Part 16

Loralei tidak mendapatkan sambutan baik. Tapi, tidak masalah, dia hanya membutuhkan pria itu sebentar untuk keluar dari jerat pernikahan yang tak tahu ujungnya di mana. Jadi, ia tetap memberanikan diri. “Apa kau sedang membutuhkan uang?”

“Tidak.” Nampaknya pria itu pelit berbicara dan langsung menjawab sesuai intinya.

Loralei mencebik sebentar, benar memang cocok sekali pria rekomendasi Ankie untuk menghadapi bosnya, ternyata sama-sama menyebalkan.

Dirasa tidak terlalu penting, pria itu hendak berjalan melalui sisi jalan yang kosong. Tapi, Loralei lekas menggeser tubuh dan kembali menghadang.

“Aku akan memberimu lima ribu euro jika kau mau membantuku.”

“Aku punya lebih dari itu.” Pria tersebut tetap mengayunkan kaki melalui sisi kosong, menuju tempat peletakan alat makan yang kotor.

Loralei terus mengikuti, tidak boleh menyerah demi keberlangsungan hidup dan masa depannya. “Sepuluh ribu euro?” Ku relakan gaji satu bulan demi ini.

Pria tersebut berhenti bergerak dan melirik wanita yang ia sendiri tidak kenal. “Why? Untuk apa kau memberikan penawaran seperti itu?”

“Aku ingin mengakhiri hubungan bersama suamiku, dan butuh pria bayaran untuk bertemu dengannya. Jadi, kau menyamar sebagai kekasihku atau orang yang ku cintai dan kau juga berpura-pura mencintaiku,” jelas Loralei, dia sampai harus sedikit mendongak supaya bisa menatap wajah datar targetnya.

Sebelah sudut bibir pria itu ditarik hingga membentuk wajah sinis. “Kau memintaku menjadi perusak hubunganmu?”

Loralei mengangguk. “Aku tidak mencintainya, dan begitu juga sebaliknya.”

“Tidak saling cinta tapi berakhir menikah, kocak!” Lebih tepatnya itu adalah sebuah hinaan. “Urus sendiri masalahmu, aku tak ingin ikut campur.” Dia mendorong tubuh wanita di hadapannya hingga terhuyung ke samping.

Kaki pria itu bergerak menjauh. Dan Loralei masih enggan menyerah. Jadi, ia lekas menyusul dan menarik pergelangan sosok manusia datar dan dingin tadi. “Please, sekali saja, tolong aku. Meski kita tidak saling kenal, tapi membantu sesama manusia itu perbuatan yang baik. Jadi, jangan ditolak.” Memohon dengan sorot mata sangat mengiba.

Ada kernyitan di dahi pria itu saat menatap wanita yang terus merengek pertolongan padanya. Ia jadi penasaran dengan suami wanita itu. Membaca nama di id card yang bergelantung di leher. “Loralei Nyx.”

Loralei langsung tahu kalau pria itu mengenalnya dari id card. Meski ia tak ingat nama orang tersebut karena tidak menggunakan tanda pengenal. “Benar, itu namaku. Jadi, apakah kau menerima tawaranku? Akan ku bayar sekaligus sekarang juga jika mau.”

“Oke, transfer sekarang.” Pria tersebut sepakat. Melihat betapa kasian wajah Loralei yang terkesan frustasi, membuatnya penasaran dengan sosok suami wanita itu. Seburuk apa sampai membuat seorang istri mencari cara demi keluar dari pernikahan yang telah terjadi.

Loralei mengeluarkan ponsel, masuk ke dalam aplikasi mobile banking. “Isi nomor rekeningmu.” Ia menyodorkan ke pria tersebut supaya mengisi sendiri agar tidak salah.

Loralei menerima lagi ponselnya. Pria itu terlihat tidak banyak bicara. “Nama penerima sudah benar, kan?” Sebelum dikirim, harus pastikan sekali lagi. Sepuluh ribu euro sangat banyak, kalau salah bisa bangkrut ia.

“Hm.”

Pelit sekali, padahal cukup bilang iya benar, rasanya sulit diucapkan oleh pria itu. Tapi, yasudah, bagus juga bisa membuat bosnya ikutan kesal menghadapi.