...Happy Reading...
“Kau mengenal Andrew Preston?”
Angle menatap bingung kearah Sherlyn, untuk apa ia berlari kearahnya yang sedang duduk dengan damai hanya untuk menanyakan hal seperti itu? Dan juga, tumben sekali seorang Sherlyn Villegas ingin tahu mengenai seorang pria. Angle hanya menggeleng sebagai jawaban pertanyaan Sherlyn. Dan sedetik kemudian Sherlyn mulai melamun, Angle yang melihatnya merasa penasaran. Apa ada sesuatu tentang Sherlyn dengan pria bernama Andrew? Apa Sherlyn terlibat hutang dengannya? Angle juga terbang dalam lamunannya, sebenarnya ada suatu hal menggemparkan yang ingin ia ceritakan kepada Sherlyn dan juga Kate, tapi ia lupa apa itu.
Angle menatap Kate yang datang dan duduk dikursi sebelahnya, sedangkan Sherlyn masih terlihat sibuk dengan lamunannya. Kate menatap Sherlyn dengan tatapan bingung, namun saat ia menatap Angle, gadis itu langsung menggelengkan kepalanya seolah tahu apa yang akan ditanyakan Kate. Angle kembali kedalam lamunannya, ia merasa hatinya gatal jika tidak mengingat apa itu.
“S..Sherlyn?”
Sherlyn tersentak dari lamunannya kala Kate memanggilnya, ia sedang melamunkan pria bernama Andrew tadi. Ia seperti pernah melihat Andrew sebelumnya namun ia tidak tahu itu dimana. Wajahnya terlihat begitu familiar.
“Kate, kau mengenal-”
“Dapat!”
Sherlyn tersentak saat mendengar teriakan Angle tiba-tiba, Sherlyn memandang Angle dengan kesal, sedangkan Angle hanya tersenyum cerah. Akhirnya ia mengingat hal menggemparkan yang ingin ia ceritakan kepada Sherlyn dan juga Kate.
“Kalian tahu ada pembunuhan di kampus ini?”
“P..Pembunuhan?”
Sherlyn maupun Kate menatap Angle tidak percaya. Angle sedang tidak berbohong kepada mereka bukan? Karena mereka sangat tidak tahu-menahu mengenai pembunuhan itu, dan juga jika ada pembunuhan, beritanya pasti akan meluas di kampus.
“Iya, ayahku cerita padaku. Namun pihak kampus berusaha untuk menutupinya, kejadian itu terjadi pada hari minggu kemarin.”
Sherlyn dan Kate mulai mempercayai perkataan Angle. Ayah Angle adalah salah satu donatur penting di kampus ini dan ia pasti juga tahu mengenai pembunuhan ini jika memang pihak kampus berusaha menutupinya. Namun apa benar pembunuhan dan tidak bunuh diri? Sekarang sangat marak mengenai mahasiswi bahkan mahasiswa yang bunuh diri diwilayah ini.
“Bagaimana jika ia bunuh diri?” Bantah Sherlyn, Kate mengangguk menyetujuinya.
“Jika ia bunuh diri, bagaimana caranya ia membuka perutnya sendiri dan mengeluarkan ususnya? Ia pasti sudah kehabisan darah.”
“A..Apa sekejam itu?”
Kate menelan salivanya, siapa orang yang melakukan hal setega itu kepada orang lain? Sedangkan Sherlyn merasakan napasnya menggebu, ia merasakan kedua lengannya bergetar, wajahnya mulai pucat, kepalanya merasakan pening sekarang, dan kedua sahabatnya tidak menyadari perubahan wajahnya.
“Bahkan lehernya hampir putus, tenggorokannya terlihat.”
Kate memandang ngeri Angle, seolah gadis itu yang menjadi korban. Sherlyn merasakan keringat mulai membanjiri pelipisnya, sebenarnya ada apa dengannya? Sherlyn mengepalkan lengannya erat, kepalanya benar-benar sangat pening dan entah sampai kapan ia akan bertahan. Kedua lengannya mulai berkeringat, napasnya semakin menderu. Dan berakhir dengan penglihatannya yang mulai mengabur.
“Sherlyn!”
......................
“Boleh aku izin ketoilet Mrs Toni?"
“Apa kau tahu sudah berapa kali kau izin ketoilet Miss Cameron?”
Angle mulai gugup. Sebenarnya ia sangat ingin membolos dipelajaran Mrs Toni ini, ia sangat khawatir dengan keadaan Sherlyn setelah tiba-tiba gadis itu terjatuh setelah ia menceritakan pembunuhan itu. Apa Sherlyn ada kaitannya dengan pembunuhan itu? Atau gadis itu mengenal siapa yang telah dibunuh? Bahkan, ia belum menceritakan siapa korbannya.
