak menara tepat di kamar ke-10 Pangeran Mahkota. Beryl membuka jendela di samping kamar itu dan merasakan angin sepoi-sepoi membelai wajah nya lalu memberantakan rambut nya.
"Jadi seperti ini ternyata tempat Pangeran di kurung ya? Apa kesalahan yang dibuat nya hingga harus dikurung ditempat yang menyeramkan ini? Betapa kesepian nya dirinya. Aku turut bersedih untuk mu, Pangeran."
Beryl menikmati sensasi dimenara ini dan mencoba memberanikan diri untuk melihat ke bawah tapi dia tak bisa. Dirinya langsung pusing dan mual.
"Mari kita turun, saya sudah cukup menikmati ini," tutur Beryl pada kepala dayang.
Beryl turun ke bawah dengan langkah gontai. Kepala nya mendadak pusing dan penglihatan nya pun mulai buram. Tubuh nya mengeluarkan reaksi yang tak tepat waktunya karna sekarang dirinya sedang berdiri jauh dari tanah.
"Aku harus bertahan..." lirih nya
Beryl...
"Suara itu... siapa kamu?"
Beryl... selamanya aku... mencintai mu
Tapi setelah mendengarkan itu seperti ada sesuatu yang menutup penglihatan nya. Dalam sekejap Beryl jatuh pingsan dan berguling ke bawah. Samar-samar dia mendengar suara teriakan dari kepala dayang sebelum semuanya menjadi gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Yudi Saputra
busyet banyak amat anak tannganya kak
2023-01-30
0
yukisan
mampir
2023-01-30
0
I Smile
Biasanya orang yang iri dengki kayak gitu
2023-01-30
1