...Happy Reading...
Sherlyn kini menatap Angle dan juga Kate yang berada dihadapannya secara bergantian. Ini sudah lima belas menit berlalu setelah mata kuliah mereka selesai dan mereka tidak ada yang satupun yang bicara padanya. Beberapa kali Sherlyn mencoba mencari suasana dan jawaban mereka hanya sekedar ‘Iya’, ‘Tidak’, ‘Aku tidak tahu’ dan kata-kata singkat lainnya. Memang, saat mereka berkumpul Sherlyn mengenalkan buku barunya yang habis dibelinya dengan Andrew kemarin. Atau jangan-jangan mereka seperti ini karena ia membeli buku ini dengan orang lain dan bukan dengan mereka? Oh ayolah, Sherlyn sangat tahu temannya tidak sekanak-kanakan itu.
“Bagaimana dengan acara keluarga kalian?”
Ucap Sherlyn dan menatap keduanya sahabatnya itu. Keduanya seketika mematung dan berubah menjadi gugup, Sherlyn memandang mereka dengan bingung. Kate kembali menatap kearah lain dan Angle menunduk dalam. Dan semua kembali hening dan sedikit canggung, Sherlyn merasa menyesal bertanya seperti itu.
“Ada apa dengan kalian?”
“Tidak."
Sherlyn memandang Angle dengan bingung, namun gadis itu masih terlihat menunduk. Tidak? Tidak apa? Seharusnya Angle mengatakan ‘Tidak ada apa-apa’ apa sangat sulit mengatakan satu kalimat itu?
Sherlyn kini memilih membaca buku yang dibawanya itu. Sebenarnya ia tidak benar-benar membacanya, ia hanya ingin menyibukkan diri dan terlihat tidak peduli dengan mereka.
Satu menit telah berlalu.
Sherlyn diam-diam menurunkan bukunya dan melihat wajah Kate yang masih memandang kearah lain dan wajah Angle yang menunduk. Sherlyn kembali menaikkan bukunya, berusaha kembali terlihat sibuk.
Lima menit telah berlalu.
Sherlyn menghela napas dan kembali menurunkan bukunya dan ia masih melihat Angle dan juga Kate masih dengan posisi yang sama. Sherlyn memegang erat bukunya sampai memberikan beberapa lipatan pada buku barunya itu. Sebenarnya ia sangat kesal kepada keduanya. Apa ia memiliki salah kepada keduanya? Jika iya, sebaiknya mereka bicara baik-baik padanya.
Sepuluh menit telah berlalu.
Sherlyn muak, ia menutup bukunya dan melempar bukunya dengan kasar diatas meja kantin. Angle dan Kate menoleh, ia dapat melihat tatapan dingin milik Sherlyn tepat menatap kedua manik mata mereka. Kate maupun Angle mulai mengeluarkan mode Awas.
“Apa kalian memiliki masalah denganku?”
Angle sangat berusaha menatap tajam Sherlyn namun ketakutannya mengalahkan semuanya. Ia memang menatap tajam Sherlyn, namun lengannya terlihat gemetar. Namun berbeda dengan Kate, ia hanya menatap Sherlyn dengan datar, namun lengannya mengepal kuat disamping tubuhnya.
“Menurutmu?”
Kali ini tatapan dingin Sherlyn mulai fokus kepada Kate dan dibalas dengan tatapan datar Kate. Sebenarnya jantung milik Kate sudah berdebar-debar disana, namun ia berusaha untuk kuat. Kali ini ia harus membela Angle, karena ia tahu Angle tidak akan berani berbicara dengan Sherlyn secara langsung. Setelah kemarin mereka memiliki janji dengan pasangan mereka, namun keduanya batal karena Sherlyn, gadis itu mengacaukan semuanya.
“Apa masalahnya? Katakan!”
Ada nada perintah yang tidak dapat dibantah diakhir kalimat Sherlyn. Angle sudah menunduk dalam, ia memang bukan orang yang bisa berdebat dengan orang lain, ia selalu kalah. Sekarang, pertahanan Kate untuk tetap kuat mulai goyah.
“Aku bilang, katakan! Kau tidak memiliki telinga?!"
Suara Sherlyn kini meninggi. Kate mengepalkan tangannya dengan erat. Sedangkan Angle hanya melihat Kate dengan iba, ia sangat tahu jika Kate sangat berusaha untuk kuat, namun gadis yang memiliki wajah datar itu harus kalah dengan Sherlyn. Kali ini Angle menoleh kearah Sherlyn dan ia dapat melihat tatapan Sherlyn yang begitu menusuk mengarah kepada Kate. Angle merasa bersalah pada Kate.
“Kalian ini serius sekali, aku hanya bercanda.”
Angle dan Kate memandang Sherlyn dengan shock saat melihat senyum geli Sherlyn. Angle dan Kate bernapas lega saat melihat Sherlyn tersenyum, gadis ini tidak pernah bisa ditebak. Kate dan Angle saling berpandangan, sedetik berikutnya mereka juga tersenyum.
Kate dan juga Angle merasa begitu konyol, bagaimana mereka bisa kesal dengan Sherlyn, bahkan gadis itu tidak tahu dengan kesalahan yang ia buat. Sherlyn memang gadis lugu sedari dulu, ia selalu memandang dunia dengan baik, sedangkan dunia tidak sebaik kelihatannya.
“Bagaimana jika hari ini sebagai jadwal beli buku?”
Kate dan Angle kembali menatap horror Sherlyn, sedangkan Sherlyn hanya menghela napas dalam, ia sangat tahu jika Kate dan Angle pasti tidak bisa jika mereka sudah bereaksi seperti itu.
“Kalian tidak bisa, kan?”
Kate dan Angle menatap Sherlyn dengan ragu. Sebenarnya mereka sangat tidak ingin melihat Sherlyn kecewa apalagi setelah kejadian tadi. Namun mereka juga tidak ingin membuang kesempatan yang mungkin tidak datang untuk kedua kalinya. Kate dan Angle hanya mengangguk sebagai jawaban.
“Karena apa kali ini?”
Kate dan Angle kembali gugup dan Sherlyn menatap mereka dengan curiga. Apa Kate dan Angle sedang berbohong padanya? Namun jika iya, untuk apa? Sherlyn menatap Kate dan Angle dengan seksama, berusah menemukan jawabannya.
“Aku ada acara keluarga lagi.”
“A..Aku juga.”
Kate dan Angle tersenyum menatap Sherlyn dan mereka melihat Sherlyn yang mengangguk mengerti. Kate dan Angle bernapas lega karena Sherlyn sudah mempercayai mereka. Sebenarnya mereka merasa menyesal, mereka kembali mematahkan kepercayaan Sherlyn pada mereka.
“Apa keluarga kalian saling bertemu?”
“Tentu saja tidak.”
Jawaban cepat Angle membuat Sherlyn maupun Kate tersentak. Namun sedetik kemudian Angle menunduk dalam, Kate menatap kearah lain dan Sherlyn terlihat berpikir keras. Namun Sherlyn menggeleng, berusaha menepis kecurigaannya. Ia sangat yakin, Angle dan Kate tidak akan berbohong jika itu tidak demi kebaikannya.
......................
“Sherlyn!”
Sherlyn menoleh dan tersenyum melihat siapa yang memanggilnya. Dihadapannya kini terdapat Andrew Preston dengan gaya rambut berbeda. Andrew yang biasanya dengan rambut tidurnya dengan samping kanan dan kiri yang dicukur tipis, kali ini ia mendirikan rambutnya. Kesannya yang imut kini tergantikan menjadi keren.
“Ada apa?”
“Bagaimana jika kita jalan lagi hari ini?”
Senyuman Sherlyn memudar, ia menatap sekeliling dan kembali menatap Andrew. Sebenarnya ia sangat ingin kembali jalan dengan Andrew, namun ia sangat takut kedua sahabatnya itu kembali bersikap aneh padanya.
Ia takut jika kedua sahabatnya itu bukan mempermasalahkan buku Sidney yang dibelinya kemarin bersama Andrew, namun ia takut mereka mempermasalahkan bersama siapa Sherlyn membelinya. Apalagi setelah ia melihat Angle cukup tertarik dengan Andrew, mungkinkah Angle menyukai Andrew?
“Kurasa-”
“Ia tidak bisa.”
Sherlyn tersentak saat Tyron kini sudah ada hidapannya dan memegang lengannya dengan sangat kuat. Sherlyn menatap bingung Tyron yang kali ini sudah berhadapan dengan Andrew. Sebenarnya ada apa dengan pria ini? Atas hak apa dia menjawab pertanyaan Andrew itu? Senyuman Andrew memudar, tatapan hangat Andrew digantikan menjadi tatapan dingin.
