MENGANDUNG ADEGAN DEWASA‼️
...Happy Reading...
Mata Tyron memicing, ia dapat melihat Sherlyn sedang mengobrol dengan pria aneh yang dilihatnya di kantin beberapa jam yang lalu. Pria itu terlihat memandang kearah Sherlyn dengan lembut dan Sherlyn terlihat tersenyum tipis saat memandangnya. Tyron mengepalkan lengannya, ia sangat tidak suka bagaimana Sherlyn tersenyum pada pria itu. Bahkan selama ia mengenal Sherlyn, gadis itu sangat jarang bahkan nyaris tidak pernah tersenyum padanya, tapi mengapa Sherlyn bisa tersenyum seperti itu kepada pria yang baru dikenalnya? Tidak dapat dibiarkan.
......................
“Mungkinkah dia? Apakah dia? Apa dia benar-benar orang yang sama?”
“A..Apa?”
Pria itu tersentak, dengan cepat ia mengalihkan matanya dari wajah Sherlyn yang berdiri tepat disebelahnya. Ia menatap sekeliling, berusaha menenangkan hatinya yang sejak tadi bergemuruh keras, ia sangat senang.
“Apa kau Lynku? Apa aku tidak salah kali ini?"
“Kau mengatakan sesuatu?”
Sherlyn menoleh kearah samping, pria itu tertangkap lagi sedang memandangnya. Sebenarnya ia berusaha untuk tidak memperdulikan pria aneh yang sedari tadi memandang tepat disebelahnya, namun bagi Sherlyn pria ini cukup menarik. Bukan dari segi fisiknya, tapi pria ini seperti mengingatkannya dengan seseorang.
Pria itu tersenyum manis memandang gadis mungil dihadapannya dan dibalas senyuman tipis. Pria itu tersentak, ia benar-benar tidak dapat melepaskan matanya pada bibir gadis mungil nan cantik dihadapannya ini.
Sherlyn memandang dengan bingung pria yang berada dihadapannya, pria itu terlihat menatap intens sesuatu yang berada diwajahnya, tapi bukan matanya. Sherlyn menatap mata bulat pria itu, diam-diam ia tersenyum tipis.
Sherlyn dapat melihat dengan jelas kulit pucat milik pria itu, mata sipitnya yang melebar, hidung mancungnya, bibirnya yang merekah, tinggi yang proporsional, pria ini sangat menarik.
“Hei.”
Pria itu tersentak kala Sherlyn menepuk pundaknya. Sherlyn dapat melihat dengan jelas semburat merah muda dikedua pipi tirus pria itu, Sherlyn tertawa kecil. Mengapa pria ini sangat manis? Sherlyn merasakan jantungnya berdetak tidak normal. Ia menyentuh dadanya, lebih tepatnya kearah jantungnya. Ia mulai panik, tidak, ini tidak boleh berdetak seperti ini. Tidak boleh.
Sherlyn tersentak saat seseorang menarik lengannya menjauh dari kerumunan. Sherlyn dapat melihat Tyron yang tengah memandangnya dengan sangat tajam. Namun sekarang ia tidak memperdulikan itu semua. Sekarang jantungnya berdetak lebih cepat dan itu suatu hukuman yang akan dirasakannya nanti.
“Jangan dekat-dekat dengannya!”
“T..Tyron.”
Tatapan tajam Tyron berubah menjadi tatapan bingung saat ia melihat dengan jelas wajah panik dan pucat Sherlyn. Apa terjadi sesuatu dengan gadis mungil ini? Apa pria tadi telah berbuat macam-macam kepadanya? Atau berkata yang tidak-tidak kepadanya?
“Apa? Kenapa? Ada apa?”
Tyron memandang panik Sherlyn dan gadis itu tidak kalah memandang Tyron dengan panik. Tyron dapat melihat dengan jelas wajah Sherlyn benar-benar pucat dan keringat mulai membanjiri pelipisnya, jari mungilnya bergetar, ia mengigit bibir bawahnya. Sebenarnya ada apa dengan gadis ini?
“J..Jantungku, jantungku Tyron."
...****************...
Udara dingin mulai menyeruak dari balik jendela, Sherlyn merapatkan selimutnya. Matanya menutup erat, berusaha semirip mungkin seperti orang yang tengah tertidur pulas, sedangkan jantungnya didalam sana berdetak dengan sangat kencang, berusaha menepis ketakutan yang sangat. Ia merasakan bulu kuduknya meremang saat merasakan seseorang hadir dalam kamarnya.
“Kau pikir ancamanku hanya sebuah lelucon Lady?”
Sherlyn tidak mendengar, lebih tepatnya berusaha untuk tidak mendengar. Pria yang berada dipojok kanan ruangan kamarnya itu tengah menyeringai mengamati bagaimana gadis mungil yang tengah meringkuk berusaha tidak mendengarnya, yang dilupakan gadis itu adalah seluruh tubuhnya bergetar hebat, meyakinkan bahwa ia masih belum pergi kealam mimpi.
“Kau ingin aku saja yang secara rela membangunkanmu?”
Pertanyaan dingin pria itu mampu membuat Sherlyn membuka mata dan dengan cepat terduduk diatas kasur small size miliknya. Sherlyn memandangnya dengan penuh ketakutan, sedangkan pria yang dipandangnya hanya menyeringai. Langkah kaki pria itu semakin mendekat, sedangkan Sherlyn hanya dapat mematung. Tubuhnya bagaikan tidak dapat bergerak karena tatapan intimidasi pria itu.
“Aku merasakan detakan hebat jantungmu siang ini, dan itu karena pria lain. Siapa pria itu?”
“C..Chris.”
Aneh bukan? Tapi itulah Chris, salah satu pria aneh yang dikenalnya beberapa tahun lalu tahun yang lalu. Pria yang selalu tahu detakan jantungnya setiap saat, bahkan disaat ia tidak menemui pria itu sepanjang hari.
Awalnya ia pikir Chris adalah seorang psikopat yang mengintai seorang gadis di setiap malam. Namun ia salah, Chris adalah mahluk entah apa yang bahkan bisa secara tiba-tiba muncul di kamarnya setelah ia mengunci seluruh pintu dan jendela di rumah ini. Baginya Chris adalah sesosok jin atau bahkan iblis. Atau yang paling masuk akal Chris adalah delusinya. Entahlah, nalarnya bahkan tidak mampu berada di titik itu.
Sherlyn menatap pria itu dengan sangat takut, bahkan air matanya mulai menggenang dipelupuk matanya, memaksa untuk keluar. Pria itu mulai duduk diatas kasur small size milik Sherlyn dan mulai menatap dalam bola mata biru almond milik gadis mungil itu. Mata hijau milik pria yang dipanggil Chris itu mulai berubah menjadi merah pekat, pandangannya semakin tajam dan tajam.
Perjalanan keseharian Sherlyn Villegas kini telah terekam dalam ingatan Chris bagaikan roll film. Ia dapat melihat dengan jelas pria dengan rambut pirang yang diketahuinya bernama Tyron Merrivale itu, entah mengapa selalu hadir dalam kehidupan gadis ‘miliknya’ ini. Namun yang menjadi perhatiannya adalah seorang pria yang baru ditemui oleh ‘gadisnya’. Pria yang memiliki kulit putih pucat itu seperti pernah ia lihat sebelumnya, pria yang ‘gadisnya’ temui saat mengantri milkshake.
Chris memejamkan matanya, dan kembali membuka matanya. Bola matanya kembali menjadi hijau berkilau. Tubuh Sherlyn terjatuh, namun dengan cepat ia menahan tubuh gadis mungil yang berada dihadapannya. Chris sangat tahu jika Sherlyn kehabisan tenaga karena seluruh ingatan gadis mungil itu ia serap tadi. Dengan lembut Chris meletakkan tubuh gadis itu diatas kasur dan memandangnya dengan lembut. Chris dapat melihat tatapan lelah dari Sherlyn, entah mengapa tatapan itu menjadi tatapan favorit bagi Chris.
“Kau tidak sedang menggodaku kan, Lady?”
Chris tersenyum tipis dan mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Sherlyn. Chris menghisap bibir mungil gadis itu, mengklaim bibir mungil itu sebagai miliknya. Chris merasakan hasratnya mulai menggebu-gebu, hasrat untuk melakukan lebih dari sekedar ciuman, hasrat yang tidak tahu sampai kapan ia dapat menahannya, dan hasrat ini semakin besar semenjak ia bertemu dengan mahluk cantik nan mungil yang berada dibawah tubuhnya ini. Bila ia tidak memikirkan keadaan Sherlyn nantinya, mungkin ia sudah melakukan suatu hal yang memang harus dilakukannya sedari dulu. Ia sudah cukup kuat untuk menahan kecemburuan karena gadis ini, tapi ia tidak tahu apakah cukup kuat untuk menahan hasratnya.
Bagaimanapun ia bukan manusia dan ia juga harus menahannya jika ingin Sherlyn selamat, ia juga tidak tahu sampai mana ia dapat menahan ini semua. Sherlyn membuka matanya dengan lebar saat Chris mulai menghisap bibirnya dengan kasar.
Sherlyn dapat merasakan sesuatu yang membakar dalam mulutnya. Sakit, sangat sakit. Ia merasakan bibirnya telah dibakar oleh seseorang. Tapi ia tahu, itu hanya Chris yang tengah menciumnya. Namun rasa sakit ini tidak pernah hilang bahkan setelah sekian lama, ia merasakan bahwa rasa sakit ini semakin menjadi-jadi.
“Hmmhh..”
‘Cukup Chris! Kumohon.’
Sherlyn berusaha sekuat tenaga untuk mendorong tubuh Chris yang semakin menindihnya. Ia dapat merasakan lidah panas Chris mulai menjelajahi seluruh mulutnya. Chris menekan tengkuknya, membuat ciuman itu semakin dalam dan panas, bahkan sangat panas menurut Sherlyn.
Lengan Sherlyn yang digunakan untuk mendorong tubuh Chris kini bergetar hebat, kekuatannya yang ia miliki setelah Chris membaca kesehariannya tadi kini kembali diserap oleh pria ini. Kekuatannya benar-benar habis terkuras karena melawan rasa sakit akibat ciuman ini. Mungkinkah ini hukuman yang diberikan Chris akibat jantungnya berdetak karena pria lain? Jika memang iya, jantung ini tidak akan pernah lagi berdetak karena pria lain. Tidak akan.
Chris melepaskan ciumannya saat ia rasa Sherlyn tidak lagi melawan, gadis itu tidak sadarkan diri. Ia menatap dalam wajah gadis cantik dibawahnya ini, ia dapat melihat dengan jelas bibir pucat yang dimiliki Sherlyn kini berubah menjadi merah pekat. Chris mengecup singkat bibir itu dan bibir tersebut kembali menjadi seperti semula, pucat tanpa kekurangan atau kelebihan satu apapun.
Pandangan Chris beralih pada leher jenjang Sherlyn, ia tersenyum tipis dan mengecup leher putih Sherlyn, menampilkan cahaya terang kebiruan pada leher itu. Chris mulai berjalan menjauh dan pergi melalui jendela cukup besar kamar Sherlyn. Menghilang dibalik kegelapan bersamaan dengan menghilangnya cahaya yang berada dileher Sherlyn.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments