BAB 18 : SEMUANYA DIMULAI

...Happy Reading...

Suara hentakan sepatu yang terdengar terburu-buru itu terdengar menghentak-hentak dikoridor yang sangat sepi. Jam dinding putih yang berada disetiap kelas telah menunjukkan jam sebelas malam. Terlihat cairan merah pekat yang membanjiri lantai koridor, mengikuti seorang gadis yang terlihat tertatih - tatih berlari secepat mungkin.

Tangan kanan gadis tersebut menekan perut ratanya yang sudah tertancap sebuah pisau, berusaha untuk meredakan rasa sakitnya walaupun yang ia lakukan sama sekali tidak berguna. Sedangkan tangan kirinya menyentuh kearah leher putihnya yang sudah dibanjiri cairan merah kental tersebut. Bibir gadis tersebut tidak henti-hentinya merintih kesakitan dan sesekali berteriak meminta tolong. Namun suaranya tertahan karena rasa sakitnya pada lehernya yang terbuka dan dialiri darah.

“Mau kemana kau Lenny Kim?”

Gadis dengan nama lengkap Lenny Kim tersebut menghiraukannya, lebih tepatnya fokus pada arah larinya. Rasa sakit pada leher dan juga perutnya sangat tidak tertahankan, mata almondnya sudah dibanjiri air mata sejak tadi. Dan hatinya meluncurkan doa-doa yang mungkin dengan ajaib dapat menyelamatkannya saat ini.

“Tuhan, tolong aku, tolong aku!” Ujar Lenny dengan napas yang terengah - engah.

Lenny jatuh terduduk, ia memejamkan matanya. Ingin rasanya, ia memohon jika Tuhan berada dipihaknya kali ini.

Pria yang telah menusuknya menggunakan pisau lipat kini sudah berada tepat dihadapan wajahnya. Suara tangisannya sudah tidak dapat ditahan, mata almondnya berusaha mengenali wajah sang pelaku. Namun hasilnya nihil, pria tersebut menutupi wajahnya menggunakan topeng berbahan dasar karet, sehingga seluruh wajahnya tidak dikenali, bahkan rambut sehelai pun. Namun yang dapat ditangkap dari mata Lenny adalah, ia memakai setelan jas rapi dan itu membuatnya semakin tidak mengenali sang pelaku.

“Ampuni aku, ampuni aku!”

Lenny membungkuk dalam, bahkan kepalanya kini menyentuh kaki sang pelaku. Ia memohon belas kasihan dari pelaku tersebut, walaupun ia yakin kemungkinan itu sangat kecil. Bahkan jika memang sang pelaku mengampuninya, ia tetap akan mati kehabisan darah karena lehernya yang ia sudah robek cukup dalam.

“Katakan itu dineraka Lenny.”

Itu adalah kata-kata terakhir yang dapat didengar Lenny sebelum kepalanya terpenggal karena pisau daging. Pelaku tersebut menyeringai dibalik topeng dan menendang jauh kepala Lenny yang sudah terputus dari tubuhnya. Pria tersebut berbalik, dan membuka topengnya. Selanjutnya, hanya terdengar suara tawa keras dan langkah kaki yang semakin menjauh, meninggalkan seonggok mayat, ditempat yang sunyi.

......................

Sherlyn menghela napas dengan ragu dan mulai melangkah menuju kantin kampus. Sebenarnya ia sangat malas untuk menemui Kate ataupun Angle hari ini, lebih tepatnya ia sangat takut. Karena ia yakin, suasananya pasti sama seperti didalam mobil Kate kemarin malam, hening dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan Sherlyn sangat membenci situasi yang seperti itu, dimana dia sendiri tidak dapat mencairkan suasana.

Sherlyn kembali menghela napas berat, ia dapat melihat dari kejauhan Kate dan Angle yang terlihat tertawa seperti biasanya. Sherlyn menatap keduanya dari kejauhan dengan ragu, haruskah ia bergabung dengan mereka? Sherlyn sangat takut jika ia berada dihadapan keduanya, Kate ataupun Angle akan menghentikan tawa mereka dan kembali hening. Ini semua karena kesalahannya. Mengapa ia bisa dipertemukan dengan Chris dan Andrew di momen seperti kemarin? Seharusnya ia tidak merencanakan triple date bodoh itu. Dengan langkah ragu, Sherlyn mulai mendekat kearah kedua sahabatnya.

“Kau dari mana saja Princess?”

Sherlyn duduk dengan canggung dan ia menatap dengan jengkel kearah Angle, mengapa Angle selalu menggodanya dengan sebutan Princess? Dan sedetik berikutnya Kate dan Angle tertawa saat melihat wajah jengkel Sherlyn. Entah mengapa dengan melihat wajah jengkel Sherlyn membuat mereka sangat bahagia, karena yang biasa membuat jengkel adalah Sherlyn dan kini ia kena batunya.

“Oh ayolah, tidak ada panggilan yang jauh lebih normal dari pada itu?”

“Bagaimana dengan My Lady?”

Kate hampir tertawa keras namun dengan cepat ia menghentikannya. Sherlyn melototkan matanya kepada Kate dan dibalas ucapan maaf dari Kate tanpa bersuara, sedangkan Sherlyn maupun Kate dapat melihat Angle yang menunduk dalam. Suasana kembali canggung dan Sherlyn menyalahkan semuanya kepada Kate. Tatapan tajam milik Sherlyn berubah menjadi kasihan saat melihat tatapan sangat bersalah milik Kate.

“Oh ayolah Angle, apa kau sangat menyukai Chris? Aku dapat membantumu.”

Angle menaikkan kepalanya untuk menatap Sherlyn dan ia dapat melihat senyuman tulus sahabatnya itu. Mungkin Sherlyn memang dapat membantunya, namun tetap saja Chris tidak akan mau menerimanya. Dari awal ia melihat Chris dengan Sherlyn, Angle dapat melihat ada suatu ikatan diantara mereka yang tidak dapat terputus, bahkan Angle pun cukup yakin jika Kate juga merasakannya. Terlebih Kate merupakan seseorang yang sangat peka.

“Memang kau kira tidak ada pria yang jauh lebih tampan dan berotot dari Chris Petterson yang mau denganku?”

“Kukira memang tidak ada.”

Angle menatap jengkel kearah Sherlyn dan Kate yang terlihat tertawa. Kate harus menghentikan tawanya dan juga ikut menatap jengkel kearah Sherlyn yang masih terlihat sedang tertawa keras. Entah mengapa melihat tawa Sherlyn yang seperti biasanya, membuat mood tertawa Kate menjadi menurun.

“Apa kau malu kenal dengannya, Kate?” Angle berbisik.

“Kurasa begitu.”

To be continue...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!