“Maaf Mrs Toni, perutku sangat sakit.”
“Baiklah, ini yang terakhir.”
Dengan sedikit gembira Angle keluar kelas, setelah ini ia akan keruang kesehatan dan tidak akan kembali kedalam kelas sebelum mata kuliah Mrs Toni usai. Ia memiliki banyak pertanyaan dalam kepalanya untuk Sherlyn.
Angle mulai melangkah cepat menuju ruang kesehatan. Ia semakin mempercepat langkahnya saat melihat pintu ruang kesehatan telah terbuka. Apa Sherlyn sudah sadar? Apa ada yang sedang menunggui gadis itu? Angle mengintip dari jendela, disana terlihat punggung seorang pria dengan rambut pirang. Angle mengenal pria itu, dia Tyron Merrivale.
“T..Tyron?”
Tyron menoleh, Angle dapat melihat tatapan sedih dari Tyron. Hati Angle terenyuh, apa sedari tadi Tyron menunggu Sherlyn? Sebagai seorang sahabat, Angle sangat senang ada yang menjaga Sherlyn seperti Tyron. Memang, Angle maupun Kate sangat senang jika Sherlyn bersama dengan Tyron. Menurut mereka, Tyron dapat menjaga Sherlyn dengan sangat baik.
“Kau datang lagi?”
Angle mengangguk dan duduk disebelah Tyron. Angle memandang Sherlyn dengan sedih, melihat Sherlyn yang hanya diam seperti ini membuat ia tidak seperti Sherlyn. Sherlyn itu selalu tertawa, atau tidak mulutnya itu selalu celoteh tidak jelas, setidaknya tidak diam seperti patung.
“Terima kasih sudah membawa Sherlyn kesini.”
Angle tersenyum manis sebagai ucapan terima kasih, dan dibalas senyuman tipis Tyron. Memang, pada saat Sherlyn tumbang dikantin, Tyron dengan sangat sigap membawa Sherlyn ke ruang kesehatan.
Angle menoleh kearah pintu masuk, ia tadi merasakan seseorang telah mengikutinya sejak ia keluar dari kelas dan ia mencoba mengabaikannya, namun sekarang ia kembali merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka.
“Kurasa aku harus kembali kedalam kelas Tyron, tolong jaga Sherlyn untukku.”
“Pasti.”
Angle melihat Sherlyn untuk terakhir kalinya sebelum ia meninggalkan ruangan kesehatan. Ia mulai melangkah menuju pintu keluar. Angle menatap sekeliling namun hasilnya nihil, tidak ada siapapun di lorong itu selain dirinya. Angle nyaris berteriak kala seseorang secara tiba-tiba menepuk bahunya, dengan cepat ia menoleh. Angle bernapas lega saat ia tahu siapa yang melakukannya.
“Chris, sedang apa kau?"
“Dan kau?”
Angle menoleh kedalam ruang kesehatan dan masih melihat Tyron yang memunggunginya dan artinya pria itu sedang menatap Sherlyn. Angle menarik lengan Chris menjauh dari ruangan kesehatan, ia tidak ingin menganggu Sherlyn ataupun Tyron.
“Sahabatku sedang sakit.”
“S..Siapa?”
Angle memandang Chris dengan aneh.
“Sherlyn Vill-”
“Benarkah? Bagaimana keadaannya? Apa ia baik-baik saja?”
Angle semakin memandang Chris dengan aneh. Mengapa reaksi pria dingin itu begitu berlebihan? Bahkan saat bersamanya saja, paling jauh Chris hanya memberikan senyuman tipis padanya. Melihat Chris terlihat begitu mengkhawatirkan Sherlyn, itu membuatnya sedikit kesal.
“Kau mengenalnya?” Tanya Angel dan menatap Chris dengan seksama.
“T..Tidak.”
Angle melihat wajah Chris yang sangat khawatir kini kembali berubah menjadi dingin. Sebenarnya ada apa dengan Chris? Mengapa ia dapat merubah ekspresinya dengan sangat cepat seperti itu? Mereka berdua bertatapan tanpa ada yang mau mengalah. Namun Angle menyerah, ia tidak sanggup jika harus menatap Chris lebih lama. Untuk kesekian kalinya Chris melihat wajah Angle yang merona.
“Ayo besok kita jalan setelah selesai kelas.” Ucap Chris datar. Angle mendongak dan menatap Chris, setelah itu senyumannya mengembang dan ia mengangguk dengan semangat.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments