BAB 19 : BLUSHING

...Happy Reading...

Tawa Andrew terdengar memenuhi lorong gedung yang sepi, sedangkan Sherlyn yang berada dihadapannya hanya menunduk dalam. Mungkin terlalu malu karena suara Andrew yang menjadi pusat perhatian. Sherlyn mungkin mulai mengerti bagaimana perasaan Kate dan Angle jika ia tertawa.

Dan juga, Andrew tidak menyukai jika ia tertawa dengan membuka mulut dengan sangat lebar. Tapi apa pria dengan bola mata biru itu tidak menyadari jika ia juga tertawa seperti itu?

“Oh ayolah Andrew, apa pernyataanku itu sangat lucu bagimu?”

Kali ini Sherlyn merenggut kesal kala Andrew tidak berniat untuk menghentikan tawanya. Andrew yang merasa tahu bagaimana perasaan Sherlyn, berusaha untuk menahan tawanya walaupun cukup sulit baginya.

“Kau mengira aku dan Kate memiliki hubungan? Hubungan seperti apa maksudmu? Seperti Raja dengan Selir?”

Sherlyn menatap Andrew dengan bingung, bukan karena Andrew memiliki hubungan dengan Kate atau tidak. Namun perumpamaan Andrew yang membuatnya bingung, mengapa harus Raja dengan Selir? Entah mengapa, itu terdengar menjijikkan ditelinga Sherlyn.

“Raja dengan Selir? Oh ayolah, Andrew. Aku akan menghajarmu jika kau menjadikan Kate yang kedua."

“Jika aku menginginkan Kate, aku memang akan menjadikannya yang kedua, ketiga atau seterusnya."

Sherlyn merasakan ada sesuatu yang membakar ubun-ubunnya. Entah mengapa ucapan Andrew sangat membuatnya kesal. Sherlyn mengepalkan tangannya erat, dan menatap tajam wajah Andrew. Sedangkan Andrew yang melihat perubahan wajah Sherlyn hanya tersenyum tipis, dan itu semakin membuat Sherlyn kesal.

“Karena aku akan menjadikanmu istri pertamaku Sherlyn, kau lupa?”

Sherlyn merasakan emosinya tiba-tiba menghilang, kepalanya yang panas kini digantikan dengan wajah yang memanas karena malu. Sherlyn menunduk dalam, menyembunyikan wajah merahnya. Walaupun itu sia-sia karena Andrew lebih dulu melihatnya, dan membuat Andrew mengembangkan senyumannya.

“Ayo kita kencan setelah selesai kelas, Lyn."

"Kencan?"

Sherlyn mengangkat kepalanya, dan menemukan wajah Andrew yang menatapnya dengan masih mengembangkan senyumannya. Sherlyn kembali menunduk, tidak cukup kuat menatap mata Andrew yang hanya fokus menatap matanya. Namun Sherlyn mengangguk kecil dengan menunduk, dan itu cukup untuk membuat Andrew sangat senang.

“Aku tunggu setelah selesai kelas My Queen.”

Sherlyn mendongak, menatap Andrew yang semakin menjauh meninggalkannya. Dan Sherlyn dapat melihat sesekali Andrew berbalik untuk melambaikan tangan kepadanya dan dibalas labaian tangan Sherlyn.

Sherlyn menghela napas, mengapa ia menjadi seperti ini dihadapan Andrew? Ini merupakan pertama kalinya ia seperti ini dihadapan seorang pria. Ia dan Andre memang cukup sering membicakan tentang hal dewasa saat masih kecil, seperti pernikahan, tinggal bersama, jalan-jalan dan sebagainya. Namun ini merupakan pertama kalinya ia bereaksi seperti ini, apa karena mereka berdua sudah lebih besar? Sherlyn hanya malas untuk memikirkan semuanya.

“Siapa dia?”

Sherlyn tersentak saat sebuah suara terdengar tepat dibelakangnya. Dari suara, nada bicara, dan aksen bicaranya, Sherlyn sangat tahu siapa yang membuatnya terkejut itu. Namun ia tetap diam, seolah tidak mendengar suaranya dikeheningan lorong.

“Aku sedang bertanya, Lady.”

Sherlyn menghela napas berat dan membalikkan tubuhnya, ia memang tidak bisa mengabaikan siapaun, terlebih itu adalah Chris. Sherlyn dapat melihat tatapan tidak suka karena diabaikan dari mata hijau milik Chris. Sherlyn menjadi gugup, ia selalu gugup saat bertatapan dengan bola mata milik Chris. Baginya Chris sangat berbeda dari kebanyakan pria.

“Dia Andrew Preston, kau tidak mengenalnya saat Triple Date semalam? Saat kau bersama Angle yang nyatanya adalah kekasih...mu”

Sherlyn semakin gugup saat menatap mata dingin Chris, ia cukup menyesal kembali mengungkit masalah kemarin. Tapi rasa kesalnya kepada Chris mengalahkan ketakutannya. Sebenarnya setelah ia pulang setelah Triple Date kemarin, suasana didalam mobil milik Kate sangat hening, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Kate dengan ponsel miliknya, Angle dengan kukunya dan Sherlyn hanya dapat memandang keluar jendela. Sebenarnya semalaman ia menunggu Chris di kamarnya untuk datang dan menjelaskan semuanya. Namun Chris tidak datang sampai ia tertidur, dan itu membuat Sherlyn sangat kesal. Kemarin adalah pertama kalinya ia menunggu Chris datang.

“Oh ayolah Chris, mengapa kau selama ini memandang semua orang dengan tatapan dingin seperti itu? Aku sudah sangat hapal, jika itu hanya sekedar ancamanmu, dan kau tidak akan berani melakukan lebih dari sekedar tatapan mema-”

Sherlyn tersentak saat Chris memojokan tubuhnya pada dinding lorong dengan lengan kanan dan kirinya sebagai penjagaan. Napas Sherlyn tertahan, ia tidak mampu bernapas dengan jarak wajah Chris yang hanya beberapa senti dari wajahnya. Bahkan ia dapat merasakan napas hangat Chris diwajahnya.

“A..Apa yang kau lakukan? Ini di kampus Chris, jangan melakukan hal yang gila!”

Bisik Sherlyn dengan menatap sekitar. Ia benar-benar takut Chris akan melakukan hal gila dan ada seseorang yang melihatnya. Bisa-bisa ia menjadi buah bibir satu kampus, ditambah Angle akan mendengarnya. Ia bisa saja akan menghancurkan persahabatannya.

“Hal gila? Seperti apa?”

Sherlyn mengerutkan keningnya. Apa Chris benar-benar bertanya atau hanya sekedar menggodanya? Namun ia dapat melihat wajah polos Chris yang menatapnya dengan kebingungan. Sherlyn berusaha untuk tidak tersenyum saat melihat wajah lugu Chris.

“Jangan sok polos Chris!”

Ujar Sherlyn kesal, wajah lugu milik Chris diganti dengan seringaiannya. Sherlyn merotasikan bola matanya, mengapa ia menjadi ragu mengenai tahu tidaknya Chris mengenai ‘hal gila’ yang dibicarakannya tadi. Tentu saja Chris tahu mengenai hal yang dibicarakannya itu, mungkin ia adalah ahlinya.

"C... Chris jauhkan tubuhmu!" Ujar Clara dengan masih menahan napasnya, seringaian Chris semakin lebar.

“Ayo kita bercinta Lady!"

To be continue...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***