“Hei, hei. Kau ini kenapa Tyron?”
Sherlyn menyentuh bahu Tyron membuat pria dengan rambut pirang itu menoleh kearahnya, Sherlyn sedikit tersentak saat melihat tatapan dingin milik Tyron padanya. Sebenarnya ada apa dengan pria ini? Mungkin ini untuk pertama kalinya Tyron menatapnya dengan sangat dingin. Jantung Sherlyn berdetak sedikit lebih cepat, ia cukup takut dengan Tyron yang seperti ini.
“Kau lupa akan janji kita Princess?”
Tatapan dingin Tyron digantikan menjadi tatapan hangat dan senyuman lembut, Sherlyn cukup lega dengan perubahan wajah yang dilakukan Tyron, setidaknya ia tidak harus menunjukkan mode awas padanya. Sherlyn menatap Tyron dengan bingung, sejak kapan ia memiliki janji dengan Tyron? Apalagi ia bertambah bingung saat Tyron mengedipkan-ngedipkan kedua matanya. Apa Tyron sedang sakit? Atau Tyron sedang merayunya?
“P..Princess? Mmfft-”
Sedetik berikutnya Andrew tertawa dengan keras, Tyron yang melihatnya menatap tajam Andrew sedangkan tangannya sudah mengepal kuat. Sedangkan Sherlyn hanya menunduk dalam, ia sangat malu dihadapan Andrew karena panggilan itu.
“Jangan pernah menertawai panggilanku untuknya!”
Kalimat penuh penekanan itu dilontarkan oleh Tyron, Andrew berhenti tertawa dan menatap Tyron dengan menyeringai. Sherlyn mengangkat wajahnya dan menatap punggung Tyron. Apa Tyron sedang marah? Ini untuk pertama kalinya ia melihat Tyron marah dan ia sangat tidak suka dengan sikap Tyron yang seperti ini. Pria yang humoris itu kini begitu menyeramkan.
“Jika kau memanggilnya ‘Princessmu’, aku akan memanggilnya ‘My Queen’. Seorang ratu jauh lebih tinggi derajatnya daripada seorang putri bukan? Dan kau kalah sekarang.”
Andrew melebarkan seringaiannya dan menatap Tyron dengan pandangan merendahkan, Tyron melepaskan lengan Sherlyn yang digenggamnya kuat, dan Sherlyn dapat melihat lengan Tyron sudah mengepal, siap mendaratkan tinjunya dipipi Andrew kapan saja.
“Beraninya kau!”
“Tyron, cukup!”
Sebelum Tyron benar-benar mendaratkan tinjunya, dengan cepat Sherlyn menahan bahunya. Andrew yang melihatnya sangat kesal, terlebih kali ini Sherlyn yang menyentuh pria berambut pirang itu lebih dulu.
Sebenarnya Andrew tidak ingin membuat pria yang dipanggil Sherlyn dengan sebutan Tyron ini marah, namun ia sangat kesal saat tiba-tiba pria yang tidak dikenalnya muncul seolah-olah Sherlyn adalah miliknya dan ia juga bertambah kesal terlebih pria itu memanggil Sherlyn dengan sebutan Princess.
“Kami harus pergi Andrew, maaf.”
Andrew dapat melihat dengan jelas, Sherlyn mengenggam lengan Tyron dan pergi dari hadapannya. Andrew mengepalkan tangannya dan dengan kuat meninju loker besi itu, membuat bunyi yang cukup nyaring. Andrew menatap loker itu dan ia cukup terkejut saat melihat loker tersebut telah penyok kedalam, Andrew menatap kedua tangannya.
“Sial!”
Seorang gadis cukup terkejut saat ia melihat kejadian dihadapannya, terlebih saat melihat loker besi itu yang ia yakini sangat kuat telah dirusak oleh Andrew dengan sekali tinju, namun mata gadis tersebut kembali menoleh kepada seorang wanita dan pria yang sedang berdebat disudut ruangan, tatapannya memicing kepada wanita tersebut. Lengannya mengepal kuat, amarahnya kembali muncul kepermukaan. Karena wanita itu, karena dia, karena Sherlyn Villegas.
“Kau wanita yang tidak tahu diri Sherlyn.”
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments