BAB 2 : PENGAGUM LAMA

...Happy Reading...

“Sherlyn.”

Gadis dengan surai cokelat ini menoleh saat seseorang memanggil namanya. Pandangannya berubah menjadi dingin saat matanya menangkap seorang pria berambut pirang yang tengah tersenyum lebar. Tidak ada pergerakan dari keduanya, mereka saling menatap satu sama lain. Sebenarnya ini adalah salah satu kegiatan yang sangat disukai oleh pria pirang itu, menatap mata gadis yang sangat disayanginya.

“Apa?!”

Tyron tersentak saat tatapan dan ucapan galak Sherlyn padanya, tapi pria itu tersenyum diam-diam. Dia yang salah lihat atau memang ada semburat merah muda diwajah gadis cantik itu.

“Apa kau menemui seorang pria akhir-akhir ini dibelakangku?”

Tyron menatap gadis itu dengan tatapan intimidasi, seolah sedang mengintrogasi sang kekasih yang tertangkap basah tengah berselingkuh dibelakangnya. Beberapa menit lalu, ia dapat melihat dengan jelas seorang pria seolah sedang mengintai Sherlyn di kantin. Namun saat pria itu menatapnya, dengan segera ia meninggalkan kantin. Dari tatapan pria itu kepada Sherlyn, Tyron sangat tahu jika pria itu tidak hanya sekedar kagum.

Sedangkan Sherlyn hanya menatap Tyron dengan bingung. Bingung karena pertanyaan Tyron dan bingung mengapa Tyron terlalu peduli padanya.

“Tidak.”

Ujar Sherlyn singkat dan kembali menatap depan. Melihat salah satu partner kelas mereka yang tengah bernyanyi didepan kelas dan dua orang menari dengan sangat ceria seperti tidak punya malu, sedangkan seluruh kelas tampak tertawa melihat tingkah ketiganya. Mereka memang kadang begitu kekanakan.

“Sungguh? Jika kau bertemu seseorang, ceritakan padaku!”

Sherlyn hanya menatap Tyron seolah pria itu adalah pria aneh. Ia memerintahkan seseorang yang bahkan bukan siapa-siapanya. Sherlyn memang tidak pernah menganggap semua orang yang berada dikelas ini adalah temannya. Mereka adalah orang lain yang secara kebetulan ditakdirkan satu kelas dengannya, dan itu termasuk Tyron.

“Memangnya kau siapa?”

Tanya Sherlyn datar, Tyron mengepalkan kedua tangannya. Ia kesal atas pertanyaan Sherlyn tapi, ia jauh lebih kesal karena ia tidak dapat menjawabnya.

“Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu."

Ujar Tyron dengan lembut dan menatap Sherlyn dengan dalam. Sherlyn yang diperlakukan seperti itu tersentak, ia dapat melihat ketulusan dimata Tyron. Namun sedetik kemudian ia memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh seperti ini, tidak boleh. Ia tidak boleh terpesona karena pria lain.

......................

Sherlyn kini menatap sekitar, terik matahari seolah membakar tubuhnya. Dengan bodohnya ia tidak membawa kartu bus dan uang, lebih sialnya Kate dan juga Angle sedang ada kelas tambahan dan itu artinya ia tidak bisa menumpang. Sungguh ia menyesal mengapa bisa seceroboh ini.

“Mau kuantar?”

Suara seorang pria tepat disebelahnya membuat Sherlyn tersentak, Sherlyn dapat melihat kini Tyron tepat dihadapannya dengan sebuah senyuman.

Sherlyn memandang Tyron dengan ragu. Ia dapat melihat dengan jelas motor besar Tyron tepat dihadapannya dengan Tyron yang memandang tepat kedalam manik matanya dengan tulus. Sherlyn memandang sekeliling, ia melihat beberapa kenalannya pulang dengan membawa kendaraan, selain lebih cepat yang pasti menghindari panasnya terik matahari.

Haruskah ia pulang bersama Tyron? Dimana harga dirinya yang selalu menolak Tyron? Mengapa ia hari ini sangat sial, ia tidak membawa kartu bus, Angle dan juga Kate ada kelas tambahan. Tadinya ia ingin menunggu mereka disini, tapi mengapa motor besar Tyron sangat menggoda untuk dinaiki? Dan teriknya matahari seolah mendukungnya untuk pulang bersama Tyron.

“Sherlyn.”

Sherlyn tersadar dari lamunannya. Ia mendongak, menatap matahari seolah sedang membakar ubun-ubunnya, dan ditambah tenggorokannya sangat kering sekarang, sialnya ia tidak membawa cukup uang. Benar-benar hari yang sangat sial.

“A..Apa tidak keberatan?”

Tyron tersenyum senang, mungkinkah kali ini Sherlyn akan mau? Sudah berkali-kali ia mengajak Sherlyn untuk pulang bersama. Dan ia selalu memiliki alasan membawa kendaraan, pulang bersama Angle atau Kate, ada urusan lain atau apapun itu. Tapi kali ini benar-benar kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali.

“Tentu saja tidak.”

Ujar Tyron semangat, Sherlyn tersenyum tipis. Tyron merasakan hatinya terenyuh, ia sebenarnya sudah mengenal Sherlyn cukup lama, namun ini mungkin pertama kalinya Sherlyn tersenyum padanya.

Dengan wajah ragu Sherlyn memandang motor Tyron.

Motor Tyron sangat tinggi dan rok Sherlyn terbilang cukup pendek. Sherlyn menggelengkan kepalanya, ia tidak mungkin mengumbar pahanya. Ini saja jika bukan karena keharusan universitas, Sherlyn sangat tidak mau memakai rok sependek ini, untung saja ia memakai kaos kaki panjang sebatas lutut yang membuat kaki kecilnya tidak terlalu terekspos.

“Kupikir tidak-”

Dengan perlahan Tyron mengikatkan jaket yang dipakainya pada pinggang ramping Sherlyn. Sherlyn tersentak, sejak kapan Tyron melepas jaketnya? Ia saja tidak lihat. Ia memandang wajah Tyron yang dengan sangat serius mengikat jaket pada pinggangnya. Hati Sherlyn melembut, apa Tyron melakukan ini benar-benar dengan tulus? Atau..

“Naiklah!”

Sherlyn tersentak dari lamunannya, ia memandang Tyron dan sedetik kemudian menaiki motor besar Tyron. Dengan canggung Sherlyn memegang baju bagian pinggang milik Tyron. Diam-diam Tyron tersenyum tipis, apa Sherlyn tidak pernah menaiki motor sebelumnya? Tyron yang hanya merasakan bagian penumpang saja sangat tahu jika Sherlyn begitu gugup.

“Santai saja, aku akan pelan-pelan.”

Sherlyn menghembuskan napas. Benarkan Tyron akan pelan-pelan? Tidak seperti pria lain yang akan mengebut agar ia memeluk pinggangnya? Benarkah Tyron bukan pria seperti itu? Tyron diam-diam tersenyum. Ia memang akan pelan-pelan, ia ingin memperlambat waktu selambat-lambatnya. Ia ingin selalu bersama Sherlyn seperti ini, selalu dan selamanya.

......................

Tyron memperhatikan Sherlyn, ia sangat takut tubuh mungil Sherlyn akan terhimpit orang lain. Tyron tersenyum melihat bagaimana semangat gadis mungil itu menyelinap dibalik kerumunan orang yang mengantri milkshake. Sebenarnya tadi ia dengan sangat ikhlas hati menawarkan diri agar mengantrikan milkshake untuknya, namun dengan egonya yang besar, Sherlyn menawarkan diri dan berkata sebagai imbalan karena telah mau mengantarnya pulang. Toh, Tyron bahkan rela ia yang memberikan imbalan karena Sherlyn mau pulang bersamanya.

Mata Tyron memicing, ia melihat Sherlyn sedang mengobrol dengan pria aneh yang dilihatnya di kantin. Pria itu memandang Sherlyn dengan lembut dan Sherlyn terlihat tersenyum tipis saat memandangnya. Tyron mengepalkan lengannya, ia sangat tidak suka bagaimana Sherlyn tersenyum pada pria itu. Bahkan selama ia mengenal Sherlyn, gadis itu sangat jarang bahkan tidak pernah tersenyum padanya, tapi mengapa Sherlyn bisa tersenyum seperti itu kepada pria yang baru dikenalnya? Tidak dapat dibiarkan.

To be continue...

Terpopuler

Comments

marsya

marsya

apa pria misterius itu kekasihnya serlin dulu

2023-01-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!