Kata yang bercetak miring adalah masa lalu..
...Happy Reading...
Seorang gadis dengan tinggi sekitar 160 sentimeter itu terlihat terkejut, gadis kecil yang masih menginjak usia 15 tahun tampak begitu panik. Mata kecilnya terbuka lebar, tubuhnya bergetar hebat, keringat telah membanjiri seluruh tubuhnya. Dihadapannya kini terlihat jelas sepasang pria dan wanita paruh baya sudah tewas. Lengannya terangkat, mata kecilnya itu memandang kedua lengannya yang sudah dibanjiri darah dan pisau lipat yang berada ditangannya.
“Tidak! Tidak!”
Ia berteriak keras dan berjongkok, airmatanya mulai membanjiri kedua pipi tembamnya. Matanya kembali menatap sepasang mayat tersebut. Ia dapat melihat dengan jelas seorang pria paruh baya yang sudah tidak bernyawa dihadapannya, leher pria itu telah menganga, memperlihatkan dalam lehernya. Sedangkan bagian perutnya sudah terkoyak, seperti telah ditusuk berkali-kali, bahkan ususnya mencuat keluar.
“Ini bukan perbuatanku! Tidak!”
Sherlyn terbangun dari mimpi buruknya. Pelipisnya sudah dimandikan keringat, lengannya mengepal kuat. Mengapa pengalaman terburuk itu kembali dalam ingatannya? Ia memijat keningnya, terlalu pusing untuk kembali memikirkannya.
Ia menatap pakaiannya, bahkan ia masih mengenakkan pakaian kampusnya, kepalanya menoleh kearah jam dinding, sekarang sudah pukul tujuh malam. Sudah berapa lama ia tertidur?
Sherlyn berusaha mengambil ponsel yang berada dimeja kecil samping tempat tidurnya. Ia menghela napas saat sama sekali tidak ada yang menghubunginya. Bahkan grup chattingnya bersama Angle dan Kate, sama sekali sepi. Apa Angle dan Kate sangat sibuk sampai tidak ada yang menghubunginya? Ia sangat ingin menceritakan mimpi buruknya itu kepada kedua sahabatnya itu.
Sherlyn menekan beberapa digit angka, dan setelah itu menempelkan ponsel pada telinga kanannya. Napasnya masih mengebu karena mimpi buruknya itu. Sebenarnya itu semua bukan hanya sekedar mimpi, itu semua adalah-
“Ada apa Sherlyn?”
Sherlyn mengerutkan keningnya saat ia mendengar dengan jelas napas Angle yang menggebu-gebu dan ditambah suara musik keras sebagai backsoundnya. Sebenarnya dimana Angle berada sekarang? Bukankah ia sedang ada acara keluarga? Atau acara keluarganya itu ditempat karaoke?
“Apa kau sibuk?”
“Iya, kurasa. Aku tutup dulu Sherlyn, Bye.”
Sherlyn menghela napas, ia menatap ponselnya dengan sangat jengkel. Awas saja gadis cokelat itu, jika Angle meminta bantuan kepadanya, ia tidak akan mau menolongnya. Sherlyn berusaha mengatur emosinya, seharusnya ia tidak boleh seperti itu kepada sahabatnya, terutama Angle, ia sangat sangat menyayangi Angle walaupun tidak menutup fakta bahwa ia begitu sering berdebat dengan Angle.
Sherlyn kini kembali mencari nama kontak pada ponselnya. Kate, ia harap Kate sedang tidak sibuk dan menjadi tempat curhatnya untuk menceritakan semua mimpi buruknya itu, setidaknya membuat ia sedikit lebih tenang.
“Hallo, Kate.”
“Iya, ada apa?” Senyuman Sherlyn mengembang, ia rasa Kate sedang tidak sibuk. Karena tidak ada backsound apapun dibalik suara Kate. Semua terdengar sunyi dan senyap.
“Bisakah aku-”
“Kau sedang apa Kate?”
Sherlyn terdiam saat ia mendengar suara seorang pria berbicara dengan Kate. Kening Sherlyn kembali mengkerut, siapa pria itu? Ia seperti pernah mendengar suaranya, tapi ia lupa dimana. Apa itu ayah Kate? Tapi mengapa terdengar sangat muda? Dan juga, Sherlyn sangat yakin jika bukan seperti itu suara ayah Kate.
“Siapa yang bi-”
“Aku harus pergi Sherlyn, Bye.”
Sherlyn kembali menatap jengkel kearah ponselnya, dengan sangat kesal ia membuang ponselnya dikasur empuknya membuat ponsel tersebut memantul. Sherlyn merasa sangat lega saat ponselnya tidak terjatuh dari tempat tidurnya. Ia memang sangat kesal sekarang, namun bukan berarti harus membeli ponsel baru dengan tabungannya sendiri.
Sherlyn tidur menghadap langit-langit dan memejamkan matanya, sama sekali tidak berniat untuk mengganti pakaiannya atau sekedar membersihkan tubuhnya. Karena ia berniat tidak mandi untuk malam ini. Walaupun itu sedikit menjijikan, tapi merupakan salah satu kebiasaannya. Kebiasaan buruknya.
...****************...
Dengan wajah lesu dan tubuh tidak bersemangat Sherlyn memposisikan tubuhnya pada kursi kantin kampusnya itu. Angle dan Kate yang notabene duduk dihadapan Sherlyn, hanya menatapnya dengan bingung. Sangat aneh melihat Sherlyn 5L seperti ini, lesu, letih, lelah, lemas dan lemah. Angle dan Kate saling berpandangan namun mereka hanya menggeleng melihat bagaimana sikap Sherlyn. Baginya Sherlyn cukup aneh.
“Ada apa kali ini Princess?”
“Yak, jangan memanggilku seperti itu!”
Angle dan Kate tertawa kecil melihat wajah kesal Sherlyn. Bagaimana alis tipisnya mengkerut, bibir kecilnya membentuk gelombang dan kedua matanya menyipit. Jika Kate tidak mengingat yang dihadapannya adalah Sherlyn, Kate mungkin akan memujinya. Namun Kate maupun Angle sangat tahu jika sekalinya Sherlyn dipuji, gadis tersebut akan terbang sampai langit ketujuh dan mereka mungkin tidak akan pernah melihat Sherlyn lagi. Ayolah, mungkin itu terlalu berlebihan.
“Kalian mengabaikan panggilanku semalam.”
Ujar Sherlyn kesal menatap kedua sahabatnya itu. Sedetik kemudian Kate dan Angle terlihat gugup, dengan cepat mereka mengalihkan pandangannya dari Sherlyn. Sherlyn yang melihat kedua tingkah sahabatnya hanya tersenyum tipis, mungkin mereka merasa tidak enak dengannya karena telah mengabaikannya.
“Bagaimana jika kita menginap dirumahku malam ini?” Ujar Sherlyn antusias.
Kate dan Angle menatap horor kearah Sherlyn. Hari ini mereka telah memiliki janji dengan seseorang, dan mereka tidak akan membatalkannya. Bisa dibilang ini adalah peluang mereka mendapatkan pria idaman mereka.
“K..Kurasa aku tidak bisa.”
“A..Aku juga."
Kate menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedangkan Angle berusaha tersenyum tipis. Kembali meyakinkan Sherlyn dengan senyuman manis miliknya itu. Sherlyn menatap kedua sahabatnya dengan saksama, mengapa akhir-akhir ini mereka selalu menolak ajakannya? Apa ada sesuatu yang disembunyikan atau mereka sudah memiliki sahabat baru menggantikannya?
“Alasan apa kali ini?”
Sherlyn menompang kepalanya menggunakan telapak tangannya dan siku yang menjadi tumpuannya. Bibir tipis Sherlyn membuat senyuman lebar, dan itu semakin membuat Kate dan Angle gugup. Mengapa Sherlyn tersenyum sedangkan mereka tidak bisa memenuhi keinginannya, mereka tidak bisa membaca pikiran gadis mungil itu.
“Acara keluarga lagi?”
Sherlyn menatap Angle dan Kate secara bergantian, dan senyumannya tidak henti-henti ditampilkan olehnya. Jantung Kate dan Angle terpacu, apa Sherlyn tahu jika mereka berbohong? Tapi tahu dari mana? Tidak mungkin jika Sherlyn mengikuti mereka bukan?
“Acara keluarga atau berkencan?”
Kate dan Angle mematung, seolah jantung mereka telah terhenti. Kate dan Angle menatap dengan gugup kearah Sherlyn yang masih memandang mereka dengan senyuman lebarnya. Kate mengepalkan tangannya erat sedangkan Angle hanya menunduk dalam. Perasaan bersalah karena membohongi Sherlyn semakin menjadi-jadi.
“Kalian tidak memberitahuku jika kalian berkencan? Mengapa? Angle, Kate yang melarangmu untuk berkencan dengan anak baru itu, dan bukan aku. Mengapa kau tidak cerita padaku? Kau tidak percaya padaku?”
Sherlyn menatap Angle dengan saksama. Angle hanya dapat menatap mata Sherlyn dengan pandangan bersalah, Angle dapat melihat dengan jelas ada tatapan kekecewaan dari mata Sherlyn. Seharusnya ia memang cerita semuanya kepada Sherlyn, mengapa ia meragukan Sherlyn? Sudah sangat banyak rahasia yang dimilikinya ia ceritakan kepada Sherlyn, namun tidak kepada Kate. Tapi mengapa kali ini tidak? Apa ia takut kejadian Tonny Prescot terulang lagi? Tonny Prescot adalah salah satu pria yang Angle sukai, namun ia menyukai sahabatnya sendiri, Sherlyn Villegas. Dan Angle sangat tidak ingin kejadian seperti itu terulang lagi.
“Dan Kate, aku sangat tahu jika kau seseorang yang selalu menjaga privasimu. Tapi aku juga sangat tahu, jika kau bukan seseorang yang suka berbohong.”
Kate merasakan ada sesuatu yang menancap dalam dirinya. Karena Sherlyn benar, ia memang bukan seseorang yang suka berbohong. Namun karena pria itu, karena pria itu ia dapat berbohong pada sahabatnya ini. Tapi, Kate juga bukan seseorang yang dapat dengan mudah mencintai seorang pria, dan mungkin jika ia sudah mencintai seorang pria, ia lupa akan segalanya. Kate menunduk dalam, matanya sudah berlinang.
“Oh ayolah, mengapa menjadi sangat dramatis seperti ini? Aku hanya bercanda, haha.”
Angle menatap Sherlyn yang tertawa dengan canggung. Sedangkan Kate, ia tidak dapat menatap Sherlyn. Jika sedikit saja kepala kecilnya terangkat, air matanya pasti telah meluncur pada kedua pipi tirusnya. Sherlyn menelan saliva, ia benar-benar sangat canggung sekarang. Ia cukup menyesal terlalu terbawa emosi tadi, ia tidak dapat menutupi rasa kecewanya itu kepada Angle maupun Kate.
“Dari mana kau tahu semua itu Sherlyn?”
“Tyron, Tyron menceritakan semuanya padaku."
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments